PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

TABEL PROFIL KESEHATAN PROVINSI NTB TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2014

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

Ruteng, April Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. dr. Yulianus Weng, M.Kes Pembina Tkt. I NIP

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

Petunjuk Teknis. Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

KATA PENGANTAR. perkenan-nya maka Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Juknis Operasional SPM

DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU TENGAH TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2014

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Calang, April 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH JAYA, Ns. Hj. ERNANI WIJAYA,S.Kep Pembina NIP

PROFIL DINAS KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

Transkripsi:

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN OLEH DINAS KESEHATAN DAERAH TAHUN 2017 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 i

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN SUBBAG. PROGRAM, INFORMASI DAN HUMAS DINAS KESEHATAN DAERAH TAHUN 2017 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 ii

B A B 1 PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 iii

B A B 2 GAMBARAN UMUM PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 iv

B A B 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 v

B A B 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 vi

B A B 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 vii

B A B 6 KESIMPULAN DAN SARAN PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 viii

LAMPIRAN TABEL PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 ix

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Dinas Kesehatan Kota telah dapat menyelesaikan penyusunan Profil kesehatan Kota Tahun 2016. Profil Kesehatan Kota sebagai salah satu bentuk data dan informasi yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan. Mempunyai kedudukannya yang sangat strategis, dimana berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota. Profil kesehatan ini sudah tentu jauh dari sempurna karena berbagai hambatan yang dijumpai terutama menyangkut ketersediaan data baik di Dinas Kesehatan sendiri, Rumah Sakit (Pemerintah maupun Swasta) serta instansi terkait lainnya. Untuk lebih baiknya penyusunan profil kesehatan pada tahuntahun mendatang kami sangat menharapkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan profil kesehatan ini. Kepada seluruh jajaran di Dinas Kesehatan beserta UPT Kota disampaikan terimakasih dan penghargaan karena atas kerja keras dan usaha-usaha yang tiada hentinya sehingga kegiatan Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2016 dapat berjalan dengan baik. Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian profil kesehatan ini kami sampaikan terima kasih dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua., Maret 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN H. Letnan Dalimunthe, SKM, M.Kes Pembina Tk.I NIP. 19740707 199503 1 001 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 x

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv IKHTISAR EKSEKUTIF v BAB 1. PENDAHULUAN 1 1.1. LATAR BELAKANG 1 1.2. TUJUAN UMUM 2 1.3. TUJUAN KHUSUS 2 1.4. SUMBER DATA 3 1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN 3 BAB 2. GAMBARAN UMUM 6 2.1. LETAK DAN GEOGRAFIS 6 2.2. KEPENDUDUKAN 7 2.3. SOSIAL EKONOMI 10 BAB 3. SITUASI DERAJAT KESEHATAN 12 3.1. INDIKATOR KEMATIAN (MORTALITAS) 12 3.2. INDIKATOR KESAKITAN (MORBIDITAS) 14 3.3. STATUS GIZI 16 BAB 4. SITUASI UPAYA KESEHATAN 18 4.1. STANDAR PELAYANAN KESEHATAN YANG DIINGINKAN 18 BAB 5. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 20 5.1. SARANA KESEHATAN 20 5.2. TENAGA KESEHATAN 22 5.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN 22 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 23 DAFTAR LAMPIRAN : TABEL PROFIL Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 ii

TABEL 2.1. TABEL 2.2. TABEL 2.3. TABEL 2.4. TABEL 3.1. TABEL 3.2. TABEL 3.3. TABEL 3.4. TABEL 3.5. TABEL 3.6. TABEL 3.7. TABEL 4.1. DAFTAR TABEL PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN DI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI RATA-RATA JIWA/RUMAH TANGGA BERDASARKAN KECAMATAN DI PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DI KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMAS DI KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT PUSKESMAS DI KESAKITAN TB PARU MENURUT PUSKESMAS DI KESAKITAN DEMAM BERDARAH PADA BALITA MENURUT PUSKESMAS DI CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PUSKESMAS DI CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT PUSKESMAS DI BAYI BBLR MENURUT JENIS KELAMIN DAN PUSKESMAS DI STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPAYA KESEHATAN DINAS KESEHATAN DAERAH 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16 18 TABEL 5.1. SARANA PELAYANAN KESEHATAN 20 TABEL 5.2. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER MASYARAKAT (UKBM) 21 TABEL 5.3. INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT 21 TABEL 5.4. SEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA 22 TABEL 5.5. ANGGARAN KESEHATAN 22 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 iii

GAMBAR 2.1. DAFTAR GAMBAR PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2014 9 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 iv

IKHTISAR EKSEKUTIF Visi Dinas Kesehatan Kota dalam mengemban amanah Pembangunan Kesehatan Kota tahun 2013-2017 yang digagaskan merupakan Masyarakat Cinta Sehat Artinya : 1. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama 2. adalah seluruh komponen yang ada di kota padangsidimpuan berdasarkan UU NO IV tahun 2001 3. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk memiliki dan memenuhi sesuatu dengan rela berkorban 4. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif, secara sosial dan ekonomis, Sehingga Masyarakat Cinta Sehat artinya : Warga yang sehat badan dan jiwa sehingga rela berkorban untuk kesehatannya. Dalam mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, maka Misi yang digagaskan adalah : 1. Mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup sehat 2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima 3. Mewujudkan sarana prasarana yang memenuhi standart 4. Mewujudkan sumberdaya manusia kesehatan yang profesional 5. Mewujudkan Ketersedian obat yang mencukupi Penjelasan makna atas pernyataan misi dimaksud adalah : 1. Ad 1 maksud misi ini adalah suatu kondisi dimana masyarakat kota padangsidimpuan menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan baik yang diakibatkan oleh gangguan penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan prilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. 2. Ad 2 pelayanan prima adalah pelayanan yang diberikan pada masyarakat dengan mengutamakan norma pelayanan yakni bermutu, murah, mudah, cepat, transparan, efisien, ramah, dan berkepastian hukum. Pelayanan prima dilaksanakan untuk semua jenis pelayanan kesehatan termasuk pelayanan Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 v

kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan masyarakat dan kegawatdaruratan kesehatan. 3. Ad 3 tersedianya gedung, peralatan, instrumen kesehatan dan obat sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan 4. Ad 4 seluruh tenaga kesehatan dijajaran dinas kesehatan dituntut untuk profesional sesuai dengan tugas dan wewenang yang dibebankan kepadanya. Profesionalisme juga menyangkut empati dalam memberikan pelayanan yang meliputi keramahan kesopanan dan kepekaan akan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. 5. Ad 5 tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang mencukupinya. Tujuan yang akan dicapai adalah : 1. Masyarakat yang sadar, mau dan mampu dalam mengenali, mencegah permasalahan kesehatan yang dihadapi sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan 2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan perorangan, masyarakat dan kegawat daruratan sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan prima 3. Tersedianya sarana prasarana yang sesuai standart dalam pemberian pelayanan kesehatan 4. Tersedianya SDM Kesehatan yang cukup, dan berkualitas serta profesional Untuk mencapai tujuan di atas, Dinas Kesehatan mempunyai Strategi yakni : 1. Optimalisasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat hidup bersih dan sehat dan pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) 2. Optimalisasi lingkungan sehat 3. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat 4. Optimalisasi pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 5. Optimalisasi perbaikan gizi masyarakat 6. Optimalisasi ketersediaan, pemerataan, mutu obat dan keterjangkauan harga obat serta perbekalan kesehatan 7. Optimalisasi pengembangan sarana dan prasarana kesehatan 8. Mengoptimalkan peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan 9. Optimalisasi pengembangan sistem informasi kesehatan Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 vi

Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Kota, 1. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat berprilaku hidup bersih, sehat dan pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) 2. Meningkatnya cakupan lingkungan sehat 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat 4. Meningkatkan pengendalian penyakit menular 5. Meningkatkan gizi masyarakat 6. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan mutu obat dan keterjangkauan harga obat serta perbekalan kesehatan 7. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana kesehatan 8. Meningkatkan jumlah, mutu, dan penyebaran tenaga kesehatan 9. Meningkatkan pengembangan sistem informasi kesehatan Sehubungan dengan strategi dan kebijakan tersebut, diharapkan Pemerintah Kota memberikan dukungan dan perhatian terhadap sektor kesehatan mengingat sektor kesehatan merupakan salah satu indikator yang menentukan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Kesehatan Daerah Kota Masyarakat Cinta Sehat, dan melanjutkan misi Mewujudkan sumberdaya manusia kesehatan yang profesional, Dinas Kesehatan Daerah Kota pada tahun 2016 melalui program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, melakukan kegiatan Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan dengan sub kegiatan Penyusunan profil Kesehatan kota, diharapkan meningkatkan data dan Informasi di bidang Kesehatan kota khususnya dan pembangunan kesehatan pada umumnya dalam implementasi Visi dan Misi ini sangat diperlukan adanya data dan informasi tersebut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 17 ayat 1 disebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 168 menyebutkan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan yang efektif dan efisien memerlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor. Sejak diberlakukannya desentralisasi beberapa peraturan perundangundangan bidang kesehatan sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah dan terus disusun Peraturan perundangan kesehatan tersebut antara lain : (a) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511/Menkes/SK/V/2007 tentang Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 1

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. (b) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional (c) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. (d) Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Edisi Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015. Peraturan-peraturan tersebut berguna untuk mengatur mekanisme dan menilai sampai sejauh mana dan sampai kapan ukuran pembangunan tersebut akan dicapai. Profil kesehatan tahunan ini merupakan informasi menyeluruh tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan hasil-hasilnya. Profil disajikan dalam bentuk tabel, sehingga mudah dianalisis lebih lanjut untuk memenuhi dasardasar perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan dimasa datang. 1.2. TUJUAN UMUM Penyusunan profil ini bertujuan untuk melihat gambaran yang menyeluruh tentang derajat kesehatan masyarakat di Kota. 1.3. TUJUAN KHUSUS 1. Memperoleh data umum dan kesehatan di Kota meliputi data geografi, demografi, sosial, dan ekonomi. 2. Memperoleh data upaya kesehatan yang meliputi kegiatan rutin baik yang dilakukan didalam maupun di luar gedung. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 2

3. Untuk memperoleh data mengenai derajat kesehatan masyarakat terutama yang berhubungan dengan indikator-indikator kesehatan yang penting. 4. Sebagai dasar pembuatan rencana, baik rencana jangka panjang maupun jangka pendek. 5. Sebagai dasar untuk melakukan pengawasan dan evaluasi pelayanan kesehatan Kota. 6. Sebagai dasar untuk melakukan sosialisasi dan advokasi kepada Instansi terkait dan penentu kebijakan. 7. Sebagai bahan untuk membuat Sistim Informasi Kesehatan Kota 8. Sebagai dasar untuk menyusun profil kesehatan Provinsi dan Nasional. 1.4. SUMBER DATA 1. Data Rutin a. Catatan kegiatan Dinas Kesehatan Daerah Kota b. Profil Kesehatan Puskesmas dan GFK Dinas Kesehatan c. Catatan kegiatan Rumah Sakit di Kota 2. Data Tidak Rutin a. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota b. Instansi Lain yang terkait 1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 3

