GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Oleh 1) Mega Andini 2) Anita Dewi L 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Gambaran Status Gizi Balita di Posyandu RT 5 RW V Perumahan Villa Tembalang Bulusan, Tembalang, Semarang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

BAB III METODE PENELITIAN. Mojosongo, Jebres, Surakarta. Pelaksanaan penelitian bulan April 2014.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

GAMBARAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK ANAK DI TPA SHOLIHAH KALURAHAN JOYOTAKAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-36 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. terutama penyakit infeksi. Asupan gizi yang kurang akan menyebabkan

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR GAMBAR. Gambar. 2.1 Kerangka Teori Gambar. 3.1 Kerangka Konsep... 33

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK AL-MUSTAQIM LUWUK TAHUN Juwita dan Erni Yusnita Lalusu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

GAMBARAN FACTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

METODE PENELITIAN. n =

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua

Transkripsi:

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Pembangunan dalam suatu negara dapat dikatakan berhasil jika sumber daya manusia dalam negara tersebut berkualitas baik. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah status gizi terutama pada balita, hidup sehat dapat tercapai dengan memenuhi kebutuhan gizi secara seimbang. Gizi merupakan substansi kimia didalam makanan yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi balita di Posyandu Flamboyan B Mojosongo, Jebres, Surakarta Metode Penelitian ini mengguanakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Flamboyan B Mojosongo, Jebres, Surakarta bulan Desember 2016 yaitu 65 balita, teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dimana saat penelitian dijumpai responden sebanyak 53 balita. Data diambil menggunakan data primer dan data sekunder. Alat pengumpulan data berupa tabel yang berisi data Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), umur dan jenis kelamin balita. Analisa data univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini adalah mayoritas responden berumur 12 60 Bulan (Balita) yaitu 44 balita (83 %) dan mayoritas berjenis kelamin laki laki yaitu 30 balita (83%), mayoritas status gizi balita adalah normal yaitu 50 balita (94,3 %) terdapat 2 balita (3,8 %) dengan status gizi kurus dan 1 balita (1,9 %) dengan status gizi gemuk, semua bayi dengan status gizi Normal yaitu 9 bayi (100%), mayoritas balita dengan status gizi normal yaitu 41 balita (77,4 %), sedangkan mayoritas balita dengan jenis kelamin laki laki status gizinya normal yaitu 28 balita (52,8%) dan balita dengan jenis kelamin perempuan mayoritas status gizinya normal yaitu 22 balita (41,5%). Simpulan dari penelitian ini adalah mayoritas status gizi balita di Posyandu Flamboyan B, Mojosongo, Jebres, Surakarta dengan status gizi normal. Kata Kunci: Status, Gizi, Balita PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pada negara berkembang seperti Indonesia pembangunan sumber daya manusia merupakan gambaran pembangunan yang bertujuan memberikan peluang untuk masyarakat agar dapat hidup dengan layak. Pembangunan dalam suatu negara dapat dikatakan berhasil jika sumber daya manusia dalam negara tersebut berkualitas baik. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah status gizi terutama pada Surakarta (Lilik Hanifah) 93

