BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan juga akan diikuti dengan

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. konsumen motor di Indonesia adalah motor jenis matic. kemewahan, teknologi tinggi untuk meningkatkan kenyamanan.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

B A B I P E N D A H U L U A N

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pembangunan ekonomi negara kita masa kini dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

Transkripsi:

BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya sangat mempengaruhi perubahan dan perkembangan, terutama yang berkaitan dengan motivasi wisatawan yang selalu ingin mencari dan menikmati sesuatu yang berbeda dari yang pernah dirasakan sebelumnya atau pengalaman baru. Salah satu industri pariwisata yang sedang mengalami perkembangan adalah wisata kuliner. Tren saat ini, wisatawan yang melakukan wisata ke suatu daerah akan termotivasi untuk mencari makanan khas daerah tersebut, sehingga daerah tersebut akan memiliki peluang besar untuk mempromosikan wisata kulinernya. Inovasi yang menarik dan unik untuk membuat produk kuliner yang berbeda dari yang lainnya akan memberikan ciri khas tersendiri sehingga dapat menguatkan merek yang telah dibangun. Salah satu usaha industri pariwisata kuliner yang memerlukan inovasi kuliner yang menarik adalah toko oleh-oleh. Yogyakarta merupakan salah satu destinasi pariwisata yang mempunyai potensi yang besar, dikarenakan secara geografis diuntungkan oleh letak objek 1

2 wisata satu dengan objek wisata lainnya yang saling berdekatan 1. Hal ini merupakan suatu kelebihan dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Sektor pariwisata Yogyakarta tidak terlepas dari kuliner yang dimilikinya. Salah satu jenis kuliner di Yogyakarta yang dapat diinovasi adalah olahan singkong. Yogyakarta merupakan salah satu penghasil singkong terbesar di Pulau Jawa 2. Akan tetapi, oleh masyarakat biasanya singkong hanya diolah seadanya saja menjadi makanan yang sederhana. Sebenarnya olahan singkong mampu diangkat menjadi makanan khas yang dihasilkan di Yogyakarta. Olahan singkong dengan cita rasa yang unik akan membuat wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta tertarik untuk mencicipi makanan yang terbuat dari singkong tersebut. Potensi inilah yang kemudian dimanfaatkan dan dikembangkan oleh beberapa pihak. Seperti contohnya Cokro Tela Cake yang berusaha untuk menjadi salah satu toko makanan ringan dengan olahan singkong. Cokro Tela Cake membuat kue dengan berbahan dasar singkong, bukan menggunakan tepung terigu. Dilihat dari pemikiran tersebut Cokro Tela Cake hadir untuk mengangkat citra singkong yang hanya makanan desa menjadi makanan modern yang bisa dinikmati semua kalangan. Hal ini membuat Cokro Tela Cake menjadi toko olahan singkong yang berbeda dengan toko lainnya, karena Cokro Tela Cake memaksimalkan sektor 1 www.wikipedia.org. Daerah Istimewa Yogyakarta, diakses pada tanggal 9 Maret 2015, dapat diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/daerah_istimewa_yogyakarta 2 www.crayonpedia.org. Sumber Daya Alam, diakses pada tanggal 9 Maret 2015, dapat diakses dihttp://www.crayonpedia.org/mw/persebaran_sumber_daya_alam_di_lingkung AN_SETEMPAT_4.1_TANTYA_HISNU

3 pemasaran produk untuk menguatkan merek di pandangan konsumen, dengan cara mengetahui profil umum wisatawan yang melakukan pembelian terlebih dahulu. Cara tersebut merupakan strategi pemasaran produk yang lebih efektif, terarah dan tepat pada sasaran yang bertujuan untuk meningkatkan citra produk olahan singkong dari Cokro Tela Cake. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, berikut merupakan rumusan masalah dalam penelitian, yaitu: 1) Bagaimana profil umum wisatawan pembeli produk Cokro Tela Cake? 2) Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta? 3) Bagaimana efektivitas pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Berikut merupakan tujuan penelitian, yaitu : 1) Untuk mengetahui profil umum wisatawan pembeli produk Cokro Tela Cake. 2) Untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta. 3) Untuk mengetahui efektivitas pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta.

