FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR A. Ulfa Fatmasanti Akbid Batari Toja Watampone (Alamat Koresponden: andiulfafatmasanti@gmail.com/ 085399168227) ABSTRAK Mioma uteri adalah neoplasma jinak, berasal dari otot uterus (miometrium). Di Indonesia ditemukan sekitar 2,39% - 11,7% pada semua kasus ginekologi yang dirawat, dari pencatatan rekam medik RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar pada tahun 2013 sebanyak 35(47,2%) penderita, tahun 2014 sebanyak 13(43,3%) penderita, dan tahun 2015 sebanyak 12(30,7%) penderita dimana kasus mioma uteri terus menurun dari tahun sebelumnya baik yang dirawat inap maupun rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor umur, paritas, dan indeks massa tubuh dengan kejadian mioma uteri di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey analitik dengan menggunakan desain penelitian case control dan ditelusuri secara retrospektif dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang. Analisis data disajikan dalam bentu univariat dan bivariat melalui uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α 0,05) melalui program SPSS.20.0. Hubungan variabel dengan kejadian mioma uteri : umur (ρ value 0,044 < 0,05), paritas (ρ value 0,025 < 0,05), indeks massa tubuh (ρ value 0,030 < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan antara variabel umur, paritas, dan indeks massa tubuh dengan kejadian Kata Kunci : Mioma Uteri, Umur, Paritas, Indeks massa tubuh PENDAHULUAN Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh (Guyton, 2002). Berdasarkan hasil analisis Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013 mencatat angka kejadian Mioma Uteri secara nasional 17,69 % dan tahun 2014 sebanyak 15,98 % secara nasional. Umumnya Mioma Uteri tidak akan terdeteksi sebelum masa pubertas dan tumbuh selama masa reproduksi. Jarang sekali mioma uteri ditemukan pada wanita umur 20 tahun atau kurang, paling banyak pada umur 35-45 tahun yaitu kurang dari 25 %, dan setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang dapat tumbuh lebih lanjut. Mioma Uteri lebih sering dijumpai pada wanita nulipara atau yang kurang subur. (Medlinux, 2013) Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2013 angka kejadian mioma uteri dari umur 25 44 tahun sebanyak 167 (67,1%) kasus, umur 45 66 tahun sebanyak 64 tahun (25,7%) dan pada umur 65 tahun sebanyak 3 (1,2%) kasus. Pada tahun 2014 kejadian mioma uteri secara umum sebanyak 563 (75,12%) kasus. Wanita yang lebih sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali hamil. (dr. Nasrudin Andi Mappawere ; 2011). Ukuran besar kecilnya mioma uteri juga dipengaruhi oleh jumlah kalori dalam tubuh karena timbunan kalori dalam tubuh mempengaruhi pertumbuhan mioma. Makin gemuk seseorang makin banyak timbunan kalorinya dan membuat mioma tumbuh dengan cepat. Adapun data yang diperoleh dari pencatatan rekam medik di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, dari seluruh jumlah penderita tumor ginekologi, pada tahun 2013 jumlah penderita mioma uteri sebanyak 35(47,2 %) kasus, tahun 2014 jumlah penderita mioma uteri yaitu sebanyak 13 (43,3% %) kasus dan pada tahun 2015 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 eissn : 2302-2531 334
yaitu sebanyak 12 (30,7%) kasus. Walaupun persentasenya terus menurun dalam tiga tahun terakhir akan tetapi dari seluruh jumlah tumor ginekologi, mioma uteri masih menduduki persentase tertinggi jika dibandingkan persentase kasus yang lainnya yaitu mioma uteri 12 (30,7%), kanker serviks 9 (23%), kista ovarium 8 (20,5%) dan tumor lainnya 10(25,6%). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Penelitian ini dilaksanakan di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 04 April 2016 04 Juni 2016. Pada penelitian ini, data dikumpulkan berdasarkan data sekunder dan buku status penderita dari rekam medik dan mengelompokkan data dengan Cheklist. 1. Sampel Kasus Sampel kasus dalam penelitian ini adalah semua ibu yang terdiagnosis mioma uteri baik rawat jalan maupun rawat inap yaitu sebanyak 12 penderita. 2. Sampel Kontrol Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah sebagian ibu penderita gangguan sistem reproduksi dan tidak terdiagnosis mioma uteri yang dirawat inap maupun dirawat jalan dengan perbandingan 1:2 dari jumlah sampel kasus yaitu sebanyak 24 orang, maka jumlah sampel keseluruhan adalah 36 orang. Teknik pengambilan sampel untuk sampel kasus dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan ibu yang terdiagnosis Sedangkan untuk sampel kontrol dilakukan secara Random Sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari variabel penelitian dan dilakukan tiap-tiap variabel penelitian terutama untuk melihat tampilan distribusi frekuensi variabel independen dan dependen 2. Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menetukan hubungan variabel dependent dan independent melalui uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan alpha (α) = 0,05. Jika nilai alpha (α) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Kejadian Mioma Uteri Frekuensi Persentase Kasus 12 25 Kontrol 24 75 Tabel 1 menunjukkan bahwa pasien yang menderita Mioma Uteri sebanyak 12 orang (25%) dan pasien yang tidak menderita Mioma Uteri sebanyak 24 orang (75%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Umur Umur Pasien 20 55,6 16 44,4 Tabel 2 dilihat dari umur pasien tinggi menderita mioma uteri sebanyak 20 orang (55,6%) dan yang beresiko rendah sebanyak 16 orang(44,4%) Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Paritas Paritas Pasien 17 47,3 19 52,7 Tabel 3 dilihat dari faktor paritas tinggi menderita mioma uteri sebanyak 17 orang (47,3%) responden dan yang beresiko rendah sebanyak 19 orang ( 52,7%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT Pasien 11 30,6 25 69,5 335 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 eissn : 2302-2531
Tabel 4 dilihat dari faktor IMT tinggi dengan hasil IMT Over Weight dan Obesitas, sebanyak 11 orang (30,6%) responden dan yang beresiko rendah dengan hasil IMT normal dan Kurus, sebanyak 25 orang (69,5%). Tabel 5 Distribusi frekuensi berdasarkan Hubungan Umur dengan Kejadian Mioma Uteri Umur Kasus Kontrol Total Pesien n % n % n 10 27,8 10 27,8 20 55,6 2 5,6 14 38,8 16 44.4 Jumlah 12 33,4 24 66,6 36 100 p = 0.018 Tabel 5 menunjukkan bahwa, ada 10 (27,8%) yang resiko tinggi menderita mioma uteri, dan 10 (27,8%) yang beresiko tinggi lainya tidak menderita Sedangkan pada kelompok resiko rendah ada 2 ( 5,6%) yang menderita mioma uteri dan 24 (66,6%) responden lainnya tidak menderita Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square di peroleh nilai ρ value = 0,018 yang berarti ρ < α dimana α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh umur terhadap kejadian Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Paritas dengan kejadian Mioma Uteri. Paritas Kasus Kontrol Total Pesien n % n % n 10 27,8 15 41,6 17 47,2 2 5,6 9 25 19 52,8 Jumlah 12 33,4 24 66,6 36 100 p = 0.009 Tabel 6 menunjukkan bahwa, ada 2 (5,6%) responden resiko tinggi menderita mioma uteri, dan 10 (27,8%%) responden yang beresiko tinggi lainya tidak menderita Sedangkan pada kelompok resiko rendah ada 15 ( 41,6%) responden menderita mioma uteri dan 9 (25%) responden lainnya tidak menderita Berdasarkan hasil uji statistik Chi- Square di peroleh nilai ρ value = 0,09 yang berarti ρ < α dimana α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh paritas terhadap kejadian Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pesien Total Kasus Kontrol n % n % n 7 19,4 4 11,1 11 30, 5 5 13,9 20 55,6 25 69, 5 Jumlah 12 33,3 24 66,7 36 100 p = 0.011 Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian Mioma Uteri Tabel 7 menunjukkan bahwa, ada 7 (19,4%) responden resiko tinggi menderita mioma uteri, dan 3 (11.1%%) responden yang beresiko tinggi lainya tidak menderita mioma uteri. Sedangkan pada kelompok resiko rendah ada 5 ( 13,9%) responden menderita mioma uteri dan 20 (55,6%) pasien lainnya tidak menderita Berdasarkan hasil uji statistik Chi- Square di peroleh nilai ρ value = 0,011 yang berarti ρ < α dimana α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap kejadian mioma uteri. PEMBAHASAN 1. Hubungan Umur dengan Kejadian Mioma Uteri diperoleh nilai ρ value = 0,018 yang berarti ρ < α = 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh umur dengan kejadiam mioma uteri di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2016. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian di RSUP Prof.Dr. D. Kandou Manado tahun 2012 oleh Lilis Pratiwi dkk, dengan uji pearson Chi-square memperlihatkan nilai 43,394 dengan ρ value = 0,000 < α = 0,01, diperoleh bahwa kasus ginekologi terbanyak pada pasien berusia 18-49 tahun adalah mioma uteri dengan usia tersering 34-49 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi dari 12 (33,4%) responden yang mengalami mioma uteri terdapat 10 (27,8%) yang berada dalam kategori resiko tinggi karena dengan peningkatan produksi dan keterpaparan hormon estrogen pada usia reproduksi dan penurunan produksi hormon progesteron pada masa klimakterim dan menopause yang Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 eissn : 2302-2531 336