balita, hidup sehat dapat tercapai dengan memenuhi kebutuhan gizi secara seimbang. Gizi merupakan substansi kimia didalam makanan yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. 1 Menurut UNHCR masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi BB/TB kurus antara 10,1% - 15,0% dan dianggap kritis bila diatas 15%. Pada tahun 2010, secara nasional prevalensi BB/TB kurus pada balita yaitu 13,3%. Hal ini berarti bahwa masalah kekurusan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Berdasarkan indikator BB/TB dapat juga dilihat prevalensi kegemukan dikalangan balita. Pada tahun 2010 prevalensi kegemukan secara nasional di Indonesia 14,0%. Terjadi peningkatan prevalensi kegemukan yaitu 12,2% tahun 2007 menjadi 14% tahun 2010. 2 Berdasarkan hasil pengumpulan data selama tahun 2014, jumlah gizi buruk dengan indikator berat badan menurut tinggi badan sebanyak 3.942 balita atau 0,16 % persen dari jumlah balita yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2014, angka ini masih lebih rendah dari target nasional sebesar 3%. 3 Data status gizi balita tahun 2014 di Surakarta diketahui bahwa tidak ditemukan balita dengan status gizi buruk (0%), sama seperti tahun 2013 sebesar 0%. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi kurang sebesar 2,6 % dengan perincian pada balita laki - laki sebesar 2,8% dan perempuan sebesar 3.58%. Prevalensi balita gizi kurang Kota Surakarta tahun ini sudah memenuhi target yaitu kurang dari 15 %, dan bila dibandingkan dengan data tahun 2013 sebasar 3,71% yang berarti mengalami perbaikan. Sedangkan, data balita dengan status gizi lebih tahun 2014 sebesar 3,7 %. Meningkat cukup tajam dibanding tahun lalu (1,45%). Dampak dari kasus gizi lebih adalah kecenderungan beresiko terhadap penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif. Status gizi balita perlu mendapatkan perhatian khusus karena akibat yang bisa timbul bila status gizi balita buruk diantaranya adalah :Adanya gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak, Penurunan tingkat kecerdasan/iq, Rentan terhadap berbagai macam penyakit. 4 Untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan pada anak, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan, yang diletakkan pada pengembangan pelayanan kesehatan dasar. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu adalah salah satu wujud penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, terutama KB, KIA, Gizi, Imunisasi serta penanggulangan diare dan ISPA. Tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 3 Posyandu Flamboyan B terletak di Kelurahan Mojosongo Jebres Surakarta, dengan mayoritas pekerjaan penduduknya adalah industri rumah tangga pembuatan tahu dan tempe, sehingga ibu balita banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja pada industri rumah tangga tersebut. Dari studi pendahuluan diperoleh data terdapat 2 balita dengan gizi kurang. Sehingga dari uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Status Gizi Balita di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta. Surakarta (Lilik Hanifah) 94

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Status Gizi Balita di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta, sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik balita berdasarkan umur dan jenis kelamin, mengetahui status gizi balita dan mengetahui status gizi balita berdasarkan umur dan jenis kelamin METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan survey. B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah status gizi balita C. Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL 1. Status gizi Status gizi adalah suatu balita kondisi tubuh anak akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dapat diketahui melalui hasil pengukuran Berat Badan menggunakan timbangan injak dan Tinggi Badan menggunakan microtoise Karakteristik Ciri-ciri khusus responden responden mengenai status gizi balita KATEGORI a. Sangat kurus < -3 SD b. Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD c. Normal -2 SD sampai dengan 2 SD d. Gemuk >2 SD ALAT UKUR Tabel WHO NCHS Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) SKALA Ordinal 1. Umur Lama waktu hidup responden pada saat penelitian dalam hitungan bulan a. Bayi : umur 0 11 bulan b. Balita : umur 12 60 Bulan Tabel Nominal 2. Jenis Kelamin Jenis kelamin responden pada saat penelitian a. Laki laki b. Perempuan Tabel Nominal Surakarta (Lilik Hanifah) 95

D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta bulan Desember 2016 yaitu 65 Balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Flamboyan B yang ditemui peneliti pada saat penelitian, dengan jumlah sampel 53 balita E. Alat dan Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan tabel yang berisi data Berat Badan (BB) dan Tinggi badan (TB), umur dan jenis kelamin balita. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah data primer untuk memperoleh data BB, TB, umur dan jenis kelamin, sedangkan data sekunder adalah data balita di Posyandu Flamboyan B dari buku register posyandu. F. Metode Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah : Editing, Coding, Scoring, Data entry dan Tabulating. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. G. Etika Penelitian Prinsip Etika dalam Penelitian ini meliputi : Prinsip Manfaat, Prinsip Menghormati Manusia, Prinsip Keadilan. Sedangkan masalah etika penelitian meliputi : Informed Consent, Tanpa Nama (Anonim), Kerahasiaan (Confidentiality) H. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta pada hari Sabtu, 15 Desember 2016. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin, disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin No Karakteristik Frekuensi Prosentase (%) Umur 1 Bayi (0 11 Bulan) 9 17 % 2 Balita (12 60 Bulan) 44 83 % Jumlah 53 100% Jenis Kelamin 1 Laki - laki 30 56,7% 2 Perempuan 23 43,3% Jumlah 53 100% Surakarta (Lilik Hanifah) 96

