Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS di Klinik Dr. M. Suherman Jember Tahun 2017

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN : e-issn :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN PADA UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH DI KABUPATEN BARITO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA)

BAB V HASIL DAN ANALISA

Bab VI Kesimpulan dan Saran

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Factors that Affect the Service Quality Toward Patient Satisfaction In Clinical Disease In Sunan Kalijaga Demak Period Of May 2015 Oktober 2015

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. macam jenis, mutu, dan bentuk, dimana keseluruhan tersebut ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

Keywords: patient satisfaction; the National Health Insurance; the quality of dental and oral health services

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen.

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAIFUDIN NOOR D

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang

Transkripsi:

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS di Klinik Dr. M. Suherman Jember Tahun 2017 Atma Deharja #1, Novita Nuraini *2, Rossalina Adi Wijayanti *3 # Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember Jl Mastrip Kotak Pos 164 Jember 1 atma.deharja@gmail.com 2 dr.novitanuraini@gmail.com 3 rossa.wijayanti@gmail.com Abstract The level of patient satisfaction is one of indicators to determine the quality of health services in health care facilities. Preliminary study showed that from 14 BPJS outpatients, 5 patients had a good satisfaction and 9 outpatients were less satisfactory. The low of satisfaction level indicated that the quality of health services in Clinic dr M Suherman, Jember was also low. The study aims to explore efforts to increase the quality of health services in Clinic dr M Suherman, Jember. The researchuseddescriptive method with quantitative analysis technique. The respondentswere100 BPJS patientswho used to get outpatient services in Clinic dr M Suherman, Jember. Each respondent was given an assesment to 5 dimension of service quality consisting of tangible, reliability, responsiveness, assurance and emphaty which will be analyzed with ServQual method and do Focus Group Discussion (FGD) to arrange improvements effort. The result showed a negative value gap (dissatisfaction) in each dimension of service quality. The strategic issues in the studyincludes: respondentsdissatisfaction of doctors punctuality and the efficiency of services at the pharmacy. Furthermore, the strategic issue becomes material to arrange the effort to increase services quality in Clinic dr M Suherman, Jember. Keywords BPJS, Clinic, Level of satisfaction, Outpatients, ServQual I. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 2010). Menurut Pohan dalam Aulia (2015), tujuan utama dari pembangunan pelayanan kesehatan adalah untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang semakin responsif dan fokus terhadap kebutuhan masyarakat. Perkembangan dalam tingkat pendidikan masyarakat serta kemajuan teknologi menjadikan masyarakat lebih selektif dalam memilih layanan kesehatan. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Gupta dalam Puspitasari (2013) yang menyatakan bahwa kinerja suatu layanan kesehatan dalam memberikan kualitas pelayanan yang memuaskan pasien menjadi sangat penting bagi masyarakat. Disisi lain Pohan (2007) menyatakan bahwa pandangan pasien terhadap kepuasan pelayanan sangat penting karena pasien akan mematuhi pengobatan serta mau datang berobat kembali. Maka penting bagi penyelenggara layanan kesehatan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien. Salah satu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan adalah Klinik. Klinik dr. M Suherman merupakan klinik pratama yang berlokasi di Jalan Karimata No.49 Kabupaten Jember yang disediakan oleh perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Jember serta telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam memberikaan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 18 Mei 2016 tentang kepuasan pasien BPJS di Klinik dr. M. Suherman yang mendapatkan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, diperoleh hasil bahwa pasien yang mendapatkan pelayanan rawat jalan lebih banyak memberikan keluhan dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap di Klinik dr. M. Suherman. Dibuktikan pada hasil observasi awal tersebut bahwa dari 14 pasien BPJS di Klinik dr. M. Suherman yang mendapatkan pelayanan rawat jalan, 201

