PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PRISMA 1 (2018)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

ARTIKEL ILMIAH OLEH. 1. FEBBY DWINTY PUTRI 2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd 3. SRI PURWANINGSIH, S.Si, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB II TINJAUAN TEORITIS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Peningkatan Hasil Belajar Sejarah melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas XII

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Jurnal Bionatural, Volume 2 No. 2, September 2015 ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PROSEDUR/METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN NEGOSIASI SMKN1 PONTIANAK

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Syamsul Maarif 1 &Noviana Desiningrum 2 1&2. Dosen STKIP Bina Isan Mandiri Surabaya

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Transkripsi:

36 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN Deni Adriani Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Medan 1 PIPS, STKIP YPM Bangko, Jl.Jend.Sudirman KM.02 Pematang Kandis Bangko (penulis 1) email: Deni Andriani _deniandriani@stkipypmbangko.ac.id Abstrak Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Guided Teaching pada mata kuliah metodologi penelitian mahasiswa kelas A Prodi Pendidikan Ekonomi semester genap TA.2016/2017 yang berjumlah 29 orang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar angket motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pretes sebelum diadakannya tindakan pada siklus I adalah 56,3 dimana 35% mahasiswa yang memenuhi standar kelulusan dengan kategori nilai B atau memperoleh skor >80, setelah diadakan siklus I skor rata-rata adalah 68,0 dengan 47% telah mencapai standar kelulusan dengan kategori nilai B dan setelah diadakan tindakan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh menjadi 81 atau 90 % mahasiswa telah memenuhi standar kelulusan. Sedangkan motivasi mahasiswa pada siklus I terdapat 10 orang (34.5%) yang memiliki motivasi baik. sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 28 orang (96.6%) yang memiliki motivasi baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Guided Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian. Kata kunci: Model Pembelajaran Guided Teaching, Motivasi Belajar, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang semakin maju menuntut lembaga pendidikan formal atau perguruan tinggi dapat membina dan mempersiapkan sumber daya manusia lebih baik lagi dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dosen. Dosen merupakan tokoh sentral dalam menentukan keberhasilan mahasiswa menerima pelajaran yang disampaikan. Dimulai dari merencanakan proses perkuliahan sampai pada kegiatan evaluasi yang menjadikan dosen sebagai salah satu penentu keberhasilan belajar mahasiswa. Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas A pada mata kuliah metodologi penelitian program studi pendidikan ekonomi semester genap tahun ajaran 2016/2017 terlihat bahwa motivasi belajar mahasiswa masih tergolong rendah. Hal ini tergambar pada saat proses pembelajaran hanya sebagian mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu juga hasil belajar juga masih tergolong rendah dilihat dari nilai tugas awal yang diperoleh mahasiswa 40% mahasiswa mendapatkan nilai rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran konvensional yang digunakan oleh dosen menjadi salah satu penyebab rendahnya motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Model pembelajaran aktif Guided Teaching dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memperbaiki proses pembelajaran di kelas A Semester VI Program Studi Pendidikan Ekonomi, melalui Model pembelajaran aktif Guided Teaching mahasiswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu satu sama lain, atas dasar teori bahwa

37 mahasiswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat bekerja sama dengan temannya. Model pembelajran aktif Guided Teaching memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya secara terbimbing untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas dalam proses belajar mengajar. Model pembelajran aktif Guided Teaching dirancang dengan beberapa tahapan pembelajaran secara sistematik dengan tujuan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan kemandirian serta rasa percaya diri dalam belajar agar tugas kuliah selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan maka model pembelajaran ini dapat diaplikasikan dosen dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran guided teaching untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian program studi pendidikan ekonomi semester genap Tahun Akademik 2016/2017. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, salah satu model yang dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa adalah model pembelajaran Guided Teaching. Menurut Silberman ( 2009 : 116) Model Pembelajaran Guided Teaching adalah suatu strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari Active Learning (pembelajaran aktif). Secara singkat model pembelajara aktif Guided Teaching adalah suatu perubahan cantik dari ceramah secara langsung dan memungkinkan anda mempelajari apa yang telah diketahui dan dipahami peserta didik sebelum membuat point-point pengajaran. Selanjutnya Menurut Junaidi (2010:1) Model pembelajaran Guided Teaching adalah model pembelajaran dimana dosen menanyakan satu atau lebih pertanyaan untuk membuka pengetahuan tentang mata pelajaran atau mendapatkan hipotesis atau kesimpulan mereka tentang materi yang disampaikan dosen untuk meningkatkan kreatifitas dan pemahman mahasiswa. Jadi, Model pembelajaran aktif Guided Teaching adalah suatu strategi pembelajaran aktif yang memungkinkan untuk mempelajari apa yang telah diketahui dan dipahami para mahasiswa sebelum membuat poin-poin pengajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman serta hasil belajar mahasiswa. Menurut Silberman (2009:116) adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran aktif guided teaching adalah sebagai berikut: (a). Tentukan sebuah pertanyaan atau sejumlah pertanyaan yang memebuka pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa. Pergunakan pertanyaanpertanyaan yang mempunyai kemungkinan beberapa jawaban, (b) Berilah mahasiswa beberapa saat dengan berpasangan atau bersub kelompok untuk mempertimbangkan respon-respon mereka, (c). Gabungkan kembali seluruh kelas dan catatlah gagasan-gagasan peserta didik. Jika memungkinkan, pilihlah respon-respon mereka kedalam daftar terpisah yang berkaitan dengan kategori-kategori atau konsep yang berbeda yang anda coba ajarkan, dan (d). Sampaikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin diajarkan. Suruhlah mahasiswa menggambarkan bagaimana respon mereka cocok dengan poin-poin ini. Catatlah ide-ide yang menambah poinpoin pembelajaran dari materi yang anda sampaikan. Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran aktif Guided Teaching di atas, mahasiswa diajak untuk belajar secara aktif dengan melibatkan mental dan fisik. Dengan demikian mahasiswa akan merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga termotivasi untuk belajar dan hasil belajar dapat dimaksimalkan.

38 Motivasi berasal dari kata motif, yang berarti sebagai daya upaya untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sardiman (2010:73) mengungkapkan bahwa Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sedangkan menurut Uno (2010: 1) Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dulu. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan, motivasi belajar adalah suatu proses yang mendorong mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut Purwanto (2009: 54), hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan Slameto (2010:54) berpendapat, Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang terdiri dari tiga faktor yaitu: (a) Faktor jasmaniah, Ada dua faktor yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh, (b) Faktor psikologis, faktor ini pada umumnnya dipandang lebih esensial yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, (c) Faktor kelelahan, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Faktor Ekstern adalah faktor yang ada diluar individu yang terdiri dari tiga faktor yaitu (a) Faktor keluarga, Mahasiswa yang akan belajar menerima pengaruh berupa bagiamana cara orangtua mendidik anak, relasi yang baik antara anggota keluarga, suasana di dalam rumah, dan keadaan ekonomi keluarga, (b) Faktor perguruan tinggi, perguruan tinggi mempengaruhi baik tidaknya mahasiswa dalam kegiatan belajarnya yang dilihat dari metode dosen dalam mengajar, kurikulum yang digunakan, relasi dosen dengan mahasiswa, disiplin perguruan tinggi, pelajaran dan waktu perguruan tinggi, standar pelajaran, keadaan perguruan tinggi dan tugas yang diberikan, (c) Faktor masyarakat, dimana mahasiswa berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa dalam lingkungan dengan dipengaruhi mass madia, teman bermain, dan bentuk kehidupan masyarakat sekitar tempat tinggal. Selanjutnya menurut Bloom (dalam Sudjana, 2009:22) hasil belajar secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. (a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, (b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi, (c) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan konseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan akspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para dosen diperguruan tinggi karena berkaitan dengan kemampuan para mahasiswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. METODOLOGI PENELITIAN

