BAB III A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan Ironi kemakmuran dengan subjek petani padi sebagai sumber ide, Secara pribadi hal ini menarik untuk dijadikan tema dalam karya seni lukis. Tema tersebut sekaligus menjadi sikap kepedulian dengan lingkungan dan para petani, selain itu latar belakang perupa sebagai bagian dari keluarga petani juga dimunculkan kedalam karya. Untuk memperjelas pembahasan pada permasalahan yang diangkat, penulis memberi batasan tentang penggambaran petani serta peristiwa yang terjadi dilingkungan penulis tentang kegelisahan yang terjadi. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (padi), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri maupun dijual kepada orang lain. Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walaupun sudah mempunyai pekerjaan bukan sebagai petani.bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Kehidupan petani tidaklah mudah tidak semudah membeli makanan di warung atau di restoran tanpa harus bersusah payah bagaimana perjuangan menanam benih padi hingga menjadi nasi yang siap kita makan. Berdasarkan dari 27
28 peristiwa yang terjadi di lingkungan penulis banyak hal menarik dalam dunia petani mulai dari peristiwa proses mengolah tanah hingga proses memanen, proses sosial, semakin sempitnya lahan pertanian yang berubah menjadi perumahan, putusnya mata pencaharian sebagai petani akibat lahan yang sudah dijual ke investor, cuaca yang tidak bisa diprediksi lagi dan bahkan tentang kerja keras petani. Ini yang menjadikan suatu gambaran karakter bahwa petani itu, sabar, kerja keras, apa adanya, setia, sedih, bahagai, yakin dan hebat. 1. Gagasan penciptaan Berdasarkan implementasi teori diatas tentang petani padi. Benda temuan dan alat-alat petanian yang diperoleh penulis dalam proses perjalanannya, telah menenpati posisi yaitu suatu nilai dengan menjadikan tekstur-tekstur nyata yang khas, yang dapat mewakili perasaan penulis tentang latar belakang subjek petani sebagai subject matter dalam penciptaan karya seni lukis. Keberadaan dari benda yang ditemukan dan proses kehidupan penulis tentang petani, secara pribadi ini juga menjadi hal yang positif, karena penulis dapat mengeksplorasi dan memanfaatkan nilai-nilai yang ada pada benda yang ditemukan untuk merencanakan dan mewujudkan suatu karya seni. Berdasarkan hal tersebut, maka benda temuan dan sifat penulis dalam bermain-main saat berkarya menjadi media dalam proses penciptaan karya seni. Penulis memilih mix media sebab penulis tidak lagi menggunakan media diatas kanvas saja melainkan menggunakan banyak media dalam proses perjalanannya mencari, mengamati, menemukan, merespon dan memvisualisasikan kedalam karya.
29 Subject matter dalam penciptaan ini adalah Ironi Kemakmuran dengan latar belakang petani padi. Berdasarkan uraian dari gagasan penciptaan diatas, maka penulis memiliki gagasan untuk menciptakan lima kaya seni lukisan sebagai wujud ungkapan dari permasalahan yang terjadi dilingkungan penulis tentang petani padi. Penulis mengamati dan memperlakukan benda yang ditemukan menjadi suatu yang tidak pada umumnya, yaitu sebagai media karya seni lukis. Maksut sebagai media lukis adalah penulis melukis dengan cara yang sudah ada pada umumnya, namun menggunakan benda temuan yang dirangkai sesuai bentuk yang diinginkan dengan memberi warna pigmen atau cat pada media tersebut. Selain itu ada karya lainnya yang menggunakan kanvas dan media kain yang dibuat menggantung pada tiang dalam penyajiannya. Setiap karya seni lukis yang tercipta merupakan hasil respon penulis ketika mengamati persoalan yang terjadi dilingkungan petani, dalam perjalannya penulis menemukan benda yang menarik untuk dijadikan kaya seni lukis yang medianya ditemukan disekitar lingkungan. Sehingga semua karya seni lukis tersebut hanya memiliki satu makna, yaitu ekspresi individual penulis tentang subject matter dan benda temuan yang dijumpai serta kejujuran penulis yang memiliki sifat bermainmain dalam menciptakan karya seni tersebut.