terdapat 5 pasien menyatakan pelayanan memuaskan dan 9 pasien menyatakan bahwa pelayanan kurang memuaskan atau kurang sesuai harapan. Menurut Puspitasari (2013) konsumen pelayanan kesehatan akan membandingkan pelayanan kesehatan yang diterima dengan harapan terhadap pelayanan yang diberikan sehingga membentuk tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pasien menunjukkan tingkat keberhasilan suatu layanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanannya. Pengukuran tingkat kepuasan pasien dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pengukuran. Dari beberapa metode yang ada, berbagai riset menunjukkan bahwa instrumen Service Quality (ServQual) valid untuk berbagai konteks layanan (Mustaniroh, dkk, 2010). Metode ServQual mempunyai kelebihan yaitu dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan pada setiap atribut pelayanan, namun metode ini memiliki kekurangan yaitu penilaiannya secara subyektif dan perbaikan kualitas layanan hanya berdasarkan pada gap yang memiliki nilai tertinggi saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun upaya untuk peningkatkan mutu pelayanan kesehatan berdasarkan analisis tingkat kepuasan pasien rawat jalan BPJS di Klinik dr. M Suherman Jember. Manfaat dari penelitian ini adalah adanya rumusan rekomendasi terkait penyelesaian masalah dalam upaya untuk peningkatkan mutu pelayanan kesehatan berdasarkan analisis tingkat kepuasan pasien rawat jalan BPJS di Klinik dr. M Suherman Jember II. TINJAUAN PUSTAKA Klinik Menurut UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Klinik termasuk salah satu fasilitas kesehatan yang diharapkan mampu menjadi mitra pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Indonesia. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standart pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Menurut Azwar dalam Bustami (2011) mutu layanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan merupakan driver dari kepuasan pelanggan yang bersifat multidimensi. Untuk mengetahui dimensi manakah yang penting dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan dapat digunakan konsep SERVQUAL dapat dijadikan suatu acuan. Konsep tersebut dikembangkan oleh Pasuraman, et al (1988) memformulasikan 5 dimensi yaitu tangible, andal (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan(assurance) dan empathy (Bustami, 2011): Dimensi Tangible (bukti fisik atau langsung), adalah dimensi mutu pelayanan yang berupa wujud/tampilan melalui fisik, perlengkapan, sarana dan prasarana, penampilan karyawan, dan peralatan komunikasi. Dimensi Reliability (keandalan), adalah dimensi mutu pelayanan yang berupa kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat) dan sesuai janji yang ditawarkan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal dan akurat. Dimensi Responsiveness (ketanggapan), adalah dimensi mutu pelayanan yang berupa kemauan pihak pemberi pelayanan untuk memberikan informasi dan membantu merespon kebutuhan atau keinginan konsumen dengan segera. Dimensi Assurance (jaminan), adalah dimensi mutu pelayanan yang berupa adanya jaminan yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan petugas, kesopanan dan keramahan petugas, kemampuan petugas dalam berkomunikasi, sifat dapat dipercaya dan adanya jaminan keamanan. Dimensi Empathy (empati) adalah dimensi mutu pelayanan yang berupa pemberian perhatian yang sungguh-sungguh dari pemberi pelayanan kepada konsumen secara individual. Konsep SERVQUAL Menurut Pasuraman,et al dalam Sari (2014) kualitas layanan merupakan selisih antara layanan yang dirasakan atau yang dipersepsikan oleh konsumen (persepsi) dengan layanan ideal yang diinginkan atau diminta konsumen (harapan). Skor Servqual merupakan skor gap, dapat dihitung berdasarkan rumus berikut ini: Persepsi Harapan = Gap Gambar 2.2 Skor Servqual Keterangan: Jika gap positif (persepsi > harapan) = layanan dikatakan surprise dan memuaskan. Jika gap nol (persepsi = harapan) = layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan. Jika gap negatif (persepsi < harapan) = layanan dikatakan tidak berkualitas dan tidak memuaskan. 202

