BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang terdiri dari ruangan kelas 1 dimana ruanganya terdapat dilantai 1, ruangan kelas II dan Kelas III terdapat dilantai I. Selain itu perawat diruang bedah aktivitasnya lebih banyak melakukan perawatan luka. Berdasarkan laporan bulanan pada bagian Rekam Medik RSUD Prof. Dr.Aloei. Saboe Kota Gorontalo, jumlah pasien rawat inap bedah dalam 6 bulan terakhir dari bulan Januari yang terdiri dari pasien dinas, Askes dan partik (Umum). Kinerja pelayanan yang telah diberikan oleh RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Aloei Kota Gorontalo dapat diketahui bahwa BOR (Bed Occupancy Rate) pada 6 bulan terakhir berkisar antara 52 % 62 % dengan rata rata 58 %. Walaupun hasil ini telah mencukupi standar Depkes yaitu rata-rata BOR % namun hasilnya masih rendah. Hal ini tidak terlepas dari pelayanan yang diberikan oleh RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe. Kota Gorontalo tersebut, salah satunya pelayanan keperawatan. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat praktik pemenuhan kebutuhan dasar manusia (PKDM) pada tahun 2010, didapatkan bahwa pelayanan keperawatan dalam hal memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual pasien belum baik.

2 Karakteristik Responden Tabel Distribusi Responden menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja. Tabel 4.1 Data Demografi Karakteristik RespondenDi Ruang Bedah RSUD Prof Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Karakteristik N % Umur (Tahun) Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Lama Kerja (Tahun) Sumber : Data primer ,25 12,5 6,25 15,625 84,375 81,25 12,5 6,25 Berdasarkan table 4. 1, Karakteristik responden yang berumur antara tahun berjumlah 26 orang (81,25%), responden yang berumur antara tahun berjumlah 4rang (12,5%) dan responden yang berumur tahun berjumlah 2 orang (6.25 %), Karakteristik responden laki-laki berjumlah 5 orang (15,625%) dan responden yang wanita berjumlah 27 orang (84,375%) dan Karakteristik responden dengan masa kerja 0 10 tahun berjumlah 21 orang (65,62 %), dengan masa kerja tahun berjumlah 4 orang (12,25%)dan dengan masa kerja tahun berjumlah 7 orang (21,88%).

3 Analisis Univariat Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap TersedianyaPanduan/Format Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tersedianya Panduan/Format Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Panduan Format Frekuensi Persentase Tidak Tersedia 13 40,62 Tersedia 19 59,37 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 32 orang responden lebih besar menyatakan tersedianya panduan/format pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 59,38 % dan hanya 40,62% yang menyatakan tidak tersedianya panduan/format pendokumentasian proses asuhan keperawatan Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Adanya Reward, Psikologis dan Sosial Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Adanya Reward. Psikologis dan Sosial Di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Reward N % Tidak Ada 13 40,62 Ada 19 59,38 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 32 orang responden lebih besar menyatakan ada Reward, psikologis dan sosial yang diberikan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe yaitu 59,38 % dan hanya 40,62 % yang menyatakan tidak ada reward psikologis dan social.

4 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Lingkungan Kerja Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Lingkungan Kerja Yang Mendukung Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan DiRuang Bedah RSUDProf Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Lingkungan Kerja N % Tidak Mendukung 12 37,5 Mendukung 20 62,5 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.4 dari 32 orang responden lebih besar menyatakan adanya dukungan dari kondisi lingkungan kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 62,5% dan hanya 37,5% yang menyatakan tidak adanya lingkungan kerja dukungan dari kondisi lingkungan kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat Mengenai Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pengetahuan N % Kurang 16 50,0 Baik 16 50,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dari 32 orang responden setengah diantaranya 50% berpengetahuan baik dan setengahnya lagi berpengetahuan kurang terhadap pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