merupakan penghambat pertumbuhan tumor. Sedangkan untuk 2 (5,6%) orang respoden yang berada dalam resiko rendah namun mengalami mioma uteri, ini disebabkan karena ada faktor lain yang juga berhubungan dengan kejadian mioma uteri seperti jumlah paritas, IMT, maupun keterpaparan dengan estrogen, tapi dalam penelitian ini responden ditemukan dengan IMT dalam kategori obesitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa umur merupakan faktor yang berhubungan dengan 2. Hubungan Paritas dengan Kejadian Mioma uteri diperoleh nilai ρ value = 0,009 yang berarti ρ < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh paritas dengan kejadiam mioma uteri di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2016. Menurut hasil penelitian Yosi Apriani di RSUD dr. Adhyatma Semarang tahun 2012 jumlah penderita dengan paritas multipara sebanyak 19 (47,5%) dimana terdapat 13 (61,9%) orang wanita lebih beresiko tinggi mengalami mioma submukosum daripada wanita yang mengalami mioma subserosum maupun intarmural sebanyak 7 (36,84%) orang. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi dari 12 (33,4%) responden yang mengalami mioma uteri terdapat 10 (27,8%) yang berada dalam kategori resiko tinggi hal ini berkaitan dengan perbedaan kadar estriol dalam hormon estrogen yang diproduksi oleh ovarium pada nullipara atau primipara serta peningkatan hormon estrogen yang tidak stabil karena adanya proses penyembuhan yang belum sempurna pada multipara terutama dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Sedangkan 2 (5,5%) responden dengan paritas resiko rendah tetapi mengalami mioma uteri, hal ini disebabkan karena ke 2 responden berada dalam usia reproduktif dan menggunakan alat kontarsepsi hormonal yaitu suntik dan pil, seperti diketahui bahwa estrogen berperan dalam pertumbuhan Sehingga dapat disimpulkan bahwa paritas merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian 3. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan diperoleh nilai ρ value = 0,011 yang berarti ρ < α = 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh IMT dengan kejadian mioma uteri di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2016. Penelitian yang dilakukan oleh Ita Rahmi tahun 2012 di RSUD DR. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukkan bahwa distribusi frekuensi status gizi pasien yang menderita mioma uteri mayoritas pada kategori IMT gemuk atau overweight yaitu sebesar 25 (39,1%) orang, sedangkan kategori IMT kurus terdapat 19 (29,7) orang dan IMT normal yaitu 20 (31,2%) orang. Berdasarkan hasil penelitiian, menurut asumsi peneliti dari 12 (33,4%) responden yang mengalami mioma uteri terdapat 7 (19,4%) orang yang berada dalam kategori IMT dengan resiko tinggi. Hal ini karena Indeks massa tubuh berhubungan dengan kejadian mioma uteri berkaitan dengan sekresi endogen menjadi esrogen oleh enzim aromatase dalam jaringan lemak, sehingga setiap penambahan 10 kg berat badan terjadi 21% peningkatan resiko kejadian Sedangkan untuk 5 (13,9%) responden yang berada dalam kategori IMT resiko rendah tapi mengalami mioma uteri, peneliti berasumsi ke 5 responden berada dalam kategori usia reproduktif dan 3 diantaranya memilki paritas dengan resiko tinggi dan ditambah dengan keterpaparan estrogen dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor indeks massa tubuh memiliki hubungan dengan kejadina KESIMPULAN Ada pengaruh umur, paritas dan IMT dengan kejadian SARAN 1. Bagi masyarakat, disarankan agar lebih berperan aktif dalam melakukan pencegahan terhadap mioma uteri dengan melakukan general chek-up agar dapat dilakukan deteksi dini terhadap suatu kasus berkaitan dengan gangguan sistem reproduksi. 2. Disarankan bagi tenaga kesehatan dapat lebih proaktif dalam hal menginformasikan kepada masyarakat tentang faktor yang berhubungan maupun yang beresiko mempertinggi kejadian 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya namun dengan menambahkan faktor lain yang belum diteliti, maupun dengan melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan metode analisis multivariat. 337 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 eissn : 2302-2531
DAFTAR PUSTAKA Apriani Yosi dan Sumarni, 2013, Jurnal Analisa Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan di RSUD.dr. Adhyatma Semarang, Jurnal Kebidanan, Vol.2 No.5, Hal.36-45 Mappaware Nasrudin, 2011, Buku Ajar Ginekologi, Edisi 1, Umi Toha Ukhuwah Grafika, Makassar, Hal. 35-113 Pratiwi Lilis, 2012, Jurnal Hubungan Usia Reproduksi dengan di RSUP. Prof. R.D. Kandou Manado, Jurnal E-Clinic, Vol.1 No. 1 Maret 2013, Hal. 26-30, Diakses Januari 2016. Rahmi Ita, 2012, Jurnal Gambaran Faktor Penyebab Terjadinya Mioma Uteri di Poliklinik Kebidanan RSUD. DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Hal. 1-6, Diakses Januari 2016. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 eissn : 2302-2531 338