GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Arni Wianti ABSTRAK Pendahuluan. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang mempunyai efek penyembuhan. Hasil studi pendahuluan terhadap 10 pasien mengatakan bahwa, ada beberapa perawat yang tidak memperkenalkan diri sebelum memulai komunikasi, bicara seperlunya, kurang ramah, pemasangan infuse tidak dikomunikasikan dulu dengan pasien atau keluarga, tidak sabar menghadapi pasien yang rewel atau sering bertanya tentang penyakitnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan komunikasi terapeutik pada pasien pre operasi di Ruang Dadali RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Metode. Disain penelitian yang akan diteliti termasuk ke dalam disain deskriptif dengan cara observasi dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres sebanyak 15 perawat. Analisis yang digunakan univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan karaktersitik perawat berdasarkan usia didapatkan perawat dengan usia tertua adalah 40 tahun, Karaktersitik perawat berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebagian besar jenis kelamin perempuan da Kurang dari setengahnya pelaksanaan komunikasi oleh perawat cukup baik. Simpulan. Pihak Rumah Sakit agar mengevaluasi kembali kinerja perawat khususnya dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik atau mengadakan seminar tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik yang efektif. Kata Kunci : Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Kepustakaan : 23 (2007 2015)
PENDAHULUAN Komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik (Setiawati, 2011). Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah prilaku klien dalam tingkat kesehatan yang optimal (Struart, G.W, 1998 dalam Suryani, 2012). Keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi tergantung pada partisipasi pasien dalam menetapkan keberhasilan, tetapi juga pada gaya perawat melakukan komunikasi dan kemampuan untuk menetapkan hubungan yang membantu (Indrawati, 2010). Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang mempunyai efek penyembuhan. Karena komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi yang akurat dan membina hubungan saling percaya terhadap pasien, sehingga pasien akan merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Apabila perawat dalam berinteraksi dengan klien tidak memperhatikan teknik dan tahapan komunikasi terapeutik dengan benar dan tidak berusaha untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik, maka hubungan yang baik antara perawat dan pasien akan sulit terbina (Anggraini, 2012). Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada komunikasi terapeutik terdapat dua komponen penting yaitu proses komunikasinya dan efek komunikasinya. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar untuk melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat petugas kesehatan melakukan pengkajian memberi penyuluhan kesehatan dan perencanaan perawatan, persoalan mendasar dalam komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2010). Menurut data rekam medik RSUD Cideres jumlah pasien yang di rawat di Ruang Bedah pada tahun 2015 sebanyak 711 pasien. Sedangkan pada bulan Januari tahun 2016 sebanyak 76 pasien. Alasan pemilihan ruang bedah karena di Ruang Bedah masih banyak perawat yang melakukan komunikasi terapeutik kurang maksimal lebih banyak dibandingkan dengan ruangan lain. Hasil studi pendahuluan terhadap 10 pasien mengatakan bahwa, ada beberapa perawat yang tidak memperkenalkan diri sebelum memulai komunikasi, bicara seperlunya,
kurang ramah, pemasangan infuse tidak dikomunikasikan dulu dengan pasien atau keluarga, tidak sabar menghadapi pasien yang rewel atau sering bertanya tentang penyakitnya. Sementara itu hasil wawancara dengan perawat menunjukan sebagian besar perawat sudah melaksanakan komunikasi dengan baik. Hasil penelitian Syaironi (2013), tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Kabupaten Malang didapatkan hasil, sebanyak 45,46% pelaksanaan komunikasi terapeutik kurang baik, dan sebanyak 54,54% pelaksanaan komunikasi terapeutik baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (54,54%) pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat baik. Hasil penelitian Kasana (2014) menunjukkan bahwa pada pasien pre operasi berpendapat bahwa sebagian besar perawat cukup baik dalam melakukan komunikasi terapetik di Ruang Ponek RSUD Karang Anyar. Dari uraian tersebut peneliti akan meneliti lebih lanjut tentang Gambaran Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Dadali RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2016. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian. Disain penelitian yang akan diteliti termasuk ke dalam disain deskriptif dengan cara observasi dan kuesioner Definisi Operasional. Pelaksaan komunikasi terapuetik oleh perawat ialah suatu proses penyampaian nformasi yang dilakukan oleh perawat kepada pasien atau keluarga pasien di rumah sakit. Cara ukur dengan observasi dan alat ukur kuesioner dengan hasil ukur ; 0 : Baik : jika skor 76-100%, 1: Cukup : jika skor 56-75% dan 2 : Kurang : jika skor < 56% Populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang bedah RSUD Cideres yaitu sebanyak 15 perawat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Lokasi penelitian dalam penelitian ini yaitu di ruang bedah RSUD Cideres dan waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan April Mei tahun 2016. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa karaktersitik perawat berdasarkan usia 23-30 tahun sebesar (57,14%) dan perawat dengan usia tertua adalah 31-40 tahun sebesar (42,8%) di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebagian besar (75,4%) perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 dengan jenis kelamin perempuan dan sebagian kecil (26,6%) perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 dengan jenis kelamin laki-laki.
