PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. dengan lingkungan maupun kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan. banyak mengkonsumsi jenis pakan hijauan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

tepat untuk mengganti pakan alami dengan pakan buatan setelah larva berumur 15 hari. Penggunaan pakan alami yang terlalu lama dalam usaha pembenihan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik, populasi ternak

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian

KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan domba-domba lokal. Domba lokal merupakan domba hasil persilangan

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha yang mengembangkan usahanya dibidang ternak perah khususnya sapi perah. Saat ini produksi susu nasional Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Banyak faktor yang menjadi penyebab dari rendahnya produksi susu nasional, salah satunya produktivitas susu dari setiap ekor sapi yang masih rendah. Produksi susu Indonesia pada tahun 2013 adalah sebanyak 604,57 ribu ton (BPS, 2013). Produksi susu nasional tersebut sangat jauh dari angka permintaan susu segar yang sudah mencapai 3,3 juta ton per tahun. Kondisi tersebut menjadi faktor pendorong dalam upaya peningkatan produksi susu dan sekaligus memberikan peluang kepada para peternak sapi perah untuk mengembangkan usahanya. Rendahnya produksi susu di Indonesia salah satunya disebabkan oleh masih kurangnya penggunaan teknologi pengolahan pakan. Padahal penggunaan teknologi pengolahan pakan ini sangat erat kaitannya dengan ketersediaan pakan (stok) dan kualitas pakan. Pakan yang diberikan pada sapi perah terdiri dari hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan utama sebagai sumber serat kasar, sedangkan konsentrat diberikan sebagai pakan tambahan sumber protein.

2 Konsentrat dan hijauan saling melengkapi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi sapi. Saat ini tidak stabilnya kualitas, kuantitas, dan harga pakan membuat peternak perlu memberikan perlakuan lebih untuk menjaga pakan tetap memiliki kualitas baik dan disukai ternak. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode pemberian pakan secara complete feed dengan campuran probiotik. Metode pemberian dengan complete feed ini yaitu mencampurkan hijauan dan konsentrat sehingga pekerjaan peternak dalam pemberian pakan lebih efisien. Pemberian pakan dengan metode complete feed memang memiliki keuntungan dalam efisiensi tenaga kerja, akan tetapi complete feed masih memiliki kelemahan dari segi ketahanan pakan yaitu mudah rusak karena memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Air tersebut berasal dari rumput sehingga membuat kondisi complete feed sedikit basah. Selain itu rumput yang memiliki kualitas buruk juga dapat mempengaruhi kualitas dari complete feed itu sendiri. Maka untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dari complete feed, diperlukan penambahan probiotik. Probiotik ini dapat membantu proses fermentasi bahan-bahan pakan yang ada pada complete feed. Kualitas pakan yang baik dan kuantitas yang sesuai kebutuhan dapat meningkatkan produksi susu. Semakin tinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi khususnya pakan akan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada peternak. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan efisiensi faktor-faktor

3 produksi diperlukan kajian mendalam tentang pengaruh penambahan probiotik pada complete feed sapi perah. UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB TSP) Bunikasih adalah lembaga pemerintah yang membantu pengembangan peternakan sapi perah pada sektor perbibitan sapi perah. BPPIB - TSP sangat cocok digunakan dalam melaksanakan penelitian dikarenakan memiliki fasilitas yang memadai yang dapat dijadikan sebagai komponenkomponen penelitian. Berdasarkan faktor-faktor pendukung tersebut balai ini dijadikan sebagai tempat pelaksanakan penelitian. 1.2. Identifikasi Masalah Penelitian Dari uraian pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh penggunaan probiotik pada complete feed terhadap konsumsi pakan sapi perah laktasi? 2. Adakah pengaruh penggunaan probiotik pada complete feed terhadap kuantitas dan kualitas produksi susu sapi perah laktasi? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan probiotik pada complete feed terhadap konsumsi pakan pada sapi perah laktasi.

4 2. Mengetahui pengaruh penggunaan probiotik pada complete feed terhadap kuantitas dan kualitas produksi susu. 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian yang dilakukan yaitu dapat memberikan pengetahuan secara ilmiah tentang bagaimana pengaruh penggunaan probiotik pada complete feed terhadap konsumsi dan produksi susu sapi perah. Mendapatkan inovasi dalam pemberian pakan sapi perah sehingga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi dan produksi susu. 1.5. Kerangka Pemikiran Susu merupakan salah satu komponen pangan dalam empat sehat lima sempurna. Susu penting bagi tubuh manusia karena memiliki kandungan gizi yang sempurna diantaranya protein, laktosa, vitamin, lemak esensial, kalsium, dan mudah dicerna oleh tubuh. Produksi susu nasional hanya mampu memenuhi sekitar 19% dari kebutuhan nasional akan susu segar, hal ini membuat pemerintah terus melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan produksi susu nasional. Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh 70% faktor lingkungan dan 30% faktor genetik. Pengaruh faktor lingkungan terdiri dari pemberian pakan, teknis pemeliharaan, kesehatan ternak dan iklim. Faktor pemberian pakan sangat berpengaruh sekitar 60% terhadap produksi susu. Produktivitas sapi yang rendah bisa disebabkan karena pemberian pakan yang kurang baik. Produksi susu sapi perah akan optimal dengan kuantitas yang tinggi dan kualitas susu yang baik apabila ransum yang diberikan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Oleh

