BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

Jurnal Belajar dalam Pembelajaran Biologi

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran

PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengelola segala komponen yang ada di dalamnya dengan baik dan tepat.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB V PENUTUP. dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat.

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. topik yang menarik untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk

PENGEMBANGAN MODEL TEAM GAME TURNAMENT BERDASAR TEORI DIENES DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Paket Pelatihan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Teknik Role. Playing Dalam Membangun Sikap Kepemimpinan Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia khusunya pelajar sekarang ini, dalam menaati aturan yang berlaku

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini tahap uji coba dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan

LAYANAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIORAL UNTUK MENGUBAH PERILAKU PACARAN SISWA KELAS IX SMP N 2 SURUH. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

ACHMAD NURUL MUBIN NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap seksualitas dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas pada peserta didik. Hasil pengembangan tersebut meliputi : 1) Potensi Masalah; 2) Mengumpulkan informasi; 3) Desain produk; 4) Validasi desain; 5) Perbaikan desain; 6) Uji Coba produk; 7) Revisi produk. 4.1 Potensi Masalah Penelitian ini dilakukan dengan adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi dilapangan. Sama halnya dengan permasalahan mengenai kurangnya pemahaman peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas tentang perilaku seks bebas. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang perilaku seks bebas dapat mengakibatkan peserta didik terjerat dalam pergaulan yang tidak bertanggung jawab dan akan merusak masa depannya kelak. Dari permasalahan tersebut menjadi potensi untuk terciptanya sebuah produk bahan ajar mandiri/modul agar peserta didik lebih memahami dampak dari perilaku seks bebas. 4.2 Hasil Melakukan Pengumpulan Informasi Kegiatan pra pengembangan mencakup dua hal yaitu need assesment.need assesment bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks 38

bebas pada peserta didik. Hasil wawancara dengan salah satu guru di SMA Theresiana Salatiga dan penyebaran angket dengan peserta didik menyatakan bahwa pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas sangat bermanfaat bagi peserta didik, selain itu pengembangan modul ini sangat diperlukan bagi peserta didik khususnya di SMA Theresiana Salatiga, karena sekolah tersebut hanya memberikan pemahaman mengenai perilaku seks bebas melalui mata pelajaran Agama dan Biologi yang menyangkut norma agama maupun nilai moral yang berlaku di masyarakat serta mengenai organ-organ reproduksi. 4.3 Desain Produk Awal Desain produk yang dirancang berupa kerangka dan isi modul yang didasarkan pada teori. Dalam penyusunan kerangka modul didasarkan pada teori dari Daryanto (2013) yang memuat kerangka modul sebagai berikut : Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar Isi Peta Kedudukan Modul I. PENDAHULUAN 1. Standar Kompetensi 39

Berisi tentang hal yang ingin dicapai dari pengembangan modul ini adalah agar peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang lebih mengenai perilaku seks bebas di kalangan remaja. 2. Deskripsi Berisi tentang pedoman bagi guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam aspek pemahaman dan nilai-nilai kehidupan yang berhubungan dengan perilaku seks bebas dikalangan remaja.. 40

3. Waktu Berisi tentang waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pelaksanaan bimbingan kelompok. 4. Prasyarat Berisi tentang alur pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan kerangka modul yang telah dibuat. 5. Petunjuk Penggunaan Modul Berisi tentang petunjuk penggunaan modul untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, yang dimana modul ini disusun untuk guru SMA dalam memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pengembangan. 6. Tujuan Akhir Modul ini disusun dengan tujuan membantu guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik di SMA. 7. Cek Penguasaan Standar Kompetensi Berisi tentang bagian dari panduan operasional penyelenggaraan bimbingan konseling Sekolah Menengah Atas (SMA) II. KEGIATAN Kegiatan 1 : Proses Bimbingan Kelompok a. Pengenalan bimbingan kelompok b. Pengenalan pemimpin dan anggota kelompok c. Proses bimbingan kelompok Kegiatan 2 : Problematika Remaja 41

a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Problematika Remaja) f. Tes Kegiatan 3 : Peran Lingkungan Sosial a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Peran Lingkungan Sosial) f. Tes Kegiatan 4 : Seks Bebas Remaja a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi 42

d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Seks Bebas Remaja) f. Tes Kegiatan 5 : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas) f. Tes DAFTAR PUSTAKA 4.4 Validasi Desain Subjek ahli dalam penelitian ini terdiri dari dua orang ahli yaitu sebagai ahli I Setyorini, M.Pd (Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Kristen Satya Wacana), ahli bimbingan dan konseling Chr. Edhi Triyono, S.Pd (Guru Bimbingan dan Konseling, SMA Kristen Satya Wacana Salatiga). Tabel 4.4.1 Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan dan Konseling- Setyorini, M.Pd) Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd) 43

1. Perlu menambahkan teori dalam kegiatan mengenai seks bebas. 1. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks bebas. 2. Disetiap kegiatan belum muncul pelaksanaan sosiodrama. 2. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks bebas. 3. Dalam setiap kegiatan, materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin 3. Memberikan siapa yang dirugikan dalam melakukan seks bebas. dicapai. 4. Perlu ditambahkan format dari isi modul. 5. Tampilan gambar cover perlu diperbaiki agar terkesan lebi menarik. 4.5 Perbaikan Desain Setelah desain produk divalidasi melalui kuisioner dan para ahli, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut dapat dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Berikut perbaiakan desain yang sudah dilakukan oleh peneliti : Tabel 4.5.1 Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan dan Konseling- Setyorini, M.Pd) 1. Perlu menambahkan teori dalam 1. Ditambahkan teori mengenai 44

kegiatan mengenai seks bebas. 2. Di setiap kegiatan belum muncul pelaksanaan sosiodrama. dampak dari seks bebas. 2. Ditambahkan melakukan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dalam proses kegiatan. 3. Dalam setiap kegiatan, materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 4. Perlu ditambahkan format dari isi 3. Materi yang terdapat dalam modul sudah sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. 4. Format isi modul sudah terstruktur. modul. 5. Tampilan gambar cover perlu diperbaiki agar terkesan lebih menarik. 5. Cover modul sudah diperbaiki agar terkesan lebih menarik Tabel 4.5.2 Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd) 1. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks 1. Ditambahkan teori mengenai dampak dari seks bebas. bebas. 2. Penjelasan sebelumnya bisa ditayangkan film atau gambar di 2. Gambar yang terdapat dalam kegiatan seks bebas sudah dilengkapi. kegiatan seks bebas. 3. Memberikan siapa yang dirugikan dalam melakukan seks bebas. 3. Sudah ditambahkan yang dirugikan akibat melakukan seks bebas, terutama 45

dikalangan remaja. 4.6 Uji Coba Produk Dalam uji coba kelompok kecil dilakukan oleh peneliti, hasil uji lapangan dilaksanakan dengan peserta didik kelas X di sekolah SMA Theresiana Salatiga. Berikut hasil observasi selama bimbingan kelompok berlangsung. Antusias dari peserta didik sangat baik, dilihat dari partisipasi aktif peserta didik dalam menjawab, menanggapi maupun mengutarakan pendapatnya dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. Secara sistematis, bimbingan kelompok berjalan sesuai dengan pedoman atau prosedur dari bimbingan kelompok. Materi yang dibahas dalam modul sangat mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga peserta didik mudah memahami dan menanggapi setiap kegiatan yang ada didalam modul. Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman peran, sehingga pesan dari setiap kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan baik, namun perlu diketahui juga masalah atau problem yang terdapat dalam sosiodrama terlalu singkat sehingga perlu penambahan skenario didalamnya. Tahap evaluasi sudah dilaksanakan dengan baik karena peserta didik sudah ditanyakan satu per satu mengenai seberapa jauh pemahamannya disetiap kegiatan yang ada didalam modul. Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik menyatakan bahwa sebagian besarnya merasa sangat senang ketika mengikuti bimbingan kelompok, kegiatan tersebut merupakan kali pertama untuk peserta didik itu sendiri,karena 46