BAB 2. GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administrasi dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan pendidikan. BAB 3. SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat BAB 4. SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indicator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 4

BAB 5. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB 6. KESIMPULAN Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kota ditahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. LAMPIRAN Pada lampiran ini berisi Tabel Indikator Kota Sehat dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dalam 63 Tabel Profil Kesehatan Kota. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 5

BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1. LETAK DAN GEOGRAFIS Kota merupakan salah satu daerah yang berada di bagian barat Propinsi Sumatera Utara yang berada di Ketinggian 260-1.100 meter di atas permukaan laut berada pada posisi 01º18 00-01º28 00 Lintang Utara, dan 99º13 00-99º20 00 Bujur Timur. Kontour tanah datar hingga bergelombang. Luas wilayah sesuai dengan UU No.4 Tahun 2001 adalah 14.684,680 Hektar(Ha) atau sekitar 146,85 Km² dan merupakan Kota terluas di bagian barat Propinsi Sumatera Utara. Kota terdiri dari 6 Kecamatan, 42 Desa dan 37 Kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut : Utara : Kecamatan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan Timur : Kecamatan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan Selatan : Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan Barat : Kecamatan Barat dan Siais Kabupaten Tapanuli Selatan Sebagai mana Kabupaten/Kota lain, Kota tergolong daerah beriklim tropis, sehingga daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim Kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan september sampai dengan Februari, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba. Suhu udara berkisar 22,5ºC sampai dengan 24ºC. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 6

Posisi Kota memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis, karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara berbagai pusat pertumbuhan. 2.2. KEPENDUDUKAN Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kota Tahun 2016 NO KECAMATAN PENDUDUK % 1. Tenggara 35.116 16,5 2. Selatan 66.576 31,3 3. Batunadua 22.604 10,6 4. Utara 64.358 30,2 5. Hutaimbaru 16.072 7,5 6. Angkola Julu 8.190 3,8 212.917 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota, 2016 Kecamatan Selatan memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 66.576 jiwa (31,3%), dan terendah pada kecamatan Angkola Julu sebanyak 8.190 jiwa (3,8%). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 7

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Puskesmas Di Kota Tahun 2016 NO Puskesmas Laki-Laki % Perempuan % 1. Pijorkoling 13.845 13,3 15.201 13,9 2. Labuhan Rasoki 3.004 2,9 3.066 2,8 3. Padangmatinggi 21.836 21,1 22.601 20,7 4. Sidangkal 11.076 10,7 11.063 10,1 5. Batunadua 11.369 11,0 11.235 10,3 6. Sadabuan 30.716 29,6 33.642 30,8 7. Hutaimbaru 7.902 7,6 8.171 7,5 8. Pokenjior 2.079 2,0 2.202 2,0 9. Pintu Langit 1.882 1,8 2.027 1,9 103.709 100 109.208 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota, 2016 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang terbanyak terdapat pada pada wilayah Puskesmas Sadabuan, sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan terendah terdapat pada wilayah Puskesmas Pintu Langit. Dari data di atas juga dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 jumlah penduduk laki-laki di per kecamatan jumlah penduduk lakilaki lebih kecil dari pada jumlah penduduk perempuan di wilayahnya masingmasing. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 8

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk. Badan piramida penduduk bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan bagian kanan menunjukkan banyaknya penduduk perempuan menurut kelompok umur. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa dan tua. Gambar 2.1 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota, 2015 Gambar di atas menunjukkan bahwa struktur penduduk di Kota termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-19 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu dan angka harapan hidup yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 9

usia tua. Badan piramida membengkak, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia kerja terutama pada kelompok umur 15-24 tahun terutama perempuan. Tabel 2.3 Jumlah Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga berdasarkan Kecamatan Di Kota Tahun 2016 NO KECAMATAN PENDUDUK JML RT RATA- RATA JIWA/RT 1. Tenggara 35.116 7.533 4,66 2. Selatan 66.576 14.869 4,48 3. Batunadua 22.604 5.179 4,36 4. Utara 64.358 14.642 4,40 5. Hutaimbaru 16.073 3.648 4,41 6. Angkola Julu 8.190 1.842 4,45 212.917 47.713 4.46 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota, 2016 Rata-rata jumlah jiwa/rt Kota tahun 2012 adalah 4,40, tahun 2013 adalah 4,35, tahun 2014 adalah 4,46, tahun 2015 sedangkan tahun 2016 adalah 4,46 jiwa/rt. 2.3. SOSIAL, EKONOMI 2.3.1. PENDIDIKAN Tingkat pendidikan yang tinggi sangat akan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia. Rendahnya tingkat pendidikan dapat dirasakan sebagai penghambat dalam pembangunan. Dengan meningkatnya jenjang pendidikan penduduk suatu daerah dapat dikatakan kualitas daerah tersebut semakin meningkat. Melalui jalur pendidikan, kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari derajat tingkat pendidikan yang dicapai masyarakat. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 10

