BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pelaporan SPT Masa PPN PT GWT sebelum Pembetulan. PT. GWT ditahun 2010 memiliki omset diatas Rp

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

PELAKSANAAN VERIFIKASI DALAM RANGKA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...

SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SE - 17/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 25/PMK.011/2010 TENTANG PAJAK PERTAMBAH

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

PENETAPAN DAN KETETAPAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

menggunakan PTKP lama dan baru serta penghitungan kompensasi kelebihan bayar pph 21 akibat perubahan PTKP pada PT. PJK.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelaporan SPT Masa PPN PT GWT sebelum Pembetulan PT. GWT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Industri Kayu yang berdiri sejak tahun 2007. PT. GWT mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada tahun 2007 dan mulai melaporkan SPT tahunan pada tahun 2008. PT. GWT ditahun 2010 memiliki omset diatas Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan berdasarkan putusan PMK No. 68/PMK.03/2010 yang ketika itu berlaku mengenai penyerahan BKP/JKP dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto melebihi dari Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) wajib mendaftarkan diri sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak). Setelah PT. GWT menjadi PKP, PT. GWT berkewajiban perpajakan dalam pelaporan PPN (Pajak Pertambahan Nilai). PT. GWT pada tahun 2016 menunjuk KKP JM. Harianto untuk melakukan review pelaporan pajak dan pelaporan keuangan 5 (lima) tahun terakhir. Dalam review ditemukan pelaporan PPN tahun 2015 bahwa PT.GWT memiliki kekeliruan dalam penghitungan dan pelaporan SPT PPN dikarenakan adanya nomor seri faktur ganda dan nomorseri faktur yang tidak dilaporkan. Hasil review pelaporan PPN tahun 2015 dari KKP JM. Harianto berupa rekapitulasi SPT masa PPN. Berikut rekapitulasi PPN tahun 2015 sebelum dilakukan pembetulan. 31

Tabel 4.1 Rekapitulasi PPN terutang tahun 2015 sebelum pembetulan SPT Masa Pajak DPP Pajak Keluaran PPN Pajak Keluaran DPP Pajak Masukan PPN Pajak Masukan PPN Terutang KB / (LB) Januari 182.250.000 18.225.000 179.563.300 17.956.330 268.670 KB Februari 171.632.300 17.163.230 168.190.180 16.819.018 344.212 KB Maret 80.283.150 8.028.315 77.768.150 7.776.815 251.500 KB April 192.041.690 19.204.169 189.256.490 18.925.649 278.520 KB Mei 154.700.000 15.470.000 151.708.400 15.170.840 299.160 KB Juni 152.998.870 15.299.887 149.850.900 14.985.090 314.797 KB Juli 131.185.000 13.118.500 127.969.450 12.796.945 321.555 KB Agustus 85.780.000 8.578.000 82.530.860 8.253.086 324.914 KB September 133.660.000 13.366.000 130.499.170 13.049.917 316.083 KB Oktober 62.391.000 6.239.100 59.841.020 5.984.102 254.998 KB November 29.461.450 2.946.145 27.048.450 2.704.845 241.300 KB Desember 32.945.190 3.294.519 30.478.190 3.047.819 246.700 KB Jumlah Total 1.409.328.650 140.932.865 1.374.704.560 137.470.456 3.462.409 Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. PT. GWT melakukan penjualan atas Barang Kena Pajak (BKP) berdasarkan harga jual barang yang nantinya akan dibuatkan faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/ JKP. Dalam penghitungan PPN PT. GWT menggunakan angka penjualan sebagai DPP dalam menentukan pajak keluaran dan jumlah yang dibayaratas pembelian BKP/JKP sebagai DPP atas pajak masukan. Untuk menghitung besaran PPN yang dipungut PT.GWT mengalikan tarif pajak 10% (sepuluh persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP), atas pengkreditan Pajak masukan (PM) terhadap pajak keluaran (PK). Yang dimaksud dengan Pajak Masukan (PM) adalah PPN yang dipungut oleh sesama PKP karena perolehan BKP/JKP. Sedangkan Pajak keluaran 32