tidak adanya Bimbingan Konseling di sekolah tersebut. Selain itu materi yang dibahas sangat mudah dipahami, kegiatan dalam setiap materi sangat penting untuk dibahas karena sangat melekat dengan aktivitas-aktivitas di masa remaja mereka, sehingga timbal balik dalam setiap kegiatannya dapat berjalan dengan baik, bahkan sebagian dari peserta didik meminta untuk dilakukan Bimbingan Kelompok kembali. 4.7 Revisi Produk Hasil evaluasi dari wawancara dan observasi melalui pelaksanaan uji produk dapat diketahui bahwa terdapat beberapa masukan yang dinyatakan sebagai berikut: Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman peran, sehingga pesan dari kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan baik. Solusinya adalah dengan menerapkan situasi dan masalah yang dimainkan dan perlu adanya penjelasan mengenai jalannya peristiwa dan latar belakang dari cerita yang akan dimainkan, selain itu kesiapan mental dari pemain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sosiodrama yang dilakukan memiliki interaksi yang lebih menarik dan pesan dari sosiodrama yang telah dimainkan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu perlunya penambahan skenario yang terdapat dalam sosiodrama tersebut agar tidak terlalu singkat untuk direalisasikan kepada peserta didik. Solusinya adalah dengan penambahan skenario melalui perbaikan dalam modul, guna menambah pemahaman dari pemain maupun penonton dari kegiatan sosiodrama. 47

4.8 Pembahasan Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling memberikan pendapat, memberikan tanggapan ataupun berbentuk saran. Dengan adanya modul pengembangan bimbingan kelompok untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan informasi yang tepat mengenai perilaku seks bebas serta dampak yang akan diterima peserta didik, selain itu diharapkan peserta didik dapat memilih lingkungan serta pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku yang merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun pihak sekolah. Dengan modul yang sangat mudah dipahami oleh peserta didik ini diharapkan akan membantu yang menggunakannya untuk lebih memahami dampak-dampak dari pergaulan bebas. Didalam modul pengembangan bimbingan kelompok ini, terdapat sebuah teknik yaitu teknik sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang menggunakan metode roll playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisirkan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik. Dengan adanya keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, diharapkan mampu meningkatkan 48

minat belajar peserta didik terhadap permasalahan yang telah dibahas bersama sehingga tujuan dari proses dapat tercapai dengan baik. Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sangat efektif digunakan untuk peserta didik, karena teknik sosiodrama sangat cocok untuk menangani suatu masalah sosial. Teknik sosiodrama memiliki dampak yang positif bagi peserta didik karena dapat melatih mental dari peserta didik untuk tampil didepan umum, selain itu dapat meningkatkan kreativitas dan berinisiatif dari peserta didik itu sendiri. Proses berjalannya sosiodrama pun tidak monoton karena didalamnya membahas masalah-masalah yang sangat erat dengan masa remaja, sehingga pesan yang terkandung dalam setiap kegiatannya dapat tersampaikan dengan baik. Bila layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat direalisasikan dengan baik, maka manfaat yang didapatkan oleh peserta didik dapat terserap dengan baik. Melalui adegan-adegan yang terdapat dalam sosiodrama membuat peserta didik juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain, seperti halnya para pemain maupun penonton yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam suasana sosiodrama tersebut. Perlunya adegan-adengan yang dimainkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai dampak dari seks bebas. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat terlaksana dengan baik untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai seks bebas, karena layanan yang diberikan dapat menunjang perkembangan pribadi dan sosial peserta didik, selain itu teknik yang digunakan pun dengan mudah diperankan atau direalisasikan untuk peserta didik. Bimbingan kelompok teknik sosiodarama merupakan wadah yang tepat 49

untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, sehingga peserta didik pun memperoleh informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, serta dapat mencegah adanya seks bebas dikalangan remaja. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahuluyaitu penelitian Sherly (2014) dan Putri (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sherly Diansari Ayuning Sasmito (2014) di SMA Negeri 1 Nganjuk bahwa bimbingan kelompok topik tugas dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap dampak seks bebas yang ditunjukan adanya perbedaan skor pemahaman yang signifikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ghea Gendys Renjana Putri (2013) menyatakan bahwa hasil dari penelitian dan pembahasan dalam penerapan bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan pemahaman bahaya seks bebas terhadap peserta didik. 50