Tabel 2.4 Persentase penduduk laki-laki dan perempuan 10 tahun ke atas dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kota Tahun 2012 PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN Laki-laki Perempuan Tidak/Belum pernah Sekolah 0,64 1,28 Tidak/Belum Tamat SD 13,68 16,03 SD 18,60 24,43 SLTP/MTs 25,92 19,65 SLTA/MA 33,28 29,32 Diploma 1,46 3,41 Universitas 6,42 5,88 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota, 2012 Pada tahun 2012 Penduduk kota berumur 10 tahun ke atas yang berpendidikan sekolah menengah SLTA/MA terbesar sebanyak 33,28%, sedangkan yang terendah berpendidikan tidak/belum pernah sekolah sebanyak 0,64%, dan penduduk laki-laki berpendidikan SLTP/MTs dan SLTA/MA lebih besar dari jumlah penduduk perempuan, berbeda dengan pendidikan yang lain jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada jumlah penduduk perempuan di wilayahnya. 2.3.2. PEREKONOMIAN Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi yang menggambarkan tingkat perubahan yang terjadi. Struktur ekonomi yang paling berperan di kota adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 11

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran mengenai derajat kesehatan meliputi : 1. INDIKATOR KEMATIAN (MORTALITAS) a. Angka Kematian Bayi Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu di suatu daerah disebut Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil yang mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin. Tabel 3.1. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kota Tahun 2016 NO PUSKESMAS KELAHIRAN KEMATIAN 1. Pijorkoling 615 3 2. Labuhan Rasoki 129 1 3. Padangmatinggi 942 5 4. Sidangkal 469 1 5. Batunadua 479 3 6. Sadabuan 1.364 3 7. Hutaimbaru 340 3 8. Pokenjior 91 0 9. Pintu Langit 83 0 4.512 19 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 12

Tabel 3.1. menunjukkan angka kematian bayi yang dilaporkan di wilayah tahun 2016 adalah 19 bayi dari 4512 kelahiran. b. Angka Kematian Ibu Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya. NO Tabel 3.2. Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Puskesmas di Kota Tahun 2016 PUSKESMAS IBU HAMIL KEMATIAN IBU MATERNAL KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN JML IBU IBU IBU NIFAS HAMIL BERSALIN 1. Pijorkoling 691 0 1 0 1 2. Labuhan Rasoki 139 0 0 0 0 3. Padangmatinggi 1.027 1 1 0 2 4. Sidangkal 503 0 0 0 0 5. Batunadua 511 0 0 1 1 6. Sadabuan 1.529 1 2 3 6 7. Hutaimbaru 371 0 0 0 0 8. Pokenjior 100 0 0 0 0 9. Pintu Langit 92 0 0 0 0 4.963 2 4 4 10 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 13

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Kota tahun 2016 adalah 10 orang. c. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Angka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang dijalani oleh penduduk, angka harapan hidup Kota tahun 2014 adalah 68,27 2. INDIKATOR KESAKITAN (MORBIDITAS) Tabel 3.3. Jumlah Kesakitan TB Paru Menurut Puskesmas di Kota Tahun 2015 NO PUSKESMAS TB PARU Suspek (+) Sembuh % Sembuh Meninggal 1. Pijorkoling 244 23 29 100,0 0 2. Labuhan Rasoki 187 15 9 100,0 0 3. Padangmatinggi 651 114 73 68,9 1 4. Sidangkal 176 29 16 100,0 0 5. Batunadua 101 10 0 0,0 0 6. Sadabuan 1.047 156 89 84,0 1 7. Hutaimbaru 216 28 24 100,0 0 8. Pokenjior 72 4 5 100,0 1 9. Pintu Langit 47 3 1 100,0 0 10. RSUD Padangsdimpuan 56 2.797 382 246 82,0 3 Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2015 Dari tabel 3.3. menunjukkan jumlah penderita TP Paru (sembuh) tertinggi pada Puskesmas Sadabuan yaitu 89 orang. Persentase kesembuhan penderita TP Paru di Kota tahun 2016 adalah 82,0%. Sedangkan jumlah kasus meninggal adalah 3 orang. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 14

NO Tabel 3.4. Jumlah Kasus Baru HIV Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas di Kota Tahun 2016 KELOMPOK UMUR H I V L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR 1 2 3 4 5 6 1. 4 Tahun 0 0 0 0,00 2. 5-14 Tahun 0 0 0 0,00 3. 15-19 Tahun 0 0 0 0,00 4. 20-24 Tahun 0 1 1 25,00 5. 25-49 Tahun 3 0 3 75,00 6. 50 Tahun 0 0 0 0,00 Jumlah (Kota) 3 1 4 Proporsi Jenis Kelamin 75,00 25,00 Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Dari tabel 3.4. menunjukkan jumlah kasus baru HIV pada kelompok umur 25-49 tahun yaitu 3 orang. Sedangkan pada umur 20-24 tahun yaitu 1 orang. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 15

3. STATUS GIZI Tabel 3.5. Jumlah Kunjungan Neonatus Menurut Puskesmas di Kota Tahun 2016 NO PUSKESMAS NEONATUS Jumlah Bayi KN 3 Kali 1. Pijorkoling 630 308 2. Labuhan Rasoki 132 74 3. Padangmatinggi 965 748 4. Sidangkal 481 454 5. Batunadua 491 413 6. Sadabuan 1.397 1.035 7. Hutaimbaru 349 262 8. Pokenjior 93 84 9. Pintu Langit 85 60 4.623 3.438 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Dari tabel 3.5. menunjukkan Jumlah kunjungan Neonatus 3 kali (lengkap) tertinggi pada Puskesmas Sadabuan yaitu 1397 kunjungan. Jumlah kunjungan Neonatus di Kota tahun 2016 adalah 3.438 kali. Tabel 3.6. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di Kota Tahun 2016 BAYI NO PUSKESMAS Jumlah Mendapat % Pelayanan 1. Pijorkoling 630 341 54,1 2. Labuhan Rasoki 132 84 63,6 3. Padangmatinggi 965 694 71,9 4. Sidangkal 481 388 80,7 5. Batunadua 491 371 75,6 6. Sadabuan 1.397 1.239 88,7 7. Hutaimbaru 349 374 107,2 8. Pokenjior 93 99 106,5 9. Pintu Langit 85 70 82,4 4.623 3.660 79,2 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 16