5 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tersedianya Waktu Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tersedianya Waktu Untuk Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUDProf Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pengetahuan n % Kurang 16 50,0 Baik 16 50,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.6 dari 32 orang responden lebih besar menyatakan tersedianya waktu untuk pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 56,25% dan hanya 43,25% yang menyatakan tidak tersedianya waktu untuk pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan DiRuang BedahRSUDProf. Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian n % Tidak Dilaksanakan 14 43,75 Dilaksanakan 18 56,25 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.7 dari 32 orang responden lebih banyak yang memperlihatkan dilaksanakannya pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 56,25% dan hanya 43,75% yang tidak memperlihatkan dilaksanakannya pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

6 Analisis Bivariat Untuk menilai hubungan antara tersedianya panduan/format, reward, psikologisdan social, lingkungan kerja, pengetahuan dan tersedianya waktu pada perawat pelaksana yang bertugas di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan maka digunakan uji statistik Kai-Kuadrat dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau interval kepercayaan p< 0,05. Maka ketentuan bahwa tersedianya panduan/format, imbalan jasa psikologis dan sosial (reward)), lingkungan kerja, pengetahuan dan tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan dikatakan mempunyai hubungan yang bermakna bila nilai p< 0, Hubungan tersedianya Panduan/format Pendokumentasian dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Terdapat dua katagori variabel tersedianya panduan/format yaitu :Tersedia dan Tidak tersedia. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 4.8

7 57 Tabel l 4.8 Hubungan Tersedianya Panduan/Format Pendokumentasian Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian Tersedianya Panduan/Format n Nilai p Pendokumentasian Tidak Tersedia Tersedia Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan J u m l a h ,042 Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa responden yang menyatakan tersedianya panduan/format pendokumentasian dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 13 responden (40,62%) sedangkan yang menyatakan tersedianya format pendokumentasian namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 6 responden (18,75%). Demikian pula dengan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,042 yang berarti lebih kecil dari nilai α(0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Hubungan Reward, Psikologis dan Sosial dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Terdapat dua katagori variabel Reward, psikologis dan sosial yaitu :Ada dan Tidak ada. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses

8 58 asuhan keperawatan dirsud Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Hubungan Imbalan Jasa, Psikologi dan Sosial (Reward) Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian Reward n Nilai p Tidak ada Ada Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan J u m l a h ,519 Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan bahwa responden yang menyatakan adanya Reward, psikologis dan sosial dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 12 responden (37,5%) sedangkan yang menyatakan adanya reward, psikologi dan social namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 6 responden (18,75%). Berdasarkan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,519 yang berarti lebih besar dari nilai α(0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara imbalan jasa, psikologi dan sosial (reward) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

9 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Terdapat dua katagori variabel lingkungan kerja yaitu :Mendukung dan Tidak mendukung. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Hubungan Lingkungan Kerja DenganPelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian Lingkungan Kerja n Nilai p Tidak Mendukung Mendukung Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan J u m l a h ,590 Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan bahwa responden yang menyatakan adanya dukungan dari lingkungan kerja dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 11 responden (34,37%) sedangkan yang menyatakan adanya dukungan dari lingkungan kerja namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 8 responden (25%). Berdasarkan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,590 yang berarti lebih besar dari nilai α(0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan dirsud Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

10 Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Terdapat dua katagori variabel pengetahuan perawat yaitu :Kurang dan Baik. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo, dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di RSUD Prof Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian Pengetahuan n Nilai p Kurang Baik Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan J u m l a h ,013 Berdasarkan tabel 4.11 ditemukan bahwa responden yang pengetahuannya baik dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 13 responden (40,62%) sedangkan yang pengetahuannya baik namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 3 responden (9,37%). Hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,013 yang berarti lebih kecil dari nilai α(0,05). Dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

11 Hubungan Tersedianya Waktu dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Terdapat dua katagori variabel tersedianya waktu yaitu :Ada dan Tidak ada. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel Tabel 4.12 Hubungan Tersedianya Waktu DenganPelaksanaan Pendokumentasian ProsesAsuhan Keperawatan Di RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian Waktu n Nilai p Tidak Tersedia Tersedia Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan J u m l a h ,519 Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan bahwa responden yang menyatakan tersedianya waktu dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 12 responden (40,62%) sedangkan yang menyatakan tersedianya waktu namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 6 responden (18,75%). Hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,519 yang berarti lebih besar dari nilai α(0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