4 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Teoritis : Sebagai referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya dalam memperluas kajian dibidang strategi pemasaran maupun dalam pariwisata. 2) Praktis : Dapat memberi sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak Cokro Tela Cake supaya strategi pemasaran dapat berfungsi secara optimal. 1.5 Kajian Pustaka Berdasarkan hasil dari karya-karya ilmiah maupun penelitian yang sudah dibahas, belum ditemukan permasalahan yang sama dengan penelitian ini. Beberapa karya ilmiah yang dibahas hanya terdiri dari sebagian unsur-unsur dalam penulisan, namun memiliki perbedaan dalam perumusan masalah dan tujuan setiap penelitiannya. Penulisan karya ilmiah sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain oleh Marlene Djuanna (2012) mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cokro Tela Cake dalam Menarik dan Mempertahankan Konsumen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi yang ada di Cokro Tela Cake dalam mempertahankan konsumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran Cokro Tela Cake menggunakan advertising, personal selling, sales promotion, public relations, customer relationship management,

5 direct marketing, dan internet sebagai komunikasi pemasaran. Pemasaran yang dilakukan oleh Cokro Tela Cake masih standar sama seperti strategi-strategi yang dilakukan oleh toko oleh-oleh yang lainnya, tetapi hal tersebut mampu mempertahankan konsumen. Selain membahas penelitian tentang strategi komunikasi pemasaran, adapula yang membahas tentang penelitian mengenai citra dari Cokro Tela Cake. Penelitian tersebut dilakukan oleh Widya Silvana (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Citra Terhadap Loyalitas Konsumen Cokro Tela Cake Yogyakarta. Penelitian ini berisikan tentang strategi agar Cokro Tela Cake mampu bersaing dalam membangun citra yang baik di mata konsumen maupun publik dalam mempengaruhi loyalitas konsumen tersebut untuk membeli ulang dan merekomendasikan. Hasil dari penelitian bahwa adanya pengaruh dari dimensi citra yang terdiri dari dimensi harga, kualitas, pelayanan, dan lingkungan fisik untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan mendapatkan loyalitas konsumen yang lebih tinggi. Selanjutnya ada penelitian yang membahas tentang bauran pemasaran yang dilakukan oleh Suci Rahmawati (2009). Judul dari penelitian tersebut adalah Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Tingkat Permintaan Efektif Konsumen Di Wisata Kuliner Langen Boga Surakarta. Fokus dalam penelitian ini mengarah pada strategi promosi yang digunakan untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis kuliner. Hasil penelitian mengarah pada adanya metode bauran pemasaran yaitu promotion mix, antara lain seperti iklan, penjualan langsung, promosi penjualan dan publisitas.

6 Penelitian selanjutnya mengenai wisata kuliner Yogyakarta yang ditulis oleh Minta Harsana (2008) dengan judul Wisata Kuliner di Yogyakarta (Studi Kasus Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk dan Penyajian Makanan di Taman Kuliner Condongcatur dan Sentra Gudeg Wijilan Yogyakarta). Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk dan penyajian di taman kuliner Condongcatur dan Sentra Gudeg Wijilan sebagai tempat tujuan wisata kuliner. Hasil dari karya ilmiah ini adalah adanya faktor yang menjadi daya tarik kedua daerah tersebut, antara lain kualitas produk dan pelayanan sudah memuaskan sesuai harapan konsumen. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Leonardus Merrithio (2011) mengenai strategi komunikasi dalam menghadapi persaingan. Judul dari penelitian tersebut adalah Strategi Komunikasi Pemasaran Usaha Kuliner BakpiaPia Djogja Dalam Upaya Menghadapi Persaingan. Penelitian ini berisikan bagaimana bentuk pemasaran dan kreatifitas dari sistem periklanan di BakpiPia Djogdja yang berbeda dibanding pesaing lainnya yang juga bergerak dalam bidang usaha kuliner bakpia sebagai makanan khas atau oleh-oleh dari Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah strategi komunikasi dari BakpiaPia sudah berjalan efektif dan berhasil sehingga dapat menghadapi persaingan dalam bisnis kuliner. Sementara itu, ada penelitian yang dilakukan oleh Radian Mahardika (2007) mengenai efektivitas penjualan. Penelitian tersebut dengan judul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penjualan Terhadap Kinerja Pemasaran. Penelitian ini menjelaskan adanya faktor yang mempengaruhi kinerja pemasaran sehingga dapat berjalan dengan efektif. Hasil dari penelitian tersebut adalah