Dari tabel 3.6. menunjukkan jumlah pelayanan kesehatan Bayi tertinggi pada Puskesmas Sadabuan yaitu 1.239 Pelayanan. Persentase Pelayanan kesehatan bayi di Kota tahun 2016 adalah 79,2 %. Tabel 3.7. Jumlah Bayi BBLR Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas di Kota Tahun 2016 NO PUSKESMAS Bayi Baru Lahir Bayi Baru Lahir Rendah Ditimbang Lakilakpualakpuan Perem- Laki- Perem- L+P L+P 1. Pijorkoling 164 150 314 0 1 1 2. Labuhan Rasoki 36 38 74 0 0 0 3. Padangmatinggi 420 409 829 7 9 16 4. Sidangkal 229 227 456 0 2 2 5. Batunadua 214 202 416 0 0 0 6. Sadabuan 561 575 1.136 6 2 8 7. Hutaimbaru 151 115 266 1 1 2 8. Pokenjior 57 32 89 5 0 5 9. Pintu Langit 35 33 68 1 3 4 1.867 1.781 3.648 20 18 38 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Dari 3.7 di atas menunjukkan jumlah bayi baru lahir ditimbang di Kota tahun 2016 yaitu 3.648 bayi atau 80,85 % dari jumlah lahir hidup sebanyak 4.512 lahir hidup. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 17

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPAYA KESEHATAN DINAS KESEHATAN DAERAH NO UPAYA KESEHATAN / STANDAR PELAYANAN TAHUN (%) Target 2016 Reali -sasi 1 2 3 4 A. Standar Pelayanan Minimal 1. Pelayanan kesehatan dasar 1. % Cakupan K-4 Bumil 78 72 2. % Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 52 34,76 3. % Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan 79,7 77 4. % Cakupan pelayanan Bufas 79 72,7 5. % Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 70 19,65 6. % Cakupan kunjungan bayi 79 79,2 7. % Desa/Kel. UCI 45 19 8. % Cakupan pelayanan anak balita 88 71,3 9. % Cakupan pemberian MP-ASI anak usia 6-24 Bulan keluarga miskin 100 100 10. % Cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan 100 100 11. % Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 88 96,7 12. % Cakupan KB Aktif 78 75,3 13. % Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit* a) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun <2 - b) Penemuan Penderita Pneumonia Balita 35 14,7 c) Penemuan pasien baru TB BTA Positif 100 111,6 d) Penderita DBD yang ditangani 100 100 e) Penemuan penderita diare 100 64,5 14. % Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 90 100,2 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 18

1 2 3 4 2. Pelayanan Kesehatan rujukan 15. % Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 85 28,83 16. % Cakupan pelayanan Gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kota 100 100 3. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB 17. % Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100 100 4. Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 18. % Cakupan Desa Siaga Aktif 70 84,81 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 19

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1. SARANA KESEHATAN Tabel 5.1. Sarana Pelayanan Kesehatan Kota Tahun 2016 Pemilikan/Pengelola No Fasilitas Kesehatan Pemerintah Kota TNI/POLRI Swasta Jumlah 1. RSU 1 1 1 3 2. RS Jiwa 0 0 0 0 3. RS Bersalin 0 0 0 0 4. RS Khusus Lainnya 0 0 0 0 5. Puskesmas 9 0 0 9 6. Puskesmas Keliling 16 0 0 9 7. Pustu 26 0 0 26 8. Rumah Bersalin 0 0 4 4 9. Balai Pengobatan Klinik 0 0 9 9 10. Praktek Dokter bersama 0 0 0 0 11. Praktek Dokter Perorangan 0 0 81 81 12. Apotek 0 34 34 13. Toko Obat 0 0 36 36 14. GFK 1 0 0 1 Sumber : Bidang Promosi, Jaminan dan Sarana Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Tabel 5.1. menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kota sebanyak 9 Puskesmas, ini menggambarkan setiap Kecamatan terdapat Puskesmas. Puskesmas Keliling juga ada pada setiap Puskesmas. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 20

No Tabel 5.2. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Kota Tahun 2016 Kecamatan 1 P.Sidimpuan Tenggara 2 P.Sidimpuan Selatan 3 P.Sidimpuan Batunadua 4 P.Sidimpuan Utara 5 P.Sidimpuan Hutaimbaru 6 P.Sidimpuan Angkola Julu Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Desa/Kel Desa Siaga Poskesdes Posyandu 18 13 13 16 12 5 5 7 15 7 7 23 16 4 4 15 10 14 14 20 8 6 6 30 Jumlah 79 67 67 138 Sumber : Bidang Promosi, Jaminan dan Sarana Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Tabel 5.2. menunjukkan bahwa jumlah Poskesdes di kota sebanyak 67 Poskesdes dan posyandu 138 posyandu. Tabel 5.3. Indikator Pelayanan Rumah Sakit Kota Tahun 2016 No Nama RS BOR ALOS TOI GDR NDR 1 RSUD 64,1 3,3 2,49 70,2 32,8 2 RS INANTA 18,3 1,9 7,52 16,1 10,1 3 RS TNI-AD 44,4 4,2 5,30 34,1 7,5 Sumber : Rumah Sakit di Kota, 2016 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 21