12 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan teori yang ada, maka dapat dikemukakan bahwa : Tersedianya panduan/format pendokumentasian Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa lebih besar responden yang menyatakan tersedianya panduan/format pendokumentasian proses asuhan keperawatan dari pada yang menyatakan tidak tersedianya panduan/format pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Sehingga secara proporsi panduan/format pendokumentasian telah tersedia di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Dari hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Semakin tersedianya panduan/format pendokumentasian asuhan keperawatan maka semakin terlaksana pula pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Demikian pula dengan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,042 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di ruang Bedah RSUD Prof Dr. Aloei. Saboe Kota Gorontalo. Berdasarkan Penelitian diruang Bedah RSUD Prof. Dr Aloei Sabae Kota Gorontalo didapatkan bahwa tidak tersedianya panduan disebabkan karena banyak

13 63 dokter yang tidak melengkapi dokumen catatan medis sehingga menambah beban kerja perawat serta perawat juga harus mendorong pasien ke rontgen dan tempat lain,harus mengambil obat ke apotik dan menyerahkan darah ke lab untuk dianalisa sehingga pendokumentasian askep tidak lengkap. Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima, karena ada hubungan positif antara tersedianya panduan/format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di ruang Bedah RSUD Prof Dr. Aloei. Saboe Kota Gorontalo. Hal ini didukung oleh Hidayat (2009), menyatakan bahwa sistem dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data kedalam format, catatan dan prosedur tetap yang dapat memberikan gambaran secara lengkap. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat yang dikemukakan maka dapat kita lihat pentingnya ketersediaan panduan/format pendokumentasian dalam rangka kelancaran pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Reward, Psikologi dan Sosial Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa lebih besar responden yang menyatakan adanya reward, psikologi dan sosial dari pada yang menyatakan tidak adanya reward, psikologi dan sosial. Sehingga secara proporsi berdasarkan pihak manajemen di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo telah menyediakan dan memberikan reward, psikologi dan sosial kepada para perawat pelaksananya.

14 64 Namun berdasarkan hasil analisa bivariat tidak ada hubungan yang bermakna antara reward, psikologi dan sosial (reward) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Reward, Psikologi dan Sosial yang dirasakan oleh perawat pelaksana tidak berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang mereka lakukan.berdasarkan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,519 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,05). Dengan demikian tidak ada hubungan yang bermakna antara imbalan jasa, psikologi dan sosial (reward) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan ditolak,ada atau tidak adanya pemberian imbalan jasa, psikologi dan sosial (reward) kepada perawat pelaksana, pendokumentasian asuhan keperawatan tetap dilaksanakan. Walupun pada dasarnya Swanburg (2007) membenarkan hal tersebut dimana dia menyatakan bahwa dalam melaksanakan perannya seorang perawat profesional merasa puas akan merasa bahagia dan akan produktif sesuai dengan kapasitasnya.yang akan menghasilkan penghargaan kepuasan diri dan cinta. Uang biasanya tidak dapat membeli loyalitas, kreativitas atau moral. Mereka tidak mendapatkan kepuasan ego dengan upah, pensiun, liburan atau keuntungan lainnya dari pekerjaan. Maka, sebagai seorang perawat profesional sudah seharusnya dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan tidak mengharapakan adanya reward, psikologi dan sosial.

15 Lingkungan kerja Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa lebih besar responden yang menyatakan dukungan lingkungan kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan dari pada yang menyatakan tidak adanya dukungan lingkungan kerja. Sehingga secara proporsi berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan lingkungan kerja yang dirasakan oleh perawat pelaksana di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo mendukung terlaksananya pendokumentasian proses asuhan keperawatan.. Berdasarkan hasil analisa bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo. Lingkungan kerja yang dirasakan oleh perawat pelaksana tidak berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang mereka lakukan Berdasarkan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,590 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Maka hipotesa yang disajikan sebelumnya oleh peneliti dinyatakan ditolak. Ada atau tidak adanya dukungan dari lingkungan kerja yang dirasakan oleh perawat pelaksana, pendokumentasian asuhan keperawatan tetap dilaksanakan dan tidak terabaikan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hidayat (2009) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan kerja misalnya sedikit atau banyaknya jumlah pasien yang ada

