PREDIKSI BENCANA ALAM DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI DENGAN KONSEP MARKOV CHAINS

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP MARKOV CHAINS UNTUK MENYELESAIKAN PREDIKSI BENCANA ALAM DI WILAYAH INDONESIA DENGAN STUDI KASUS KOTAMADYA JAKARTA UTARA

Pertemuan 5 ANALISIS RANTAI MARKOV

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

BAB 2 LANDASAN TEORI

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

METODE MARKOV DAN PENERAPANNYA Markov Model and Its Applications. Noor Cholis Basjaruddin POLBAN

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB IV ANALISIS MARKOV

PENGEMBANGAN APLIKASI PREDIKSI PENYAKIT BERBAHAYA DI PROVINSI RIAU BERDASARKAN MODEL MARKOV CHAINS

Prediksi Produksi Kayu Bundar Kabupaten Malang Dengan Menggunakan Metode Markov Chains

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang terjadi pada masyarakat, seperti dalam menghadapi bahaya

PREDIKSI JUMLAH LULUSAN DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA FMIPA UNTAN TAHUN ANGKATAN 2013/2014 DENGAN METODE RANTAI MARKOV

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi

Matematika dan Statistika

Penerapan Rantai Markov Dalam Pemilihan Minat Masuk Siswa SMA Ke Universitas Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

PERBANDINGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY-CHEN DAN DI INDONESIA

ARTIKEL. Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah.

ANALISIS PERPIDAHAN PENGGUNAAN MEREK SIMCARD DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV

Penerapan Hidden Markov Model Pada Harga Saham

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

PERAMALAN PANGSA PASAR KARTU GSM DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten)

PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BERDASARKAN INDEKS KEKERINGAN DAN TITIK PANAS DI KABUPATEN SAMOSIR

Hanna Lestari, ST, M.Eng. Lecture 11 : Rantai Markov

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Analisis Markov merupakan sebuah teknik yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2016), bencana tanah longsor

Petunjuk Penggunaan Aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

MODELING RISK OF DROUGHT- PRONE AREA MAP

MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAINS SUSCEPTIBLE EXPOSED INFECTED RECOVERED (DTMC SEIR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN TARGET PROGRAM

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANTAI MARKOV DAN DISTRIBUSI CAMPURAN DATA TIDAK HUJAN DAN DATA HUJAN UNTUK MENSIMULASI DATA HUJAN HARIAN TUGAS AKHIR

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI BENCANA BANJIR BUKU PANDUAN PEMBELAJARAN KEBENCANAAN PADA EKSTRAKULIKULER SEKOLAH SIAGA BENCANA DI SMP NEGERI 4 KLATEN

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

SKRIPSI MARINTAN NOVALINA N

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GARUT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB I PENDAHULUAN. kelalaian manusia. Tanah longsor, gempa bumi, puting beliung, tsunami, banjir dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

APLIKASI HOPFIELD NEURAL NETWORK UNTUK PRAKIRAAN CUACA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG

ANALISIS MARKOV Proses Markov Matriks kemungkinan perpindahan keadaan / transisi

SKRIPSI. Oleh: RENGGANIS PURWAKINANTI

SIMULASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

IMPLEMENTASI PENERAPAN MARKOV CHAIN PADA DATABASE MARKETING STUDI KASUS PELANGGAN E-COMMERCE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

- 1 PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

PENYELESAIAN MODEL TAHAP TERHINGGA DAN TAKHINGGA PADA PROSES KEPUTUSAN MARKOV DAN APLIKASINYA DI BIDANG PERTANIAN BILYAN USTAZILA

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

PENYEBAB BANJIR : 1. CURAH HUJAN TINGGI : 2. BUANG SAMH SEMBARANGAN 3. SELOKAN,SUNGAI ALIRAN AIR TERBENDUNG SAMPAH 4. RESAPAN AIR KE TANAH BERKURANG

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

APLIKASI PREDIKSI HASIL TANAMAN PALAWIJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR MENGGUNAKAN METODE MARCOV CHAINS

Konsep Dasar Markov Chain serta Kemungkinan Penerapannya di Bidang Pertanian

BERITA RESMI STATISTIK

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah rawan bencana.

