PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Nama : Resti Jenita NPM : 26212147 Program Studi : Akuntansi Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Euphrasia Susy Suhendra, MS
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu elemen penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Tindakan manajemen dalam mementingkan kepentingan sendiri untuk memaksimumkan kepuasanya maka dibuatlah sebuah rekayasa dalam informasi laba. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan. Agency theory memberikan gambaran bahwa masalah manajemen laba dapat diminimalisir dengan pengawasan melalui good corporate governance.
Rumusan Masalah 1. Apakah proporsi komisaris independen secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi? 2. Apakah ukuran dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi? 3. Apakah ukuran perusahaan (size) secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi? 4. Apakah variabel Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi? Batasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi masalah hanya untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance (komisaris independen, ukuran dewan komisaris) dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Dengan memperhatikan laporan keuangan tahunan periode 2011-2015 atas perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh proporsi komisaris independen secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi. 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi. 3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (size) secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa telekomunikasi.
II. KAJIAN PUSTAKA 1. Good Corporate Governance Good corporate governance diartikan sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar perusahaan itu menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholdernya (Sulistyanto, 2008). 2. Komisaris independen Komisaris independen menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/2006 adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota dewan komisaris lainnya, direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 3. Ukuran Dewan Komisaris Fungsi dewan komisaris termasuk di dalamnya komisaris independen antara lain; melakukan pengawasan terhadap direksi dalam pencapaian tujuan perusahaan dan memberhentikan direksi untuk sementara bila diperlukan (Warsono et al., 2009).
II. KAJIAN PUSTAKA 4. Ukuran Perusahaan Ukuran suatu perusahaan (size) dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil (Guna dan Herawaty, 2010). 5. Manajemen Laba Menurut Schipper dalam Sulistyanto (2008) Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses).
Kerangka Pemikiran
Hipotesis 1. H1 =Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba 2. H2 =Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba 3. H3 =Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba 4. H4 =Variabel Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba.
III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data : 1. Metode Dokumentasi Metode Analisis : 1. Analisis Statistik Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik 3. Analisis Regresi Linear Berganda 4. Pengujian Hipotesis (Uji t dan Uji F) 5. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Data sampel dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Descriptive Statistics Std. N Minimum Maximum Mean Deviation DA 20 -.004.020.00385.006252 PKI 20.286.600.42057.102029 UDK 20 5.000 10.000 7.05000 1.932411 Analisis Statistik Deskriptif UKP 20 3014.030 3274.410 3148.18350 78.493584 Valid N (listwise) 20
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 20 Normal Parameters a,b Mean.0000000 Std. Deviation.00612197 Most Extreme Differences Absolute.109 Positive.109 Negative -.087 Uji Normalitas Data Kolmogorov Smirnov Kolmogorov-Smirnov Z.488 Asymp. Sig. (2-tailed).971 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil SPSS 19.0 (data diolah)
Uji Normalitas
Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) PKI.692 1.444 UDK.875 1.143 UKP.746 1.341 a. Dependent Variable: DA Uji Multikolinearitas Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.203 a.041.014.006671 1.755 Uji Autokorelasi a. Predictors: (Constant), UKP, UDK, PKI b. Dependent Variable: DA
Uji Heteroskedastisitas
Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.038.075 -.513.615 PKI -.003.018 -.047 -.161.874 UDK 1.783E-5.001.006.021.983 UKP 1.378E-5.000.173.610.550 a. Dependent Variable: DA LnDA= -0,038-0,003 PKI + 1.783E-5 UDK + 1.378E-5 UKP + e
Uji t (Parsial) Uji F (Simultan) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.038.075 -.513.615 PKI -.003.018 -.047 -.161.874 UDK 1.783E-5.001.006.021.983 UKP 1.378E-5.000.173.610.550 a. Dependent Variable: DA ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression.000 3.000.228.875 a Residual.001 16.000 Total.001 19 a. Predictors: (Constant), UKP, UDK, PKI b. Dependent Variable: DA Proporsi komisaris independen: tidak berpengaruh. Ukuran dewan komisaris: tidak berpengaruh. Ukuran perusahaan: tidak berpengaruh. Sig F 0,875 > 0,05, artinya H a ditolak dan H o diterima
Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.203 a.041.014.006671 1.755 a. Predictors: (Constant), UKP, UDK, PKI b. Dependent Variable: DA Nilai R Square adalah 0,041 artinya 4,1 % variabilitas discretionary accruals dapat dijelaskan oleh proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya 95,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Rangkuman Hasil Penelitian No. Hipotesis Statistik Hasil Keterangan 1. Proporsi Komisaris Nilai signifikasi > 0,05 (0,874 > 0,05) Maka Ho diterima = secara parsial tidak Penempatan atau penambahan anggota komisaris Independen (H1) berpengaruh antara proporsi komisaris independen dimungkinkan hanya memenuhi independen dengan manajemen laba. ketentuan formal, kerena tidak semua komisaris independen di suatu perusahaan dapat memberikan kontribusi yang efektif untuk menghindari kecurangan dalam pelaporan keuangan. 2. Ukuran Dewan Komisaris (H2) Nilai signifikasi > 0,05 (0,983 > 0,05) Maka Ho diterima = secara parsial tidak berpengaruh antara ukuran dewan komisaris dengan manajemen laba. 3. Ukuran Perusahaan (H3) Nilai signifikasi > 0,05 (0,550 > 0,05) Maka Ho diterima = secara parsial tidak berpengaruh ukuran perusahaan dengan manajemen laba. Besar kecilnya ukuran dewan komisaris bukanlah menjadi faktor penentu utama dari efektifitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Namun besar kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi tingkat manajemen laba. 4. Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Perusahaan (H4) Nilai signifikasi > 0,05 (0,875 > 0,05) Maka Ho diterima = variabel proporsi komisaris Mengurangi tindakan manajemen laba tidak dapat independen, ukuran dewan komisaris, dan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan ukuran perusahaan secara bersama-sama tidak penerapan variabel Good Corporate Governance, berpengaruh terhadap manajemen laba. di karenakan baru dirasakan dampaknya dalam waktu yang panjang, setelahsemua aturan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang ada
V. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 4. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran perusahaan bersama-sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Saran Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan komponen variabel independen lainnya seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, kualitas audit dan leverage. Sehingga dapat diketahui informasi mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penurunan atau peningkatan manajemen laba di suatu perusahaan. Dan penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan sektor lainnya yang terdapat di Bursa Efek Indonesia seperti perusahaan pertambangan, perusahaan manufaktur, dll. Agar dapat melihat seperti apa pengaruh Good Corporate Governance dalam menurunkan atau meningkatkan manajemen laba pada industri yang berbeda. Bagi perusahaan yang sudah menerapkan Good Corporate Governance diharapkan penerapan Good Corporate Governance sesuai dengan tujuan Good Corporate Governance yaitu untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).