a. Gambaran Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik f % Baik 8 53.3 Cukup 7 46.7 Total 15 100.0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 8 orang (53,5%) perawat melaksanakan komunikasi terapeutik baik dan sebanyak 7 orang b. Gambaran Dimensi Hubungan Komunikasi Terapeutik Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dimensi Hubungan Komunikasi (46,7%) perawat melaksanakan komunikasi teraputik kurang baik di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 Terapeutik di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 Dimensi Hubungan Komunikasi Terapeutik f % Rasa Percaya 83 15.9 Empati 85 16.3 Perhatian 165 31.5 Autonomi dan Mutualitas 190 36.3 Total 523 100.0 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dimensi hubungan komunikasi terapetik oleh perawat pada pasien di Ruang Dadali RSUD Cideres sebagian kecil (15,9%), menunjukan rasa percaya kepada pasien dan sebagian besar (36,3%) menunjukan autonomi dan mutualitas atau perawat mampu mengontrol diri dan perasaan untuk berbagi dengan sesama. PEMBAHASAN a. Gambaran Karakteristik Perawat Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Lama Kerja di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 Hasil penelitian menunjukan perawat dengan usia termuda adalah 23 tahun di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016, hal ini dikarenakan adanya perawat baru, ataupun lulusanlulusan baru yang direkrut oleh management Rumah Sakit sebagai upaya untuk regenerasi perawat.
Usia dikaitkan dengan kinerja/prestasi yang tinggi, dimana usia produktif (20-35 tahun) identik dengan idealisme yang tinggi. Usia juga mempengaruhi fisik dan psikis seseorang, dimana dengan bertambahnya usia seseorang cenderung mengalami perubahan potensi kerja, selain itu faktor jenis kelamin juga akan mempengaruhi kinerja seseorang (Gibson, 1996). Karakteristik seorang perawat berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap kinerja dalam praktik keperawatan termasuk di dalamnya penerapan komunikasi terapeutik, dimana semakin tua usia perawat maka dalam menerima sebuah pekerjaan akan semakin bertanggungjawab dan berpengalaman. Hal ini berdampak pada penerapan komunikasi terapeutik pada klien semakin baik pula. Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses komunikasi, dimana pria dan wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain saling mempengaruhi proses komunikasi secara unik. Laki-laki dan perempuan menunjukan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan. Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki lebih menunjukan indepedensi dan status dalam kelompoknya. Pengaruh jenis kelamin dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Ada pekerjaan yang secara umum lebih baik dikerjakan oleh laki-laki akan tetapi pemberian ketrampilan yang cukup memadai pada perempuan pun mendapatkan hasil pekerjaan yang cukup memuaskan. Ada posisi lain dalam karakter perempuan yaitu ketaatan dan kepatuhan dalam bekerja. Hal ini akan mempengaruhi kerja secara personal. b. Gambaran Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukan kurang dari setengahnya pelaksanaan komunikasi oleh perawat cukup baik dan lebih dari setengahnya pelaksanaan komunikasi oleh perawat baik di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016. Sejalan dengan hasil penelitian Syaironi (2011) tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang kabupaten Malang didapatkan hasil, sebanyak 45,46% pelaksanaan komunikasi terapeutik kurang baik, dan sebanyak 54,54% pelaksanaan komunikasi terapeutik baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (54,54%) pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat baik. Pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat pada umumnya sudah baik namun masih ditemukan perawat yang melaksanakan sebagian memberi kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk memulai pembicaraan dan menganjurkan pasien untuk meneruskan pembicaraan, selain itu ada juga perawat yang hanya sedikit yang dilaksanakan yaitu tidak