adalah PPN yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/ JKP (Undang-undang No.42 Tahun 2009). Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat total penghasilan bruto PT.GWT mencapai Rp 1.409.328.650 dengan total PPN keluaran Rp 140.932.865 dan total PPN masukan yang dimiliki PT.GWT mencapai Rp 137.470.456. Sehingga total PPN terutang PT. GWT tahun 2015 adalah Rp 3.462.409. Sebagai contoh penghitungan PPN terutang masa bulan Januari yang dibayar PT.GWT (Undang- Undang Nomor 146 Tahun 2012) adalah sebagai berikut : Pajak Keluaran : Rp 18.225.000 Pajak Masukan : Rp 17.956.330 (-) PPN yang kurang atau (lebih) bayar : Rp 268.670 4.2 Pelaporan SPT Masa PPN PT GWT dengan Pembetulan Dalam melakukan penghitungan kembali SPT Masa PPN tahun 2015 ditemukan kekeliruan penghitungan karena adanya faktur ganda dan faktur yang tidak disampaikan pada SPT Masa PPN. Faktur ganda terjadi akibat adanya satu nomor faktur pajak yang sudah digunakan lalu digunakan kembali kepada lawan transaksi yang sama atau bahkan beda. Berikut Faktur ganda yang ditemukan dalam penghitungan SPT Masa PPN. 33

Tabel 4.2 Nomor Faktur Pajak Ganda pada pelaporan SPT masa PPN tahun 2015 Bulan Kode Faktur Lawan Transaksi Tanggal Lapor DPP PPN Lawan Transaksi Tanggal Lapor DPP PPN Januari 010.901-15.69619892 PT.NPPK 02/01/2015 1,096,142 109,614 PT.RPJ 07/01/2015 1,370,178 137,018 Januari 010.901-15.69619894 PT.PSS 02/01/2015 2,557,666 255,767 PT.NPPK 07/01/2015 3,197,082 319,708 Februari 010.901-15.69619956 PT NPPK 18/02/2015 453,976 45,398 PT.PSS 23/02/2015 567,470 56,747 Maret 010.901-15.53655341 PT.PSS 17/03/2015 4,550,288 455,029 PT.NPPK 22/03/2015 5,687,860 568,786 April 010.901-15.66440345 PT.PSS 08/04/2015 373,336 37,334 PT.NPPK 14/04/2015 466,670 46,667 Mei 010.901-15.66440357 PT.PSS 01/05/2015 4,357,424 435,742 PT.RPJ 02/05/2015 5,446,780 544,678 Juni 010.901-15.66440371 PPT.NPPK 15/06/2015 2,518,376 251,838 PT.PSS 20/06/2015 3,147,970 314,797 Jumlah total 15,907,208 1,590,721 19,884,010 1,988,401 Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. 34

Tabel 4.2 diatas menunjukkan kesalahan data faktur ganda pajak keluaran yang dilaporkan dalam pelaporan SPT Masa PPN seharusnya dengan nilai total DPP Rp 15.907.208 dan PPN Rp 1.590.721 namun digunakan ganda hingga sejumlah DPP Rp 19.884.010 dan PPN Rp 1.988.401. Akibat dari adanya faktur ganda tersebut PT. GWT harus mengembalikan Rp 19.884.010 kepada lawan transaksi dan faktur serta transaksi dianggap batal. Sedangkan, faktur dengan total PPN Rp 1.590.721 tetap dapat diperhitungkan sebagai pajak keluaran karena faktur pajak ini terlebih dahulu dibuat.kesalahan faktur terjadi karena PT.GWT tidak sengaja memberikan nomor seri faktur yang sama kepada lawan transaksi. Dibawah ini merupakan tabel yang menunjukkan penghitungan PPN Keluaran dan PPN Masukan setelah dilakukan penelitian ulang terhadap faktur pajak. Tabel 4.3 Rekapitulasi SPT masa PPN tahun 2015 setelah dilakukan Pemeriksaan Terhadap Faktur Pajak Masa DPP Pajak PPN Pajak DPP Pajak PPN Pajak PPN KB / Pajak Keluaran Keluaran Masukan masukan Terutang (LB) Januari 177.682.740 17.768.274 179.563.300 17.956.330 (188.056) (LB) Februari 171.064.830 17.106.483 168.190.180 16.819.018 287.465 KB Maret 74.595.290 7.459.529 77.768.150 7.776.815 (317.286) (LB) April 191.575.020 19.157.502 189.256.490 18.925.649 231.853 KB Mei 149.253.220 14.925.322 151.708.400 15.170.840 (245.518) (LB) Juni 169.834.910 16.983.491 149.850.900 14.985.090 1.998.401 KB Juli 131.185.000 13.118.500 127.969.450 12.796.945 321.555 KB Agustus 85.780.000 8.578.000 82.530.860 8.253.086 324.914 KB September 133.660.000 13.366.000 130.499.170 13.049.917 316.083 KB Oktober 62.391.000 6.239.100 59.841.020 5.984.102 254.998 KB November 29.461.450 2.946.145 27.048.450 2.704.845 241.300 KB Desember 32.945.190 3.294.519 30.478.190 3.047.819 246.700 KB Total 1.409.428.650 140.942.865 1.374.704.560 137.470.456 3.472.409 Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. 35

Dari tabel 4.3 dapat dilihat total penghasilan bruto PT.GWT pada tahun 2015 setelah dilakukan pengecekan data sebenarnya mencapai Rp 1.409.428.650 dengan total PPN keluaran Rp 140.942.865 dan total PPN masukan yang dimiliki PT.GWT mencapai Rp 137.470.456. Sehingga total PPN terutang PT. GWT tahun 2015 adalah Rp 3.472.409. Perubahan penghasilan bruto ini disebabkan karena adanya nomor faktur pajak ganda (tabel 4.2) dan nomor faktur pajak yang tidak dilaporkan, berikut nomor faktur pajak yang tidak dilaporkan: Tabel 4.4 Faktur Pajak yang tidak dilaporkan bulan Juni 2015 Lawan Tanggal Kode Faktur Transaksi Transaksi DPP PPN PT.RPJ 010.901-15.66440381 22/05/2015 19.884.010 1.988.401 Jumlah Total 19.884.010 1.988.401 Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui selain adanya kasus menurut faktur ganda, pada bulan Juni juga ditemukan nomor faktur yang tidak disampaikan dengan nomor faktur 010.901-15.66440381 dengan total DPP Rp 19.884.010 dan PPN Rp 1.988.401. faktur pajak yang tidak dilaporkan ini terjadi karena adanya kelalaian dalam penginputan data yang menyebabkan faktur pajak terlewat dilaporkan sehingga omset pada bulan juni yang seharusnya Rp 1.409.428.650 namun dilaporkan Rp 1.409.328.650. Berikut salah satu analisis kesalahan pada bulan juni dimana terdapat nomor faktur pajak ganda dengan total PPN Rp 314.797 dan nomor faktur yang tidak disampaikan dengan total PPN Rp 1.998.401 yang 36

mengakibatkan omset PT.GWT bulan juni mengalami penurunan dimana seharusnya Rp 169.834.910 menjadi Rp 152.998.870. Pada bulan Juli sampai dengan Desember tidak ditemukan kesalahan pada penghitungan PPN dikarenakan PT.GWT telah melakukan penghitungan menggunakan E-Faktur berdasarkan terbitnya pengumuman nomor PENG- 6/PJ.02/2015 tentang penegasan atas E-Faktur diwajibkan membuat E-faktur mulai tanggal 1 Juli 2015. E-Faktur adalah faktur pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/ atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dari data dapat diketahui PPN terutang sebenarnya PT.GWT. Berikut penghitungan PPN terutang sebenarnya PT.GWT. 37