Medis Pera wat & Bidan Farmasi Gizi Teknisi Medis Sanitasi Kesmas 5.2. TENAGA KESEHATAN Tabel 5.4. Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja No Unit Kerja 1 Puskesmas 24 231 16 11 7 3 19 2 Rumah Sakit 38 208 13 3 22 3 11 Jumlah 62 439 29 14 29 6 30 Sumber : Bidang Pengembangan SDM Kesehatan dan SIK Dinas Kesehatan Daerah Kota 5.3. PEMBIYAAN KESEHATAN Tabel 5.5. Anggaran Kesehatan Kota Tahun 2016 No SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % Anggaran Kesehatan Bersumber : 1 APBD Kota 117.784.710.040 80,97 - Belanja Langsung 76.871.952.148 52,84 - Belanja Tidak Langsung 40.425.295.866 27,79 Total Anggaran Kesehatan 145.468.889.040 100 Total APBD Kota 924.683.907.283 % APBD Kesehatan thd APBD Kota 12,74 Anggaran Kesehatan Perkapita Sumber : Sekretariat Dinas Kesehatan Daerah Kota, 2016 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Derajad kesehatan masyarakat Kota semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar target SPM belum terlingkupi di Profil kesehatan. Masih kurangnya sistem pelaporan data kesehatan dari unit pelayanan teknis ke bidang mengakibatkan terlambatnya penyelesaian profil kesehatan kota. 5.2. SARAN Peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung penyusunan profil kesehatan kota. Peningkatan kualitas data melalui pelayanan satu pintu, sehingga tidak ada data program baik dari UPT, maupun Bidang teknis terkait, mulai tingkat Puskesmas sampai Propinsi yang berbeda dan terlewatkan. Hasil profil kesehatan dapat terangkum dari aplikasi SIKDA-Generik. Sosialisasi Buku Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan untuk tahun yang akan datang. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 23

LAMPIRAN TABEL PROFIL KESEHATAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Tahun 2016 24

RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 147 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 79 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 103.709 109.208 212.917 Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,5 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km 2 1449,9 Jiwa/Km 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 53,5 per 100 penduduk produktif Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 95,0 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 99,94 100,00 99,97 % Tabel 3 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs 11.250,00 11.902,00 23.152,00 % Tabel 3 b. SMA/ SMK/ MA 23.837,00 23.653,00 47.490,00 % Tabel 3 c. Sekolah menengah kejuruan 3.482,00 3.429,00 6.911,00 % Tabel 3 d. Diploma I/Diploma II 264,00 840,00 1.104,00 % Tabel 3 e. Akademi/Diploma III 883,85 2.578,28 3.447,92 % Tabel 3 f. Universitas/Diploma IV 7.806,00 9.217,00 17.023,00 % Tabel 3 g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 2.198 2.314 4.512 Tabel 4 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 4 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4 12 Jumlah Kematian Neonatal 38 19 57 neonatal Tabel 5 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 17 8 13 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 14 Jumlah Bayi Mati 39 23 62 bayi Tabel 5 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 18 10 14 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 16 Jumlah Balita Mati 44 26 70 Balita Tabel 5 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 20 11 16 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu 10 Ibu Tabel 6 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 222 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6 B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ 252 123 375 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 67,20 32,80 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 242,99 112,63 176,12 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 315 163 478 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 303,73 149,26 224,50 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 0,63 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 17,99 8,99 13,66 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 65,40 69,70 66,84 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 3,04 0,76 2,28 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 68,44 70,45 69,11 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 2,89 0,00 1,41 per 100.000 penduduk Tabel 9 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 17,94 11,37 14,65 % Tabel 10 21 Jumlah Kasus HIV 3 1 4 Kasus Tabel 11 22 Jumlah Kasus AIDS 4 2 6 Kasus Tabel 11 23 Jumlah Kematian karena AIDS 1 1 2 Jiwa Tabel 11 24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11 25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 1 0 1 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0,96 0,00 0,47 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0,10 0,00 0,05 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 #DIV/0! 100,00 % Tabel 17 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th - per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 2 0 2 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 50 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 1 0 1 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20 29 Incidence Rate DBD 31,82 21,06 26,30 per 100.000 penduduk Tabel 21 30 Case Fatality Rate DBD 3,03 0,00 1,79 % Tabel 21 31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22 32 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 22 33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23 34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 5,35 5,38 5,37 % Tabel 24 35 Persentase obesitas 13,08 11,18 11,58 % Tabel 25 36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,24 % Tabel 26 37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26 38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam #REF! % Tabel 28 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 81 % Tabel 29 40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 71,99 % Tabel 29 41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 76,99 % Tabel 29 42 Pelayanan Ibu Nifas 72,67 % Tabel 29 43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 76,70 % Tabel 29 44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ - % Tabel 30 45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 71,99 % Tabel 32 46 Penanganan komplikasi kebidanan 34,76 % Tabel 33 47 Penanganan komplikasi Neonatal 24,26 15,27 19,65 % Tabel 33 48 Peserta KB Baru 23,62 % Tabel 36 49 Peserta KB Aktif 65,89 % Tabel 36 50 Bayi baru lahir ditimbang 85 77 81 % Tabel 37 51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,07 1,01 1,04 % Tabel 37 52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 84,03 76,75 80,30 % Tabel 38 53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 79,85 72,73 76,20 % Tabel 38 54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 7,73 7,55 7,64 % Tabel 39 55 Pelayanan kesehatan bayi 82,12 76,34 79,17 % Tabel 40 56 Desa/Kelurahan UCI 18,99 % Tabel 41 57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 52,72 48,94 50,79 % Tabel 43 58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 49,71 46,14 47,89 % Tabel 43 59 Bayi Mendapat Vitamin A 75,98 74,47 75,21 % Tabel 44 60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 83,47 85,20 84,33 % Tabel 44 61 Baduta ditimbang 67,25 68,66 67,94 % Tabel 45 62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,52 2,44 1,98 % Tabel 45 63 Pelayanan kesehatan anak balita 69,91 72,71 71,30 % Tabel 46 64 Balita ditimbang (D/S) 73,17 72,39 72,79 % Tabel 47 65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,49 2,17 1,82 % Tabel 47 66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48 67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 95,45 98,25 96,80 % Tabel 49 68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap - Tabel 50 69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 40,00 sekolah Tabel 51 70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 97,00 sekolah Tabel 51 71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 18,70 20,94 19,80 % Tabel 51 72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 31,50 31,49 31,49 % Tabel 51 73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 31,50 31,49 31,49 % Tabel 51 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 46,88 49,27 48,26 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan #REF! #REF! #REF! % Tabel 53 76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 75,08 90,11 82,79 % Tabel 54 77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 6,84 6,54 6,69 % Tabel 54 78 Angka kematian kasar/gross Death Rate (GDR) di RS 69,54 47,57 57,66 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 79 Angka kematian murni/nett Death Rate (NDR) di RS 30,13 22,75 26,14 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 52,95 % Tabel 56 81 Bed Turn Over (BTO) di RS 48,01 Kali Tabel 56 82 Turn of Interval (TOI) di RS 3,58 Hari Tabel 56 83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,22 Hari Tabel 56 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-phbs 44,28 % Tabel 57 C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat 33,02 % Tabel 58 89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 13,39 % Tabel 59 90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 100,00 % Tabel 60 91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 22,80 % Tabel 61 92 Desa STBM - % Tabel 62

