BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi dan melakukan perubahan-perubahan mengikuti dinamika pergerakan permintaan pasar guna mempertahankan eksistensi di dunia bisnis. Oleh karena itu, kunci untuk dapat mempertahankan eksistensinya sangat ditentukan dari strategi yang digunakan. Strategi tersebut merupakan indikator terpenting dalam menilai keberhasilan suatu usaha. Dalam rangka memenangkan persaingan bisnis, suatu lembaga atau organisasi akan berupaya menyusun strategi-strategi bisnis terbaik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu manajemen strategi harus dilaksanakan dengan baik dan komprehensif. Dan agar suatu organisasi bisa fokus terhadap strategi Robert Kaplan dan David Norton (2001) memiliki lima yaitu: menerjemahkan strategi dalam bentuk operasional, menyelaraskan organisasi dengan strategi, menjadikan strategi sebagai pekerjaan rutin pegawai, menjadikan strategi sebagai sebuah proses yang berkesinambungan, memobilisasi perubahan melalui kepemimpinan eksekutif. Manajemen strategi yang terlaksana dengan baik, akan dapat membawa perusahaan ke masa depan yang lebih baik dan terarah. Lembaga atau organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif sebagai suatu ciri yang digunakan dalam persaingan bisnis. Keunggulan kompetitif ini akan bersinergi dengan strategi 1
2 sehingga dapat menjadi kekuatan organisasi dalam bersaing. Agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis, diperlukan pengukuran kinerja yang baik dan andal sebagai alat ukur berhasil tidaknya suatu strategi yang telah ditetapkan. Pengukuran tersebut sebaiknya tidak hanya menitik beratkan kepada ukuran keuangan saja melainkan dari segi non keuangan juga harus di perhatikan dan di evaluasi. Sebelum adanya teori balanced scorecard yang berkembang, Sebagian besar baik organisasi maupun perusahaan dalam melakukan pengukuran kinerja menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional. Sistem pengukuran kinerja tradisional adalah pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada sudut pandang keuangan. Hal ini senada seperti yang diungkapkan oleh Wardhani (2001:20) sistem pengukuran kinerja dalam manajemen tradisional ditekankan pada aspek keuangan, karena ukuran keuangan mudah dilakukan sehingga kinerja personal yang di ukur hanya berkaitan dengan aspek keuangan. Sistem ini merupakan salah satu cara yang digunakan para manajemen tradisonal, mereka beranggapan bahwa apabila manajer dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi organisasi atau perusahaan, maka akan di nilai berhasil dan sebaliknya. Penilaian dengan cara demikian akan dapat tidaklah tepat karena hanya memperhitungkan jangka pendek. Manajer akan dapat melakukan berbagai upaya dalam rangka memperoleh keuntungan jangka pendek dan dalam pengambilan keputusan tidak mempertimbangkan dampaknya pada jangka panjang. Hal-hal demikian rawan terjadi tindak kecurangan yang di lakukan oleh pihak manajemen. Sistem pengukuran kinerja tradisional tidak dapat
3 menghubungkan atau menjelaskan strategi jangka panjang karena sistem ini hanya menjelaskan peristiwa masa lalu berdasarkan angka-angka keuangan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja dapat dilakukan dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang keuangan dan non keuangan meliputi kepuasan pelanggan, produktivitas karyawan dan proses adaptasi bisnis. Pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan harus dapat di laksanakan secara seimbang. Karena pengukuran kinerja yang seimbang dapat menghasilkan evaluasi kinerja keseluruhan yang efektif. Untuk memperbaiki sistem penilaian kinerja diciptakan sebuah model sistem pengukuran yang mengukur kinerja keuangan dan non keuangan yaitu konsep balance scorecard (BSC). Menurut Mulyadi (2001:1) bahwa balanced scorecard merupakan seperangkat peralatan manajemen yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan yang mencakup empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian dapat dikatakan penerapan konsep pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan karena meliputi segala aspek. Berdasarkan pengamatan peneliti perusahaan yang mengimplementasikan balanced scorecard secara komperhensif, menunjukkan adanya perbaikan kinerja dari tahun ke tahun. Balanced scorecard dapat membantu organisasi untuk menterjemahkan visi dan strategi dalam aktivitas untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non finansial yang mempunyai hubungan sebab akibat. Sehingga karyawan di dalam organisasi memahami bahwa segala
