RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA 5 Uni Eropa, Mitra Dagang Strategis Indonesia 6 Siklus Dagang Indonesia-Uni Eropa 7 Infografik Perdagangan Indonesia-Uni Eropa: Impor Penopang Ekspor 8 Bisnis Uni Eropa di Indonesia: Berkembang, namun Perlu Peningkatan 9 Infografik Ekspor-Impor, Katalisator Investasi Uni Eropa di Indonesia 10 PENAFIAN "Studi Hubungan Ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) dilakukan secara independen oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) untuk EuroCham Indonesia dibawah proyek ICI+ yang didanai oleh Uni Eropa. Publikasi ini dan semua materi yang ada dicantumkan sebagaimana adanya. EuroCham dan INDEF telah melakukan semua upaya untuk memverifikasi kebenaran data dalam publikasi ini. EuroCham maupun INDEF atau para staf, badan, data, serta pihak ketiga lain selaku penyedia konten yang menyediakan jaminan dalam berbagai bentuk, secara tertulis maupun tersirat, tidak dapat dituntut atau diminta pertanggungjawabannya atas hal-hal yang menjadi konsekuensi dari penggunaan publikasi ini atau data yang tercantum didalamnya. Informasi yang tercantum dalam publikasi ini tidak menggambarkan pandangan dari masingmasing perusahaan-perusahaan anggota EuroCham. Penyebutan nama perusahaan, proyek, atau produk tertentu tidak berarti EuroCham merekomendasikan hal-hal tersebut. Penyajian materi dalam publikasi ini bukan merupakan pendapat EuroCham mengenai status hukum suatu wilayah, negara, kota atau otoritasnya, atau yang terkait dengan batasan atau batas. Publikasi ini dibuat dengan bantuan dari Uni Eropa (UE) dan tidak menggambarkan pandangan resmi Uni Eropa." AKTIVITAS BONGKAR MUAT KONTAINER DI PT JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (JICT), PELABUHAN TANJUNG PRIOK FOTO: KATADATA ARIEF KAMALUDDIN 3
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR DALAM sepuluh tahun terakhir, kerjasama perdagangan Indonesia dan Uni Eropa terus menunjukkan peningkatan. Hal tersebut tertuang dalam laporan berjudul A Decade of The EU-Indonesia Economic Relations, yang merupakan hasil kolaborasi Kamar Dagang dan Industri Eropa di Indonesia (EuroCham) dan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Eurocham dan INDEF dalam studinya menilai bahwa relasi ekonomi Indonesia dan Uni Eropa saling menopang. Disebutkan pula bahwa impor berdampak baik bagi perekonomian karena berperan bagi peningkatan investasi asing langsung (FDI). Ini berkenaan dengan pola timbal balik di mana Indonesia mengimpor barang modal dari Uni Eropa untuk mengolah sumber daya alam yang akan diekspor kembali ke Uni Eropa. Meski menunjukkan tren positif, kinerja perdagangan Indonesia dan Uni Eropa perlu terus ditingkatkan. Kebanyakan perusahaan Uni Eropa di Indonesia masih menghadapi kendala perizinan dan bea cukai saat melakukan impor untuk kebutuhan produksi. Padahal perusahaan-perusahaan tersebut tengah mengalami peningkatan aktivitas dalam sepuluh tahun terakhir. Eurocham dan INDEF memetakan setidaknya enam ekspektasi pengusaha asal Uni Eropa terhadap Pemerintah Indonesia. Selain itu, laporan ini juga menyebut tujuh rekomendasi kepada Pemerintah Indonesia terkait peningkatan kerjasama perdagangan dengan Uni Eropa. Diharapkan, laporan ini dapat mendorong terjadinya peningkatan relasi ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa dan semakin memperkuat posisi Indonesia di peta perdagangan dunia. n 4