III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis kuantitatif. Metode ini digunakan dalam rangka perbaikan dan peningkatan program-program pelayanan kesehatan yang sedang dihadapi. Penelitian dilakukan di Klinik dr. M. Suherman, Jalan Karimata No. 49 Jember, pada bulan Mei sampai dengan November 2017.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan rawat jalan di Klinik dr. M. Suherman Jember. Diketahui jumlah total pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan rawat jalan di Klinik dr. M. Suherman tahun 2015 terhitung dari bulan Januari hingga Desember 2015 adalah sebanyak 20.847 pasien dengan jumlah sampel sebanyak 100 pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: pertama, memberikan kuisioner kepada responden yaitu pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan rawat jalan di Klinik dr. M. Suherman Jember kemudian kedua, dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk memperoleh informasi atau pendapat dari pihak manajemen Klinik dr. M. Suherman Jember yang selanjutnya digunakan untuk menyusun upaya untuk peningkatkan mutu pelayanan kesehatan berdasarkan analisis tingkat kepuasan pasien rawat jalan BPJS di Klinik dr. M Suherman Jember. IV. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Identifikasi adalah kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti dan mencatat data dan informasi yang diteliti dilapangan. Identifikasi persepsi dan harapan pasien diperoleh dari pengumpulan data kuesioner yang telah diberikan kepada responden. Hasil pengisian data kuesioner tersebut kemudian diakumulasi untuk dihitung nilai rata-rata persepsi dan nilai rata-rata harapan setiap atribut dari kelima dimensi mutu. Berdasarkan hasil identifikasi persepsi dan harapan pada atribut di setiap dimensi mutu pelayanan yang ada, maka dapat diperoleh rata-rata persepsi dan harapan pasien pada setiap dimensi mutu pelayanan. Hasil rata-rata persepsi dan harapan pasien pada setiap dimensi mutu pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: TABEL 4.1. JUMLAH RATA-RATA PERSEPSI DAN HARAPAN PADA LIMA DIMENSI MUTU No Variabel Nilai Rata- Rata Persepsi 1 Bukti Langsung (Tangible) 3,95 4,58 2 Kehandalan (Reliability) 4,09 4,74 3 Daya Tanggap 3,75 4,71 (Responsiveness) 4 Jaminan (Assurance) 3,99 4,68 5 Empati (Emphaty) 4,22 4,77 RATA-RATA 4,00 4,70 Nilai Rata-Rata Harapan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari persepsi responden diperoleh nilai rata-rata terendah berada pada dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu 3,75 sedangkan persepsi tertinggi adalah dimensi Empati (Emphaty). Rendahnya nilai rata-rata pada dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) menunjukkan bahwa kecepatan pemberi pelayanan untuk membantu merespon kebutuhan atau keinginan konsumen dengan segera masih kurang. Berdasarkan harapan responden, nilai rata-rata terendah adalah dimensi Bukti Langsung (Tangible) dengan nilai 4,58 sedangkan nilai ratarata harapan tertinggi adalah dimensi Empati (Emphaty) yaitu 4,77. TABEL 4.2 HASIL PERHITUNGAN NILAI SERVQUAL PADA LIMA DIMENSI MUTU No Dimensi Rata-Rata Persepsi Rata-Rata Harapan 1 Bukti 3,95 4,58-0,63 Langsung 2 Kehandalan 4,09 4,74-0,65 3 Daya 3,75 4,71-0,96 Tanggap 4 Jaminan 3,99 4,68-0,69 5 Empati 4,22 4,77-0,55 RATA-RATA 4,00 4,70-0,70 ServQual(gap ) Tabel 4.2 menunjukkan hasil analisis tingkat kepuasan pasien menggunakan metode ServQual pada kelima dimensi mutu pelayanan di Klinik dr. M. Suherman bernilai negatif. Artinya kualitas mutu pelayanan yang diberikan oleh Klinik dr. M. Suherman belum dapat memenuhi harapan pasien. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustaniroh, dkk (2010) yang menyatakan bahwa nilai gap negatif pada metode ServQual menunjukkan adanya ketidakpuasan pasien terhadap layanan yang telah diberikan. Nilai ServQualterendah adalah dimensi Empati (Emphaty) dengan nilai -0,55 sedangkan nilai tertinggi adalah dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) dengan nilai -0,96. Jadi berdasarkan pada 5 dimensi mutu pelayanan, maka pelayanan yang perlu dilakukan perbaikan utama berada pada dimensi Daya Tanggap (Responsiveness). Hasil analisis ServQual menyatakan bahwa ketidakpusaan tersebar pada setiap dimensi pelayanan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengatasinya dan metode FGD bisa digunakan sebagai metode dalam pemecahan masalah (David dan Widayanti, 2014). Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ketidakpuasan pasien rawat jalan BPJS di Klinik dr. M Suherman Jember yang dilaksanakan Tahun 203

