FISIOLOGI PENERBANGAN, KELAIKAN TERBANG DAN ANTISIPASI PENYAKIT MENULAR DI EMBARKASI/ DEBARKASI

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba

PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN ISTITHA AH KESEHATAN HAJI

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan Lembaran

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Istit{a ah Kesehatan Jemaah Haji merupakan kemampuan Jemaah Haji

INTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2017 PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN A. PENDAHULUAN

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ditetapkan penggunaan kabin bertekanan (cabin pressured) pada pesawat

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Atmosfer adalah selubung gas atau campuran gas-gas, yang menyelimuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Proses Pemberangkatan Jamaah Haji Tahun 1428 H MES dalam Foto

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Preeklampsia dan Eklampsia

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL

Penyuluhan Kesehatan Haji. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

LINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

LAPORAN KEGIATAN WILAYAH KERJA BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU BULAN JUNI 2017

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta 2014 KATA PENGANTAR

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16

PANDUAN PRATIKUM KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Pengaruh Ketinggian Pada Faal Tubuh

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

KEDARURATAN LINGKUNGAN

RELEVANSI Skm gatra

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

BAB 1 PENDAHULUAN. Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2016 PUSKESMAS WONODADI

LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA

RONTGEN Rontgen sinar X

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH

KEBIJAKAN PROGRAM KARANTINA KESEHATAN NASIONAL

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PERAN DOKTER PENERBANGAN DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI PENERBANG UNTUK KESELAMATAN PENERBANGAN

LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

Transkripsi:

FISIOLOGI PENERBANGAN, KELAIKAN TERBANG DAN ANTISIPASI PENYAKIT MENULAR DI EMBARKASI/ DEBARKASI dr. Mirza Irwanda, Sp.KP Subdit Kekarantinaan Kesehatan Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rakon Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Haji Tahun 1439 H/ 2018 M Hotel Bidakara Jakarta, 28 Juni 2018

PENDAHULUAN * Sedikitnya 2oo.000 jemaah haji diberangkatkan dari Indonesia setiap tahunnya (2017: 221.000 jemaah), sebagian besar diantaranya merupakan jemaah haji risiko tinggi (2017: 62%). * Lingkungan Penerbangan/ ketinggian bukan lingkungan alamiah à Terjadi perubahan perubahan fisiologis à dapat memicu timbulnya penyakit/ masalah kesehatan baru dan memperberat kondisi/ penyakit sebelumnya. * Memahami pengaruh penerbangan terhadap fisiologi manusia, kegiatan penerbangan akan berlangsung aman tanpa ada gangguan penyakit maupun penularannya 2

Lingkungan Penerbangan * Komposisi udara (Table 1.1). * Tekanan atmosfer pada ketinggian permukaan air laut sebesar 760 mmhg/ 14.7 psi * Gas tunduk pada hukum-hukum fisika Hukum Boyle * Volume berbanding terbalik dengan tekanan * Gas mengembang saat tekanan menurun Hukum Dalton * Jumlah tekanan udara = jumlah tekanan parsial (tekanan setiap gas) * Komposisi persen dari atmosfer tetap konstan tetapi tekanan berkurang dengan ketinggian * Suhu udara rata rata turun 1.98 C setiap naik ketinggian 1000 kaki dari permukaan air laut ke 36.089 kaki. Ernsting stextbook of Aviation Medicine

Zona Fisiologis Atmosfer ZONA FISIOLOGIS * Mulai dari permukaan laut sampai sekitar 10.000 kaki * Tubuh manusia yang sehat dapat beradaptasi dengan baik pada zona ini * Tekanan udara turun dari sekitar 760 mm Hg ke 485 mm Hg di zona ini * Adaptasi gelap memanjang jika berada pada ketinggian > 5000 kaki * Zona dimana pesawat nonbertekanan beroperasi dengan aman Zona Non Fisiologis ZONA NON FISIOLOGIS * Ketinggian > 10.000 kaki * Tubuh manusia tdk dpt beradaptasi Zona Fisiologis 4

Perubahan Fisiologis akibat Ketinggian/ Penerbangan * Tekanan Udara menurun, tekanan parsial oksigen dalam darah menurun * Expansion/ trapped gas * Suhu menurun * Kebisingan * Vibrasi * Adanya percepatan/ akselerasi * Masalah ergonomik * Faktor psikologis * Pelintasan Zona Waktu 5

Tekanan ~ Ketinggian ALTITUDE PRESSURE FEET mm/hg ATMOSPHERES 0 760 1 18,000 380 1/2 34,000 190 1/4 48,000 95 1/8 63,000 47 1/16