TUMPUKAN KAIN DI SEBUAH PABRIK TEKSTIL. FOTO: FREEPIK.COM INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA KERJASAMA ekonomi dengan Uni Eropa membantu percepatan kinerja perdagangan Indonesia. Ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan ekspor, impor, dan investasi asing langsung (FDI) Uni Eropa di Tanah Air. Laporan bertajuk A Decade of The EU-Indonesia Economic Relations, yang merupakan hasil kolaborasi Kamar Dagang dan Industri Eropa di Indonesia (EuroCham) dan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menyebutkan pada periode 2007-2016 perdagangan Indonesia-Uni Eropa di sektor barang tumbuh di atas 25 persen dan berpotensi terus meningkat. Adapun di sektor jasa, tren perdagangan kedua negara naik meski terjadi defisit. Dalam periode tersebut, impor jasa Indonesia selalu lebih besar daripada ekspor. Penyebabnya, impor jasa selalu menyertai impor barang manufaktur yang selalu meningkat. 5
INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA UNI EROPA, MITRA DAGANG STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI raksasa ekonomi dunia, Uni Eropa merupakan mitra penting bagi Indonesia. Kelompok regional yang terdiri atas 28 negara ini memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) kedua terbesar dengan kontribusi 22,8 persen terhadap total PDB dunia. Uni Eropa juga merupakan kontributor utama ekspor dan impor global, mengungguli Amerika Serikat. Selain itu, memperkuat hubungan kerjasama dengan Uni Eropa juga merupakan pintu masuk untuk menjajaki kerjasama dengan berbagai negara di kawasan Benua Biru tersebut. Secara global, pada 2016, Indonesia berada di peringkat 29 transaksi perdagangan dengan Uni Eropa. Di Asia Tenggara, posisi Indonesia berada di belakang Singapura (16), Vietnam (20), dan Malaysia (22). Dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, penyederhanaan perizinan, dan penegakan hukum, Indonesia diyakini dapat bersaing lebih baik lagi. Studi Eurocham dan INDEF juga menilai bahwa relasi ekonomi Indonesia dan Uni Eropa saling menopang. Indonesia mengekspor barang mentah seperti minyak kelapa sawit, timah, kopi, dan teh ke Uni Eropa. Sementara itu, impor lebih banyak didominasi oleh barang modal untuk mengolah sumber daya alam yang akan diekspor ke Eropa. Jika digabung, negara-negara Uni Eropa merupakan investor ketiga terbesar di Indonesia setelah ASEAN dan kawasan Asia lainnya. Dalam sepuluh tahun terakhir, FDI Uni Eropa di Indonesia naik 112 persen. Jumlah ini lebih besar dari rata-rata peningkatan keseluruhan FDI sebesar 19,4 persen. Secara keseluruhan, Indonesia telah menerima investasi sebesar US$ 26,53 miliar dari Uni Eropa. Alokasi investasi Uni Eropa di Indonesia paling banyak di sektor industri dan manufaktur. Rata-rata FDI ke sektor ini dalam sepuluh tahun terakhir mencapai 40 persen. Menyusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (28,4 persen) serta pertambangan dan penggalian (12,2 persen). Sedangkan di sektor riset masih rendah karena keterbatasan tenaga ahli di dalam negeri dan minimnya insentif yang diberikan pemerintah. 6
