BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp

Suryati, A..2005, Faktor Resiko Hipertensi, Jurnal keperawatan, Universitas Muhammadiah Jakarta, Edisi Maret 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian non-experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB III METODE PENELITIAN

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain descriptive untuk melihat gambaran self awareness

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

Transkripsi:

BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 3.1. Kerangka Teori Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka teori dalam penelitian Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam Penanganan Pasien Hipertensi di Dalam Lingkungan Keluarga Guna Mengurangi Faktor Risiko Terjadinya Stroke dapat digambarkan sebagai berikut : 28

29 Epidemiologi Hipertensi Indonesia: 25,8% dari total populasi Kriteria Diagnosa Hipertensi: 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan penunjang Komplikasi Hipertensi: 1. Stroke 2. Serangan jantung 3. Aneurisma 4. dll Sumatera Utara: 25% dari total populasi HIPERTENSI STROKE Etiologi Hipertensi: 1. Asupan garam tinggi 2. Usia 3. Gaya hidup 4. dll Faktor Resiko Stroke Epidemiologi Stroke Klasifikasi Hipertensi: 1. Berdasarkan penyebab 2. Berdasrkan bentuk 3. Menurut JNC VII Tatalaksana Hipertensi: 1. Modifikasi gaya hidup 2. Terapi medikamentosa Perbandingan semester 3, semester 5, dan semester 7 Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Penanganan oleh Mahasiswa FK USU Gambar 3.1. Skema kerangka teori penelitian.

30 3.2. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam Penanganan Pasien Hipertensi di Dalam Lingkungan Keluarga Guna Mengurangi Faktor Risiko Terjadinya Stroke dapat digambarkan sebagai berikut : Tingkat Pengetahuan dan Tindakan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokterasn USU Penanganan pasien Hipertensi pada Keluarga Gambar 3.2. Skema kerangka konsep penelitian.

BAB 4 Metode Penelitian dan Definisi Operasional 4.1. Rancangan Penilitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tindakan mahasiswa terhadap penanganan pasien hipertensi. Desain yang digunakan adalah cross sectional, yaitu dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. 25 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan Desember 2016. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti pada suatu penelitian. 25 a. Populasi Target Populasi targetnya adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester 3, semester 5, dan semester 7. b. Populasi Terjangkau Populasi terjangkaunya adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran yang memiliki keluarga yang didiagnosa dengan hipertensi. 31

32 4.3.2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti. Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut sampel dari penelitian. 26 a. Kriteria Inklusi 1. Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran. 2. Mahasiswa aktif semester 3, semester 5, dan semester 7. 3. Mahasiswa yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit hipertensi. b. Kriteria Eksklusi 1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang orangtuanya telah meninggal. c. Besar Sampel Pada penelitian ini, besar sampel dihitung dengan perhitungan rumus. 27 N. Z 2 1-α/2. P (1-P) n = (N-1) d 2 + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan : n : Besar sampel minimal N : Jumlah populasi Z1-α/2 P d : Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu : Proporsi dipopulasi : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dengan jumlah populasi (N) sebesar 944 orang. Pada penelitaian ini nilai α yang digunakan sebesar 0,05 sehingga berdasarkan tabel distribusi Z diperoleh nilai Z1- α/2 sebesar 1,960 (95% derajat kemaknaan). Jika nilai P (proporsi dipopulasi) tidak

33 diketahui, maka nilai P yang digunakan sebesar 0,50 (50%). 25 (kesalahan absolut yang dapat ditolerir) adalah 0,10 (10%). Untuk nilai d N. Z 2 1-α/2. P (1-P) n = (N-1) d 2 + Z 2 1-α/2. P (1-P) 944. 1,96 2. 0,5 (1-0,5) n = (944-1) 0,1 2 + 1,96 2. 0,5 (1-0,5) 944. 0,9604 n = (944-1) 0,1 2 + 0,9604 906,6176 n = 10,3904 n = 87,25531259624 n = 88 orang Maka berdasarkan rumus di atas, pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 88 orang. 4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari masing-masing sampel. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester 3, semester 5, dan semester 7. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode angkat dengan menggunakan instrumen kuesioner. 4.4.2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat langsung dari pihak Fakultas Kedokteran yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa.

34 4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran untuk menunjukkan tingkatan kevalidan ataupun kesahihan suatu instrumen. 26 Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini telah diuji validitasnya dipenelitian-penelitian lain sebelumnya, dengan teknik korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor total. Untuk kuesioner tingkat pengetahuan hipertensi, uji validitas dilakukan di salah satu rumah sakit rujukan di Medan pada 20 orang responden. 28 Sedangkan untuk kuesioner tingkat tindakan penanganan hipertensi telah diuji validitasnya di Desa Banyuraden daerah wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta, pada tanggal 27-28 November 2007. 29 Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson : N. (Ʃxy) (Ʃx. Ʃy) r = {N. Ʃx 2 (Ʃx 2 )} { N. Ʃy 2 (Ʃy 2 )} Keterangan : r = Koefisien korelasi product moment N = Jumlah responden x = Skor tiap pertanyaan/item y = Skor total Hasil dari analisis ini dibandingkan dengan tabel r. Nilai r dari korelasi product moment dikatakan valid apabila r < 0,05. 29 b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menunjukkan suatu instrumen sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan handal. 26 Uji reliabilitas dilakukan pada semua pertanyaan yang valid dengan koefisien reliabilitas alpha pada aplikasi SPSS. Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensi hasil penelitian jika penelitian tersebut dilakukan berulang dengan

35 kuesioner yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Reliabilitas Alpha, sebagai berikut : k { Ʃơ b 2 } r 11 =. 1 k + 1 { ơ t 2 } Keterangan : r11 k Ʃơb 2 ơt 2 = Reliabilitas instrumen = Jumlah butir pertanyaan atau jumlah soal = Jumlah varians butir = Varians total Hasil dari analisis dikatakan reliabel bila nilai dari a > 0,06. Dan untuk kuesioner penanganan hipertensi didapatkan nilai a > 0,06. 29 Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

36 Variabel No. Total Pearson Correlation Pengetahuan 1. 0.465 2. 0,703 3. 0,636 4. 0,542 5. 0,648 6. 0,558 7. 0,126 8. 0,563 9. 0,692 10. 0,633 11. 0,447 12. 0,564 13. 0,369 14. 0,704 15. 0,549 Status Alpha Status Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Tidak Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Tidak Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Valid 0,828 Reliable Tabel 4.1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner tingkat pengetahuan hipertensi. 28 4.5. Pengolahan Dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh ringkasan data atau ringkasan angka dengan menggunakan cara-cara tertentu. 27 Dalam penelitian ini pengolahan data telah dilakukan menggunakan program komputer. 1. Editing Editing bertujuan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