Tabel 4.5 Perbandingan Rekapitulasi PPN Terutang sebelum Pembetulan dan Setelah Pembetulan Masa Pajak SPT Normal KB/(LB) PPN Terutang SPT Pembetulan KB/(LB) PPN Terutang yang harus dibayar karena adanya pembetulan KB/ (LB) Januari 268.670 (188.056) (456.726) (LB) Februari 344.212 287.465 (56.747) (LB) Maret 251.500 (317.286) (568.786) (LB) April 278.520 231.853 (46.667) (LB) Mei 299.160 (245.518) (544.678) (LB) Juni 314.797 1.998.401 1.683.604 KB Juli 321.555 321.555 0 Nihil Agustus 324.914 324.914 0 Nihil September 316.083 316.083 0 Nihil Oktober 254.998 254.998 0 Nihil November 241.300 241.300 0 Nihil Desember 246.700 246.700 0 Nihil Total 3.462.409 3.472.409 10.000 Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. Keterangan KB / (LB) Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan akibat dari adanya kesalahan penghitungan faktur pajak PT.GWT mengalami kurang bayar disebabkan adanya pembetulan SPT masa PPN bulan Januari sampai dengan Juni dengan jumlah total PPN terutang Rp 10.000. 38

Berdasarkan tabel diatas, salah satu contoh penghitungan PPN terutang pada SPT masa Januari pembetulan yang dibayar PT.GWT adalah sebagai berikut: Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri : Rp 17.768.274 Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan : Rp 17.956.330 (-) PPN yang kurang atau (lebih) bayar : Rp (188.056) PPN yang kurang atau (lebih) bayar pada SPT yang dibetulkan : Rp 268.670 (-) PPN yang kurang atau (lebih) bayar karena pembetulan : Rp (456.726) Akibat adanya pembetulan terdapat lebih bayar Rp 1.673.604 dari bulan Januari sampai Mei yang dapat diminta dilakukan kompensasi atau restitusi atas lebih bayar tersebut. Dari adanya data diatas PT. GWT memutuskan dilakukannya kompensasi, sebagai berikut : 39

Masa Pajak Tabel 4.6 Kompensasi PT.GWT tahun 2015 PPN Terutang SPT Normal KB/ (LB) SPT Pembetula n KB/ (LB) PPN Terutang yang harus dibayar karena adanya pembetulan KB/ (LB) Kompensasi Jumlah Bulan KB/(LB) Setelah Kompen sasi Januari 268.670 (188.056) (456.726) (456.726) Februari Februari 344.212 287.465 (56.747) (513.473) Maret Maret 251.500 (317.286) (568.786) (1.082.259) April April 278.520 231.853 (46.667) (1.128.926) Mei Mei 299.160 (245.518) (544.678) (1.673.604) Juni Juni 314.797 1.998.401 1.683.604 10.000 Juli 321.555 321.555 0 Agustus 324.914 324.914 0 September 316.083 316.083 0 Oktober 254.998 254.998 0 November 241.300 241.300 0 Desember 246.700 246.700 0 Total 3.462.409 3.472.409 10.000 10.000 Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa total kompensasi yang dilakukan oleh PT.GWT adalah Rp 1.673.604, akibat adanya kompensasi tersebut menyebabkan PPN terutang PT.GWT menjadi kurang bayar Rp 10.000 dan diketahui pada SPT masa PPN normal bulan Juni PT.GWT tidak melaporkan faktur pajak senilai PPN terutang Rp. 1.998.401. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan tanggal setor SPT masa PPN tahun 2015 yang dilaporkan oleh PT. GWT. 40

Tabel 4.7 Tanggal Setor SPT masa PPN SPT Masa Tanggal Lapor Tanggal Lapor (SPT Normal) (Pembetulan 1) Januari 03/02/2015 07/03/2016 Februari 31/03/2015 07/03/2016 Maret 30/04/2015 07/03/2016 April 11/05/2015 07/03/2016 Mei 30/06/2015 07/03/2016 Juni 30/07/2015 07/03/2016 Juli 31/08/2015 - Agustus 25/09/2015 - September 29/10/2015 - Oktober 27/11/2015 - November 14/12/2015 - Desember 29/01/2016 - Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. Dari tabel 4.7 dapat dilihat tanggal penyetoran SPT masa PPN dari bulan Januari sampai Desember sebelum dan sesudah pembetulan. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui pada bulan Juni terdapat kurang bayar PPN terutang Rp 10.000 yang diakibatkan adanya faktur pajak yang tidak dilaporkan sehingga dilakukan pembetulan SPT masa PPN. Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pembetulan akibat kurang bayar bulan Juni dilakukan pada tanggal 07 Maret 2016. Akibat keterlambatan penyetoran atau pembayaran pajak tersebut dapat dikenakan denda dan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % dari jumlah pajak yang kurang bayar dikalikan dengan jumlah bulan terlambat dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai tanggal dibayar. 41