2017 diperlukan FGD dalam upaya mencari penyebab serta upaya pemecahan kejadian tersebut. Hasil pelaksanaan FGD dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Klinik dr. M Suherman Jember antara lain sebagai berikut: Menerapkan sistem presensi elektronik sehingga dokter akan datang tepat waktu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Menambah jumlah dokter. Membuat sistem imformasi (SIM-Klinik) yang terintegrasi dengan semua unit, termasuk apotek, sehingga pasien tidak perlu menunggu lama ketika mendapatkan pelayanan di apotek. Menambah insentif untuk petugas kebersihan Ruang tunggu pasien dan ruang pelayanan untuk diberi pewangi ruangan dan menambah pendingin ruangan (AC) dan TV sehingga kondisi ruang tunggu menjadi nyaman. Luaran Yang Dicapai Luaran yang dicapai dalam penelitian ini adalah publikasi ilmiah jurnal DOAJ (Unnes Journal Of Public Health), pemakalah dalam seminar hasil dan draft buku ajar. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di Klinik dr. M. Suherman dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: Hasil identifikasi dan analisis tingkat kepuasan pasien dengan menggunakan metode ServQual di Klinik dr. M. Suherman Jember menunjukkan nilai gap negatif, yang artinya bahwa ketidakpusaan tersebar pada setiap dimensi pelayanan. Hasil FGD merupakan rumusan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Klinik dr. M. Suherman Jember, antara lain: Menerapkan sistem presensi elektronik sehingga dokter akan datang tepat waktu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Menambah jumlah dokter. Membuat sistem imformasi (SIM-Klinik) yang terintegrasi dengan semua unit, termasuk apotek, sehingga pasien tidak perlu menunggu lama ketika mendapatkan pelayanan di apotek. Menambah insentif untuk petugas kebersihan Ruang tunggu pasien dan ruang pelayanan untuk diberi pewangi ruangan dan menambah pendingin ruangan (AC) dan TV sehingga kondisi ruang tunggu menjadi nyaman. 2. Saran Berdasarkan hasil dari kesimpulan dalam penelitian ini, berikut adalah beberapa saran yang dikemukakan peneliti agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses perbaikan pelayanan kesehatan pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan rawat jalan di Klinik dr. M. Suherman, diantaranya : Petugas apotek hendaknya lebih memperhatikan standar waktu pelayanan obat kepada pasien, sehingga dalam memberikan pelayanan tidak melebihi standar waktu yang ditentukan. Dokter diharapkan untuk lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan rawat jalan sesuai dengan jam buka pelayanan. Diperlukan adanya standar operasional prosedur terkait ketepatan waktu kehadiran petugas Sebaiknya pihak manajemen klinik melakukan evaluasi setiap bulan terkait ketepatan waktu kehadiran petugas dan ketepatan waktu pelayanan pasien sesuai standar yang berlaku. Petugas kebersihan hendaknya membersihkan pada kamar mandi dan mushola secara teratur. Penelitian selanjutnya disarankan dapat meneliti tentang faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian waktu tunggu pasien di loket obat yang lebih dari 30 menit. UCAPAN TERIMA KASIH Tim penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS di Klinik dr. M Suherman Jember tahun 2017mengucapkan terima kasih kepada Klinik dr. M Suherman Jember, Politeknik Negeri Jember, SIMLITABMAS dan Kemenristekdikti atas dukungan pendanaan (Sumber dana DRPM 2017 Nomor 315/PL.17.4/PL/2017, tanggal 6 Desember 2016) sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya kegiatan penelitian ini maka membuktikan bahwa Politeknik Negeri Jember ikut berperan serta dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan secara benar demi kesejahteraan bersama DAFTAR PUSTAKA [1] Aulia, V. 2015. Pengukuran Kepuasan Pasien Peneriman Bantuan Iuran (PBI) dengan Metode Customer Satisfaction Index (CSI) Terhadap Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Al-Huda Genteng Tahun 2014. Skripsi. Politeknik Negeri Jember [2] David, Hariyanti, T., Widayanti. 2014. Hubungan Keterlambatan Kedatangan Dokter Terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Hal 3-4 [3] Depkes RI. 2010. Peraturan Presiden Nomor 12 Tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia [4] --------------. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik. Jakarta. [5] Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik. Jakarta. [6] Mustaniroh, A.S. Lestari, R.E dan Sari, N.E. 2010. Penilaian Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Menggunakan Metode SERVQUAL (Service Quality)(Studi Kasus Pada Wroeng X Cab. Soekarno Hatta, Malang). Jurnal Teknologi Pertanian 11(3). Hal 152-161 [7] [7] Pohan, I. S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: 204

ECG [8] Puspitasari, R. 2013. Kepuasan Pasien Jamsoskes Terhadap Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jember Klinik dengan Metode ServQual dan Importance Performance Analysis (IPA). Skripsi. Politeknik Negeri Jember 205