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 96,98 % Tabel 63 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 60,28 % Tabel 64 TPM tidak memenuhi syarat dibina - % Tabel 65 TPM memenuhi syarat diuji petik - % Tabel 65 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 94 Jumlah Rumah Sakit Umum 3,00 RS Tabel 67 95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67 96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67 97 Jumlah Puskesmas non-rawat Inap - Tabel 67 Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67 Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67 98 Jumlah Apotek 27,00 Tabel 67 99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68 100 Jumlah Posyandu 138,00 Posyandu Tabel 69 101 Posyandu Aktif 75,36 % Tabel 69 102 Rasio posyandu per 100 balita 0,62 per 100 balita Tabel 69 103 UKBM Poskesdes 67,00 Poskesdes Tabel 70 Polindes - Polindes Tabel 70 Posbindu 79,00 Posbindu Tabel 70 104 Jumlah Desa Siaga 67,00 Desa Tabel 71 105 Persentase Desa Siaga 84,81 % Tabel 71 D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis 13,00 3,00 16,00 Orang Tabel 72 107 Jumlah Dokter Umum 10,00 24,00 34,00 Orang Tabel 72 108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 23,48 per 100.000 penduduk Tabel 72 109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis - 12,00 12,00 Orang Tabel 72 110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 5,64 per 100.000 penduduk 111 Jumlah Bidan 191,00 Orang Tabel 73 112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 89,71 per 100.000 penduduk Tabel 73 113 Jumlah Perawat 60,00 174,00 234,00 Orang Tabel 73 114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 109,90 per 100.000 penduduk Tabel 73 115 Jumlah Perawat Gigi 1,00 13,00 14,00 Orang Tabel 73 116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 2,00 27,00 29,00 Orang Tabel 74 117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 8,00 22,00 30,00 Orang Tabel 75 118 Jumlah Tenaga Sanitasi 1,00 5,00 6,00 Orang Tabel 76 119 Jumlah Tenaga Gizi - 14,00 14,00 Orang Tabel 77 D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan ######## Rp Tabel 81 121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 12,74 % Tabel 81 122 Anggaran Kesehatan Perkapita ######## Rp Tabel 81

TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN PENDUDUK ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tenggara Selatan Batunadua Utara Hutaimbaru Angkola Julu 27,7 16 2 18 35.116 7.533 4,66 1268,35 15,8 0 12 12 66.576 14.869 4,48 4210,56 38,7 13 2 15 22.604 5.179 4,36 583,48 14,1 0 16 16 64.358 14.642 4,40 4568,43 22,3 5 5 10 16.073 3.648 4,41 719,41 28,2 8 0 8 8.190 1.842 4,45 290,64 (KOTA) 146,8 42 37 79 212.917 47.713 4,46 1.450 Sumber : Kantor BPS Kota

TABEL 2 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 1. 0-4 11.184 11.182 22.366 100,02 2. 5-9 11.438 10.922 22.360 104,72 3. 10-14 11.264 10.959 22.223 102,78 4. 15-19 11.808 12.591 24.399 93,78 5. 20-24 9.970 11.371 21.341 87,68 6. 25-29 7.873 7.974 15.847 98,73 7. 30-34 7.182 7.291 14.473 98,51 8. 35-39 6.534 7.038 13.572 92,84 9. 40-44 6.300 6.999 13.299 90,01 10. 45-49 6.026 6.293 12.319 95,76 11. 50-54 5.145 5.450 10.595 94,40 12. 55-59 3.752 4.061 7.813 92,39 13. 60-64 2.319 2.767 5.086 83,81 14. 65-69 1.400 1.847 3.247 75,80 15. 70-74 848 1.201 2.049 70,61 16. 75+ 666 1.262 1.928 52,77 103.709 109.208 212.917 94,96 ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 53 Sumber : Kantor BPS Kota

