(asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. Komposisi: Gula, Glukosa, Buah nanas, Asam Sitrat, Perasa dan Pewarna

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi. A n-butanol 40 bagian volume. B Iso-butanol 30 bagian volume

Kuesioner Penelitian

LEMBAR OBSERVASI. Lokasi : No. Objek Pengamatan Kategori A Pemilihan Bahan Makanan Ya Tidak

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

Tabel jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kehatan RI No.

Pengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan yaitu untuk memperbaiki warna,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN JELLY DARI BUAH-BUAHAN Oleh: Regina Tutik Padmaningrum *)

ANALISIS RHODAMIN B DALAM SAOS DAN CABE GILING DI PASAR KECAMATAN LAWEYAN KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan khas

A. Pewarna Alam (Natural Colour) 1. Es krim dan sejenisnya. 2. Keju

Lampiran 1. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat mengubah fungsi tubuh, tidak korosif, dan tidak merugikan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau

Zat Aditif pada Makanan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB II BELAJAR, METODE INKUIRI, DAN ZAT ADITIF PADA MAKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak,

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

DAFTAR BAHAN PEWARNA YANG DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tambahan makanan lainnya yang di izinkan (SNI ). Pengendalian

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dalam bahan pangan (Cahyadi, 2009).

Bahan Aditif Makanan. TBM Pertemuan ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pengaturan terhadap Penggunaan Zat Aditif pada Makanan

THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan

ANALISIS DAMPAK PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI MAKANAN IBU WARUNG ANAK SEHAT (IWAS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tambahan makanan lainnya yang di izinkan (SNI ).

ANALISIS RHODAMIN B DAN METANIL YELLOW DALAM JELLY DI PASAR KECAMATAN JEBRES KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP HUMEKTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jelly adalah produk minuman semi padat yang terbuat dari sari buah-buahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pintalan gula yang dibakar terlebih dahulu. Makanan ini pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

2013, No BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGAWET 1. Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts)

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

ANALISIS SECARA BIOKIMIA METHANYL YELLOW PADA TAHU YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KODYA BANDUNG

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

KEMANDIRIAN DAN KEAMANAN PANGAN

Hubungan Antara Jenis Kerupuk (Bermerk dan Tidak Bermerk) dengan Kandungan Zat Pewarna Sintetis di Pasar Johar Semarang

1. Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic acid and its salts)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. SIMPULAN DAN SARAN

2013, No BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PROPELAN 1. Nitrogen (Nitrogen) INS. 941 : Tidak dinyatakan (no ADI necessary)

ANALISIS ZAT PEWARNA PADA MINUMAN SIRUP YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR KELURAHAN LUBUK PAKAM III KECAMATAN LUBUK PAKAM SKRIPSI.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saos merupakan bumbu penyedap makanan atau biasanya digunakan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cone es krim merupakan salah satu dari berbagai makanan yang banyak didapatkan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAHAN KIMIA DALAM BAHAN MAKANAN Das Salirawati, M.Si

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP SEKUESTRAN. 1. Kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat (Calcium disodium ethylene diamine tetra acetate) INS.

TEKNOLOGI DAN DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN

Transkripsi:

Lampiran 1. Komposisi Selai roti bermerek. 1. Sampel A Komposisi: Gula, Buah stroberi, Pengental (pektin), Pengatur keasaman (asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. 2. Sampel B Komposisi: Gula, Glukosa, Buah stroberi, Asam Sitrat, Pengawet (natrium benzoat), Pewarna Makanan. 3. Sampel C Komposisi: Gula, Glukosa, Buah nanas, Asam Sitrat, Perasa dan Pewarna Makanan. 4. Sampel D Komposisi: Gula, Buah nanas, Pengental (pektin), Pengatur keasaman (asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. 5. Sampel E Komposisi: Gula, Kelapa, Telur, Asam Sitrat, Pengawet (natrium benzoat), Pewarna Makanan. 6. Sampel F Komposisi: : Gula, Kelapa, Telur, Asam Sitrat, Pengawet (natrium benzoat), Pewarna Makanan.