37 2. Coding Data yang telah dikumpulkan dan telah diperiksa ketepatan dan kelengkapannya telah diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer. 3. Entry Setelah data dibersihkan dan diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam program komputer. 4. Cleaning Semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer harus diperiksa kembali agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data. 5. Saving Data disimpan dan siap dilakukan analisis data. 4.5.2. Analisis Data Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan cara deskriptif menggunakan program komputer yaitu SPSS (Statistical Products and Service Solution) dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. 4.6. Definisi Operasional 1. Tingkat pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui maupun dipahami oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai responden pada panelitian ini mengenai hipertensi dan penanganan pada pasien hipertensi. a. Cara ukur : Dengan menggunakan metode angket. b. Alat ukur : Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 13 butir dengan beberapa pilihan jawaban. Jawaban tidah tahu diberi skor 0 Jawaban yang kurang diberi skor 1 Jawaban yang sedang diberi skor 2

38 Jawaban yang baik diberi skor 3 c. Hasil ukur : Pada pengukuran tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU terhadap penyakit hipertensi berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden dibagi dalam tiga kategori, yaitu : Pengetahuan dinilai baik, apabila nilai yang diperoleh responden >75% dari nilai tertinggi. Pengetahuan dinilai sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40-75% dari nilai tertinggi. Pengetahuan dinilai kurang, apabila nilai yang diperoleh responden <40% dari nilai tertinggi. Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah : Pengetahuan baik : Skor total >32 Pengetahuan sedang : Skor total 17-32 Pengetahuan kurang : Skor total <17 d. Skala pengukuran : Ordinal 2. Tindakan penanganan pasien hipertensi merupakan berbagai tindakan yang meliputi pengobatan, perawatan dan bahkan edukasi terhadap pasien hipertensi dan juga dilakukan tindakan pencegahan agar tidak sampai terjadi komplikasi demi tercapainya prognosis yang lebih baik. a. Cara ukur : Dengan menggunakan metode angket. b. Alat ukur : Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, dengan pertanyaan sebanyak 30 butir. Skala yang digunakan adalah skala likert. Kisi-kisi instrumen seperti di bawah ini:

39 Aspek No Item No Item (Positif) (Negatif) Pengaturan Diet 1,2, 3, 4, 5, 6 _ Gaya hidup 7, 8, 10 9, 11 Manajemen stres Kontrol kesehatan Obat 13, 15, 16, 17,18 20, 21, 22, 23 24, 25, 26, 29 12, 14 19 27, 28, 30 Tabel 4.2. Kisi-kisi instrumen penelitian tindakan penanganan dan pencegahan hipertensi. 29 Untuk pertanyaan yang positif diberi skor, yaitu : Pilihan jawaban selalu (SL) diberi skor 4 Pilihan jawaban sering (SR) diberi skor 3 Pilihan jawaban kadang-kadang (KD) diberi skor 2 Pilihan jawaban tidak pernah (TP) diberi skor 1 Sedangkan untuk pertanyaan yang negatif diberi skor, yaitu : Pilihan jawaban selalu (SL) diberi skor 1 Pilihan jawaban sering (SR) diberi skor 2 Pilihan jawaban kadang-kadang (KD) diberi skor 3 Pilihan jawaban tidak pernah (TP) diberi skor 4 c. Hasil ukur : Pada pengukuran tingkat pengetahuan dan tindakan mahasiswa FK USU dalam penanganan pasien hipertensi di dalam lingkungan keluarga berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden dibagi dalam tiga kategori, yaitu : Pengetahuan dan tindakan dinilai baik, apabila nilai yang diperoleh responden >75% dari nilai tertinggi. Pengetahuan dan tindakan dinilai sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 55-75% dari nilai tertinggi. Pengetahuan dan tindakan dinilai kurang, apabila nilai yang diperoleh responden <55% dari nilai tertinggi.

40 Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah : Pengetahuan dan tindakan baik : Skor total >90 Pengetahuan dan tindakan sedang : Skor total 66-90 Pengetahuan dan tindakan kurang : Skor total <66 d. Skala pengukuran : Ordinal 3. Hipertensi pada keluarga merupakan orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan responden yang memiliki riwayat hipertensi dan masih hidup agar dapat dilakukan pemeriksaan tekanan darah langsung oleh responden di rumahnya. Hubungan darah yang paling dekat adalah orangtua. a. Cara ukur : Responden melakukan pengukuran langsung kepada keluarganya sebelum dilakukan pengisian kuesioner. b. Alat ukur : Sphygmomanometer dan stetoskop. c. Hasil ukur : Hasil perhitungan yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam klasifikasi hipertensi menurut JNC VII, yaitu: Tekanan darah dikatakan normal, apabila tekanan darah sistol <120 mmhg dan tekanan darah diastol <80 mmhg. Tekanan darah dikatakan prehipertensi, apabila tekanan darah sistol 120-139 mmhg atau tekanan darah diastol 80-89 mmhg. Tekanan darah dikatakan hipertensi derajat 1, apabila tekanan darah sistol 140-159 mmhg atau tekanan darah diastol 90-99 mmhg. Tekanan darah dikatakan hipertensi derajat 2, apabila tekanan darah sistol 160 mmhg atau tekanan darah diastol 100 mmhg. d. Skala ukur : Ordinal

41 4. Usia awal terjadinya penyakit hipertensi pada keluarga mahasiswa Fakultas Kedokteran semester 3, semester 5, dan semester 7. a. Cara Ukur : Responden menanyakan langsung usia keluarganya dan mencantumkannya di dalam identitas klien (orangtua) di lembar kuesioner. b. Alat Ukur : Identitas klien (orangtua) yang tercantum di dalam lembar kuesioner. c. Hasil Ukur : Usia yang didapat dikelompokkan berdasarkan kategori usia menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2009, yaitu : Usia <5 tahun : Balita Usia 5-11 tahun : Kanak-kanak Usia 12-16 tahun : Remaja awal Usia 17-25 tahun : Remaja akhir Usia 26-35 tahun : Dewasa awal Usia 36-45 tahun : Dewasa akhir Usia 46-55 tahun : Lansia awal Usia 56-65 tahun : Lansia akhir Usia >65 tahun : Manula d. Skala Ukur : Rasio 5. Mahasiswa semester 3, semester 5, dan semester 7 yang menjadi responden adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. a. Cara ukur : Responden diminta mengisi data responden yang terdapat di lembar kuesioner dan mencantumkan NIM serta angkatannya. b. Alat ukur : Data responden (mahasiswa) yang tercantum di lembar kuesioner. c. Hasil ukur : Semester mahasiswa di nilai berdasarkan angkatannya saat dilakukannya penelitian, yaitu: Mahasiswa semester 3 adalah mahasiswa angkatan 2015 pada tahun 2016.