39 Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan sebagai berikut : 1) Perencanaan (planning), 2) Tindakan (acting), 3) Pengamatan (observing), 4) Refleksi (reflecting). Tahap Perencanaan Tindakan merupakan tahapan pertama dalam siklus ini. Dosen mengawali tahap ini dengan merancang satuan acara perkuliahan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. Selanjutnya merencanakan skenario tindakan dan tes berhubungan dengan materi kuliah serta merencanakan lembar observasi untuk mengetahui kondisi proses belajar mengajar dengan menggunakan Model pembelajaran Guided Teaching. Tahap kedua adalah pelaksanan tindakan. Tahap pelaksanaan dilanjutkan di dalam kelas dengan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan satuan acara perkuliahan yang telah disediakan. Pada tahap ini dosen langsung memainkan perannya dalam mengkoordinir dan membimbing mahasiswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tahap observasi yakni tahap yang ketiga. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam observasi ini peneliti mengamati motivasi mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Mencatat setiap hal yang dialami oleh mahasiswa, situasi dan kondisi belajar mahasiswa berdasarkan lembar observasi yang sudah dibuat. Tahap keempat adalah refleksi. Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi yang dikumpulkan kemudian di analisis. Dari hasil analisis tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Jika belum memenuhi atau masih adanya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Penelitian ini dilakukan di kelas A Semester VI pada mata kuliah metodologi penelitian Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Semester Genap TA.2016/2017 dengan menerapkan model pembelajaran aktif Guided Teaching untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dalam penelitian ini, dosen akan menerapkan model pembelajaran Aktif Guided Teaching dan pada awal tatap muka, sebelum diterapkan Model pembelajaran ini, dosen melakukan tes awal (pre-tes) untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah. Nilai rata-rata pretes adalah 56,3. Kemudian mahasiswa akan diberikan post-test untuk mengetahui perubahan hasil setelah pembelajaran dilakukan. Nilai rata-rata post-test pada siklus I adalah 68, sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya mencapai 81. Hasil perolehan nilai mahasiswa pada saat pre-test dan post-test adalah sebagai berikut Tabel 1. Rata-rata hasil belajar mahasiswa Jenis-jenis Soal Tuntas Tidak Tuntas Pretes 10 19 Postes Siklus I 14 15 Postes SIklus II 26 3 Sedangkan hasil sebaran angket motivasi terhadap mahasiswa tertuang dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Sebaran Angket Motivasi Siklus Total Nilai I 1633 II 2459 Kategori Penilaian Frekuensi 80% 0 60%-79% 10 40%-59% 12 20%-39% 7 <20% - 80% 14 60%-79% 14 40%-59% 2 20%-39% - <20% - Ratarata 54.43 81.97 Analisis Data Berdasarkan analisis data tentang hasil belajar mahasiswa yang sudah direduksi, akan disajikan untuk menghitung ketuntasan perorangan dan ketuntasan klasikal. Berdasarkan Kriteria Kelulusan yang ditetapkan dalam

40 penelitian ini adalah mahasiswa yang memperoleh nilai 80 dengan kategori B. Kelas dinyatakan mencapai ketuntasan jika 70% dari jumlah keseluruhan mahasiswa mencapai kriteria kelulusan ditetapkan. Pada Siklus I ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut: D = 14 x 100% 30 = 47% Sedangkan ketuntasan klasikal siklus II adalah: 27 D x 100% 30 D = 90% Dari analisis data hasil penelitian, hasil belajar yang diperoleh selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Ketuntasan Hasil Belajar Jenis Tuntas Tidak Tuntas Tes Jumlah % Jumlah % Mahasiswa mahasiswa Pretes 10 35% 19 65% Postes 14 47% 15 53% Siklus I Postes Siklus II 26 90% 3 10% PEMBAHASAN Pembahasan akan diuraikan dengan hasil pencapaian pada siklus I dan II. Siklus I Hasil yang dicapai pada Siklus I akan dibahas setiap tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah (1) Perencanaan (Planning) yakni pelaksanaan tindakan siklus I direncanakan dalam 2 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu di ruang kelas A Semester VI Program Studi Pendidikan Ekonomi. Pada pertemuan ini, dosen mendemonstrasikan materi secara jelas dan membentuk kelompok belajar, (2) Tahap Tindakan (Action) merupakan tahap penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yaitu dosen memainkan perannya sebagai pengajar dengan menerapkan model pembelajaran Aktif Guided Teaching Siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pada awal pertemuan pertama, dosen memberikan pretes untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang akan dipelajari. Pretes dilakukan selama 20 menit dengan 3 butir soal. Kegiatan selanjutnya dosen memberikan gambaran umum tentang materi kuliah. Setelah itu, dosen membagi mahasiswa ke dalam 9 kelompok secara heterogen yang terdiri dari 3-4 orang dalam satu kelompok sesuai dengan kelompok belajar Aktif Guided Teaching sehingga dapat merangsang mahasiswa lebih termotivasi dalam belajar. Pada akhir pelajaran, Dosen memberi kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman mahasiswa pada materi kuliah yang diajarkan. Pada pertemuan kedua, dosen menyuruh mahasiswa kembali membentuk kelompok seperti pertemuan sebelumnya. Setelah itu dosen menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan poin-poin yang didapat oleh dosen dari jawaban mahasiswa pada pertemuan sebelumnya. Diakhir kegiatan dosen dan mahasiswa menyimpulkan materi pelajaran dan selanjutnya dosen memberikan postes. Setelah itu dosen memberikan angket motivasi belajar mahasiswa untuk mengetahui tingkat motivasi belajar mahasiswa. Nilai rata-rata pada postes siklus I adalah 68. Pada tahap 3 adalah Pengamatan (observation). Kegiatan observasi dilakukan selama proses penerapan model pembelajaran Aktif Guided Teaching, observer melakukan observasi terhadap motivasi mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa. Observer memantau dan memperhatikan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Peneliti melakukan pengamatan proses perkuliahan metodologi penelitian dengan menggunakan metode Guided Teaching di kelas A Semester VI Program Studi Pendidikan Ekonomi. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, yaitu di belakang para mahasiswa sambil sesekali berkeliling

41 untuk mengamati dengan jelas jalannya perkuliahan sehingga dapat menilai dengan baik. Dosen menyampaikan materi kuliah dengan metode Guided Teaching secara jelas. Kemudian mahasiswa diminta untuk bergabung dengan kelompoknya dan mengerjakan soal secara berkelompok yang hasilnya nanti harus diberikan kepada dosennya Dan ditutup dengan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari hasil angket motivasi belajar mahasiswa dapat dilihat rata-rata angket motivasi sebesar 54,43. Tahap empat adalah refleksi (reflection). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh pretes dan postes pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran masih kurang dalam dan masih harus ditingkatkan. Karena pada Siklus I hanya 14 mahasiswa atau 47 % mahasiswa yang mencapai standar kelulusan yang ditetapkan dan 15 atau 53 % mahasiswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Beberapa kelemahan dosen dalam Siklus I adalah (a) Dosen dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh atau mendemonstrasikan pengerjaan soal kurang keras suaranya, sehingga mahasiswa harus meminta dosen untuk mengulangi kembali, (b) Dosen masih kurang memahami konsep pembelajaran Guided Teaching (c) Dosen belum dapat menjangkau semua mahasiswa untuk dimonitoring hasil pekerjaannya, (d) Dosen belum memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada mahasiswa yang lain. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan Dan analisis yang telah dilakukan adalah (a) Dosen masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua mahasiswa, sehingga setiap mahasiswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi, (b) Dosen lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hasil yang diperoleh pada Siklus II juga melalui tahapan yang sama dengan Siklus I. Siklus II Tahapan pertama yakni perencanaan (Planning). Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, peneliti merancang langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I. Tahapan kedua adalah Tindakan (Action). Pada tahap ini, peneliti melanjutkan pembelajaran sesuai dengan satuan acara perkuliahan dengan menerapkan model pembelajaran Guided Teaching. Pada siklus II ini dosen lebih memotivasi mahasiswa untuk mengikuti pelajaran. Pada siklus ini mahasiswa kembali membentuk kelompok seperti sebelumnya, dimana anggota masingmasing setiap kelompok dipilih sendiri oleh mahasiswa. Setelah itu dosen melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Guided Teaching. Diakhir kegiatan dosen dan mahasiswa menyimpulkan materi perkuliahan dan selanjutnya dosen memberikan post-test. Post-test diberikan untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Setelah itu dosen memberikan angket motivasi belajar mahasiswa untuk mengetahui tingkat motivasi belajar mahasiswa. Nilai rata-rata post-test siklus II mengalami peningkatan sebesar 81. Tahapan ketiga yakni Pengamatan (Observation). Pada kegiatan belajar mengajar, motivasi mahasiswa semakin meningkat. Ini terlihat dari hasil angket motivasi belajar mahasiswa. Dengan nilai rata-rata 81.97. Akhir tahapan siklus II yakni Refleksi (Reflection). Setelah melaksanakan tindakan di siklus II peneliti merefleksi tindakan yang masih diperlukan, tetapi dalam hal ini peneliti merasa bahwa penelitian yang dilakukan

42 selama ini sudah dapat dikatakan berhasil karena nilai yang diperoleh telah mencapai standar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Guided Teaching dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa kelas A pada mata kuliah metodologi penelitian Semester VI Program Studi Pendidikan Ekonomi Tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut (1) Dosen sudah lebih bisa menguasai kelas sehingga ketika mengajar perhatiannya bisa tersebar pada seluruh bagian kelas. (2) Keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Mahasiswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan jauh lebih bersemangat saat diskusi kelompok dan presentasi berlangsung. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah (1) Dosen lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga mahasiswa memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi, dan (2) Dosen lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran pada saat mengajar sehingga mahasiswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan. II), artinya nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 13 poin. DAFTAR PUSTAKA Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Strategi pembeljaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insani Madani Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran Guided Teaching dapat meningkatkan motivasi mahasiswa. Dimana peningkatan motivasi mahasiswa antara siklus I ke siklus II adalah sebesar 34.95%. 2. Penerapan model pembelajaran Guided Teaching dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan nilai ratarata mahasiswa 68,00 (post-test siklus I) dan nilai rata-rata 81,00 (post-test siklus