menganjurkan pasien untuk menguraikan persepsinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam keperawatan, komunikasi perawat yang berkomunikasi secara baik akan lebih mampu dalam mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan (intervensi), mengevaluasi pelaksanaan dari intervensi yang telah dilakukan, melakukan perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah-masalah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan. Perlunya upaya dari manajemen RSUD Cideres untuk mengevaluasi kembali kinerja perawat khususnya dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik, atau mengadakan seminar seminar tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik yang efektif dilakukan oleh perawat. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Karaktersitik perawat berdasarkan usia didapatkan perawat dengan usia tertua adalah 40 tahun di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016. b. Karaktersitik perawat berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebagian besar perawat di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 dengan jenis kelamin perempuan c. Kurang dari setengahnya pelaksanaan komunikasi oleh perawat cukup baik di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2016 2. Saran a. Bagi RSUD 1) Manajemen RSUD Cideres agar mengevaluasi kembali kinerja perawat khususnya dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik, atau mengadakan seminar seminar tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik yang efektif dilakukan oleh perawat. 2) Mengadakan pelatihan menerapkan teknik komunikasi terapeutik hal ini bertujuan untuk melatih kepekaan serta ketajaman, karena komunikasi terjadi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi kepuasan klien. b. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain diharapkan agar mencoba desain penelitian yang berbeda dan variabel yang dihubungkan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik. Menambah jumlah populasi penelitian agar didapatkan hasil yang akurat. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, 2012. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dalam Tindakan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di Ruang Rawat Inap RSUD Progo- Yogyakarta. http://skripsistikes.wordpress.com Asrin dan Maude. 2012. Patients Satisfaction With Nursing Communication (Therapeutic Communication) On Adult Medical Surgical Wards At Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital Of Purwokerto, Central Java, Indonesia Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Fortinash, 2012. Psychiatric Nursing Care Plans (5thed). Canada : Mosby Elseiver Hamid, 2009. Riset Keperawatan. Jakarta : EGC. Hidayat. 2014. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik. Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Indrawati, 2010. Tentang komunikasi terapeutik. www/wikepedia.orng.com. Liliweri. 2012. Dasar-Dasar komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Maretya. 2010. Community Health Nursing Promoting and Protecting the Public s Health. (7thed). USA : Lippincott Williams & Wilkins. Nurjannah. 2010. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Memodia. Nurjannah. 2011. Hubungan Terapetik Perawat dan Pasien. Yogyakarta : Bina Rupa Aksara. Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nasir, 2010. Komunikasi Dalam keperawatan teori dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Nasir A dkk. 2011. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Potter & Perry, 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 1. Jakarta: EGC Purwanto, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rekamedik RSUD Cideres, 2015. Laporan Pasien Bedah Tahun 2015. Majalengka : RSUD Cideres. Sekaran. 2000. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Setiawati. 2011. Komunikasi Keperawatan Plus materi Komunikasi Terapeutik.Yogjakarta : Medical Book Sukadinata, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya Sugiono, 2011. Metode Penelitian. Penelitian Bisnis. Cetakan keenam. Bandung. Penerbit : Alfabeta Suryani, 2012. Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek. Jakarta, EG Syaironi. 2013. Gambaran Komunikasi Terapeutik di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Kabupaten Malang. Jurnal Penelitian Keperawatan.