Pada Tabel 2 menunjukkan mayoritas responden berumur 12 60 Bulan (Balita) yaitu 44 balita (83 %) dan mayoritas berjenis kelamin laki laki yaitu 30 balita (83%) 2. Status Gizi Balita, disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita No Status Gizi Frekuensi Prosentase (%) 1 Gemuk 1 1,9 % 2 Normal 50 94,3 % 3 Kurus 2 3,8% 4 Kurus Sekali 0 0 % Jumlah 53 100 % Pada Tabel 3 menunjukkan mayoritas status gizi balita adalah normal yaitu 50 balita (94,3 %), terdapat 2 balita (3,8 %) dengan status gizi kurus dan 1 balita (1,9 %) dengan status gizi gemuk. 3. Status Gizi Balita Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin disajikan pada tabel berikut ini Tabel 3.Tabulasi Silang Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik Status Gizi Balita Balita Gemuk Normal Kurus Kurus Sekali Total % F % F % F % F % Umur Bayi 0 0 9 17 0 0 0 0 9 17 Balita 1 1,8 41 77,4 2 3,8 0 0 44 83 Total 1 1,8 50 94,4 2 3,8 0 0 53 100 Jenis Kelamin Laki laki 1 1,9 29 54,7 0 0 0 0 30 56,6 Perempuan 0 0 21 39,6 2 3,8 0 0 23 43,4 Total 1 1,9 50 94,3 2 3,8 0 0 53 100 P a Pada Tabel 4. menunjukkan semua bayi dengan status gizi Normal yaitu 9 bayi (100%), mayoritas balita dengan status gizi normal yaitu 41 balita (77,4 %), sedangkan mayoritas balita dengan jenis kelamin laki laki status gizinya normal yaitu 28 balita (52,8%) dan balita dengan jenis kelamin perempuan mayoritas status gizinya normal yaitu 22 balita (41,5%). Surakarta (Lilik Hanifah) 97

B. Pembahasan Berdasarkan tabel 3 diketahui mayoritas status gizi balita adalah normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan jumlah balita dengan klasifikasi sangat kurus 2 anak (4,6%), balita dengan klasifikasi kurus 3 anak (6,9%), balita dengan klasifikasi normal 36 anak (82,8%), serta balita dengan klasifikasi gemuk 2 anak (4,6%). 5 Hasil penelitian juga menyatakan terdapat 2 balita dengan status gizi kurus. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan percepatan tertentu. Indeks BB/ TB merupakan indikator yang menyatakan status gizi masa kini yang dihubungkan dengan keadaan gizi kronis yang mungkin dialami balita sehingga berpengaruh pada pertumbuhan masa tubuh (tinggi badan). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi secara langsung adalah asupan makanan, balita pemilih makan yang mengalami susah makan tentu akan mengakibatkan kurangnya asupan yang berdampak pada status gizi. 6 Berdasarkan tabel 4 diketahui semua bayi dan mayoritas balita dengan status gizi normal, namun terdapat 2 balita dengan status gizi kurus dan 1 balita dengan status gizi gemuk. Hasil penelitian sejenis menunjukkan Sebagian besar balita yang mengalami gizi buruk dengan umur balita berkisar antara 2 tahun yaitu sebanyak 8 balita (26,7 %) dan umur 4 tahun sebanyak 8 balita (26,7%), dan sebagian kecil berumur antara 1 tahun yaitu sebanyak 4 balita (13,3%) dan umur 5 tahun yaitu sebanyak 4 balita (13,3%). 7 Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai anak pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Umur balita (1 5) tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu, anak berumur (1 3) tahun yang dikenal dengan Batita merupakan konsumen pasif, artinya anak penerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Usia prasekolah (4 5) lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau sekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilakunya. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan tidak terhadap setiap ajakan. 8 Tabel 4 menunjukkan terdapat 1 balita jenis kelamin laki laki dengan status gizi gemuk dan 2 balita perempuan dengan status gizi kurus. Hal ini sesuai dengan penelitian yaitu, sampel terdiri dari jenis kelamin perempuan sebanyak 51,3 % dan laki - laki sebanyak 48,7%. Dari hasil Tabulasi silang diperoleh bahwa 51,7% balita laki laki berstatus gizi baik dan 51,3% berstatus gizi buruk, sedangkan untuk jenis kelamin perempuan, sebanyak 48,3% balita berstatus gizi baik dan 49,3% berstatus gizi buruk. Status gizi buruk lebih banyak dialami pada jenis Surakarta (Lilik Hanifah) 98

