KAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Evakuasi Penumpang pada Kapal Ro-Ro Menggunakan Discrete Event Simulation dan Social Force Model

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

STUDI PERENCANAAN MODEL EVAKUASI SEDERHANA PADA KAPAL PENUMPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

ANALISA FIRE RISK ASSESMENT PADA KAPAL PENUMPANG (STUDI KASUS RANCANGAN KAPAL 5000 GT MILIK DINAS PERHUBUNGAN DARAT)

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

Auditorium KNKT, Kementerian Perhubungan 28 Desember Interviewing Techniques in Accident Investigation NTSC In-House Training

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN Sumber: Database KNKT Desember 2013

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

APLIKASI AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) UNTUK MENENTUKAN RISK COLLISION KAPAL BERDASARKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM

PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN TAHUN (Database KNKT, 25 November 2016) Oleh: Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 Juli 2017 Hal Disetujui: 6 Oktober 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

Aplikasi Formally Safety Assesment Model (Fsam-Imo) Untuk Penilaian Resiko dan Pencegahan Kecelakaan Kapal (Studi Kasus Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Studi Penentuan Hazard Navigation Map Melalui Implementasi Danger Score Dengan Memanfaatkan Data Automatic Identification System (AIS)

THE ANALYSIS OF SAFETY LEVEL OF SHIP NAVIGATION IN MADURA STRAIT BY USING ENVIRONMENTAL STRESS MODEL

BABl PENDAHULUAN. Keselamatan pelayaran merupakan hal yang sangat penting dan

K : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember PT. Laras Respati Utama

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

SI 2124 PENGANTAR SISTEM TRANSPORTASI

ANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha, tentulah diikuti dengan risiko. Apabila risiko tesebut datang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang cukup lama. Dalam perkembangan pasar dunia bebas, Keselamatan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

STUDI PENYUSUNAN KONSEP KRITERIA DI BIDANG PELAYARAN KATA PENGANTAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN PESAWAT UDARA KOMERSIL DI INDONESIA PADA TAHUN 2002 SAMPAI DENGAN TAHUN 2012

STUDI PENETAPAN DAERAH BAHAYA (DANGEROUS AREA) DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA BERDASARKAN AIS DATA

APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung)

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA PERIKANAN BAGAN APUNG DI PPN PALABUHANRATU, JAWA BARAT

BAB II ATURAN-ATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PEROMPAKAN. A. Perompakan Menurut UNCLOS (United Nations Convention on the

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kontak terhadap bahaya menjadi lebih dekat. kegagalan dalam transportasi dan penyimpanan diantaranya kecelakaan truk yang

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA DAERAH PELAYARAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

GANTI RUGI DALAM ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA KOMERSIAL

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA NELAYAN DI PPI BATUKARAS KABUPATEN PANGANDARAN

namun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.

OCKY NOOR HILLALI

LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTARPULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

Tabel : Kegiatan Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya/ Activity Flow of Goods at Tanjung Perak Harbour Surabaya 2011( Ton )

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP KERUGIAN PENUMPANG KAPAL WISATA AKIBAT TERJADINYA KECELAKAAN : STUDI PADA PT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

Analisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur. Menggunakan Traffic Based Model. Oleh: Andrew Pradana Putra

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

ISM Code (International Safety Management Code)

KEWAJIBAN PERDATA AIR ASIA TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PESAWAT QZ8501