16 66 dirumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya tidak menyebabkan terabaikannya proses pendokumentasian yang dilakukan hal ini terutama terjadi dinegara dengan profesi keperawatan yang sudah maju. Dapat disimpulkan sebagai seorang perawat professional proses pendokumentasian hendaknya tidak terabaikan oleh kondisi lingkungan ditempat kerja mengingat pentingannya tujuan dan manfaat dari dokumentasi keperawatan Pengetahuan Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa setengah responden berpengetahuan baik dan setengahnya lagi berpengetahuan kurang terhadap pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Dari hasil analisa bivariat ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo. Berdasarkan uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,013 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Maka semakin baik pengetahuan perawat pelaksana di Ruang BedahRSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo, semakin terlaksana pula pendokumentasian proses asuhan keperawatan oleh perawat tersebut. Berdasarkan hal tersebut hipotesa yang disajikan oleh peneliti diterima, karena ada hubungan yang positif antara

17 67 pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Hal ini didukung oleh Hidayat (2009) yang menyatakan bahwa aspek dasar pengetahuan dokumentasi proses keperawatan yang dimiliki oleh perawat adalah pengetahuan tentang proses keperawatan dan pengetahuan dasar tentang pengkajian. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat yang dikemukakan maka dapat kita lihat pentingnya pengetahuan perawat tentang pendokumentasian dalam rangka kelancaran pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Tersedianya waktu Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa lebih besar responden yang menyatakan tersedianya waktu untuk pendokumentasian dari pada responden yang menyatakan tidak tersedianya waktu untuk pendokumentasian. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara proporsi ada waktu yang tersedia setiap harinya/shifnya untuk perawat pelaksana dalam melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Hasil analisa bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo. Tersedianya waktu oleh perawat pelaksana tidak berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang mereka lakukan. Hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,519 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara

18 68 tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatanberdasarkan hal tersebut, hipotesa yang disajikan sebelumnya oleh peneliti dinyatakan ditolak. Tersedia atau tidaknya waktu luang yang dirasakan oleh perawat pelaksana, pendokumentasian asuhan keperawatan tetap dilaksanakan. Menurut Stevens (2004) terdapat beberapa penyebab kurangnya pelaksanaan pendokumentasian rencana asuhan keperawatan, termasuk kurangnya dan waktu untuk melakukan dokumentasi. Menuliskan rencana asuhan keperawatan dianggap menyita banyak waktu sehingga perawat merasa tidak punya waktu lebih banyak untuk merawat klien. Selain itu timbul anggapan bahwa semua rencana keperawatan dapat dilakukan walaupun tanpa ditulis. Ketidaktahuan mengenai tujuan nyata dari penulisan rencana keperawatan, kesulitan dalam membuat keputusan, tidak mengetahui pentingnya proses keperawatan sebagai proses untuk mengembangkan pelayanan adalah faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kurangnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan klien. Sementara menurut pendapat A. Aziz Alimul Hidayat (2009) yang menyatakan bahwa bila dilihat dari kegiatannya pendokumentasian proses asuhan keperawatan banyak membuang waktu hanya untuk pencatatan dan penulisan. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak demikian bila dokumentasi memenuhi syarat standar dokumentasi yang benar. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan sebagai seorang perawat proses pendokumentasian hendaknya tidak terabaikan oleh

19 69 ketersediaan waktu karena bila dokumentasi yang dilakukan memenuhi syarat standar dokumentasi yang benar maka tidak akan menyita banyak waktu untuk dilaksanakan 4.3. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan yang dirasakan peneliti selama melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut : Penelitian dilakukan dengan skala kecil dan hanya di satu rumah sakit sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Rahayu Nento 1. Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Judul penelitian Peneliti : Analisis Peran Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keperawatan; Persepsi Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satu diantara pelayanan rumah sakit yang baik dapat dilihat dari cara pengelolaan berkas rekam medis pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Rekam medis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di tuntut untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2) BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang dibentuk karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks karena masyarakat mulai menyadari arti pentingnya kesehatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan kesehatan berkaitan dengan mutu, dimana faktor manusia merupakan faktor yang menentukan (Wijono, 2000).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia kesehatan saat ini dalam era globalisasi terus meningkat, baik secara kualitas maupun kuantitas, yang didukung oleh perkembangan ilmu dan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Subjek dalam penelitian ini berjumlah 107 responden, namun dalam proses berlangsungnya penelitian terdapat 2 responden yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perawat dengan jenis pekerjaan dan beratnya pekerjaan yang ditetapkan dalam satuan waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat penting bahkan dapat dikatakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Pelayanan rumah sakit yang bermutu dipengaruhi oleh kinerja tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan yang bermutu merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit ANALISIS FAKT0R FAKTOR MOTIVASI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN DOKTER SPESIALIS DALAM PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia adalah salah satu unsur pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato diresmikan pada tanggal 6 April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Searah dengan perkembangan masyarakat, tuntutan akan pelayanan yang diberikan baik oleh pemerintah maupun swasta juga ikut meningkat. Baik tidaknya pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013. Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic

Lebih terperinci

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL Husnul Wirdah 1 ; Muhmmad Yusuf 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE Sandra Aswar 1, St. Hamsinah 2, Adriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan merupakan suatu perbuatan dimana seseorang atau kelompok menawarkan pada kelompok/orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya berkaitan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan

Lebih terperinci

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan Teguh Irawan 1 ; Siwi Sri Widhowati 2 1 Prodi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 4 (empat) ruangan, yaitu: Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 4 (empat) ruangan, yaitu: Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan No. 44 tahun 2009, menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Menurut Dinarti, dkk (2009) pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014 HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014 Yessi Fadriyanti, Nova Yanti, Sila Dewi Angreni (Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyedia pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai unit usaha seperti semua perusahaan (enterprises) hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan pasien pada biaya yang terjangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan yang diberikan perawat kepada pasien adalah pelayanan yang holistik, yaitu perawat memperhatikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sosial ekonomi masyarakat, maka tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga semakin meningkat. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertandatangan dibawah ini saya Mamik Setyaningrum mahasiswi program

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertandatangan dibawah ini saya Mamik Setyaningrum mahasiswi program PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth : Rekan rekan perawat RS. Royal Taruma Di tempat Dengan hormat, Yang bertandatangan dibawah ini saya Mamik Setyaningrum mahasiswi program studi Ners Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Ruang lingkup pelayanan kesehatan menyangkut kepentingan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 63 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1 Analisis Univariat Analisis univariat menjabarkan distribusi frekuensi variabel individu perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kepolisian Pusat R.S. Sukanto yaitu usia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perkembangan keperawatan berubah seiring dengan perubahan zaman. Pada zaman dahulu keperawatan masih menggunakan naluri

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah

Lebih terperinci

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Mohamad Judha INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan terdapat beberapa staf diantaranya dokter, perawat,

Lebih terperinci

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan realita kehidupan sehari-hari yang tidak dapat kita hindari (Anoraga, 2001). Cloninger (1996, dalam Safaria, 2009) mengemukakan stres adalah keadaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia PRAKATA Sesuai dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan disampaikan data hasil penelitian analisis hubungan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan disampaikan data hasil penelitian analisis hubungan BAB 5 HASIL PENELITIAN Di dalam bab ini akan disampaikan data hasil penelitian analisis hubungan konsep diri dengan faktor keturunan dan persepsi terhadap gaji yang diterima oleh tenaga perawat di Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia Sehat, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan yang melayani pasien dengan berbagai jenis pelayanan. Di bidang jasa pelayanan, rumah sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Agustus 20 Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang setiap saat terdapat kasus

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal dibutuhkan

Lebih terperinci