kelamin perempuan. Food Fork Work memberikan hasil yang positif pada anak laki laki tetapi tidak pada anak perempuan. Hasil Uji Chi Square diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin dengan status gizi balita. 9 Hal ini sesuai dengan penelitian sejenis dengan hasil, jumlah balita gizi kurang di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2009 lebih banyak pada balita perempuan (60 balita) daripada balita laki-laki (47 balita). anak laki-laki biasanya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dalam hal makanan dibandingkan anak perempuan. Status gizi balita perempuan seharusnya lebih tinggi daripada laki-laki, sebab pada balita perempuan pada usia dewasa akan mengalami proses kehamilan. Sehingga ketika pertambahan berat badannya sesuai dengan pertambahan usianya, maka risiko untuk mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) menjadi lebih kecil. 10 Sedangkan, dampak dari kasus gizi lebih adalah kecenderungan beresiko terhadap penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif. Status gizi balita perlu mendapatkan perhatian khusus karena akibat yang bisa timbul bila status gizi balita buruk diantaranya adalah :Adanya gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak, Penurunan tingkat kecerdasan/iq, Rentan terhadap berbagai macam penyakit. 4 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Mayoritas responden berumur 12 60 Bulan (Balita) yaitu 44 balita (83 %) dan mayoritas berjenis kelamin laki laki yaitu 30 balita (83%) 2. Mayoritas status gizi balita adalah normal yaitu 50 balita (94,3 %), terdapat 2 balita (3,8 %) dengan status gizi kurus dan 1 balita (1,9 %) dengan status gizi gemuk. 3. Semua bayi dengan status gizi Normal yaitu 9 bayi (100%), mayoritas balita dengan status gizi normal yaitu 41 balita (77,4 %), sedangkan mayoritas balita dengan jenis kelamin laki laki status gizinya normal yaitu 28 balita (52,8%) dan balita dengan jenis kelamin perempuan mayoritas status gizinya normal yaitu 22 balita (41,5%). B. Saran Saran yang dapat peneliti sampaikan pada penelitian ini adalah : 1. Bagi Kader Posyandu Flamboyan B Diharapkan rutin melaksanakan penimbangan di posyandu dan melakukan pencatatan hasil penimbangan di buku register, sehingga dapat diketahui sejak dini apabila ditemukan bayi atau balita dengan status gizi kurang. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang faktor faktor yang mempengaruhi status gizi balita seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan orang tua tentang gizi, pendapatan orang tua, dan lain - lain, sehingga dapat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi balita. Surakarta (Lilik Hanifah) 99

3. Bagi Ibu Balita Diharapkan ibu balita lebih memperhatikan asupan gizi dan pola makan anak, sehingga balita mendapatkan gizi seimbang sesuai dengan umurnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Nur Khikmah, Ismi. 2013. Faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita usia 1 5 tahun di Desa Pekuncen Banyumas Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014 Program studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas MH. Thamrin 2. Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Kemenkes RI 3. Anonim. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa tengah 4. Anonim. 2014. Profil Kesehatan Kota Surakarta 5. Mustika D.N, Puspitaningrum D. 2015. Gambaran Status Gizi Balita di Posyandu RT 05 RW V Perumahan Villa Tembalang Bulusan, Tembalang, Semarang. Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kepetawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 6. Rizema, Sitiatava P., 2013. Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. D-Medika anggota KAPI). Jogjakarta. 7. Nuraina Y, Rosita D, Haniek U. 2012. Gambaran Status Gizi Buruk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mayong kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan Budaya Hikmah Vol 3. No 2, September 2012. http://jurnal.akbidalhikmah.ac.id/index.php/jkb/article/view/35/33 8. Proverawati A., Asfuah S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika 9. Devi, Mazarina. 2010. Analisis Faktor faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita di Pedesaan. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol. 33 No.2, September 2010. http://journal.um.ac.id/index.php/teknologikejuruan/article/viewfile/3054/426 10. Suhendri, Ucu. 2009. Gizi Anak Di Bawah Lima Tahun (Balita) di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2009. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2396/1/ucu%20s UHENDRI-FKIK.pdf Surakarta (Lilik Hanifah) 100