Lampiran 4. Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan pewarna sintetis yang dilarang di Indonesia. Nomor Indeks Warna Bahan Pewarna Sintetis (CI.No) Citrus red No.2 Ponceau 3R Ponceau SX Rhodamine B Guinea Green B Magentha Chrysoidine Butter Yellow Sudan I Methanil Yellow Auramine Oil Orange SS Oil Orange XO Oil Yellow AB Oil Yellow OB (Red G) (Food Red No. 1) (Food Red No. 5) ( Acid Green No. 3) (Basic Violet No. 14) (Basic Orange No. 2) (Solveent yellow No. 2) (Food Yellow No. 2) (Food Yellow No. 14) (Ext. D & C Yellow No.1) (Basic Yellow No.2) (Solvet Orange No.7) (Solvet Orange No.5) (Solvet Orange No.6) 12156 16155 14700 45170 42085 42510 11270 11020 12055 13065 41000 12100 12140 11380 11390

Lampiran 5. PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN A. PEWARNA ALAM (NATURAL COLOUR) Nama Bahan Tambahan Pangan No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Jenis/Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan 1 Anato Anato CI Natural Orange 4 L. Orange 3 CI No. 75120 1. Es krim dan 2. Keju 100 mg/kg produk akhir 600 mg/kg, tunggal betakaroten 2 Beta-Apo-8 Karetenal Beta-Apo-8 Karotenal CI 3. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa; margarine; mentega; sediaan keju olahan 1. Es krim dan 100 mg/kg produk akhir No. 80820 2. Jem dan jeli 200 mg/kg, tunggal 3. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa; margarine; mentega; sediaan keju olahan

3 Etil Beta Apo- 8-karotenoat Beta-Apo-8- Cerotenoic 1. Es krim dan 100 mg/kg produk akhir Acid, Ethyl Ester, CI Natural Orange 8, L. Orange, CI No. 40825 4 Kantasantin Canthaxanthine CI No. 40850 2. Jem dan jeli 3. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa; margarine; mentega; sediaan keju olahan 1. Es krim dan 2. Jem dan jeli 3. Udang kalengan 4. Udang beku 200 mg/kg, tunggal 60 mg/kg produk akhir 200 mg/kg, tunggal 60 mg/kg, tunggal atau campuran dengan 30 mg/kg, tunggal atau campuran dengan khusus untuk produk yang telah dipanaskan 5. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak

5 Karamel, Amonia Sulfit proses Caramel colour Ammonia Sulphite Prosess Beverange caramel kelapa; dan minyak lainnya; margarine; mentega; sediaan keju olahan 1. Jamur Kalengan untuk penggunaan dalam saos Beer caramel 2. Jem dan jeli 200 mg/kg, tunggal 3. Acar ketimun dalam botol 300 mg/kg, tunggal 4. Yoghurt beraroma dan produk lain yang dipanskan setelah fermentasi 150 mg/kg, berasal dari aroma yang digunakan 5. Marmalad 1,5 gr/kg 6. Es krim 3 mg/kg 6 Karamel Caramel colour (plain) Spirit caramel 1. Jamur kalengan untuk penggunaan dalam saos 200 mg/kg, tunggal

2. Jem dan jeli 3. Acar ketimun dalam botol 300 mg/kg atau campuran dengan 7 Karmin Carmine Cochineal and carminic acid CI No. 75470 8 Beta Koroten Carmine Cochineal and carminic acid CI No. 75470 4. Yoghurt beraroma dan produk lain yang dipanaskan setelah fermentasi Yoghurt beraroma dan produk lain yang dipanaskan setelah fermentasi 1. Keju 150 mg/kg, berasal dari aroma yang digunakan 300 mg/kg, tunggal berasal dari aroma yang digunakan 600 mg/kg, tunggal anato 2. Kapri kalengan 100 mg/kg, tunggal 3. Acar ketimun dalam botol 300 mg/kg, tunggal 4. Es krim dan 5. Lemak dan minyak 100 mg/kg produk akhir secukupnya