5 karena itu untuk memperoleh ransum yang efisien dan ekonomis, pakan yang diberikan harus diperhitungkan dengan cermat berdasarkan kebutuhan ternak untuk tumbuh, hidup pokok, produksi susu dan reproduksi. Usaha peternakan sapi perah sangat bergantung kepada ketersediaan hijauan. Hijauan adalah sumber serat kasar yang nantinya akan dirombak menjadi energi. Rasio untuk hijauan dalam bahan kering ransum harus berkisar 40-70%, jika rasio kurang dari 40% maka kadar lemak susu akan turun, sedangkan jika rasio lebih dari 70% produksi susu yang akan menurun. Pemberian yang baik harus tetap memperhatikan kesesuaian antara produksi dan kualitas susu. Kendala yang dihadapi oleh peternak yaitu produksi hijauan yang tidak stabil setiap musimnya. Pada musim hujan produksi hijauan sangat tinggi dengan kandungan bahan kering yang rendah, sedangkan pada musim kemarau produksi hijauan rendah tetapi kandungan bahan keringnya tinggi. Selain itu rendahnya kualitas hijauan yang biasa diberikan membuat peternak harus memberikan pakan tambahan atau pelengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sapi perah yakni konsentrat. Konsentrat adalah pakan yang mengandung energi, protein, dan zat makanan yang memiliki nilai kecernaan tinggi akan tetapi kandungan serat kasarnya rendah. Konsentrat berfungsi melengkapi kebutuhan nutrisi untuk produksi susu maksimum yang tidak dapat dipenuhi oleh hijauan, sehingga komposisi nutrisi pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak.

6 Hijauan pada umumnya memiliki kandungan nutrisi yang rendah dibandingkan dengan konsentrat. Sapi perah yang diberikan hijauan tanpa adanya tambahan konsentrat maka kondisinya akan kekurangan nutrisi, begitupun sebaliknya sapi yang hanya diberikan konsentrat tanpa diberikan hijauan maka akan kekurangan serat kasar. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam satu waktu pemberian diperlukan metode pemberian pakan secara complete feed. Complete feed merupakan sistem pemberian pakan dalam bentuk tunggal dari hasil pencampuran bahan-bahan pakan untuk menghindari seleksi pakan oleh ternak, meningkatkan nilai nutrisi, palatabilitas, efisiensi pakan, serta memudahkan pemberian pakan di lapangan (Owens, 1979). Saat ini metode pemberian pakan pada peternakan sapi perah rakyat masih menggunakan cara pemberian terpisah antara hijauan dan konsentrat. Hal ini menyebabkan pekerjaan peternak lebih banyak sehingga kurang efisien. Padahal faktor tenaga kerja ini sangat berperan dalam proses produksi. Pemberian pakan dengan cara complete feed dapat dilakukan untuk mengefisienkan pekerjaan peternak, artinya peternak lebih sedikit mengeluarkan tenaga dalam pemberian dan pembersihan sisa pakan. Complete feed memiliki kondisi yang lembab dengan kadar air yang cukup tinggi, maka kondisi tersebut membuat pakan lebih cepat rusak. Kekurangan dari complete feed dapat diantisipasi dengan dua cara. Pertama dengan memberikan complete feed sesegera mungkin setelah pembuatan, dan kedua dengan cara menambahkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen

7 dalam complete feed. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen adalah probiotik. Pakan tambahan diperlukan berupa bahan yang mengandung koloni mikroba tertentu yang disebut probiotik untuk meningkatkan daya cerna sehingga produktivitas meningkat (Sarwono dan Arianto, 2003). Sistem pencernaan sapi perah sangat bergantung kepada aktivitas degradasi mikroba pada rumen karena sistem pencernaannya tidak secara khusus memproduksi enzim untuk mencerna serat kasar. Proses pencernaan dalam rumen ini merupakan gabungan antara proses mekanik, enzimatik, dan proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme. Peranan probiotik dalam sistem pencernaan sapi yaitu akan menstimulasi bakteri rumen yang akan berpengaruh terhadap peningkatan perombakan asam laktat menjadi asam asetat, asam propionat dan asam butirat sehingga mengakibatkan stabilisasi ph rumen, peningkatan penggunaan amonia yang berperan dalam sintesis protein, dan peningkatan populasi mikroba yang berperan terhadap peningkatan kecernaan. Hasil dari peranan mikroba tersebut membuat konsumsi pakan akan meningkat, dan daya cerna juga akan semakin meningkat. Probiotik secara umum adalah bahan feed additive berupa jasad hidup mikrobial yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi inangnya dengan meningkatkan keseimbangan mikrobial pada sistem pencernaan ternak tersebut. Probiotik yang terdapat pada saluran pencernaan dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus, mempengaruhi

8 enzim dalam usus, dan meningkatkan performa ternak. Artinya dengan kualitas dan kuantitas pakan yang sama penambahan probiotik akan mempertahankan kualitas pakan selama penyimpanan dalam bentuk complete feed, meningkatkan palatabilitas ternak terhadap complete feed, dan meningkatkan daya cerna. Beberapa laporan hasil penelitian penggunaan probiotik dalam ransum dapat meningkatkan konsumsi pakan, kecernaan, dan penyerapan gizi, yang akhirnya akan meningkatkan produksi susu (Newbold, 1990; Wallace, 1994; Le Xuang Cuong, 1994). Berdasarkan uraian tentang complete feed, dengan kualitas pakan yang terjaga, palatabilitas ternak yang tinggi, dan peningkatan daya cerna, maka konsumsi pakan juga semakin banyak. Artinya dengan semakin banyak pakan yang dimakan, semakin banyak pula nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian banyaknya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh terhadap produktifitas ternak. Dapat diambil hipotesis penambahan probiotik pada complete feed dapat meningkatkan konsumsi dan produksi susu pada sapi perah laktasi. 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Unit Pelayanan Teknis Dinas Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIB-TSP) Bunikasih, Cianjur. Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu dari tanggal 23 Juni 2015 1 September 2015.