42 Mahasiswa semester 5 adalah mahasiswa angkatan 2014 pada tahun 2016. Mahasiswa semester 7 adalah mahasiswa angkatan 2013 pada tahun 2016. d. Skala ukur : Ordinal

43 4.7. Jadwal Penelitian No. Aktivitas Penelitian 1 Pembagian dosen pembimbing 2 Pengajuan judul penelitian 3 Menyusun Bab 1 4 Menyusun Bab 2 5 Menyusun Bab 3 6 Menyusun Bab 4 7 Menyerahkan proposal penelitian 8 Mengajukan sidang proposal 9 Ujian sidang proposal 10 Revisi proposal penelitian 11 Pengumpulan data responden 12 Analisa data 14 Pengajuan sidang skripsi 15 Ujian sidang skripsi 16 Revisi skripsi 17 Mengumpulkan skripsi Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 Tabel 4.3. Jadwal penelitian.

44 4.8. Rincian Biaya No. Rincian Banyak Harga 1. Pencetakan sumber-sumber pustaka Rp 100.000 2. Fotocopy proposal 6 Rp 120.000 3. Izin penelitian Rp 50.000 4. Fotocopy kuesioner Rp 100.000 5. Fotocopy hasil penelitian 6 Rp 200.000 6. Penjilidan 5 Rp 300.000 7. Biaya tidak terduga Rp 100.000 Total Rp 970.000 Tabel 4.4. Rincian biaya penelitian.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia yang terletak di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran bertempat di jalan dr. Mansyur No. 5, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Fakultas Kedokteran USU berdiri pada tanggal 20 Agustus 1952. 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Responden yang menjadi sampel di dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif FK USU semester 3 (angkatan 2015), semester 5 (angkatan 2014), dan semester 7 (angkatan 2013) yang memiliki faktor risiko terjadinya hipertensi secara genetik dari orangtua yang telah didiagnosa dengan hipertensi. 5.1.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Semester Jumlah responden yang diteliti sebanyak 130 mahasiswa dari total 944 mahasiswa aktif di semester 3, semester 5, dan semester 7. Semester Frekuensi (n) Persentase (%) 3 17 13,1 5 32 24,6 7 81 62,3 Jumlah 130 100 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan semester. 45

46 Berdasarkan tabel 5.1, responden terbanyak berada di semester 7, sebanyak 81 orang (62,3%) dan yang paling sedikit berada di semester 3 (13,1%) dari jumlah 130 sampel. 5.1.4. Distribusi Frekuensi Keluarga Responden Berdasarkan Usia Usia keluarga responden saat terkena hipertensi pertama kali. Kategori Usia Frekuensi (n) Persentase (%) Remaja Akhir (17-25 tahun) 1 8 Dewasa Awal (26-35 tahun) 13 10 Dewasa Akhir (36-45 tahun) 63 48,5 Lansia Awal (46-55 tahun) 52 40 Lansia Akhir (56-65 tahun) 1 8 Jumlah 130 100 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi keluarga responden berdasarkan usia. Berdasarkan tabel di atas, rata-rata usia yang terkena hipertensi pertama kali berada pada kategori dewasa akhir, yaitu dengan rentang usia 36-45 tahun sebanyak 63 orang (48,5%). Sedangkan yang paling sedikit muncul pada usia remaja akhir dan lansia akhir sebanyak 1 orang (8%). 5.1.5. Distribusi Frekuensi Keluarga Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin yang paling banyak menderita hipertensi pada keluarga responden. Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) Laki-laki 73 56,2 Perempuan 57 43,8 Jumlah 130 100 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi keluarga responden berdasarkan jenis kelamin.

47 Dari tabel di atas, jenis kelamin yang paling banyak menderita hipertensi adalah laki-laki sebanyak 73 orang (56,2%), sedangkan perempuan hanya sebanyak 57 orang (43,8%). 5.1.6. Distribusi Frekuensi Keluarga Responden Berdasarkan Tingkat Hipertensi Kategori hipertensi yang di derita keluarga responden berdssarkan derajat hipertensinya. Tingkat Hipertensi Frekuensi (n) Persentase (%) Prehipertensi 29 22,3 Hipertensi Derajat 1 66 50,8 Hipertensi Derajat 2 35 26,9 Jumlah 130 100 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi keluarga responden berdasarkan tingkat hipertensi. Berdasarkan tabel, keluarga responden paling banyak menderita hipertensi derajat 1 sebanyak 66 orang (50,8%). Sedangkan yang paling sedikit terjadi pada kasus prehipertensi sebanyak 29 orang (22,3%). 5.2. Hasil Analisis Data 5.2.1. Tingkat Pengetahuan Hipertensi Tingkat pengetahuan hipertensi didapat dengan menggunakan instrumen penelitian dengan kuesiuoner dan di analisa di program komputer. 5.2.1.1. Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan Tingkat Pengetahuan Responden Pada lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden terdapat 13 butir pertanyaan tentang tingkat pengetahuan hipertensi yang telah di uji validitas dan reabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden tentang hipertensi secara umum.

48 a. Pertanyaan 1 Pertanyaan Pernah Tidak Pernah n % N % Pernahkah Anda memperoleh informasi mengenai penyakit hipertensi? 130 100 0 0 Tabel 5.5. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan pertama. Berdasarkan tabel 5.5 seluruh responden menjawab pernah mendengar informasi mengenai penyakit hipertensi (100%). b. Pertanyaan 2 Pertanyaan Tidak Tahu 1 dari 3 pilihan jawaban 2 dari 3 pilihan jawaban Semua pilihan jawaban N % N % n % N % Apakah penyakit hipertensi itu? 1 0,8 39 30 39 30 51 39,2 Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan kedua. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Penyakit keturunan Penyakit tidak menular yang diakibatkan karena pola hidup yang tidak sehat Penyakit yang diakibatkan oleh stress dan pertambahan usia Berdasarkan pertanyaan jumlah responden yang paling banyak menjawab semua pilihan jawaban yaitu sebanyak 51 orang (39,2%). Sedangkan hanya 1 orang yang menjawab tidak tahu (8%).