4 aktivitas yang di lakukan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian visi dan misi organisasi. Dengan kata lain balanced scorecard dapat menterjemahkan tugas dan fungsi kepada karyawan, manajer, maupun direktur untuk dapat bekerjasama membangun organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Balanced scorecard sangat tepat di terapkan oleh organisasi nirlaba, karena pengukuran kinerja tidak tidak hanya berpusat pada keuangan melainkan aspek non keuangan juga menjadi aspek terpenting. Perbedaan organisasi laba dengan organisasi nirlaba adalah jika organisasi laba tujuan utamanya adalah mencari keuntungan sedangkan organisasi nirlaba tujuan utamanya adalah pertanggungjawaban keuangan melalui penggunaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam melayani masyarakat. Rumah sakit adalah salah satu organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang jasa kesehatan dan merupakan salah satu sarana yang di gunakan masyarakat untuk mempercepat proses pengobatan dan konsultasi kesehatan. Jenis kegiatan usaha yang dilakukan bersifat sosial dan ekonomi dengan memberikan pelayanan jasa kesehatan terbaik kepada masyarakat. Di Surabaya banyak berdiri rumah sakit swasta maupun pemerintah. Setiap rumah sakit mempunyai strategi untuk menarik daya minat dan kepercayaan masyarakat. Masyarakat pada saat ini semakin pintar dan cermat dalam memilih rumah sakit yang di percaya. Biaya bukan menjadi kendala utama karena di era globalisasi saat ini sudah banyak lembaga penjamin asuransi kesehatan yang cukup terjangkau dari kalangan bawah, menengah sampai kalangan atas. Kebanyakan mereka lebih mempertimbangkan upaya kesembuhan dan pelayanan dari rumah sakit tersebut.
5 Kesuksesan sebuah rumah sakit dapat dinilai dari kualitas pelayanan dan tindakan pengobatan yang di lakukan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan bagi yang menggunakan jasa pelayanan tersebut. Untuk itu penilaian kinerja menjadi sebuah aktivitas wajib bagi rumah sakit. Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah di Surabaya. Dilematis akan status sebagai organisasi nirlaba sering terjadi yaitu mempertahankan misi sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat dan faktor ekonomi sebagai tanggung jawab kepada instansi pemerintah. Melaksanakan kedua hal ini tidaklah mudah bagi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dan menjadi sebuah tantangan untuk menghadapi persaingan yang begitu ketat. Meskipun Rumah Sakit Umum Haji Surabaya memiliki status sebagai rumah sakit pemerintah yang banyak orang beranggapan bahwa tarif lebih murah karena ada subsidi dan tempat yang strategis, rumah sakit Haji harus tetap menjaga kualitas penanganan terhadap pasien. Untuk itu diperlukan strategi khusus agar Rumah Sakit Umum Haji Surabaya tetap survive dan menjaga eksistensinya agar tidak kalah bersaing dengan rumah sakit lainnya. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menerapkan pengukuran kinerja Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dengan elemen-elemen balanced scorecard melalui empat aspek yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan berdasarkan visi, misi yang di telah di tetapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Mengingat pentingnya pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan, maka peneliti tertarik untuk
6 mengambil penelitian tentang Pengukuran Kinerja Organisasi Nirlaba Dari Perspektif Balanced Scorecard Pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagimana kinerja organisasi nirlaba jika di ukur dari perspektif balanced scorecard pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya? 2. Apa manfaat yang diperoleh Rumah Sakit Umum Haji Surabaya jika menggunakan balance scorecard dalam pengukuran kinerja? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kinerja organisasi nirlaba jika di ukur dari perspektif balanced scorecard pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 2. Untuk mengetahui manfaat yang akan diperoleh Rumah Sakit Umum Haji Surabaya jika menggunakan balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain: a. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan, pengukuran dan evaluasi kinerja rumah sakit serta dapat digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan yang berlaku.
7 b. Kontribusi Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat sebagai referensi yang dapat dijadikan dasar bahan kajian bagi para peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian selanjutnya dengan menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini. c. Kontribusi Kebijakan Bagi instansi pemerintah yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas penunjang pelayanan dan mendukung program kesehatan yang di selenggarakan oleh badan penyelenggara kesehatan lainnya baik swasta maupun milik pemerintah. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti tujuannya adalah agar ruang lingkup penelitian fokus pada permasalahan utama dan tidak melebar, menghindari kesalahan penafsiran dan penyimpangan dari pokok permasalahan demi tercapainya tujuan penelitian. Ruang lingkup penelitian ini merupakan pembahasan mengenai pengukuran kinerja organisasi nirlaba dari perspektif balanced scorecard pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.