7 efektivitas penjualan dipengaruhi oleh pengaturan tenaga penjual dan pengaturan wilayah penjualan. Dapat dilihat juga dalam penelitian yang berjudul Strategi Pemasaran Rumah Makan Wong Solo. Penelitian tersebut dilakukan oleh Anwar Manan Latif (2009) tentang mengidentifikasi strategi pemasaran dengan menggunakan analisis swot. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi strategi sehingga merumuskan strategi yang tepat dalam proses pemasaran dalam Rumah Makan Wong Solo. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran Cokro Tela Cake Berdasarkan Profil Umum Wisatawan. 1.6 Landasan Teori 1) Pemasaran Pemasaran telah banyak didefinisikan oleh para ahli, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk secara efektif, mendistribusikan produk serta melihat keadaan seperti lokasi, mengetahui jumlah dan keseluruhan konsumen. Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efektif untuk melakukan konsep pemasaran, agar keuntungan yang diharapkan dapat terwujud dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.

8 America Marketing Association (1985) dalam Cravens (1996:21) mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide-ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Pengertian menurut Kotler (1997:8) pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tugas pemasaran bukanlah mencari pelanggan yang tepat untuk produk tetapi menemukan produk yang tepat untuk pelanggan. Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara penjualan dan pemasaran. Proses penjualan hanya memfokuskan pada produk yang dijual dengan cara mempromosikan untuk mendapatkan keuntungan volume penjualan. Kemudian untuk pemasaran lebih mengarah pada apa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen dengan menentukan strategi pemasaran yang efektif untuk mendapatkan keuntungan melalui kepuasan konsumen yang berdampak pada citra perusahaan dan berpengaruh pada konsumen sebagai wisatawan yang akan melakukan kunjungan kembali di masa mendatang. 2) Segmentasi Pasar Bauran pemasaran juga harus memperhatikan segmen pasar. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki

9 karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri (Rangkuti, 2000:49). Hal yang paling penting sebagai awal penentuan strategi bauran pemasaran yang baik adalah dengan menentukan target pasar dengan jelas, walaupun target pasar bukan merupakan bagian dari bauran pemasaran, tetapi perannya sangat penting dalam menentukan perbedaan pendekatan strategi bauran pemasaran yang dipakai. Menurut Pitana (2009:173) target pasar adalah fokus dari semua kegiatan bauran pemasaran. Segmentasi dan target pasar merupakan pusat dari aktivitas pemasaran yang efektif dan efisien sebab kedua hal tersebut merupakan indikator dalam strategi pemasaran yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dari grup yang berbeda-beda. Dengan adanya segmentasi dan target tersebut dapat menentukan strategi bauran pemasaran. Pada tahap ini perusahaan harus menetapkan strategi arah sasaran dari pemasarannya, serta mengetahui sasaran pemasaran ditujukan ke seluruh lapisan masyarakat kosumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja. Segmentasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyesuaikan produk atau jasanya dengan permintaan pembeli secara efektif. Kepuasan konsumen dapat ditingkatkan dengan memfokuskan segmen. Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Karakteristik umum sebagai dasar segmentasi pasar antara lain (Pitana, 2009:171) :