Transkripsi:

E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 3, No. 1, Januari 2018, pp. 63-70 PREDIKSI BENCANA ALAM DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI DENGAN KONSEP MARKOV CHAINS Petronella Mira Melati 1, Maria Titah Jatipaningrum 2 1,2 Jurusan Statistika, FST, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Email : petronellamira88@gmail.com Abstract: Markov chain is a special case of probability model involving time and space is known as Stochastics Process. The concept of Markov Chains is used to analyze data which can predict of disasters. In this research, to predict disaster in Wonogiri. Analyze data with Markov Chains is taken from database year to year before. Prediction of disaster i.e flood, fires of forest and land, drought, tornado, and erosion. The conclusion of this research i.e. flood has decreased 11% from 2016 until 2019. Flood and erosion, fire of forest and land, drougt which have increased 2% in 2019. Tornado has decrease 1% from 2016 until 2019, while erosion increases from 1% to 57% in 2019. Keywords: Markov Chains, prediction, disaster, Wonogiri. Abstrak: Rantai Markov sebenarnya merupakan bentuk khusus dari model probabilitas yang melibatkan waktu dan keadaan lebih dikenal sebagai proses Stokastik. Peneliti menggunakan konsep Markov Chains mengolah data-data yang sudah ada untuk menghasilkan sebuah prediksi bencana alam. Bencana alam yang di prediksi yaitu Kabupaten Wonogiri. Data yang akan diolah dengan konsep Markov Chains diambil dari database bencana tahun-tahun sebelumnya. Bencana alam yang akan diprediksi meliputi banjir, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, putting beliung dan tanah longsor. Diperoleh kesimpulan bahwa bencana banjir akan mengalami penurunan sebesar 11% dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Banjir dan tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan akan meningkat menjadi masing-masing 2% pada tahun 2019. Untuk bencana angin putting beliung, mengalami sedikit penurunan sebesar 1% dari tahun 2016 sampai dengan 2019, sedangkan untuk bencana tanah longsor mengalami peningkatan sebesar 1% menjadi 57% pada tahun 2019. Kata kunci: Markov Chains, prediksi, bencana, Wonogiri 1. Pendahuluan Analisa Rantai Markov adalah suatu metode yang mempelajari sifat-sifat suatu variabel pada masa sekarang yang didasarkan pada sifat-sifatnya di masa lalu dalam usaha menaksir sifat-sifat variabel tersebut dimasa yang akan datang. Model Rantai Markov dikembangkan oleh seorang ahli Rusia A.A. Markov pada tahun 1896. Dalam analisis markov yang dihasilkan adalah suatu informasi probabilistik yang dapat digunakan untuk membantu pembuatan keputusan, jadi analisis ini bukan suatu teknik optimisasi melainkan suatu teknik deskriptif. Analisis Markov merupakan suatu bentuk khusus dari model probabilistik yang lebih umum yang dikenal sebagai proses Stokastik (Stochastic process). Konsep dasar analisis markov adalah state dari sistem atau state transisi, sifat dari proses ini adalah apabila diketahui proses berada dalam suatu keadaan tertentu, maka peluang berkembangnya proses di masa mendatang hanya tergantung pada keadaan saat ini dan tidak tergantung pada keadaan sebelumnya, atau dengan kata lain rantai Markov adalah rangkaian proses kejadian dimana peluang bersyarat kejadian yang akan datang tergantung pada kejadian sekarang. Bencana alam merupakan hal yang tidak pasti dan berkaitan dengan musim atau keadaan. Untuk bencana alam di wilayah Wonogiri, sekitar 90% wilayah rawan bencana baik banjir, tanah longsor dan angina rebut. Hal tersebut berdasarkan hasil pemetakan yang dilakukan Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas). Di level nasional, Kabupaten Wonogiri memiliki indeks skor 146 dan menjadi daerah berkategori

64 Petronella Mira Melati 1, Maria Titah Jatipaningrum 2 tinggi dalam hal kerawanan bencana alam di Indonesia, utamanya bencana alam tanah longsor dan banjir, yang terjadi pada setiap musim hujan. Dengan demikian, peneliti akan menganalisis prediksi bencana alam di wilayah Kabupaten Wonogiri dengan konsep markov chains 2. Metode Penelitian ini menggunakan data jumlah bencana selama tahun 2010 sampai dengan taun 2015 di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Variabel yang digunakan, yaitu: 1) Banjir 2) Banjir dan tanah longsor 3) Kebakaran lahan dan hutan 4) Kekeringan 5) Angin putting beliung 6) Tanah longsor Data diperoleh dari website resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (http://dibi.bnpb.go.id/). Metode analisis yang digunakan adalah Markov-Chains. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengambilan data sekunder 2) Menghitung jumlah bencana untuk masing-masing bencana di setiap tahun 3) Menghitung peluang atau persentase masing-masing bencana setiap tahun 4) Mengalikan matriks state bencana dengan matriks data bencana 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 1. Data Bencana Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 No Tanggal Jenis bencana No Tanggal Jenis bencana 1. 25/10/2010 Puting beliung 96. 17/1/2011 Puting beliung 2. 11/10/2010 Kebakaran 97. 17/1/2011 Tanah longsor 3. 24/9/2010 Tanah longsor 98. 16/1/2011 Puting beliung 4. 23/9/2010 Tanah longsor 99. 15/1/2011 Puting beliung 5. 16/9/2010 Tanah longsor 100. 15/1/2011 Tanah longsor 6. 15/9/2010 Tanah longsor 101. 13/1/2011 Puting beliung 7. 8/9/2010 Banjir 102. 12/1/2011 Puting beliung 8. 8/9/2010 Puting beliung 103. 12/1/2011 Puting beliung 9. 6/9/2010 Banjir 104. 12/1/2011 Tanah longsor 10. 2/9/2010 Kebakaran 105. 9/1/2011 Puting beliung 11. 2/9/2010 Puting beliung 106. 9/1/2011 Tanah longsor 12. 13/8/2010 Kebakaran 107. 8/1/2011 Tanah longsor 13. 30/6/2010 Kebakaran 108. 7/1/2011 Tanah longsor 14. 27/6/2010 Puting beliung 109. 4/1/2011 Tanah longsor 15. 5/6/2010 Kebakaran 110. 3/1/2011 Banjir 16. 23/5/2010 Puting beliung 111. 3/1/2011 Puting beliung 17. 17/5/2010 Banjir 112. 3/1/2011 Tanah longsor 18. 17/5/2010 Tanah longsor 113. 2/1/2011 Puting beliung

Prediksi Bencana Alam. 65 No Tanggal Jenis bencana No Tanggal Jenis bencana 19. 16/5/2010 Tanah longsor 114. 2/1/2011 Tanah longsor 20. 15/5/2010 Banjir 115. 1/8/2013 Kekeringan 21. 15/5/2010 Tanah longsor 116. 10/12/2012 Puting beliung 22. 14/5/2010 Banjir 117. 1/10/2012 Kekeringan 23. 14/5/2010 Tanah longsor 118. 1/9/2012 Kekeringan 24. 13/5/2010 Tanah longsor 119. 1/6/2012 Kekeringan 25. 12/5/2010 Tanah longsor 120. 17/4/2012 Puting beliung 26. 8/5/2010 Puting beliung 121. 3/4/2012 Banjir 27. 5/5/2010 Puting beliung 122. 2/4/2012 Puting beliung 28. 3/5/2010 Puting beliung 123. 6/3/2012 Tanah longsor 29. 2/5/2010 Kebakaran 124. 21/2/2012 Tanah longsor 30. 27/4/2010 Banjir 125. 20/2/2012 Banjir 31. 27/4/2010 Tanah longsor 126. 19/2/2012 Tanah longsor 32. 25/4/2010 Tanah longsor 127. 16/2/2012 Tanah longsor 33. 24/4/2010 Tanah longsor 128. 8/2/2012 Puting beliung 34. 23/4/2010 Tanah longsor 129. 6/2/2012 Tanah longsor 35. 18/4/2010 Tanah longsor 130. 29/1/2012 Puting beliung 36. 16/4/2010 Tanah longsor 131. 27/1/2012 Puting beliung 37. 12/4/2010 Kebakaran 132. 25/1/2012 Puting beliung 38. 7/4/2010 Tanah longsor 133. 21/1/2012 Tanah longsor 39. 5/4/2010 Puting beliung 134. 18/1/2012 Banjir 40. 5/4/2010 Tanah longsor 135. 17/1/2012 Tanah longsor 41. 4/4/2010 Tanah longsor 136. 15/1/2012 Puting beliung 42. 31/3/2010 Banjir 137. 15/1/2012 Tanah longsor 43. 30/3/2010 Tanah longsor 138. 13/1/2012 Puting beliung 44. 28/3/2010 Tanah longsor 139. 7/1/2012 Tanah longsor 45. 24/3/2010 Tanah longsor 140. 2/1/2012 Tanah longsor 46. 13/3/2010 Tanah longsor 141. 1/1/2012 Banjir 47. 12/2/2010 Puting beliung 142. 1/1/2012 Tanah longsor 48. 26/1/2010 Tanah longsor 143. 21/6/2013 Tanah longsor 49. 24/1/2010 Puting beliung 144. 13/6/2013 Tanah longsor 50. 20/1/2010 Tanah longsor 145. 30/5/2013 Tanah longsor 51. 18/1/2010 Banjir 146. 7/4/2013 Tanah longsor 52. 17/1/2010 Banjir 147. 7/3/2013 Tanah longsor 53. 17/1/2010 Puting beliung 148. 20/2/2013 Banjir 54. 15/1/2010 Puting beliung 149. 19/2/2013 Banjir 55. 13/1/2010 Puting beliung 150. 6/2/2013 Puting beliung 56. 12/1/2010 Puting beliung 151. 8/1/2013 Tanah longsor 57. 2/1/2010 Puting beliung 152. 6/1/2013 Banjir

66 Petronella Mira Melati 1, Maria Titah Jatipaningrum 2 No Tanggal Jenis bencana No Tanggal Jenis bencana 58. 5/7/2011 Puting beliung 153. 29/12/2014 Puting beliung 59. 20/6/2011 Kebakaran 154. 28/12/2014 Tanah longsor 60. 16/5/2011 Puting beliung 155. 23/12/2014 Tanah longsor 61. 15/5/2011 Tanah longsor 156. 21/12/2014 Tanah longsor 62. 9/5/2011 Tanah longsor 157. 20/12/2014 Tanah longsor 63. 8/5/2011 Tanah longsor 158. 15/12/2014 Banjir dan tanah longsor 64. 7/5/2011 Banjir dan tanah longsor 159. 5/12/2014 Tanah longsor 65. 6/5/2011 Tanah longsor 160. 2/12/2014 Puting beliung 66. 4/5/2011 Kebakaran 161. 14/11/2014 Puting beliung 67. 1/5/2011 Banjir dan tanah longsor 162. 8/10/2014 Puting beliung 68. 1/5/2011 Kebakaran 163. 15/9/2014 Kebakaran hutan dan lahan 69. 20/4/2011 Tanah longsor 164. 1/9/2014 Kekeringan 70. 27/3/2011 Tanah longsor 165. 17/6/2014 Puting beliung 71. 26/3/2011 Tanah longsor 166. 12/4/2014 Puting beliung 72. 25/3/2011 Tanah longsor 167. 29/3/2014 Tanah longsor 73. 18/3/2011 Tanah longsor 168. 25/3/2014 Banjir 74. 17/3/2011 Tanah longsor 169. 25/3/2014 Tanah longsor 75. 15/3/2011 Tanah longsor 170. 11/8/2015 Puting beliung 76. 10/3/2011 Tanah longsor 171. 1/6/2015 Puting beliung 77. 9/3/2011 Tanah longsor 172. 1/5/2015 Tanah longsor 78. 8/3/2011 Tanah longsor 173. 1/5/2015 Tanah longsor 79. 7/3/2011 Tanah longsor 174. 14/4/2015 Tanah longsor 80. 5/3/2011 Tanah longsor 175. 11/4/2015 Puting beliung 81. 2/3/2011 Tanah longsor 176. 6/4/2015 Tanah longsor 82. 1/3/2011 Tanah longsor 177. 13/3/2015 Tanah longsor 83. 28/2/2011 Tanah longsor 178. 2/3/2015 Tanah longsor 84. 27/2/2011 Puting beliung 179. 1/3/2015 Tanah longsor 85. 26/2/2011 Tanah longsor 180. 19/2/2015 Tanah longsor 86. 25/2/2011 Tanah longsor 181. 15/2/2015 Puting beliung 87. 25/1/2011 Tanah longsor 182. 14/2/2015 Puting beliung 88. 24/1/2011 Puting beliung 183. 13/2/2015 Banjir 89. 23/1/2011 Banjir 184. 13/2/2015 Puting beliung 90. 23/1/2011 Tanah longsor 185. 12/2/2015 Tanah longsor 91. 20/1/2011 Puting beliung 186. 9/2/2015 Tanah longsor 92. 20/1/2011 Tanah longsor 187. 6/2/2015 Tanah longsor 93. 18/1/2011 Puting beliung 188. 31/1/2015 Tanah longsor 94. 18/1/2011 Tanah longsor 189. 23/1/2015 Tanah longsor 95. 17/1/2011 Banjir 190. 19/1/2015 Tanah longsor

Prediksi Bencana Alam. 67 Membuat Matriks Data Bencana Tabel 2. Jumlah Bencana/ Total Bencana Banjir & Kebakaran Puting Tahun Banjir Tanah Hutan & Kekeringan Beliung Longsor Lahan Tanah Longsor Jumlah 2010 9 0 0 0 16 25 50 2011 3 2 0 0 15 34 54 2012 4 0 0 3 9 11 27 2013 3 0 0 1 1 6 11 2014 1 1 1 1 6 7 17 2015 1 0 0 0 6 14 21 Tahun Banjir Tabel 3. Peluang Bencana Masing-masing tahun Kebakaran Hutan & Kekeringan Lahan Banjir & Tanah Longsor Puting Beliung Tanah Longsor 2010 0.18 0.00 0.00 0.00 0.32 0.50 1 2011 0.06 0.04 0.00 0.00 0.28 0.63 1 2012 0.15 0.00 0.00 0.11 0.33 0.41 1 2013 0.27 0.00 0.00 0.09 0.09 0.55 1 2014 0.06 0.06 0.06 0.06 0.35 0.41 1 2015 0.05 0.00 0.00 0.00 0.29 0.67 1 Jumlah Berdasarkan perhitungan peluang bencana pada tabel 2 di atas, maka dapat diperoleh matriks bencana: Mengalikan State Bencana dengan Matriks Data Bencana State bencana adalah jenis bencana yang dilambangkan dengan bilangan biner 0 atau 1. Dalam hal ini isi state bencana untuk prediksi Kabupaten Wonogiri ada tiga, yaitu Banjir, Banjir dan Tanah Longsor, Kebakaran Hutan dan Lahan, Kekeringan, Angin Putting Beliung, Tanah Longsor. Dilambangkan dengan bilangan biner adalah [0, 0, 0]. Kemungkinan Bencana di Tahun 2016 dan 2019 a) Kemungkinan bencana di tahun 2016 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

68 Petronella Mira Melati 1, Maria Titah Jatipaningrum 2 Untuk membuat probabilitas menjadi persentase, maka hasil dari 100% dikalikan dengan Jadi kemungkinan banjir di tahun 2016 yaitu 18%, kemungkinan angin putting beliung sebesar 32%, dan kemungkinan tanah longsor sebesar 50%. b) Kemungkinan bencana di tahun 2017 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Untuk membuat probabilitas menjadi persentase, maka hasil dari 100% dikalikan dengan Jadi kemungkinan banjir di tahun 2017 yaitu 8%, kemungkinan banjir dan tanah longsor 2%, kemungkinan kebakaran 2%, kemungkinan kekeringan 2%, kemungkinan angin putting beliung sebesar 31%, dan kemungkinan tanah longsor sebesar 56%. c) Kemungkinan bencana di tahun 2018 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Untuk membuat probabilitas menjadi persentase, maka hasil dari 100% dikalikan dengan Jadi kemungkinan banjir di tahun 2018 yaitu 7%, kemungkinan banjir dan tanah longsor 2%, kemungkinan kebakaran 2%, kemungkinan kekeringan 2%, kemungkinan angin putting beliung sebesar 31%, dan kemungkinan tanah longsor sebesar 57%. d) Kemungkinan bencana di tahun 2019 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Prediksi Bencana Alam. 69 Untuk membuat probabilitas menjadi persentase, maka hasil dari 100% dikalikan dengan Jadi kemungkinan banjir di tahun 2017 yaitu 7%, kemungkinan banjir dan tanah longsor 2%, kemungkinan kebakaran 2%, kemungkinan kekeringan 2%, kemungkinan angin putting beliung sebesar 31%, dan kemungkinan tanah longsor sebesar 57%. Gambar 1. Grafik Prediksi Probabilitas Terjadinya Bencana di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2019 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dengan konsep markov chains, maka diperoleh kesimpulan bahwa bencana banjir akan mengalami penurunan sebesar 11% dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Bencana banjir dan tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan akan meningkat menjadi masing-masing 2% pada tahun 2019. Untuk bencana angin putting beliung, mengalami sedikit penurunan sebesar 1% dari tahun 2016 sampai dengan 2019, sedangkan untuk bencana tanah longsor mengalami peningkatan sebesar 1% menjadi 57% pada tahun 2019. Dapat kita lihat bahwa persentase bencana tanah longsor mendominasi bencana yang terjadi di Kabupaten Wonogiri. Hal tersebut dikarenakan keadaan geografis Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari gunung dan bukit memberikan pengaruh yang tinggi untuk terjadi bencana tanah longsor. Posisi kedua diduduki oleh bencana angina putting beliung, dengan persentase kemungkinan terjadi sebesar 31% pada tahun 2019. Posisi ketiga yaitu bencana banjir dengan persentase 7% pada tahun 2019.

70 Petronella Mira Melati 1, Maria Titah Jatipaningrum 2 Ucapan Terimakasih Dalam penyusunan tulisan ini, banyak pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan pimpinan Jurusan Statistika Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Daftar Pustaka [1] Webopedia. What is data mining: a word definition from the webopedia computer dictionary. http://www.webopedia.com/term/d/, Desember 2004. [2] Markov. Rantai markov diskrit. www.oc.its.ac.id, Juni 2008. [3] Markov chains. www.dartmouth.edu [4] Agustin, Ika Hesti. 2010. Peluang Peningkatan Tenaga Kerja di Indonesia dengan Metode Rantai Markov. (Online). http://library.unej.ac.id/client/search/asset/420. (diakses pada tanggal 12 Juli 2016 pukul 20.00). [5] Nawangsari, Sri, dkk. Konsep Markov Chains untuk Menyelesaikan Prediksi Bencana Alam di Wilayah Indonesia dengan Studi Kasus Kota Madya Jakarta Utara. (Online) http://library.unej.ac.id/client/search/asset/420 (diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 18.00). [6] 90 Persen Daerah Wonogiri Rawan Bencana Alam. 2011. (Online) http://edisicetak.joglosemar.co/berita/90-persen-daerah-wonogiri-rawan-bencana-alam- 58766.html. (diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 19.10). [7] Indeks Bencana Skor Tinggi. 2016. (Online) http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/indeksskor-bencana-alam-wonogiri-tinggi/ (diakses pada tanggal 20 Juli 2016 pukul 20.00).