Ernsting stextbook of Aviation Medicine

Perubahan Tekanan Menurut Ketinggian: 8

Pesawat Udara * Kemajuan teknologi penerbangan à merancang pesawat terbang dengan kecepatan tinggi & dapat naik ke ketinggian cukup tinggi * JENIS PESAWAT UDARA : 1. Presurrized : Boeing, DC, Airbus, CN, dll 2. Unpresurrized : Helikopter, Cesna, pesawat2 kecil lainnya * Pressurized cabin : 6000 8000 feet 9

PERMASALAHAN DALAM PENERBANGAN 1. Hipoksia 2. G - Force 3. Disorientasi 4. Jet Lag 5. Dysbarism 6. DVT 7. Fatigue

1. JET LAG Desinkronosis Kondisi fisiologis yg terjadi akibat gangguan terhadap irama sirkadian tubuh, mucul akibat perjalanan cepat lintas meridian, akibatnya sistem sirkadian tidak dapat segera menyesuaikan dengan waktu lokal yang baru tetapi membutuhkan beberapa hari sesuai dengan jumlah zona waktu yang telah dilewati. Semakin besar jumlah zona waktu, semakin lama waktu adaptasi yang diperlukan Handbook of Aviation Human Factor 2 nd Ed

JET LAG * Kecepatan sinkronisasi ini berbeda antara individu satu dengan yang lain. Orang berusia tua menyesuaikan lebih lambat dari orang muda. Banyak ritme tubuh memiliki periode 24-25 jam. * Penyesuaian tersebut umumnya lebih cepat jika penerbangan dilakukan ke arah barat dari penerbangan menuju ke timur. * Karena perjalanan ke barat mengikuti perjalanan matahari, waktu siang lebih lama. * Perjalanan ke utara atau selatan juga membuat lelah walaudalam zona waktu yang sama. Fatigue yg muncul diakibatkan oleh penerbangan jarak jauh. * Perasaan umum kelelahan: kantuk, kelelahan, insomnia, kelaparan, dan gangguan pencernaan dengan sembelit atau diare. Handbook of Aviation Human Factor 2 nd Ed The Air Pilot s Manual Vol. 6. 1994

Circadian Rhytms in Human Handbook of Aviation Human Factor 2 nd Ed

Mengatasi Jet Lag 1. Menyesuaikan diri dengan tempat tujuan 2. Hindari alkohol dan kafein 3. Nikmati perjalanan 4. Banyak minum air putih (udara kabin kering) 5. Tetap terjaga saat waktu di tempat tujuan masih siang 6. Sampai tempat tujuan buatlah badan rileks, istirahat cukup sblm aktivitas 7. Melatonin (suplemen hormon) Modul Dikkualsus Susdokbang, Aerofisiologi

2. Dysbarism * Kelainan akibat perubahan tekanan udara * Ada 2 : vakibat pengembangan gas dalam rongga tubuh (expansion) vakibat penguapan gas terlarut dalam tubuh (decompresion) Apabila ketinggian dicapai dengan perlahan, perbedaan tekanan akan disesuaikan dengan lancar Pengaruh pada : Sal cerna, THT, Gigi, Sinus Paranasal 15

Sal. Cerna : Discomfort pada perut (kembung), rasa penuh, lebih lanjut dapat terjadi sakit perut hebat, turun tekanan darah-pingsan Pencegahan : Agar tidak terkumpul gas dalam sal cerna : tidak minum soda,bir, makanan membentuk gas (singkong, kubis, cabai/ sambal, bawang), makan tidak tergesa gesa, makan teratur 16

THT * Ascent à Popping * Descent à Fullness Ekualisasi (open jaw, yawning, valsava)

Decompression Akibat berkurangnya Tek atmosfer krn ketinggian à pelepasan gas terlarut dlm drh A. Bends : Akibat pelepasan gas N2 yg terlarut dalam darah pada sendi sendi besar (lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dsb). Rasa nyeri yg dalam dan terus menerus, makin berat à kelumpuhan B. Chokes : Rasa sakit di bawah tulang dada yg disertai dgn batuk kering, akibat penguapan gas N2 di paru paru c. Gejala pada kulit : Perasaan nyeri spt ditusuk jarum, gatal, rasa panas, timbul bercak kemerahan, gelembung2x pd kulit 18

Dekompresi 19

3. DVT (Deep Vein Thrombosis) Deep vein thrombosis adalah terjadinya pembekuan darah di pembuluh darah balik (vena) dalam, biasanya terjadi di daerah tungkai. Panduan Sehat Penumpang Pesawat Udara