49 c. Pertanyaan 3 Pertanyaan Apakah yang disebut dengan hipertensi? Salah (120/80 mmhg) Kurang (130/85 mmhg) Benar ( 140/90 mmhg) N % n % N % 29 22,3 3 2,3 98 75,4 Tabel 5.7. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan ketiga. Responden yang menjawab benar merupakan jumlah terbanyak yaitu 98 orang (75,4%). Sedangkan yang paling sedikit menjawab kurang yaitu 3 orang (2,3%). d. Pertanyaan 4 Pertanyaan Apa yang termasuk gejala/tanda-tanda hipertensi? Tidak Tahu 2 pilihan jawaban 3-5 pilihan jawaban 6 pilihan jawaban N % N % n % n % 0 0 17 13,1 97 74,6 16 12,3 Tabel 5.8. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan keempat. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Sakit kepala Pandangan berkunang-kunang Gampang capek Telinga berdengung Pening Mual Sering buang air kecil

50 Berdebar-debar (perasaan tidak tenang) Dapat kita lihat dari tabel di atas, responden terbanyak menjawab 3-5 pilihan jawab sebanyak 97 orang (74,6%). Sedangkan yang menjawab 6 pilihan jawaban hanya sebanyak 16 orang (12,3%). e. Pertanyaan 5 Pertanyaan Yang menyebabkan terjadinya hipertensi? Tidak Tahu 1 dari 3 pilihan jawaban 2 dari 3 pilihan jawaban Semua pilihan jawaban N % N % n % n % 2 1,5 18 13,8 26 20 84 64,6 Tabel 5.9. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan kelima. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Penyakit ginjal Obat-obatan Kehamilan Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak menjawab semua pilihan jawaban yaitu 84 orang (64,6%), dan yang menjawab tidak tahu ada sebanyak 2 orang (1,5%).

51 f. Pertanyaan 6 Pertanyaan Apakah faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi? Tidak Tahu 3 dari 10 pilihan jawaban 4-6 dari 10 pilihan jawaban 7 dari 10 pilihan jawaban N % n % n % N % 0 0 7 5,4 18 13,8 105 80,8 Tabel 5.10. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan keenam. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Keturunan Umur tua Kurang olahraga Kegemukan Makan makanan dengan kadar garam yang tinggi Merokok Stress Kolesterol tinggi Banyak minum kopi atau minuman yang mengandung kafein Menggunakan obat-obatan yang tidak sesuai anjuran dokter Dilihat dari tabel di atas, kebanyakan mahasiswa menjawab dengan 7 dari 10 pilihan jawaban sebanyak 105 orang (80,8%). Sedangkan responden yang paling sedikit menjawab 3 dari 10 pilihan jawaban, yaitu sebanyak 7 orang saja (5,4%).

52 g. Pertanyaan 7 Pertanyaan Tidak Tahu Tidak Ya N % n % n % Apakah hipertensi dapat dicegah dengan tidak merokok dan tidak minum alkohol? 21 16,2 1 0,8 108 83,1 Tabel 5.11. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan ketujuh. Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak menjawab benar yaitu 108 orang (83,1%). Sedangkan yang menjawab tidak tahu ada sebanyak 21 orang (16,2) dan yang menjawab salah ada 1 orang (0,8%). h. Pertanyaan 8 Pertanyaan Olahraga apakah yang baik untuk pasien hipertensi? Tidak Tahu 1 dari 3 pilihan jawaban 2 dari 3 pilihan jawaban Semua pilihan jawaban N % N % n % n % 0 0 53 40,8 46 35,4 31 23,8 Tabel 5.12. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan kedelapan. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Jalan pagi atau lari pagi Joging Olahraga lain Pada tabel di atas kita dapat melihat responden terbanyak menjawab 1 dari 3 pilihan jawaban yang ada, yaitu sebanyak 53 orang (40,8%). Hanya 31 orang (23,8%) yang memilih semua pilihan jawaban yang ada.

53 i. Pertanyaan 9 Pertanyaan Sebaiknya olahraga dilakukan berapa kali dalam seminggu? Tidak perlu < 1 kali seminggu 1-3 kali seminggu > 3 kali seminggu n % N % n % n % 1 0.8 1 0.8 88 67,7 40 30,8 Tabel 5.13. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan kesembilan. Responden yang menjawab benar berdasarkan tabel di atas hanya sebanyak 40 orang (30,8%). Sedangkan yg menjawab 1-3 kali seminggu sebanyak 88 orang (67,7%), dan masing-masing 1 orang (0,8%) untuk pilihan jawaban tidak perlu dan < 1 kali seminggu. j. Pertanyaan 10 Pertanyaan Ketika ada gejala hipertensi, apakah yang Anda lakukan? Menunggu hingga sakit tak tertahankan baru berobat ke dokter (Salah) Membeli obat sendiri di apotik (Kurang) Memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan lain (Benar) N % n % n % 39 30 1 0,8 90 69,2 Tabel 5.14. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan kesepuluh. Mayoritas responden menjawab benar sebanyak 90 orang (69,2%). Sedangkan mahasiswa yang paling sedikit menjawab kurang tepat, yaitu hanya 1 orang saya (0,8%).

54 k. Pertanyaan 11 Pertanyaan Apa yang Anda lakukan jika tekanan darah telah kembali normal? Tidak Tahu 1 dari 3 pilihan jawaban 2 dari 3 pilihan jawaban Semua pilihan jawaban N % N % n % n % 0 0 19 14,6 32 24,6 79 60,8 Tabel 5.15. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan kesebelas. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Makan makanan yang dianjurkan oleh dokter Olahraga teratur Tetap menggunakan obat dari dokter secara teratur Berdasarkan tabel di atas.mahasiswa terbanyak menjawab semua pilihan jawaban, yaitu 79 orang (60,8%). Sedangkan yang paling sedikit hanya 19 orang (14,6) untuk 1 dari 3 pilihan jawaban. l. Pertanyaan 12 Pertanyaan Kapan sajakah Anda mengukur kembali tekanan darah? Mengukur ketika ada gejala saja (Salah) Bila ada gejala dan jika keluarga ke rumah sakit atau puskesmas (Kurang) Teratur minimal satu bulan sekali dengan atau tanpa gejala (Benar) n % N % n % 43 33,1 1 0,8 86 66,2 Tabel 5.16. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan keduabelas.