30 B. Implementasi visual 1. Konsep bentuk Bentuk adalah keseluruhan yang tampak pada objek. Dalam ilmu tata seni rupa (khususnya seni lukis), terjadinya bentuk dikarenakan adanya pengorganisasian unsur-unsur rupa seperti garis, bidang, warna, tekstur. Untuk pengorganisasian unsur-unsur rupa tersebut dibutuhkan juga tata rupa seperti komposisi. Petani padi sebagai sumber ide seni lukis, dalam proses membuat karya penulis menggunakan garis lurus dan garis lengkung. Penggunaan garis tersebut ditorehkan untuk mempertegas objek dan memberi batasan kontur antara figur yang ada dengan background, dengan tujuan membedakan objek satu dengan yang lainnya. Garis yang penulis gunakan membentuk suatu bidang, bidang tersebut terdiri dari bidang geometrik dan biomophic. Bidang geometrik penulis gunakan saat membuat bentuk bidang berupa lingkaran, segi empat, segi tiga, persegi panjang yang divisualisasikan ke objek perumahan, kaki, tangan, topi, mesin disel dan beberapa objek pendukung. Bidang biomorphic menghasilkan bentuk bebas dan tidak beraturan sesuai dengan keinginan. Bidang yang sering dimunculkan pada karya penulis adalah bidang biomorphic dengan bentuk yang acak dan tak beraturan, penulis lebih leluasa dalam menciptakan suatu bentuk yang dinginkan karena bahan yang digunakan bahan limbah kayu dan beberapa alat pertanian yang sudah tidak di pakai maupun masih baru.
31 Penulis dalam memvisualisasikan karya menggunakan warna gelap dan terang, tak ada batasan dalam warna yang digunakan tergantung pada setiap permasalahan yang ingin digambarkan. pemilihan warna terang digunakan pada objek dan figur orang atau benda menggunakan warna primer (merah, kuning, biru) dan beberapa warna pendukung lainnya seperti coklat, hijau, ungu, jingga, hitam dll. Bertujuan untuk menonjolkan objek yang akan ditiimbulkan agar ada perbedan objek satu dengan yang lainnya. Pemilihan warna gelap digunakan untuk memberikaan suatu nuansa atau situasi dalam suatu kejadian contoh dalam memberikan warna bagraund penulis lebih banyak menggunakan warga gelap seperti hitam, abu-abu, biru tua, coklat tua, hijau tua dll, sesuai kebutuhan yang diinginkan. Warna gelap tersebut bertujuaan sebagai background, juga sebagai batas objek dengan background agar menjadi lebih menarik dan menambah ekstetika dalam berkarya. Tekstur yang ditampilkan dalam karya penulis adalah tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata tersebut muncul dikarenakan dalam karya penulis menggunkan material atau bahan seperti kayu, spon busa, selang sower, botol bekas minyak dan beberapa alat pertanian. Tekstur semu atau seolah-olah dibuat dengan sapuan kuas dalam lukisan, penulis menggoreskan cat dengan menyerupai tekstur yang ingin ditimbulkan dengan contoh yang sudah ada seperti tekstur tanah dan awan serta beberapa bentuk yang ingin digambarkan. Penulis dalam membuat karya menggunakan komposisi terbuka aransemen atau komposisi tanpa ada batasan. Dalam karya penulis Figur atau objek dapat muncul di dalam atau di luar frame secara random dan objek dapat
32 disajikan sebagai bagian dari hal yang melebihi pandangan mata penonton. Dengan demikian penulis leluasa dalam membuat karya, menambah, merangkai dan menggores gambar pada media, namun tetap mempertimbangkan prinsipprinsip tata rupa sehingga antara kanan dan kira masih terlihat seimbang tidak ada sisi yang terbebani. 2. Proses Perwujudan a. Material atau Bahan Untuk mewujudkan gagasan menjadi karya seni lukis maka diperlukan adanya material atau bahan. Penulis menggunakan material atau bahan benda temuan kayu bekas, rol kabel PLN, ban vespa bekas, selang sower, botol minyak goreng, spon busa dan beberapa alat pertanian. Pertimbangan benda tersebut dalam perjalanan menemukan dan memperoleh benda temuan adalah ketertarikan penulis dan kejujuran dalam berkarya. Penulis juga membuat karya seni lukis pada umumnya menggunakan bahan kanvas dan cat yang sudah tidak asing lagi. Pada karya lukis ini pencipta membuat beberapa karya yang berbeda medianya ada yang dikanvas dan menggunakan media yang tidak umum yaitu berupa penggunaan benda temuan sebagai pengganti kanvas. Untuk pewarnaan, pencipta menggunakan cat acrylic. Pemilihan menggunakan cat acrylic dikarenakan cat jenis ini lebih cepat dalam proses pengeringannya dibandingkan cat minyak dan warna lebih terang. Hal ini untuk mempersingkat waktu dalam pengerjaan dan penulis merasa media ini yang cocok. Dengan pertimbangan tersebut, penulis juga menambahkan bahan pada beberapa karyanya dengan memasukkan material lainnya, seperti : paku, mur, lem
33 dan cat. Hal ini dimasukkan agar penulis dapat bereksperimen dengan material atau bahan lain yang digunakan dan lebih leluasa menciptakan karya. b. Alat Alat merupakan sarana penunjang karya untuk mewujudkan suatu karya lukis. Dengan demikian, maka peralatan yang digunakan ialah : Gergaji manual atau gergaji mesin (jinso), alat ini digunakan untuk memotong benda-benda seperti kayu bekas rol kabel PLN agar ukuran kayu yang diinginkan sesuai dengan karya yang ingin dibuat. Bor listrik dan obeng, digunakan untuk merangkai kayu menjadi suatu kesatuan pola yang dirangkai dengan mur sebagai penguat kayu. Kuas, digunakan untuk menyampurkan cat. Gerinda, digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu yang kotor agar lebih enak dipandang dengan bantuan ampals. Gelas plastik, digunakan sebagai tempat mencampur bahan cat dengan pigmen. Baut, digunakan untuk merangkai benda satu sama lain agar menyatu dan kuat. Amplas, digunakan untuk menghaluskan media yang ingin digunakan misalnya media kayu dll.