10 a) Segmentasi geografis adalah segmentasi menurut tempat berdasarkan asal desa, negara, wilayah, dan sebagainya. b) Segmentasi demografis adalah dasar dari segmentasi pasar antara lain: usia, jenis kelamin, status, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. c) Segmentasi psikologis adalah karakteristik psikologis mengarah pada sifat diri konsumen perorangan. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap. d) Segmentasi psikografis adalah segmentasi menurut gaya hidup berdasarkan kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions). e) Bentuk/pola pembelian adalah dengan tujuan tertentu (bulan madu, ulang tahun), perjalanan liburan tahunan, perjalanan bisnis, metode pembelian (melalui agen penjualan, ataupun langsung). f) Keuntungan yang dicari adalah dengan memperlihatkan status, kenyamanan, kemewahan, ekonomi, dan sebagainya. Karakteristik umum tersebut dapat mengontrol keberhasilan perusahaan. Tidak hanya mengontrol melainkan dapat juga dijadikan suatu evaluasi mengenai apa yang telah dilakukan dari perusahaan dan juga untuk memanfaatkan segala peluang di masa depan. Dengan demikian, segmentasi dan target pasar dapat menentukan suatu strategi bauran pemasaran untuk dapat memenuhi kebutuhan dari setiap konsumen. Pembahasan selanjutnya mengenai profil wisatawan, dan segmentasi khusus pada wisatawan kuliner. Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari beragam wisatawan yang berhubungan erat dengan permintaan dan kebutuhan

11 mereka dalam melakukan perjalanan. Profil wisatawan sangat penting, dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program promosi yang efektif (Marpaung, 2000:39). Orang-orang yang datang berkunjung di suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi atau tujuan kunjungan, sehingga tidak semua pengunjung merupakan wisatawan. Menurut Foster (1985:5) profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu: 1. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (sosio-economic characteristic) yang meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan. 2. Karakteristik tingkah laku (behavioural characteristic) yang meliputi motivasi, sikap dan keinginan wisatawan. Selain dari karakteristik umum sebagai dasar segmentasi pasar, dan profil dari wisatawan, adapula segmentasi yang mengarah secara khusus seperti adanya segmentasi wisatawan kuliner. Kuliner memiliki segmentasi yang hampir sama dengan segmentasi pada umumnya, dengan membedakan pembeli yang bertujuan untuk melakukan wisata kuliner atau yang bertujuan bukan untuk melakukan wisata kuliner. Ada banyak definisi wisatawan kuliner. Ignatov dan Smith (2006) dalam Wijaya (2014) menyatakan bahwa konsumsi makanan belum tentu satu-satunya atau aktivitas utama pada perjalanan dicirikan sebagai wisata kuliner. Wisata kuliner memiliki berbagai macam pengertian. Pada pengertian lainnya menurut Hall dan Mitchell (2001) dalam Wijaya (2014) menunjukkan bahwa dalam

12 mendefinisikan pariwisata makanan (kuliner), penting untuk membedakan antara pengunjung yang mengkonsumsi makanan sebagai bagian dari pengalaman, dengan pengunjung yang mengkonsumsi makanan hanya sebagai aktivitas dan perilaku yang dipengaruhi oleh minat dalam makanan. Segmen wisatawan kuliner berdasarkan berbagai atribut dan karakteristik. Menurut Long (1998) dalam Shenoy (2005), seorang wisatawan kuliner dapat dikategorikan sebagai melakukan kegiatan yang disengaja atau eksplorasi atau keduanya antara disengaja dan eksplorasi. Dengan demikian, wisata kuliner dapat diposisikan berdasarkan kepentingan, rasa ingin tahu, dan niat dari setiap masingmasing orang. Menurut Mack, Blose dan MacLaurin (2009) dalam Arifianto (2010) diklasifikasikan wisatawan kuliner menjadi dua kelompok besar, yaitu: turis atau wisatawan kuliner dan bukan wisatawan kuliner. Sementara itu, Yun, Hennessey, dan MacDonald (2011) dalam Wijaya (2014) berpendapat bahwa segmentasi wisatawan kuliner sama pentingnya dengan tugas mendefinisikan wisata kuliner. Segmentasi wisatawan kuliner adalah dengan membedakan antara wisatawan kuliner dan bukan wisatawan kuliner (yang melakukan kegiatan wisata kuliner). Wisatawan kuliner adalah orang yang termotivasi untuk melakukan perjalanan khusus untuk terlibat dalam kegiatan wisata kuliner. Bukan wisatawan kuliner adalah salah satu yang terlibat dalam kegiatan wisata kuliner saat bepergian, tetapi pengalaman kuliner belum tentu merupakan faktor utama untuk perjalanan. Dapat disimpulkan bahwa wisatawan kuliner adalah seorang wisatawan dengan minat khusus, yang kegiatan utama di tempat tujuannya adalah yang

13 berhubungan dengan makanan. Selain itu, wisata kuliner tidak hanya dilakukan oleh wisatawan dari tempat yang jauh, melainkan untuk masyarakat sekitarnya juga bisa melakukan wisata kuliner dengan sebutan wisatawan bukan kuliner yang dikategorikan untuk keperluan dari masyarakat itu sendiri seperti untuk kebutuhan acara tertentu. Wisata kuliner mempunyai segmentasi, antara lain: lebih berpendidikan, mempunyai pendapatan yang lebih tinggi, dan dicirikan oleh kecenderungan mencari arah makanan. 3) Strategi Bauran Pemasaran Kesuksesan pemasaran terletak pada ketepatan penyusunan strategi bauran pemasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan strategi ini tergantung pada keseimbangan dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dengan mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) memiliki empat komponen yang dapat memajukan suatu perusahaan. Bauran pemasaran (marketing mix) tersebut biasanya dikenal dengan 4P, antara lain (Alma, 2000:162) : 1) Produk (Product) merupakan sentral dari kegiatan marketing, yang merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi

14 produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 2) Harga (Price) menentukan keberhasilan pemasaran produk. Harga juga merupakan salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. 3) Distribusi (Place) merupakan suatu tempat untuk memudahkan konsumen, serta keadaan yang terjangkau untuk memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. 4) Promosi (Promotion) juga sangat berpengaruh pada produk. Promosi digunakan untuk menginformasikan mengenai produk untuk meningkatkan penjualan serta mempengaruhi konsumen dengan cara mempromosikan produk tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui lebih dalam dari Cokro Tela Cake maka perlu adanya teori bauran pemasaran dengan menggunakan variabel 7P. Dalam suatu perusahaan menggunakan teori 4P tidaklah cukup dalam pelayanan pemasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami perubahan dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan pemasaran. Dale Timpe (1990:283) menggunakan bauran pemasaran tujuh P untuk dapat melengkapi pemasaran yang efektif. Tujuh P dari bauran pemasaran tersebut, antara lain: produk (product), harga (price), tempat distribusi (place), promosi

15 (promotion), personel (personel), fasilitas fisik (physical fasilities), dan proses manajemen (process management). Sementara itu, Kotler (1997:92) mengembangkan bauran pemasaran menggunakan pendekatan 7P, yaitu: product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. Dari kedua penerapan yang membahas tentang 7P tersebut terlihat adanya perbedaan dalam segi bahasanya, melainkan maksud dan tujuan dari masing-masing penerapan adalah sama. Tiga P menurut Kotler (1997:92) yang dimaksud antara lain : Proses (Process) adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. Proses juga merupakan kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Orang-Orang (People) adalah yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan. Dengan artian pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production). Bukti Fisik (Physical evidence) adalah kondisi yang di dalamnya termasuk suasana yang merupakan tempat operasional yang juga mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Hasil yang ingin dicapai dalam hal ini adalah memenangi hati/pilihan konsumen dalam waktu yang terbatas (good first impression).