Berikut penghitungan bunga atas sanksi administrasi yang dapat dikenakan. PPN terutang yang terlambat dibayarkan : Rp 10.000 Sanksi bunga terlambat bayar ( 2 % x Rp 10.000 x 9 bulan (juli-maret)) : Rp 1.800 Jadi, total PPN terutang yang harus dibayarkan akibat adanya pembetulan SPT masa bulan Juni oleh PT.GWT adalah Rp. 10.000 dan bunga atas sanksi administrasi terlambat bayar Rp 1.800 yang dihitung dari PPN terutang yang terlambat dibayar dikali 2% perbulan dari bulan pertama kali dilaporkan sebelum pembetulan sampai bulan saat dilakukan pembetulan dan pembayaran atas pembetulan.pembayaran bunga atas sanksi administrasi dilakukan setelah adanya penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). 4.1 Implikasi Pembetulan SPT Masa PPN bagi PT GWT yang Hendak Melakukan Likuidasi Review PT.GWT terhadap laporan selama 5 tahun menemukan terdapat kekeliruan pada tahun 2015 sehingga memiliki implikasi terhadap laporan keuangan dan pembetulan SPT masa PPN tahun 2015. Implikasi terhadap keuangan tersebut terlihat pada omset tahun 2015 menjadi lebih besar dari sebelum pembetulan. 42

Tabel 4.8 Rekapitulasi Perubahan Omset tahun 2015 Keterangan 2015 Omset Pada SPT Tahunan 1.409.328.650 Omset setelah Pembetulan 1.409.428.650 Selisih (100.000) Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016 Pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa PT.GWT memiliki omset pada SPT tahunan sebelum pembetulan Rp 1.409.328.650 dan omset pada SPT Tahunan setelah dilakukan pembetulan Rp 1.409.428.650 dengan selisih omset Rp 100.000. Pada tabel dibawah akan diketahui perbandingan laporan laba rugi PT.GWT sebelum dan sesudah dilakukannya pembetulan. 43

Tabel 4.9 Laporan Laba Rugi PT. GWT Per 31 Desember 2015 sebelum dan sesudah Pembetulan Sebelum Pembetulan Setelah Pembetulan PENDAPATAN Penjualan Kayu Log 563.731.460 563.771.460 Penjualan Kayu Olahan 845.597.190 845.657.190 1.409.328.650 1.409.428.650 HARGA POKOK PRODUKSI Persediaan Awal 2.374.704.560 2.374.704.560 Pembelian 1.374.704.560 1.374.704.560 Tersedia untuk dijual 3.749.409.120 3.749.409.120 Persediaan Akhir (2.949.409.120) (2.949.409.120) 800.000.000 800.000.000 Laba kotor 609.328.650 609.428.650 BEBAN USAHA Beban Telepon 10.657.642 10.657.642 Beban Ongkos Kirim 37.856.730 37.856.730 Beban BBM 24.409.382 24.409.382 Beban Listrik 10.506.500 10.506.500 Beban Instalasi Listrik 600.900 600.900 Beban Sewa Bangunan 510.000.000 510.000.000 Beban gaji karyawan 86.450.000 86.450.000 Beban Kantor 186.932.500 186.932.500 Beban Rumah Tangga 88.580.000 88.580.000 Beban Sumbangan 9.264.000 9.264.000 Beban Pengobatan 2.814.500 2.814.500 Beban Kendaraan 6.049.000 6.049.000 Beban Keamanan 14.350.000 14.350.000 Beban Pemeliharaan Bangunan 4.954.900 4.954.900 Beban Parkir dan Tol 1.414.500 1.414.500 Beban Pajak PPH Pasal 15 17.781.096 17.781.096 Beban Pajak PPh Pasal 23 13.069.223 13.069.223 Beban Pajak PPh Pasal 22 26.796.160 26.796.160 Beban Pajak Pasal 4 ayat 2 51.000.000 51.000.000 Beban Lain-lain 7.404.500 7.404.500 1.110.891.533 1.110.891.533 Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak (501.562.883) (501.462.883) 44