SIKLUS DAGANG INDONESIA-UNI EROPA INDONESIA dan Uni Eropa memiliki kemitraan perdagangan yang saling menopang dan membentuk siklus. Argumen tersebut berdasarkan temuan Eurocham dan INDEF dalam permodelan hubungan perdagangan dan investasi menggunakan metodologi ekonometrik kuantitatif yang dikemukakan oleh Granger. Disebutkan bahwa satu persen kenaikan impor dari Uni Eropa akan mendorong 2,43 persen peningkatan FDI di tahun berikutnya. Selanjutnya, penambahan FDI sebesar US$ 1 miliar dari Uni Eropa akan mendorong US$ 2,14 miliar peningkatan impor di tahun yang sama. Kemudian, satu persen ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan meningkatkan FDI sebesar 1,98 persen di tahun selanjutnya. Dengan demikian, dapat disebutkan bahwa dengan usaha yang sama, impor akan memberi dampak yang lebih besar daripada ekspor bagi peningkatan investasi. Impor, ekspor, dan FDI merupakan variabel yang saling terkait. Sebab, kebanyakan perusahaan Uni Eropa di Indonesia melakukan impor untuk mendukung proses produksi barang di Indonesia yang kemudian akan diekspor kembali ke Uni Eropa. Dalam rentang 2007 hingga 2016 terjadi peningkatan kinerja perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa. Meski berfluktuasi, secara umum terdapat kenaikan 14 persen pada ekspor. Kenaikan lebih besar terjadi pada kinerja impor yang mencapai 92 persen. Selain itu juga ada peningkatan 361 persen pada komitmen FDI dalam satu dekade terakhir. Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa impor berdampak baik bagi perekonomian. Alih-alih menjadi beban, impor justru dapat berperan dalam peningkatan FDI. Peningkatan investasi akan memberi manfaat bagi penyerapan tenaga kerja dan penerimaan pajak, hal yang dibutuhkan dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Selain itu, siklus perdagangan tersebut juga menggambarkan bahwa Indonesia adalah bagian dari rantai perdagangan internasional. Ekspor impor yang terjalin antara Indonesia dan Uni Eropa akan memperkuat posisi Indonesia di peta perdagangan global. 7
Sumber: Eurocham, INDEF 8 Penegakan hukum Konsistensi kebijakan Ketersediaan informasi Penyederhanaan birokrasi Transparansi proses dan biaya Penerapan peraturan yang berlaku Hambatan non-tarif 21% Infrastruktur 6% Perizinan impor dan bea cukai 70% EKSPEKTASI KEPADA PEMERINTAH Pajak impor 3% Mesin untuk produksi Barang berkualitas lebih baik Barang mentah untuk produksi Produk yang tidak terdapat di Indonesia PERIZINAN, KENDALA UTAMA IMPOR PENGUSAHA UNI EROPA DI INDONESIA PERLU IMPOR I N D O N E S I A ALAT PRODUKSI 93,9% 57,6% 54,5% BARANG MENTAH EKSPOR-IMPOR SALING BERKAITAN 51,5% aspek perizinan masih menjadi kendala. tidak terdapat di Tanah Air. Meski demikian, beberapa pengusaha mengimpor barang pendukung produksi yang BARANG SETENGAH JADI Studi Eurocham dan INDEF menyebutkan sebagian besar U N I - E R O P A Impor dari Uni Eropa dibutuhkan untuk menopang ekspor. IMPOR PENOPANG EKSPOR PERDAGANGAN INDONESIA-UNI EROPA
BISNIS UNI EROPA DI INDONESIA: BERKEMBANG, NAMUN PERLU PENINGKATAN LAPORAN sepuluh tahun kerjasama ekonomi Indonesia dan Uni Eropa juga memuat hasil survei terhadap 45 dari 200 pengusaha asal Uni Eropa di Tanah Air. Survei yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam ini melihat perkembangan dan tantangan yang mereka hadapi dalam berbisnis. Kebanyakan perusahaan asal Uni Eropa mengalami peningkatan aktivitas dalam sepuluh tahun terakhir. Perbaikan tersebut mencakup perluasan usaha, investasi, tenaga kerja, pendapatan, hingga efisiensi biaya operasi. Bahkan dalam tiga tahun ke depan, sebagian besar pengusaha menyatakan akan meneruskan kegiatannya di Indonesia. Selain meningkatnya kegiatan usaha, pengusaha asal Uni Eropa, terutama di sektor manufaktur juga mengalami kenaikan ekspor. Meski demikian, mereka masih menghadapi kendala perizinan dan bea cukai saat melakukan impor untuk kebutuhan produksi. Lebih lanjut, Eurocham dan INDEF memetakan ekspektasi pengusaha asal Uni Eropa terhadap Pemerintah Indonesia. Ekspektasi tersebut terdiri atas enam poin, yaitu penegakan hukum, konsistensi kebijakan, ketersediaan informasi, penyederhanaan birokrasi, transparansi prosedur, dan penerapan peraturan. Laporan ini juga menyebut tujuh rekomendasi kepada pemerintah Indonesia untuk peningkatan hubungan kerjasama dengan Uni Eropa: 1. Impor barang intermediaris pendukung proses produksi perlu terus dilakukan. Ini dikarenakan banyaknya perusahaan Uni Eropa di Indonesia yang bergerak di sektor industri dan manufaktur. 2. Perlu memperkuat industri jasa dalam negeri untuk menyamai kualitas industri dari Uni Eropa. 3. Terus mendorong penyederhanaan perizinan dan kemudahan berusaha untuk menciptakan iklim investasi yang semakin baik. 4. Perlu insentif fiskal untuk mendongkrak investasi di sektor riset. Selain itu pemerintah juga perlu meningkatkan kemampuan peneliti, dan mempermudah prosedur bagi peneliti mancanegara untuk bekerja di Indonesia. 5. Merampungkan pembahasan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan negaranegara Eropa seperti Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). 6. Untuk dapat berkompetisi dan dan mengurangi ketergantungan dengan Singapura, Indonesia perlu mengurangi jalur perdagangan tidak langsung melalui itu. Studi Eurocham-INDEF memang menegaskan bahwa Singapura berperan sebagai penghubung lalu lintas perdagangan Indonesia dan Uni Eropa. 7. Menjaga konsistensi peraturan yang berlaku. Aspek yang paling menjadi hambatan menurut para pengusaha Uni Eropa di Indonesia ini perlu diperbaiki agar proses bisnis menjadi semakin efisien. Sebagai bagian dari rantai perdagangan global, Indonesia dan Uni Eropa merupakan mitra dagang bersifat komplementer. Oleh sebab itu Indonesia perlu terus berkompetisi dengan negara lain dalam hal menarik investasi dari Uni Eropa. Perbaikan iklim investasi, penyederhanaan birokrasi, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja merupakan pekerjaan rumah Indonesia untuk menarik investasi yang akan menjadi roda pertumbuhan ekonomi ini. n 9
Sumber: Eurocham, INDEF 10 2017 15,9 US$ 1 miliar 2016 5,7 Impor FDI 2015 3,1 US$ 2,14 miliar Kenaikan FDI berpengaruh pada peningkatan impor 2014 2,9 2013 1,7 FDI 2012-2017 Naik 361% 2012 3,5 Komitmen Investasi Uni Eropa di Indonesia (US$ miliar) KOMITMEN INVESTASI MELESAT Impor Ekspor US$ 1miliar Dengan usaha yang sama, impor berperan lebih besar bagi peningkatan FDI. US$ 1miliar n Impor n Ekspor 2016 14,6 10,1 2013 13,9 9,5 US$ 2,45 miliar US$ 1,98 miliar 2010 13,9 6,2 FDI 2007 12,8 5,3 Peningkatan di satu variabel mempengaruhi kenaikan di variabel lain Ekspor dan impor Indonesia-Uni Eropa ( miliar) KAUSALITAS EKSPOR, IMPOR, DAN INVESTASI Indonesia mendapatkan surplus perdagangan dari kerjasama dengan Uni Eropa PERDAGANGAN MENINGKAT ekspor maupun impor akan mendorong kenaikan FDI. Uni Eropa di Indonesia. Studi yang dilakukan Eurocham dan INDEF menyebutkan peningkatan Ekspor dan impor mempengaruhi investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) KATALISATOR INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA EKSPOR-IMPOR