55 Jumlah responden menjawab benar sebanyak 86 orang (66,2%), sedangkan yang menjawab salah 43 orang (33,1%). m. Pertanyaan 13 Pertanyaan Jika hipertensi tidak diatasi, akan menyebabkan komplikasi? Tidak Tahu 2 dari 6 pilihan jawaban 3-4 dari 6 pilihan jawaban 5 dari 6 pilihan jawaban N % N % n % n % 0 0 15 11,5 60 46,2 55 42,3 Tabel 5.17. Distribusi frekuensi jawaban dari pertanyaan ketigabelas. Keterangan jawaban (pilihan boleh lebih dari satu): Stroke Penyakit jantung Ginjal Kebutaan Gangguan pendengaran Kematian mendadak Berdasarkan tabel di atas, responden paling banyak memilih 3-4 dari 6 pilihan jawaban sebanyak 60 orang (46,2%).

56 5.2.1.2. Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden Tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi tingkat pengetahuan kurang, sedang, dan baik berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh. Tingkat Pengtahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 1 0,8 Sedang 98 75,4 Baik 31 23,8 Jumlah 130 100 Tabel 5.18. Distribusi frekuensi kategori tingkat pengetahuan responden. Dari tabel 5,18 dapat kita lihat tingkat pengetahuan responden terbanyak berada pada kategori sedang, yaitu 98 orang (75,4%). Sedangkan yang kategori tingkat pengetahuannya baik sebanyak 31 orang (23,8%). 5.2.1.3. Distribusi Frekuensi Kategori Semester Menurut Tingkat Pengetahuan Responden Kategori tingkat pengetahuan responden berdasarkan semester dibagi atas 3 tingkatan, yaitu semester 3, semester 5, dan semester 7. Semester Responden Tingkat Pengetahuan Hipertensi Kurang Sedang Baik Total N % n % n % n % Semester 3 0 0 15 11,5 2 1,5 17 13,1 Semester 5 0 0 30 23,1 2 1,5 32 24,6 Semester 7 1 0,8 53 40,8 27 20,8 81 62,3 Total 1 0,8 98 75,4 31 23,8 130 100 Tabel 5.19. Distribusi frekuensi kategori semester menurut tingkat pengetahuan responden. Berdasarkan tabel di atas, responden yang memiliki pengetahuan terbaik adalah di semester 7 sebanyak 27 orang (20,8%). Sedangkan kebanyakan

57 mahasiswa berada di kategori tingkat pengetahuan sedang dengan responden terbanyak berada di semester 7 sebanyak 53 orang (40,8%). 5.2.2. Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Tingkat tindakan penanganan hipertensi di nilai berdasarkan lembar kuesioner yang dibagikan ke responden. Setelah itu dilakukan pengolahan data di dalam program komputer. 5.2.2.1. Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi dengan Pola Diet Tindakan Penanganan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 12 9,2 Sedang 74 56,9 Baik 44 33,8 Jumlah 130 100 Tabel 5.20. Distribusi frekuensi kategori tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan pola diet. Berdasarkan tabel di atas tindakan penanganan responden yang terbanyak berada pada kategori sedang, yaitu 74 orang (56,9%). 5.2.2.2. Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi dengan Modifikasi Gaya Hidup Tindakan Penanganan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 8 6,2 Sedang 79 60,8 Baik 43 33,1 Jumlah 130 100 Tabel 5.21. Distribusi frekuensi kategori tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan modifikasi gaya hidup.

58 Tingkat tindakan penanganan hipertensi responden dengan modifikasi gaya hidup berdasarkan tabel di atas paling banyak pada kategori sedang sebanyak 79 orang (60,8%). 5.2.2.3. Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi dengan Manajemen Stress Tindakan Penanganan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 4 3,1 Sedang 42 32,3 Baik 84 64,6 Jumlah 130 100 Tabel 5.22. Distribusi frekuensi kategori tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan manajemen stress. Dilihat dari tabel di atas, responden terbanyak dinilai dari tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan manajemen stress berada pada kategori baik dengan jumlah 84 orang (64,6%). 5.2.2.4. Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi dengan Kontrol Kesehatan Tindakan Penanganan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 9 6,9 Sedang 34 26,2 Baik 87 66,9 Jumlah 130 100 Tabel 5.23. Distribusi frekuensi kategori tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan kontrol kesehatan. Tingkat tindakan penanganan hipertensi responden dengan kontrol kesehatan dinilai baik dengan jumlah responden sebanyak 87 orang (66,9%).

59 5.2.2.5. Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi dengan Pemberian Obat Tindakan Penanganan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 2 1,5 Sedang 58 44,6 Baik 70 53,8 Jumlah 130 100 Tabel 5.24. Distribusi frekuensi kategori tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan pemberian obat. Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dalam pengetahuan tindakan penanganan hipertensi dengan pemberian obat, yaitu sebanyak 70 orang (53,8%) responden. 5.2.2.6. Distribusi Frekuensi Total Kategori Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Tindakan Penanganan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 1 0,8 Sedang 46 35,4 Baik 83 63,8 Jumlah 130 100 Tabel 5.25. Distribusi frekuensi total kategori tingkat tindakan penanganan hipertensi. Berdasarkan tabel 5.25 di atas, sebagian besar responden memiliki tingkat tindakan penanganan hipertensi yang baik, yaitu sebanyak 83 orang (63,8%). Sedangkan kategori cukup sebanyak 46 orang (35,4%) dan kategori kurang hanya 1 orang (0,8%).

60 5.2.2.7. Distribusi Frekuensi Kategori Semester Menurut Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi oleh Responden Semester Responden Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Kurang Sedang Baik Total N % n % n % n % Semester 3 0 0 8 6,2 9 6,9 17 13,1 Semester 5 0 0 18 13,8 14 10,8 32 24,6 Semester 7 1 0,8 20 15,4 60 46,2 81 62,3 Total 1 0,8 46 35,4 83 63,8 130 100 Tabel 5.26. Distribusi frekuensi kategori semester menurut tingkat tindakan penanganan hipertensi oleh responden. Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa responden semester 7 memiliki tingkat pengetahuan terbaik dengan jumlah responden sebanyak 60 orang (46,2%), sedangkan responden semester 5 memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dengan responden terbanyak 18 orang (13,8%). 5.2.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Hipertensi dengan Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Tingkat Pengetahuan Hipertensi Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Kurang Sedang Baik Total N % n % n % n % Kurang 0 0 1 0,8 0 0 1 0,8 Sedang 1 0,8 40 30,8 57 43,8 98 75,4 Baik 0 0 5 3,8 26 20 31 23,8 Total 1 0,8 46 35,4 83 63,8 130 100 Tabel 5.27. Hubungan tingkat pengetahuan hipertensi dengan tingkat tindakan penanganan hipertensi.