KOREKSI FISKAL Beban Pajak PPH Pasal 15 17.781.096 17.781.096 Beban Pajak PPh Pasal 23 13.069.223 13.069.223 Beban Pajak PPh Pasal 22 26.796.160 26.796.160 Beban Pajak Pasal 4 ayat 2 51.000.000 51.000.000 Beban Sumbangan 9.264.000 9.264.000 Beban Pengobatan 2.814.500 2.814.500 120.724.979 120.724.979 Laba (Rugi) Bersih setelah Koreksi Fiskal (380.837.904) (380.737.904) Sumber : Rekapitulasi SPT Masa PPN PT. GWT, 2016. Dari tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa : 1. Pendapatan PT.GWT berasal dari penjualan kayu log dan penjualan kayu olahan dengan persentasi 40% dari Omset terhadap penjualan kayu log dan 60% atas penjualan kayu olahan terhadap total omset yang dimiliki oleh PT.GWT. 2. Omset PT.GWT sebelum dilakukan pembetulan Rp 1.409.328.650 dan sesudah dilakukan pembetulan mengalami kenaikan sebesar Rp 100.000 menjadi Rp 1.409.428.650. 3. Harga pokok produksi di peroleh dari persediaan akhir tahun 2014 yang dialokasikan ditahun 2015 menjadi persediaan awal ditambah dengan pembelian yang merupakan total DPP Pajak masukan dalam satu tahun dikurangi persediaan akhir tahun 2015. Total Harga pokok produksi yang dimiliki oleh PT.GWT sebelum dan sesudah terjadinya pembetulan adalah Rp 800.000.000 4. Laba kotor sebelum pembetulan Rp 609.328.650 dan sesudah pembetulan Rp 609.428.650. 45

5. Dalam laba rugi PT. GWT terdapat total beban usaha Rp 1.110.891.533. 6. Laba (rugi) Bersih sebelum pajak PT.GWT diperoleh dari laba kotor dikurangi beban usaha sehingga laba (rugi) bersih sebelum dilakukan pembetulan Rp (501.562.883) dan laba (rugi) bersih setelah pembetulan Rp (501.462.883) 7. Laba (rugi) bersih setelah koreksi fiskal sebelum pembetulan Rp (380.837.904) dan setelah pembetulan Rp (380.737.904). Berdasarkan data PT.GWT mengambil keputusan untuk melakukan pencabutan PKP dan melakukan likuidasi terhadap perusahaan. Berdasarkan Nomor 146/PMK.03/2012 pasal 10 tentang tata cara verifikasi ayat 1 tentang verifikasi dalam rangka mencabut pengukuhan pengusaha kena pajak secara jabatan atau berdasarkan permohonan pengusaha kena pajak. Alasan lain PT.GWT ingin melakukan likuidasi karena usaha yang dijalaninya sudah tidak memungkinan beroperasi lagi disebabkan perusahaan mengalami kerugian selama 5 (lima) tahun terakhir. Pencabutan PKP disampaikan PT.GWT pada maret 2016 dan sedang dalam proses pemeriksaaan. Pemeriksaan dilakukan oleh KPP dalam jangka waktu 6 bulan setelah surat permohonan disampaikan. Apabila batas waktu 6 bulan telah terlewat dan belum adanya pemberitahuan dari DJP maka permohonan PT.GWT dianggap disetujui dan PT.GWT dinyatakan bukan sebagai PKP. Selama proses pemeriksaan PT.GWT tetap menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak yaitu menghitung, menyetor dan melaporkan pajak. 46