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

ANALISIS TREN KECELAKAAN PADA SEKTOR TRANSPORTASI DI INDONESIA (Moda Transportasi : Kereta Api)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ABSTRAK. Kata Kunci: manajemen risiko, analisis risiko, kuantitatif, probabilitas, dampak, severity index, skala likert. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP PENGANGKUTAN TERNAKMELALUI KAPAL LAUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun ( darat)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR Ayudhia P. Gusti 1, Muhammad B. Zaman 2, Semin 2 1 Program Doktoral Teknologi Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2 Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ayudhia.pg@gmail.com Abstrak: Analisa terhadap keterlibatan manusia selalu menjadi perhatian utama para pakar keselamatan dan analis penilaian risiko. Studi mengenai kontribusi faktor manusia (human factor) pada terjadinya sebuah kecelakaan kapal telah menjadi isu penting di industri transportasi maritim. Tidak sedikit yang menjadi korban pada suatu kecelakaan kapal. Untuk itu menekan jumlah angka korban jiwa maupun luka-luka akibat kecelakaan kapal yang terjadi menjadi penting. Dibutuhkan evaluasi penanganan evakuasi terhadap penumpang maupun awak kapal saat terjadi kecelakaan kapal. Dengan menekan waktu evakuasi seminimal mungkin maka akan sangat dimungkinkan untuk meminimalisasi jumlah korban jiwa maupun luka-luka jika kapal mengalami kecelakaan. Pada paper ini akan dilakukan analisa evakuasi penumpang dan ABK Kapal dalam kondisi kebakaran sesuai dengan studi kasus untuk meminimalkan jumlah korban saat kebakaran yang sudah terjadi. Studi kasus disajikan sebagai contoh kasus dari pengaruh human error terhadap terjadinya sebuah kecelakaan. Studi kasus dilakukan menggunakan kapal penumpang. Kata kunci: human error, kecelakaan kapal, keselamatan navigasi. Abstract: Analysis of human involvement has always been the primary concern of safety experts and risk assessment analysts. The study of the contribution of human factors to the occurrence of a ship accident has been an important issue in the maritime transport industry. Not a few casualties in a ship accident. It is important to reduce the number of casualties and injuries caused by ship accidents. Evaluation of evacuation handling of passengers and crew in case of ship accident is required. By minimizing evacuation time to a minimum it will be possible to minimize the number of casualties and injuries if the ship has an accident. In this paper will be analyzed ship evacuation of passengers and crew members under fire conditions in accordance with case studies to minimize the number of casualities when the fire happened. Case studies are presented as examples of cases of human error affecting the occurrence of an accident. Case studies were conducted using passenger ships. Key words: Human error, navigation safety, ship accident. PENDAHULUAN Industri jasa angkutan laut dengan menggunakan kapal merupakan jasa angkutan yang berperan dalam jasa pengangkutan barang dan penumpang. Salah satu masalah paling mendasar di industri maritim adalah mengenai keamanan di laut. Hal tersebut bersangkutan dengan kehidupan manusia, kecelakaan, dan pencemaran lingkungan (Akyuz, 2017). Prediksi mengenai keterlibatan human error telah menjadi isu penting dalam industri transportasi laut (Akyuz & Celik, 2016). Konsekuensi akibat human error dapat berpotensi membahayakan kehidupan manusia, lingkungan laut dan komoditas on-board ship. Oleh sebab itu, tingkat kinerja keselamatan yang tinggi diperlukan untuk aktivitas pelayaran yang efektif yang telah meningkat di seluruh dunia (UNCTAD, 2015). Adapun penelitian-peneitian sebelumnya yang membahas C2-12 Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal

mengenai keterlibatan human error terhadap kecekaan kapal diantaranya adalah Celik et al pada tahun 2010 melakukan penelitian mengenai pendekatan dengan pemodelan berbasis risiko untuk meningkatkan investigasi kecelakaan kapal (Celik, et al., 2010), Pasquale et al pada tahun 2015 membuat sebuah simulator untuk menganalisis probabilitas human error pada sebuah kecelakaan atau disebut SHERPA (Di Pasquale, et al., 2015), Mokhtari dan Didani pada tahun 2013 melakukan survei mengenai peran manusia pada terjadinya insiden dalam dunia maritim (Mokhtari & Didani, 2013), Sun et al pada tahun 2012 melakukan penelitian mengenai memperkirakan probabilitas human error menggunakan CREAM yang telah dimodifikasi (Sun, et al., 2012), dan masih banyak penelitian yang lainnya. Isu keselamatan pada kapal beberapa tahun terakhir menjadi fokus tersendiri di Indonesia karena banyaknya jumlah kecelakaan tiap tahunnya. Data dari kasus yang telah ditangani KNKT menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hingga 2016 terdapat berbagai macam jenis kecelakaan yang disebabkan oleh beberapa penyebab seperti yang disajikan Tabel 1. Tabel 1. Data Dari Kasus yang Telah Ditangani KNKT Tahun 2007 Hingga 2013 Tahun Jumlah kecelakaan kapal Korban Rekomendasi Jumlah Terbakar/ Lukaluka Kecelakaan Tenggelam Tubrukan Kandas Jiwa Meledak 2010 5 1 1 3 0 15 85 45 2011 6 1 3 2 0 86 346 82 2012 4 0 2 2 0 13 10 28 2013 6 2 2 2 0 65 9 47 2014 7 2 3 2 0 22 4 25 2015 11 3 4 3 1 85 2 11 2016 15 4 4 3 2 51 18 35 Total 54 13 19 17 3 337 474 273 Sumber: (KNKT, 2016) Tabel 1 menunjukkan data jumlah kecelakaan pada setiap jenis kecelakaan yang terjadi di Indonesia sejak tahun 20010-2016 dengan jumlah korban baik korban jiwa maupun luka-luka yang cenderung meningkat setiap tahunnya (KNKT, 2016). Jumlah kecelakaan pada tahun 2010 hingga 2016 relatif konstan dan tidak ada penurunan yang signifikan. Untuk itu penurunan jumlah kecelakaan harus dikurangi atau jumlah korban dapat dikurangi seminimal mungkin. Diketahui dari laporan analisis data kecelakaan dan investigasi transportasi laut KNKT terdapat dua faktor utama penyebab kecelakaan kapal di Indonesia yaitu faktor teknis dan faktor human error. Faktor cuaca mempunyai persentase yang sangat sedikit bahkan hampir tidak ada kecelakaan yang terjadi akibat faktor cuaca yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan secara langsung mengingat perairan Indonesia relatif tenang dan ombak laut yang relatif tidak terlalu tinggi sehingga dapat diatasi oleh kapal tersebut. Sangat penting untuk menekan jumlah angka korban jiwa maupun luka-luka akibat kecelakaan kapal yang terjadi. Oleh karena itu maka dibutuhkan evaluasi penanganan evakuasi terhadap penumpang maupun awak kapal saat terjadi kecelakaan kapal atau sesuatu yang tidak diinginkan. Dengan menekan waktu evakuasi seminimal mungkin maka akan sangat dimungkinkan berkurangnya jumlah korban jiwa maupun luka-luka apabila kapal mengalami kecelakaan. KM Mutiara Sentosa I terbakar pada Jumat 22 Mei 2017 sekitar pukul 18:00 WIB. Kebakaran terjadi saat kapal berada pada posisi 05.33.01 S/ 114.34.25 E atau 17 mil dari Pulau Masalembu. Kapal penumpang milik PT Atosim Lampung Pelayaran tersebut bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Kamis 18 Mei pukul 23.41 WIB dengan tujuan Balikpapan. Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal C2-13

Total waktu untuk mengevakuasi adalah, peristiwa terjadi sekitar pukul 19:00 WIB, sekitar pukul 02:00-04:00 WIB para korban telah bisa dinaikkan ke KM Meratus dengan bantuan para nelayan. Terdapat sejumlah kendala yang dialami selama proses evakuasi. Diduga kebakaran berasal dari sebuah truk yang tiba-tiba mengeluarkan asap dan api. Api dalam waktu seketika menjalar ke tempat lain. Meski telah berupaya dipadamkan, kobaran api semakin besar. Kapal tersebut mengangkut 79 unit kendaraan bermotor, yakni truk besar 47 unit, truk sedang 10 unit, mobil kecil 21 unit, dan 2 unit sepeda motor. Sementara jumlah penumpangnya sebanyak 132 orang dewasa dan dua anak-anak serta membawa 44 anak buah kapal (ABK). Data terakhir menunjukkan total jumlah penumpang kapal Mutiara Sentosa 1 yang berhasil dievakuasi nelayan sebanyak 91 orang. Tiga diantaranya masih dirawat intensif karena sesak nafas akibat terlalu banyak minum air laut, dua orang. Dan satu lagi mengalami cedera paha karena terbentur badan kapal saat menyelamatkan diri. Lima orang meninggal dunia dan sisanya masih belum ditemukan. Waktu evakuasi yang diperlukan cukup lama, yaitu hampir dalam waktu 2 jam. Untuk itu, pada paper ini akan dianalisa mengenai waktu evaluasi kapal. Jika waktu evaluasi dapat diminimalisasi, kemungkinan korban kecelakaan juga dapat diminimalisir. METODE PENELITIAN Pada makalah ini akan dilakukan analisa evakuasi penumpang dan ABK Kapal dalam kondisi kebakaran sesuai dengan studi kasus untuk meminimalkan jumlah korban saat kebakaran sudah terjadi. Metode yang dilakukan yakni dengan menggunakan Agent Based Model Simulation (ABMS). Adapun data kapal yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Nama Kapal : KM Mutiara Sentosa I IMO Number : 8718471 Klasifikasi : KI Passenger Ship Gross Tonnage : 12.365 Panjang Keseluruhan (LOA) : 134.6 meter Lebar : 21 meter Sarat maksimum : 5, 5 meter Kapasitas Maksimum Penumpang : Kelas 1 : 70 orang Kelas 1 B : 20 orang Kelas Wisata : 410 orang Jumlah : 500 orang Anak Buah Kapal : 100 orang Total : 600 orang HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuatan Model Simulasi Kebakaran Langkah pertama pembuatan model simulasi kebakaran adalah menggambar rencana umum pada setiap dek kapal menggunakan Software Autocad dengan dimensi kapal yang sebenarnya dan hanya dengan ruangan yang dapat ditempati oleh penumpang atau ABK. Penggambaran ruangan juga berdasarkan dari material pada setiap ruangan. Gambar 1 menunjukkan pemodelan pada kapal KM. Mutiara Sentosa I sesuai dengan jenis material pada masing-masing ruangan. C2-14 Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal

Gambar 1. Model yang Telah disesuaikan dengan Jenis Material pada Kapal KM. Mutiara Sentosa I 2. Hasil Pemodelan Simulasi Kebakaran Untuk mendapatkan hasil seperti pada Gambar 2 memerlukan waktu sekitar 18 jam tanpa berhenti. Gambar 2 merupakan hasil dari proses simulasi kebakaran yaitu penyebaran asap yang berasal dari dek 4 yang dapat menyebar ke seluruh dek dan dek yang lainnya dalam bentuk animasi grafis. Penyebaran asap tersebut dapat dianalisa pergerakannya dengan device dan slice. Dari animasi grafis dapat diperoleh berupa sebaran asap maupun api yang nantinya akan dianalisa kembali untuk mendapatkan luaran waktu total evakuasi pada kasus kebakaran. Gambar 2. Hasil Simulasi Pemodelan Kebakaran Kapal KM. Mutiara Sentosa I 3. Penurunan Kecepatan Berjalan Pada paper ini permasalahan pengaruh asap terhadap perilaku penumpang akibat visibilitas diabaikan karena pada pemodelan evakuasi tidak dapat menginput visibilitas pengelihatan. Menurut Jin (1997) faktor yang mempengaruhi proses evakuasi adalah kepadatan asap dan iritasi mempengaruhi kecepatan berjalan (Jin, 1997). Pada simulasi ini jenis asap yang dipilih adalah asap yang menyebabkan iritan, tujuannya adalah hal tersebut merupakan kemungkinan terburuk dari simulasi kebakaran yang dimodelkan. Konversi kecepatan ditentukan dengan menentukan tingkat visibilitas yang berbeda. Tingkat visibilitas pada setiap tempat akan berbeda, oleh karena itu diambil nilai secara umum terhadap nilai visibilitas yang diambil untuk mewakili seluruh ruangan kapal, yaitu sejauh 18 m. Tabel 2 menunjukkan hasil proses simulasi traveling time pada kasus kebakaran KM. Mutiara Sentosa I. Pada permodelan evakuasi ini, tangga-tangga yang tidak digunakan dalam proses evakuasi selama kasus kebakaran akan dihilangkan agar simulasi sesuai dengan asumsi yang digunakan yaitu tangga yang dianggap tidak memungkinkan untuk diakses tidak akan digunakan. Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal C2-15

Tabel 2. Hasil Proses Simulasi Traveling Time Pada Kasus Kebakaran KM. Mutiara Sentosa I Populasi Penumpang Kecepatan Berjalan pada Pemodelan Kebakaran Minimal Maksimal Pria usia < 30 tahun 0,4 1,1 Pria usia 30 50 tahun 0,5 1,05 Pria usia > 50 tahun 0,3 1,04 Wanita usia < 30 tahun 0,3 0,9 Wanita usia 30 50 tahun 0,4 0,95 Wanita usia > 50 tahun 0,3 0,85 Populasi ABK Kecepatan Berjalan pada Pemodelan Kebakaran Minimal Maksimal Pria 0,65 0,95 4. Perhitungan Evaluasi Evakuasi Kasus Kebakaran Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil dari simulasi pemodelan evakuasi. Pemodelan ini dilakukan sama dengan permodelan simulasi lainnya yaitu pada kasus siang dan malam. Gambar 3 menunjukkan penggabungan hasil dari simulasi pemodelan untuk kasus kebakaran dan simulasi pemodelan evakuasi sehingga dapat terlihat area yang terdampak oleh kebakaran dan dapat di analisa lebih lanjut. Dari pemodelan tersebut didapatkan hasil pada simulasi travelling time sesuai dengan Tabel 3. Tabel tersebut menunjukka hasil dari pemodelan simulasi evakuasi yang menghasilkan traveling time yang selanjutnya akan diolah kembali untuk mendapatkan waktu total evakuasi pada kasus kebakaran Kapal KM. Mutiara Sentosa I. Gambar 3. Hasil pemodelan evakuasi untuk kasus kebakaran Kapal KM. Mutiara Sentosa I Tabel 3. Hasil Proses Simulasi Traveling Time Pada Kasus Kebakaran Kapal KM. Mutiara Sentosa I Pemodelan Kasus Kebakaran Waktu Travelling Time (menit) Siang 31,5 Malam 37,1 IMO MSC.1 Circ/1238 memberikan persamaan (1) untuk melakukan perhitungan waktu total proses sehingga masing-masing kasus kebakaran diatas dapat dicari waktu total evakuasinya. 1,25 T + 2/3 (E+L) n (E+L) 30 Menit (1) C2-16 Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal

Tabel 4 menunjukkan hasil akhir dari waktu total evakuasi yang dibutuhkan pada pemodelan kebakaran untuk kapal KM. Mutiara Sentosa I. Perbedaan yang dihasilkan pada saat pengaruh waktu dimasukkan ke dalam skenario dapat membuktikan bahwa pada kondisi malam membutuhkan waktu yang relatif lebih besar dibanding waktu yang dibutuhkan pada kondisi siang. Tabel 4. Hasil Perhitungan Evacuation Time Pada Kasus Kebakaran Pemodelan Kasus Kebakaran Waktu Waktu Evakuasi (menit) Siang 53 Malam 65 KESIMPULAN Studi mengenai kontribusi faktor manusia (human factor) pada terjadinya sebuah kecelakaan kapal telah menjadi isu penting di industri transportasi maritim. Tidak sedikit yang menjadi korban pada suatu kecelakaan kapal. Untuk itu menekan jumlah angka korban jiwa maupun luka-luka akibat kecelakaan kapal yang terjadi menjadi penting. Dibutuhkan evaluasi penanganan evakuasi terhadap penumpang maupun awak kapal saat terjadi kecelakaan kapal. Dengan menekan waktu evakuasi seminimal mungkin maka akan sangat dimungkinkan untuk meminimalisasi jumlah korban jiwa maupun luka-luka jika kapal mengalami kecelakaan. Metode yang dilakukan yakni dengan menggunakan Agent Based Model Simulation (ABMS). Hasil pemodelan menunjukkan terjadinya perbedaan yang dihasilkan pada saat pengaruh waktu dimasukkan ke dalam skenario dapat membuktikan bahwa pada kondisi malam membutuhkan waktu yang relatif lebih besar dibanding waktu yang dibutuhkan pada kondisi siang. Pada waktu siang hari dibutuhkan waktu selama kurang lebih 56 menit untuk proses evakuasi sedangkan pada waktu malam hari dibutuhkan waktu kurang lebih 66 menit untuk proses evakuasi penumpang. DAFTAR PUSTAKA Akyuz, E., 2017. A marine accident analysing model to evaluate potential operational causes in cargo ships. Safety Science, Volume 92, p. 17 25. Akyuz, E. & Celik, M., 2016. A hybrid human error probability determination approach: The case of cargo loading operation in oil/chemical tanker ship. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, Volume 43, pp. 424-431. Celik, M., Lavasani, S. M. & Wang, J., 2010. A risk-based modelling approach to enhance shipping accident investigation. Safety Science, Volume 48, p. 18 27. Di Pasquale, V., Miranda, S., Iannone, R. & Riemma, S., 2015. A Simulator for Human Error Probability Analysis (SHERPA). Reliability Engineering and System Safety, Volume 139, p. 17 32. Jin, T., 1997. Studies on Human Behavior and Tenability. Japan, Fire Safety Science - Proceedings of the Fifth International Symposium. KNKT, 2016. DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN TAHUN 2010 2016, Jakarta: Media Release KNKT. Mokhtari, A. & Didani, H. K., 2013. An Empirical Survey on the Role of Human Error in Marine Incidents. International Journal on Marine Navigation and Safety of Sea Transportation, 7(3), pp. 363-367. Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal C2-17

Sun, Z., Li, Z., Gong, E. & Xie, H., 2012. Estimating Human Error Probability using a modified CREAM. Reliability Engineering andsystem Safety, Volume 100, p. 28 32. UNCTAD, 2015. Review of Maritime Transport, Geneva: United Nations Publication. C2-18 Ayudhia P. Gusti, Muhammad B. Zaman, Semin: Kajian Terjadinya Kecelakaan Kapal