61 Berdasarkan tabel di atas, responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 orang (23,8), dengan tindakan penanganan yang baik sebanyak 26 orang (20%), dan tindakan penanganan cukup sebanyak 5 orang (3,8%). Sedangkan untuk responden dengan tingkat pengetahuan cukup ada sebanyak 98 orang (75,4), dengan tindakan penanganan yang baik sebanyak 57 orang (43,8%), tindakan penanganan yang cukup sebanyak 40 orang (30,8%), dan hanya ada 1 orang (0,8%) dengan tindakan penanganan yang buruk. Untuk responden dengan tingkat pengetahuan yang buruk hanya ada 1 orang (0,8%) dengan tindakan penanganan yang cukup. Tingkat Pengetahuan Hipertensi Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Tingkat Pengetahuan Hipertensi Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Pearson Correlation 1 0,249 Sig. (2-tailed) 0,004 N 130 130 Pearson Correlation 0,249 1 Sig. (2-tailed) 0,004 N 130 130 Tabel 5.28. Uji korelasi Pearson tingkat pengetahuan hipertensi dengan tingkat tindakan penanganan hipertensi. Untuk mencari hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat tindakan penanganan hipertensi digunakan uji korelasi Pearson, dengan nilai p value yang diharapkan <0,05 (5%). 27 Berdasarkan tabel di atas didapatkan adanya hubungan dengan nilai p value sebesar 0,004. 5.3. Pembahasan 5.3.1. Analisis Karakteristik Responden Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan tingkat semester, usia awal keluarga terkena hipertensi,

62 jenis kelamin keluarga responden, dan tingkatan hipertensi yang diderita oleh keluarga responden. Berdasarkan karakteristik tingkatan semester responden didapatkan 130 responden yang berasal dari semester 3 sebanyak 17 orang, semester 5 sebanyak 32 orang, dan semester 7 sebanyak 81 orang. Total mahasiswa FK USU pada tahun 2016 berdasarkan semester tersebut adalah 944 mahasiswa, dimana jumlah ini terbagi dalam tiga semester, yaitu semester 3 sebanyak 209 mahasiswa, semester 5 sebanyak 264 mahasiswa, dan semester 7 sebanyak 471. Maka terdapat sekitar 130 orang (13,7%) mahasiswa FK USU yang berisiko terkena penyakit hipertensi secara genetik dari jumlah keseluruhan mahasiswa. Dimana untuk semester 3 terdapat sekitar 17 orang (8,1%) dari 209 mahasiswa, pada semester 5 terdapat sekitar 32 orang (12,1%) dari 264 mahasiswa dan pada semester 7 terdapat sekitar 81 orang (17,1%) dari 471 mahasiswa. Jadi persentase terbesar berada pada mahasiswa semester 7. Berdasarkan karakteristik usia keluarga responden, persentase terbesar usia awal terjadinya hipertensi berada di rentang 36-45 tahun atau pada kategori dewasa akhir sebanyak 63 orang (48,5%). Sedangkan yang terendah berada di kategori remaja akhir dan lansia akhir dengan masing-masing berjumlah 1 orang (0,8%). Berdasarkan literatur, usia awal terjadinya hipertensi untuk laki-laki berada di usia < 55 tahun dan perempuan < 65 tahun. 3 Berdasarkan data analisis di atas, kebanyakan penderita hipertensi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 73 orang (56,2%) dan perempuan hanya sebanyak 57 orang (43,8%). Namun, berdasarkan data Departemen Kesehatan RI, kebanyakan kejadian hipertensi di derita oleh perempuan dibandingkan laki-laki pada tahun 2007 maupun tahun 2013. 6 Pada kasus laki-laki hipertensi lebih berhubungan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang meningkat, riwayat stroke dan penyakit jantung. Sedangkan pada wanita berhubungan dengan peningkatan usia, peningkatan indeks massa tubuh (IMT), dan riwayat diabetes. 30 Berdasarkan analisa data pada keluarga responden, keluarga responden kebanyakan menderita hipertensi derajat 1, yaitu sebanyak 66 orang (50,8%). Dari hasil wawancara dengan beberapa orang responden, hal ini berhubungan dengan

63 tingkat pengetahuan responden terhadap tindakan penanganan hipertensi yang cukup tinggi, yaitu 83 orang (63,8%) sehingga tekanan darah masih bisa dikontrol dan menghindari terjadinya peningkatan tekanan darah menjadi hipertensi derajat 2. 5.3.2. Tingkat Pengetahuan Hipertensi Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan what. 25 Tingkat pengetahuan hipertensi dinilai berdasarkan lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden, dimana terdapat 13 butir pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, sehingga mampu mewakili tingkat pengetahuan responden terhadap hipertensi. Pada pertanyaan pertama, seluruh responden pernah mendengar informasi mengenai hipertensi sebanyak 130 orang (100%). Hal ini dikarenakan responden merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU, dimana kasus hipertensi adalah penyakit yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer, dengan prevalensi sebesar 25,8%. 3 Sebanyak 51 orang (39,2%) responden mengetahui bahwa penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit keturunan yang tidak menular dan bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak teratur, stres, dan penambahan usia. 6,10 Pada tabel 5.7 sebanyak 98 orang (75,4%) responden mengetahui bahwa yang dimaksud dengan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistol 140 mmhg atau tekanan darah diastol 90 mmhg. 12 Pada pertanyaan keempat, tentang gejala dan tanda-tanda dari hipertensi, seperti sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, gampang capek, telinga berdengung, pening, mual, sering buang air kecil, dan berdebar-debar, 28 kebanyakan responden menjawab cukup dengan jumlah 97 orang (74,6%) dan hanya 16 orang (12,3%) yang menjawab benar. Pada pertanyaan penyebab terjadinya hipertensi seperti penyakit ginjal, obat-obatan dan kehamilan, 28 sebanyak 84 responden (64,6%) menjawab benar. Pada pengetahuan faktor risiko hipertensi, seperti keturunan, usia tua, kurang olahraga, kegemukan, makan makanan dengan kadar garam tinggi,