TABEL 3 NO PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN 1 2 3 4 5 6 7 8 1. PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 81.087 87.104 168.191 2. 3. VARIABEL PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 81.038 87.104 168.142 99,94 100,00 99,97 a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 11.627 12.412 24.039 14,34 14,25 14,29 b. SD/MI 21.939 23.076 45.015 27,06 26,49 26,76 c. SMP/ MTs 11.250 11.902 23.152 13,87 13,66 13,77 d. SMA/ MA 23.837 23.653 47.490 29,40 27,15 28,24 e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 3.482 3.429 6.911 4,29 3,94 4,11 f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 264 840 1.104 0,33 0,96 0,66 g. AKADEMI/DIPLOMA III 884 2.578 3.448 1,09 2,96 2,05 h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV & S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber : Kantor BPS Kota PERSENTASE 7.806 9.217 17.023 9,63 10,58 10,12

TABEL 4 KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS HIDUP LAKI-LAKI MATI HIDUP + MATI KELAHIRAN PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Tenggara Pijorkoling 293 1 294 322 2 324 615 3 618 Labuhan Rasoki 64 0 64 65 1 66 129 1 130 2. Selatan Padangmatinggi 463 3 466 479 2 481 942 5 947 Sidangkal 235 1 236 234 0 234 469 1 470 3. 4. 5. 6. Batunadua Utara Hutaimbaru Angkola Julu Batunadua 241 2 243 238 1 239 479 3 482 Sadabuan 651 2 653 713 1 714 1.364 3 1.367 Hutaimbaru 167 0 167 173 3 176 340 3 343 Pokenjior 44 0 44 47 0 47 91 0 91 Pintu Langit 40 0 40 43 0 43 83 0 83 (KOTA) 2.198 9 2.207 2.314 10 2.324 4.512 19 4.531 ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 4,1 4,3 4,2 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 5 NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS LAKI - LAKI KEMATIAN PEREMPUAN BAYI a ANAK ANAK NEONATAL BALITA NEONATAL BAYI BALITA BAYI BALITA a NEONATAL BALITA a LAKI - LAKI + PEREMPUAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ANAK BALITA BALITA 1. Tenggara Pijorkoling 1 1 1 2 2 2 2 4 3 3 3 6 Labuhan Rasoki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2. Selatan Padangmatinggi 9 10 4 14 8 10 0 10 17 20 4 24 Sidangkal 0 0 0 0 3 4 1 5 3 4 1 5 3. 4. 5. 6. Batunadua Utara Hutaimbaru Angkola Julu Batunadua 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3 Sadabuan 15 15 0 15 1 2 0 2 16 17 0 17 Hutaimbaru 4 4 0 4 1 1 0 1 5 5 0 5 Pokenjior 7 7 0 7 0 0 0 0 7 7 0 7 Pintu Langit 0 0 0 0 3 3 0 3 3 3 0 3 (KOTA) 38 39 5 44 19 23 3 26 57 62 8 70 ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota 17 18 2 20 8 10 1 11 13 14 2 16 Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi - a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal

TABEL 6 KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KEMATIAN IBU LAHIR NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS KEMATIAN IBU HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 35 tahun 35 tahun 35 tahun 35 tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1. Tenggara Pijorkoling 615 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 Labuhan Rasoki 129 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2. Selatan Padangmatinggi 942 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 2 Sidangkal 469 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3. 4. 5. 6. Batunadua Utara Hutaimbaru Angkola Julu Batunadua 479 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 Sadabuan 1.364 0 1 0 1 1 0 1 2 0 3 0 3 1 4 1 6 Hutaimbaru 340 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pokenjior 91 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pintu Langit 83 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 (KOTA) 4.512 0 2 0 2 1 1 2 4 0 4 0 4 1 7 2 10 ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 222 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

TABEL 7 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS SELURUH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK PENDUDUK KASUS TB 0-14 TAHUN L P L P L+P L+P L P L+P % % % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1. Tenggara Pijorkoling 13.845 15.201 29.046 10 47,62 11 52,38 21 12 52,17 11 47,83 23 0 0,00 Labuhan Rasoki 3.004 3.066 6.070 10 67 5 33,33 15 10 67 5 33,33 15 0 0,00 2. Selatan Padangmatinggi 21.836 22.601 44.437 70 64 39 35,78 109 76 66 39 33,91 115 0 0,00 Sidangkal 11.076 11.063 22.139 17 61 11 39,29 28 17 61 11 39,29 28 0 0,00 3. Batunadua Batunadua 11.369 11.235 22.604 8 80 2 20,00 10 10 83 2 16,67 12 1 8,33 4. Sadabuan Sadabuan 30.716 33.642 64.358 64 70 28 30,43 92 65 70 28 30,11 93 1 1,08 5. 6. Hutaimbaru Angkola Julu Hutaimbaru 7.902 8.171 16.073 16 57 12 42,86 28 16 57 12 42,86 28 1 3,57 Pokenjior 2.079 2.202 4.281 2 50 2 50,00 4 2 50 2 50,00 4 0 0,00 Pintu Langit 1.882 2.027 3.909 1 33 2 66,67 3 1 33 2 66,67 3 0 0,00 7. RSUD 54 83 11 16,92 65 106 68 51 32,48 157 0 0,00 (KOTA) 103.709 109.208 212.917 252 67 123 33 375 315 66 163 34 478 3 1 CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 242,99 112,63 176,12 CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 303,73 149,26 224,50 Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kota Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll