I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi (Flaws dan Sionneau, 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi penyakit periodontal menunjukkan angka yang tinggi, yaitu 60% (Depkes RI, 2011). Menurut Hodges (1998), perawatan yang digunakan untuk merawat penyakit periodontal dibagi menjadi dua kategori yaitu, bedah dan non-bedah. Prosedur bedah dapat menyakitkan bagi pasien dan ketidaknyamanan paska bedah seperti luka paska bedah. Brooker (2009) menyatakan bahwa luka menyebabkan rusaknya suatu jaringan yang memicu terjadinya respon inflamasi. Inflamasi adalah respon pertahanan lokal terhadap jaringan rusak dan atau invasi mikroba yang berperan untuk menghilangkan jaringan rusak dan agen perusak serta mempersiapkan jaringan untuk proses perbaikan dan penyembuhan (Granger dan Senchenkova, 2010). Leukosit polimorfonuklear (PMN) adalah sel utama yang berperan dalam respon inflamasi akut. Sitokin yang diproduksi oleh sel mast dan platelet akan mengaktivasi leukosit PMN pada sirkulasi darah dan sel endotel untuk mengekspresikan molekul adhesi sel di permukaan selnya sebagai alat migrasi ke daerah inflamasi (McCulloch dan Kloth, 2010; Rubin dkk., 2012). Leukosit PMN merupakan sel dengan nukleus lobular yang berperan dalam membunuh bakteri dengan enzim hidrolitik dalam granula pada sitoplasmanya (Nijkamp dan Parnham, 2011). Leukosit PMN masuk ke area luka dalam waktu 6-8 jam dan mencapai jumlah terbanyak pada 24-48 jam dan mulai berkurang 1
2 setelah 72 jam (Mercandetti, 2013). Leukosit PMN merupakan tipe sel predominan pertama yang sebagian besar akan digantikan oleh makrofag pada hari ke-5 setelah perlukaan (Dovi dkk., 2004). Menurut Barrick dkk. (2003), leukosit PMN memproduksi sejumlah proteinase yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka, tetapi aktivitas proteinase yang tidak terkontrol dapat merusak jaringan pada daerah luka. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Puspita (2014), perbedaan jumlah leukosit PMN dapat diamati pada hari 1, 3, 5 dan 7. Salah satu obat tradisional/alami yang telah diketahui memiliki manfaat yang melimpah adalah tanaman sambiloto. Menurut Wahyuni (2005), tanaman sambiloto memiliki khasiat mampu menaklukkan aneka penyakit dari yang ringan sampai yang berat. Komponen utama dari tanaman sambiloto ini adalah andrografolid, yang juga merupakan komponen bioaktif utama dari tanaman ini. Kadar senyawa andrografolid dalam daun sebesar 2,5-4,8% dari berat keringnya. Andrografolid adalah komponen utama dalam sambiloto yang memiliki multiefek farmakologis (Prapanza dan Marianto, 2003). Kandungan kimia dalam tanaman sambiloto lainnya antara lain saponin, flavonoid, tanin, keton, aldehid, andrografin, panikolina, polimetoksiflavon, apigenin, dan beberapa mineral (Mangan, 2009). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Albayaty dkk. (2012) menunjukkan bahwa ekstrak andrografolid dengan konsentrasi 10% dapat menyembuhkan luka pada regio posterior leher tikus lebih cepat daripada aplikasi ekstrak andrografolid konsentrasi 5% dan placebo.
3 Andrografolid pada daun sambiloto bekerja sebagai anti-inflamasi (Prapanza dan Marianto, 2003). Menurut Xia dkk. (2004), andrografolid menekan aktivasi NF-κB pada sel endotel yang terstimulasi sehingga mengurangi ekspresi molekul adhesi sel E-selektin dan mencegah adhesi leukosit termediasi E-selektin. Pencegahan adhesi dari leukosit PMN menyebabkan migrasi sel leukosit PMN ke daerah luka berkurang. Gershwin dkk. (2000) menyatakan bahwa flavonoid memiliki efek anti-inflamasi dengan mekanisme menghambat metabolism asam arakidonat. Asam arakidonat dilepaskan oleh sel mast untuk memicu respon inflamasi. Gel Aloclair merupakan obat yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mempercepat penyembuhan lesi oral dan luka pada gingiva (MIMS, 2015). Menurut Sinclair (2015), gel Aloclair mengandung ekstrak Aloe vera dan asam hyaluronat yang dapat mendukung proses penyembuhan jaringan luka. Singh dkk. (2011) menyatakan bahwa ekstrak Aloe vera mengandung zat aktif yang memiliki mekanisme antiinflamasi berupa acetylated mannan dengan menghambat metabolisme asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase. Krasinki dkk (2012) menyatakan bahwa asam hyaluronat dapat menurunkan kerusakan jaringan dengan membentuk lapisan pelindung yang membatasi akses radikal bebas ke permukaan sel-sel inflamasi seperti leukosit PMN dan makrofag. Menurut Vrhaz (2013), hewan coba yang sering digunakan dalam berbagai penelitian adalah tikus. Tikus sering digunakan sebagai hewan coba karena memilki karakteristik biologi yang mirip manusia. Sirois (2005) menyatakan
4 bahwa struktur rongga mulut dan proses penyembuhan luka pada mukosa Rattus norvegicus mirip dengan manusia. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang timbul suatu permasalahan: 1. Apakah aplikasi gel ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) berpengaruh terhadap jumlah leukosit PMN pada proses penyembuhan luka gingiva Rattus norvegicus? 2. Apakah aplikasi gel ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dapat menurunkan jumlah leukosit PMN lebih baik daripada gel Aloclair pada proses penyembuhan luka gingiva Rattus norvegicus? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengaruh aplikasi gel ekstrak daun sambiloto terhadap penyembuhan luka sudah pernah dilakukan sebelumnya, salah satunya oleh Al- Bayaty dkk., pada tahun 2012 yang berjudul Effect of Andrographis Paniculata Leaf Extract on Wound Healing in Rats. Penelitian tersebut menggunakan gel ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam topikal aplikasi konsentrasi 10% yang diaplikasikan pada luka kulit leher tikus wistar dengan tujuan mempercepat proses penyembuhan luka. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan berfokus pada pengaruh ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap jumlah leukosit polimorfonuklear pada proses penyembuhan luka gingiva Rattus norvegicus.
5 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi gel ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap jumlah leukosit PMN pada proses penyembuhan luka gingiva Rattus norvegicus. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemanfaatan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) sebagai bahan herbal untuk pengobatan alternatif yang aman, murah dan mudah dijangkau, serta memberikan informasi ilmiah bagi perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya dalam proses penyembuhan luka gingiva pasca bedah periodontal.