KELAIKAN TERBANG DAN ANTISIPASI PENYAKIT MENULAR DI EMBARKASI/ DEBARKASI

ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI IstithaahKesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkansehingga jemaah haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam Pemeriksaan kesehatan jemaah haji meliputi : Tahap pertama ( oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi) Jemaah Risti dan non Risti Tahap ke dua (oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan) penetapan istithaah kesehatan jemaah haji Tahap ke tiga (oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan) penetapan laik/ tidak laik terbang PMK no. 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji

lanjt... * KKP memiliki peranan besar dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji khususnya di embarkasi, maupun debarkasi (PPIH Embarkasi/ debarkasi). * Pemeriksaan kesehatan tahap ketiga dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laik terbang * Dalam menetapkan status kesehatan calon jemaah, PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Embarkasi Bidang Kesehatan berkoordinasi dengan dokter penerbangan (PMK 15/ 2016 pasal 15)

TUGAS KKP Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 356/ 2008 Juncto No. 2348/ 2011 Pasal 2 KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Pintu Masuk Negara (PoE) di luar pintu masuk Negara (Wilayah Pemda) Cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit/masalah kesehatan masyarakat

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB Mencegah masuk keluarnya penumpang, barang, dan alat-angkut yang terjangkit penyakit berpotensi wabah ke wilayah negara melalui Pintu Masuk Negara (termasuk ancaman penyakit menular/ wabah) Mengawal Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan di pintu masuk negara. Menerapkan International Health Regulation (IHR-2005) untuk mencegah terjadinya public health emergency of international concern (PHEIC) akibat agen biologi, kimia atau fisika.

PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI & UMRAH Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan, ICV, Kartu kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji (K3JH) Pelayanan rawat jalan dan rujukan Pemberian vaksinasi Meningitis bagi calon jamaah haji dan umrah yg blm divaksinasi di Kab/ Kota Melegalisir obat obatan yg dibawa oleh calon jamaah haji Menerbitkan surat Ket. laik terbang bagi calon jamaah haji (sakit, hamil, kondisi tertentu) Kepmenkes No. 424 Tahun 2007 Ttg Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan

lanjt... Algoritma Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji Kepmenkes No. 424 Tahun 2007 Ttg Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan

VAKSINASI INTERNASIONAL * Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional dari dan ke negara terjangkit dan/atau endemis penyakit menular tertentu dan/atau atas permintaan negara tujuan wajib diberikan vaksinasi tertentu sesuai denganketentuanperaturan perundang-undangan (pasal 2 ayat 1). * Vaksinasi untuk Jemaah Haji dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatansesuai denganketentuanperaturan perundangundangan (pasal 2 ayat 4). PMK No. 13 Tahun 2016 Ttg Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional

lanjt... * Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional sesuai ketentuan Peraturan Menteri ini harus menunjukkan SertifikatVaksinasi Internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan/atau surat keterangan kontra indikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) kepada petugas KKP (pasal 17 ayat 1). * Terhadap orang yang datang dari negara terjangkit dan/atau endemis penyakitmenular tertentu tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional, atau SertifikatVaksinasi Internasional yang ditunjukkan tidak valid sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka dilakukan karantina sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 17 ayat 2). * Terhadap orang yang berangkat ke negara terjangkit atau endemis penyakit menular tertentu tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional, atau Sertifikat Vaksinasi Internasional yang ditunjukkan tidak valid sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka harus dilakukan Vaksinasi dan/atau Profilaksis dan penerbitan SertifikatVaksinasi Internasional dan/atau surat keterangan kontra indikasi (pasal 17 ayat 3). PMK No. 13 Tahun 2016 Ttg Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional

KELAIKAN TERBANG Pemeriksaan Kelaikan Terbang Penumpang pesawat udara adalah upaya Uji pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani calon penumpang pesawat udara yang meliputi rangkaian kegiatan anamnesis, PF, px penunjang yg hasilnya digunakan untuk menentukan status kesehatan calon penumpang apakah laik/ aman untuk terbang Sesuai peraturan internasional penerbangan sipil (IATA) bahwa penumpang pesawat udara diharuskan mempunyai kesehatan yang baik ( fitness for air travel) Dilaksanakan oleh Dokter yang mempunyai kompetensi dalam kesehatan penerbangan (SpKP, FS, dokter umum dgn pelat Kes penerbangan) dibantu tim kesehatan (FN, perawat dan bidan terlatih,dsb ) Penumpang dengan kondisi tertentu, sedang atau setelah sakit perlu mendapatkan pertimbangan medis dari dokter sebelummelakukan penerbangan dengan aman. KepDirjen PP&PL No. HK.03.05/D/I.4/273/2007