16 Gambar 1.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Sumber: Kotler (1997:92) Bauran Pemasaran (marketing mix) merupakan bagian dari pemasaran terpadu, dan sama halnya seperti seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya melalui pemenuhan kemauan konsumen. Dalam penelitian pemasaran, banyak para peneliti yang menggunakan pendekatan pada bauran pemasaran perusahaan 4P (produk, harga, promosi, dan distribusi) atau 7P (produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik, dan proses) untuk mengukur baik tidaknya citra produk atau perusahaan. Dapat juga mengetahui seberapa efektivitas bauran pemasaran dalam meningkatkan citra yang berhubungan dengan kunjungan ulang dan ketertarikan terhadap perusahaan untuk menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan tersebut.

17 1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara menggunakan empat teknik, yaitu observasi, wawancara, survey dan studi pustaka. a. Observasi Perolehan data dilakukan secara langsung pada objek penelitian. Dalam hal ini untuk mendapatkan data yang berhubungan secara langsung dengan kondisi sebenarnya pada perusahaan Cokro Tela Cake. b. Wawancara Pengumpulan data dan informasi diperoleh dengan cara melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan topik dan yang diperlukan untuk mendukung penelitian. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber dari Cokro Tela Cake antara lain dari bagian pemasaran, penjualan dan bagian personalia. Selain itu juga melakukan wawancara kepada konsumen yang melakukan pembelian dengan tujuan mengetahui pendapat mengenai Cokro Tela Cake. c. Survey Survey dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari konsumen yang melakukan pembelian dan untuk mengetahui persepsi dari konsumen terhadap kondisi perusahaan. Selain itu, survey yang dilakukan juga dengan menyebarkan kuesioner dengan menentukan data sebanyak 100 responden.

18 d. Studi Pustaka Pengumpulan data dari buku-buku, laporan, karya ilmiah, referensi maupun hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendukung penelitian sebagai bentuk informasi maupun referensi. 1.7.2 Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah menjelaskan suatu kejadian maupun keadaan tertentu dari perusahaan. Keadaan perusahaan dianalisis kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan keadaan yang terjadi. Contoh perusahaan dalam penelitian adalah Cokro Tela Cake. Hasil pengumpulan data dengan cara memperoleh dan mengelompokan hasil penelitian sesuai dengan keadaan perusahaan antara lain produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan juga proses pelayanan dari perusahaan tersebut. Data yang disebutkan sebelumnya merupakan bauran pemasaran dalam perusahaan. Selanjutnya, data akan dianalisis mengenai segmentasi yang dituju dengan tujuan menentukan target pasar dengan jelas. Kedua data kemudian dapat dianalisis karena saling berhubungan antara bauran pemasaran suatu perusahaan dengan segmentasi pasar untuk dapat mengetahui profil umum wisatawan kuliner. Kemudian penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif artinya data yang diperoleh dalam penelitian ditulis apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sesuai data yang ada serta menjelaskan secara detail apa saja yang ditemukan dalam proses pengumpulan data. Selanjutnya data tersebut ditarik

19 kesimpulan dari analisis yang dilakukan sebagaimana adanya menjadi data yang diolah supaya mudah dimengerti untuk dapat dijadikan suatu informasi. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab yang disusun sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini membahas tentang tema penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Gambaran Umum Bab ini membahas tentang gambaran umum mengenai Cokro Tela Cake yang dijadikan topik penelitian. Bab III : Pembahasan Bab ini membahas tentang hasil dari observasi, wawancara, serta hasil survey dengan pengumpulan data yang kemudian diolah secara deskriptif menggunakan analisis bauran pemasaran dan segmentasi wisatawan. Bab IV : Penutup Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian berdasarkan hasil pengumpulan data sehingga dapat bermanfaat untuk Cokro Tela Cake dalam meningkatkan strategi pemasaran untuk menciptakan citra yang baik dengan mengetahui profil umum wisatawan kuliner Yogyakarta.