64 merokok, stress, kolesterol tinggi, minum kopi, dan obat-obatan, 6,10 sebanyak 105 responden (80,8%) menjawab benar. Salah satu pencegahan hipertensi adalah dengan tidak merokok dan minum alkohol, 3,28 berdasarkan pengetahuan ini responden terbanyak menjawab benar sebanyak 108 orang (83,1%). Olahraga yang baik adalah jenis olahraga jalan pagi ataupun lari pagi (jogging) dan bisa juga jenis olahraga lain. 28 Berdasarkan pengetahuan tersebut kebanyakan responden berada pada kategori kurang sebanyak 53 orang (40,8%), dan hanya sekitar 31 orang (23,8%) yang menjawab benar. Olahraga sebaiknya dilakukan rutin minimal 3 hari atau 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit/hari. 3 Dari tabel 5.13, kebanyakan responden menjawab cukup 1-3 kali seminggu, yaitu 88 orang (67,7%) dan yang menjawab benar hanya 40 orang (30,8%). Ketika muncul gejala hipertensi 90 orang (69,2%) responden menjawab benar dengan memeriksakan diri langsung ke dokter / petugas kesehatan. 28 Setelah tekanan darah menjadi normal, responden bisa meminta keluarga yang menderita hipertensi untuk makan makanan yang dianjurkan dokter, olahraga teratur, dan tetap menggunakan obat dari dokter secara teratur. 28 Responden yang menyarakankan hal ini ada sebanyak 79 orang (60,8%). Untuk pengukuran kembali tekanan darah, disarankan kepada responden untuk mengukur tekanan darah keluarganya secara rutin minimal satu bulan sekali dengan adanya gejala maupun tidak adanya gejala. 28 Responden yang menjawab dengan benar sebanyak 86 orang (66,2%). Komplikasi yang timbul akibat kejadian hipertensi yang tidak terkontrol adalah penyakit stroke, penyakit jantung, ginjal, kebutaan, gangguan pendengaran, dan kematian mendadak. 20,28 Sebagian besar responden hanya menjawab cukup, dengan jumlah 60 orang (46,2%) responden. Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran dinilai sedang atau cukup, dengan jumlah responden sebanyak 98 orang (75,4%). Sedangkan yang tingkat pengetahuannya baik sebanyak 31 orang (23,8%), dan yang tingkat pengetahuanannya kurang hanya ada 1 orang (0,8%). Berdasarkan tingkatan semesternya, untuk semester 3 tingkat pengetahuan sedang sebanyak 15 orang (11,5%), dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (1,5%), dengan total responden sebanyak 17 orang (13,1%). Pada

65 semester 5, tingkat pengetahuann sedang sebanyak 30 orang (23,1%) dan tingkat pengetahuan baik hanya sebanyak 2 orang (1,5%), dengan total responden sebesar 32 orang (24,6%). Untuk semester 7, tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (0,8%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 53 orang (40,8%), dan untuk tingkat pengetahuan baik sebanyak 27 orang (20,8%), dengan total responden 81 orang (62,3%). Sehingga tingkat pengetahuan terbaik dimiliki oleh mahasiswa FK USU semester 7. 5.3.3. Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi a. Tindakan Penanganan dengan Pola Diet Berdasarkan tabel 5.20 tindakan penanganan hipertensi dengan pola diet dinilai sedang atau cukup, dimana kebanyakan responden berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 74 orang (56,9%). Sedangkan yang menjawab baik sebanyak 44 orang (33,8%). Tindakan penanganan dengan pola diet dinilai berdasarkan tindakan responden terhadap keluarganya dalam mengurangi konsumsi makanan yang asin, makanan yang berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, menganjurkan keluarganya untuk mengkonsumsi buah-buahan tinggi kalium seperti pisang, memberikan makanan kaleng ketika makan, menganjurkan keluarganya mengkonsumsi sayuran dan selalu menyediakan menu sehat pada pasien hipertensi. 29 b. Tindakan Penanganan dengan Modifikasi Gaya Hidup Responden dengan tindakan penanganan dengan modifikasi gaya hidup terbanyak berada pada kategori sedang atau cukup, yaitu berjumlah 79 orang (60,8%), sedangkan responden dengan tindakan penanganan yang baik berjumlah 43 orang (33,1%). Tindakan penanganan hipertensi dengan modifikasi gaya hidup meliputi penilaian terhadap responden dalam menganjurkan keluarganya yang terkena hipertensi untuk berolahraga secara teratur, menganjurkan keluarganya untuk berhenti merokok, menghindari minum kopi, menghindari makanan cepat saji, dan

66 menganjurkan keluarganya untuk lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan hanya duduk beristirahat dirumah. 29 c. Tindakan Penanganan dengan Manajemen Stress Tindakan penanganan hipertensi juga dapat dilakukan dengan manajemen stress oleh responden terhadap keluarganya yang terkena hipertensi. Responden terbanyak memiliki tindakan penanganan yang baik, sebanyak 84 orang (64,6%). Sedangkan untuk tindakan penanganan yang buruk hanya diperoleh 4 orang saja (3,1%). Tindakan penanganan dengan manajemen stress dinilai berdasarkan tindakan responden ketika menenangkan keluarganya disaat marah, mampu mengatasi kecemasan keluarganya yang menderita hipertensi, menganjurkan keluarganya untuk cukup istirahat, responden mampu mengatasi rasa stress keluarganya, menyuruh keluarga untuk istirahat jika merasa lelah dan pusing, responden juga diharapkan mampu membantu pasien dalam memecahkan masalahnya, dan menganjurkan pasien untuk relaksasi seperti menenangkan diri. 29 d. Tindakan Penanganan dengan Kontrol Kesehatan Dari analisis tabel 5.23, didapatkan tingkat tindakan penanganan hipertensi dengan kontrol kesehatan pada sebagian besar responden dinilai baik, dengan jumalah responden sebanyak 87 orang (66,9%). Hal ini menunjukkan bahwa responden membantu keluarganya dalam mengontrol kesehatan keluarganya terutama untuk kontrol tekanan darahnya. Hal yang dinilai pada tindakan penanganan dengan kontrol kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah yang rutin dilakukan responden, responden memperhatikan tanda-tanda gangguan hipertensi pada pasien, menganjurkan pasien minum obat secara teratur, menganjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke dokter, responden ikut mengantarkan pasien untuk berobat ke dokter atau pelayanan kesehatan primer. 29