SDM KES. PENERBANGAN Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P dan KKP) 7 Dokter Sp.KP 53 dokter Flight Surgeon (FS) 28 dokter Flight Health (FH) 27 Flight Nurse (FN) Sedang menempuh pendidikan saat ini (2 dokter utk Sp.KP) Profesional * ± 40 dr. Sp.KP seluruh Indonesia (dapat dilibatkan sebagai PPIH bidang kesehatan embarkasi/ debarkasi/ Arab Saudi)

KONDISI/PENYAKIT YANG PERLU PENILAIAN MEDIK 1. PENYAKIT YANG DIPERBERAT DENGAN PERJALANAN UDARA ( Penyakit Jantung, DM,THT, Anemia, dll) 2. PENYAKIT MENULAR 3. PENDERITA YANG MENGGANGGU PENUMPANG LAIN (Penderita Peny. Kejiwaan, gangguan perilaku) 4. KONDISI YANG MEMERLUKAN PENILAIAN MEDIK KHUSUS ( Kehamilan, Bayi, Lanjut Usia, Jetlag, dll)

Kriteria Penggolongan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Penumpang Pesawat Udara No Aspek Penilaian Mandiri Observasi Pendampingan Tunda 1. Gangguan Kesehatan/ inkapasitasi Tidak Ya Ya Ya 2. Jenis Gangguan Kesehatan Tidak Ada Disfungsi, disorder Disabilitas Penyakit Menular 3. Koreksi Gangguan Tidak Perlu Alat/ obat Alat/ obat + org lain 4. Dampak Gangguan Kes Tidak ada Gangguan aktifitas Psikosis/ sakit berat Karantina, isolasi, terapi rutin/ sering Ancaman Jiwa 5. Fitness for air travel Baik Cukup Kurang Buruk 6. Kemandirian Mandiri Mandiri, perlu observasi Mandiri, perlu bantuan org lain Tidak mandiri 7. KESIMPULAN Memenuhi syarat baik MANDIRI Memenuhi syarat + PERLU OBSERVASI Memenuhi syarat + PERLU PENDAMPINGAN Tidak Memenuhi syarat TUNDA Juknis Laik Terbang Penumpang Pesawat Udara, 2007

Penyakit Kardiovaskuler * Penurunan Oksigen dalam penerbangan dapat mempengaruhi orang denganpenyakit jantung * Pasien tidak diperbolehkan terbang : Acute Myocard Infark, Angina tak stabil, Gagal jantung kongestif tdk terkontrol, aritmia tak terkontrol, post op cardiac surgery 36

Ibu Hamil dan Bayi baru lahir * Peningkatan resiko persalinan saat di pesawat, maskapai melarang ibu hamil akhir minggu 36 untuk nullipara dan 32 minggu untuk multipara * Bayi diijinkan setelah 1 minggu (normal), 6 bulan untuk yang prematur * Untuk jemaah haji usia kehamilan yang aman : 14 26 minggu 37

Penyakit Pernapasan * Orang dengan gangguan pernapasan tidak diijinkan terbang : Sesak napas saat istirahat, pneumonia, PPOK, Pneumothorax, efusi pleura, post op chest surgery, Ca Paru (under active treatment) 38

Pasien Anemia vpenumpang denganhemoglobin < 9,5 g/dl tidak diizinkan terbang, karena memiliki resiko hipoksia lebih tinggi. vpasien dengan penyakit Anemia sel sabit juga tidak diijinkan terbang (sickling crisis) 39

Pasien dengan masalah THT * Penumpang dilarang terbang bilaada masalah THT : sinusitis akut, infeksi telinga tengah akut. * Hal ini berhubungan dengan penurunan tekanan udara dan berkurangnya kadar oksigen 40

Pasien dengan Psikotik dan Neurologis ØPasien Psikotik akut dan pasien epilepsi tak terkontrol tidak diijinkan terbang. ØPasien epilepsi terkontrol diijinkan terbang dengan pemberitahuan potensi ambang kejang karena efek kelelahan, makan tertunda, hipoksia dan irama sirkadian. 41

Fitness to Fly Medical Manual IATA

Fitness to Fly Medical Manual IATA

PMK 15/ 2016

MEDICAL SUPPLIES on Board : Ketersediaan Perlengkapan Medik yang perlu ada on board meliputi : 1. First Aid Kit (Perlengkapan dan bahan untukpertolongan Awal) 2. Medical Emergency Kit (Perlengkapan dan bahan untuk kasus yang lebih berat) 3. Universal Pecaution Kit (Alat Pelindung Diri, termasuk untuk penyakit menular) ICAO Annex 6 Operation of Aircraft Medical Supplies

ICAO Annex 6 Operation of Aircraft Medical Supplies