34 3. Proses Kerja Proses Kerja yang penulis lakukan untuk mewujudkan suatu karya seni lukis, yaitu dengan mengamati media kayu yang sudah dirangkai atau kanvas yang sudah dipasang ditembok dengan paku atau ditempel ke triplek yang sudah diberi perekat supaya kanvas atau kain menempel dengan kuat. Selanjutnya penulis menyiapkan peralatan untuk memulai membuat sketsa dengan kuas dengan berbagai ukuran. Dalam mewarnai, penulis terlebih dahulu mewarnai background kayu dengan warna putih. Pewarna dimaksud bertujuan agar pori-pori kayu sendiri tertutup dan warna yang diinginkan bisa muncul dengan jelas tidak meresap kekayu. Itu juga berlaku pada kanvas atau kain yang digunakan pada karya lainnya, namun bukan pada background tapi langsung mulai mewarnai sesuai sketsa yang diinginkan dengan terlebih dahulu memberi warna putih. Selanjutnya diwarnai dengan warna yang sesuai dengan apa yang telah ada didalam pikiran penulis. Teknik bisa diartikan sebuah keterampilan yang dimiliki semua orang. Setiap seniman dituntun untuk mempunyai keterampilan atau spesialisasi dalam menciptakan karya seni yang disebut teknik. Teknik yang digunakan dalam proses membuat karya seni lukis ialah dengan teknik mix media atau penggabungan dari beberapa media yang ditemukan dengan cara merangkainya dan dengan teknik sapuan cat dengan menggunakan kuas.
35 4. Penyajian Tahap akhir dalam penciptaan karya seni lukis ialah tahap penyajian. Dalam penyajian, agar suatu karya seni lukis dapat terlihat lebih mengesankan dan menarik perhatian yang melihat, maka diperlukan beberapa hal, yaitu : Tempat Penyajian Tempat penyajian merupakan suatu ruangan yang telah dikondisikan yang bisa digunakan untuk menyajikan suatu karya seni. Penulis memilih out door di lapangan terbuka yang berukuran cukup luas dengan situasi dan kondisi yang sesuai dengan konsep penulis. Hal ini disesuaikan dengan ukuran karya yang membutuhkan space cukup luas. Tempat untuk meletakkan karya Tempat yang digunakan untuk meletakkan karya sangat beragam sesuai kreatifitas si pencipta, untuk karya dengan media kayu penulis menyediakan sketsel dari pipa besi berbentuk kotak yang dibuat menempel pada karya tersebut bertujuan agar karya menyatu dengan sketsel atau penyangga yang telah dibuat dan agar terlihat lebih menarik. Berbeda dengan penyajian pada karya yang menggunakan media kayu. Pada karya kanvas penulis dalam penyajiannya digantung pada lokasi yang ditentukan dan dirasa sesuai dengan konsep. Berbeda lagi cara penyajiannya karya yang menggunakan media kain, dalam penyajiannya penulis membuat tiang dari besi pipa kotak yang dibuat seperti jemuran baju dengan tinggi 2 m. Kemudian kain diberi tali untuk memasukkan besi agar dapat dipasang dan menggantung pada tiang yang disediakan. Dalam penyajiannya
36 penulis ingin memberikan kesan unik sehingga dapat menunjang karya yang diciptakan dan menarik mata para penikmat untuk sedikit memperhatikan apa yang ingin disampaikan penulis. Tata cahaya Tata cahaya sangat diperlukan agar karya yang disajikan dapat terlihat jelas. Untuk tata cahaya penulis menggunakan cahaya pada setiap karya minimal menggunakan lampu yang berjumlah 2 buah. Dalam penyajiannya lapu dipasang dengan sudut. Tata ruang atau pengaturan ruang Tata ruang penyajiaan penulis menggunakan satu ruang terbuka dengan tidak menggunakan penyekat agar terlihat lebih luas, penataan karya menyerupai sebuah formasi. Penataan karya menyesuaikan dengan lokasi yang ada. Identitas karya Pada umumnya identitas digunakan untuk mengetahui informasi mengenahi data karya yang akan ditampilkan. Biasanya identitas karya berupa sebuah label yang dilekatkan di samping atau dibawah karya. Label tersebut berisikan judul karya, ukuran karya, bahan atau teknik, dan tahun pembuata