67 e. Tindakan Penanganan dengan Obat Tindakan penanganan hipertensi dengan obat dilakukan oleh responden terhadap pasien dan dinilai berdasarkan kuesioner yang diberikan, dimana tindakan responden terbanyak dinilai baik dengan total 70 orang (53,8%) dan hanya terdapat 2 orang (1,5%) dengan tindakan yang dinilai buruk. Hal ini dinilai berdasarkan tindakan responden dalam memaksa pasien untuk selalu meminum obat, mengawasi pasien saat meminum obat, mengetahui efek samping dari obat yang diberikan kepada pasien, menganjurkan pasien untuk menjalani terapi obat tekanan darah tinggi, rutin memeriksa tekanan darah pasien selama pengobatan, memberikan obat secara teratur kepada pasien, dan mnganjurkan pasien untuk berobat ke pelayanan kesehatan primer. f. Tingkat tindakan Penanganan Hipertensi Berdasarkan Semester Responden Berdasarkan hasil analisa di atas, dapat kita simpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap tindakan penanganan pasien hipertensi dinilai baik, dengan jumlah responden yang dinilai baik sebanyak 83 orang (63,8%), sedangkan responden yang dinilai sedang atau cukup sebanyak 46 orang (35,4%), dan untuk responden yang dinilai buruk atau kurang hanya sebanyak 1 orang (0,8%). Tingkat tindakan penanganan hipertensi jika diklasifikasikan berdasarkan tingkat semester responden, didapatkan responden terbaik berada di semester 7, dengan jumlah responden yang dinilai baik sebanyak 60 orang (46,2%), responden yang dinilai cukup atau sedang sebanyak 20 orang (15,4%), dan responden yang dinilai buruk atau kurang hanya 1 orang (0,8%). Untuk semester 5, responden yang dinilai baik sebanyak 14 orang (10,8%), sedangkan responden yang dinilai sedang atau cukup sebanyak 18 orang (13,8%), dan tidak ada responden yang dinilai buruk atau kurang. Sedangkan untuk semester 3, responden yang tindakan penanganannya dinilai baik sebanyak 9 orang (6,9%), dan responden yang dinilai sedang atau cukup sebanyak 8 orang (6,2%), dengan total responden dapat dilihat pada tabel 5.26.

68 5.3.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Hipertensi dengan Tingkat Tindakan Penanganan Hipertensi Berdasarkan tabel 5.27, responden yang memiliki tingkat pengetahuan hipertensi baik dan juga memiliki tindakan penanganan hipertensi yang baik hanya sebanyak 26 orang (20%) dari jumlah responden yang diteliti. Hasil uji statistik dengan nonparametric test menunjukkan data berdistribusi normal, sehingga uji korelasi yang dapat digunakan adalah uji korelasi Pearson. 27 Pada uji ini didapatkan adanya hubungan antara dua variabel jika nilai p value < 0,05. Setelah melakukan analisa dengan aplikasi spss didapatkan nilai p value sebesar 0,004, sehingga adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan hipertensi dengan tingkat tindakan penanganan hipertensi, walaupun dengan korelasi yang lemah (0,249). 27 Sehingga mahasiswa Fakultas Kedokteran dinilai mampu menerapkan ilmu yang didapatkan diperkuliahan kepada keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki pengetahuan yang cukup atau sedang tentang penyakit hipertensi dengan jumlah responden sebanyak 98 orang (75,4%) dari 130 orang responden. Namun memiliki tindakan yang baik dalam penanganan penyakit hipertensi terhadap keluarganya, dengan jumlah responden sebanyak 83 orang (63,8%) dari total 130 orang responden. Jumlah mahasiswa FK USU yang memiliki faktor risiko terkena hipertensi karena adanya riwayat keluarga sebanyak 130 orang (13,7%) dari total 944 mahasiswa. Terbagi atas 17 orang (1,8%) merupakan semester 3, 32 orang (3,3%) merupakan semester 5, dan semester 7 sebanyak 81 orang (8,5%). Mahasiswa yang mengerti dengan baik mengenai hipertensi hanya sebanyak 31 orang (23,8%). Sedangkan yang mampu menangani pasien dengan baik sebanyak 83 orang (63,8%). Hasil perbandingan tingkat pengetahuan dan tindakan penanganan hipertensi antara semester 3, semester 5 dan semester 7, dapat disimpulkan bahwa semester 7 memiliki tingkat pengetahuan (20,8%) dan tindakan penanganan (46,2%) yang lebih baik, diikuti semester 5 (1,5% dan 10,8%), lalu semester 3 (1,5% dan 6,9%). Rata-rata usia awal terjadinya hipertensi berada pada rentang usia 36-45 tahun dengan responden berjumlah 63 orang (48,5%). Jenis kelamin yang paling banyak terkena hipertensi adalah laki-laki yaitu sebanyak 73 orang (56,2%) danperempuan hanya sebanyak 57 orang (43,8%). 6.2. Saran Selama proses pelaksanaan penelitian ini hingga selesai, peneliti sadar bahwa masih banyaknya kekurangan dalam melakukan penelitian ini, bisa berupa proses maupun isi dari penelitian ini sendiri. Untuk itu terdapat beberapa saran yang 69

70 diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Saran tersebut yaitu: a. Masukan kepada Fakultas Kedokteran, yaitu diharapkan adanya program Keluarga Binaan maupun Desa Binaan yang dibimbing langsung oleh dosen, dimana terbagi dalam kelompok-kelompok kecil mahasiswa, yang bertujuan agar mahasiswa FK USU terlatih untuk menangani pasien secara langsung, guna meningkatkan pengetahuan, jiwa sosial, kemampuan klinis, dan kualitas diri dalam melakukan penanganan terhadap pasien langsung. b. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran diharapkan mampu lebih aktif dalam mengembangkan diri. Tidak hanya melalui program perkuliahan selama dikampus saja, namun ikut serta dalam kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat yang turun langsung dalam menangani bahkan memberikan edukasi kepada pasien, guna meningkatkan kualitas diri dalam bersosial, mengembangkan pengetahuan, dan juga kemampuan klinis yang sudah kita terima selama proses perkuliahan. c. Bagi peneliti lain jika ingin meneliti tingkat pengetahun dan tindakan penanganan terhadap pasien harus lebih aktif dalam mencari sampel penelitian, dan mencari literatur terlebih dahulu, terutama untuk lembar kuesioner yang nantinya akan menjadi instrumen pada penelitian harus sudah diuji validitas dan reliabilitasnya agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pengolahan data.