9 Klorofil Cholorophyll CI Natural Green 3 CI No. 75810 makan; minyak kacang; minyak kelapa;dan minyak lainnya; margarine; mentega; sediaan keju olahan 1. Jem dan jeli 200 mg/kg, tunggal 10 Klorofil tembaga komplek Cholorophyll copper complex CI No. 75810 2. Sediaan keju olahan 1. Es krim dan 2. Acar ketimun dalam botol 3. Sediaan keju olahan 100 mg/kg produk akhir 300 mg/kg tunggal 11 Kurkumin Curkumin CI Natural yellow 3 1. Es krim dan 50 mg/kg produk akhir Tumerik yellow CI No. 75300 2. Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa; minyak lainnya; margarine; mentega; sediaan keju olahan 12 Riboflavin Riboflavin 1. Acar ketimun dalam botol 2. Keju; sediaan keju olahan 300 mg/kg tunggal

3. Es krim dan 50 mg/kg produk akhir 13 Titanium Dioksida Titanium Dioxide Pigmen white 6 CI Kembang gula No. 77891 Lampiran 6 Contoh Perhitungan Jenis Zat Pewarna Buatan Pada Selai Roti Bermerek dan Selai Roti Tidak Bermerek 1. Sampel A Rf = Jarak Titik Pusat Bercak Dari Titik Penotolan Jarak Rambat Eluen Dari Titik penotolan Rf = 4,7 12 = 0,39 Artinya selai roti Careefour Selai Stroberi mengandung zat pewarna Aamaranth yang diizinkan. 2. Sampel G ( Tidak Bermerek) Rf = Jarak Titik Pusat Bercak Dari Titik Penotolan Jarak Rambat Eluen Dari Titik penotolan Rf = 4,7 12 = 0,39

Artinya selai roti Sampel C mengandung zat pewarna Aamaranth yang diizinkan. Contoh Perhitungan Kadar Zat Pewarna Buatan pada Selai Roti Bermerek dan Selai Roti Tidak Bermerek 1. Sampel A Dik : Berat benang wool sebelum perlakuan (a) = 0,1117gr Berat benang wool setelah perlakuan (b) = 0,1463gr Berat Sampel = 390gr Berat sampel yang digunakan saat pemeriksaan = 10gr Kadar Zat Pewarna Buatan = = b a berat sampel 0,1463gr 0,1117 gr 10gr = 0,00346 gr Kadar Zat Pewarna Buatan = 390 10 x 0,00346 gr = 0,13494 gr 0,1755gr dalam setiap 390 gr selai roti.

Maka dalam 1 kg = 1000 390 x 0,13494 gr = 0,346 gr /kg = 346 mg/kg Jadi, kadar zat pewarna buatan yang terkandung pada 1 kg selai roti adalah 346 mg zat pewarna buatan. 2. Sampel G ( Tidak Bermerek ) Dik : Berat benang wool sebelum perlakuan (a) = 0,1068gr Berat benang wool setelah perlakuan (b) = 0,1097gr Berat Sampel = 100gr Berat sampel yang digunakan saat pemeriksaan = 10gr Kadar Zat Pewarna Buatan = = b a berat sampel 0,1197gr 0,1068 gr 10gr = 0,00129gr Kadar Zat Pewarna Buatan = 100 10 x 0,00129gr = 0,0129gr 0,0129 gr dalam setiap 100 gr selai roti

Maka dalam 1 kg = 1000 100 x 0,0129gr = 0,129 gr/kg = 129 mg/kg Jadi, kadar zat pewarna buatanyang terkandung pada 1 kg selai roti adalah 29 mg zat pewarna buatan. Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian Gambar Lampiran 1. Dua belas sampel selai roti bermerek dan selai roti tidak bermerek.

Gambar Lampiran 2. Benang wool dan bulu domba. Gambar Lampiran 3. Proses pendidihan.

Gambar Lampiran 4. Larutan berwarna.

Gambar Lampiran 5. Penotolan pada kertas kromatografi Gambar Lampiran 6. Kertas kromatografi dimasukkan ke dalam chamber.