UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Sri Irawati Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP UNIB

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNEMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Oleh :Agusminarti D 1), Elfis 1} 1} Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Ega Gradini 1. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia Hydrogen Vol. 2 No.1, ISSN

ABSTRAK. Kata kunci: PTK, Team Game Tournamen (TGT), Media Gambar Cetak, Hasil Belajar, Geografi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Oleh: Naftalia Palimbong Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Model Pembelajaran, TGT, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

Rosnah Tenaga Edukatif pada SD Muhammadiyah 2 Parepare ABSTRACT

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DAN PENILAIAN PORTOFOLIO

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

I. PENDAHULUAN. dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Geografi XI IPS 1 di. SMA N 1 Pleret, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Tugiyati* ) SMAN 1 Karangrayung. Abstrak

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4. Kesimpulan dan Saran. Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

OLEH ELLA CHINTYA PIARUCCI A1C110009

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (Action Research), di kelas III SMA Srijaya Negara Palembang yang berjumlah 44 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Team Games Tournaments. Adapun indikator keberhasilan adalah ketuntasan hasil belajar siswa. Penelitian ini dianggap berhasil meningkatkan hasil belajar siswa jika 85% siswa mendapatkan nilai di atas 65. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Pada siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 65,91%. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 97,73%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Team games Tournaments dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas III SMA Srijaya Negara palembang. Kata kunci: PTK, Action Research, Team Games Tournaments, Hasil belajar. PENDAHULUAN Mata pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang cenderung kurang diminati oleh siswa. Kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran biologi merupakan pelajaran yang menantang siswa untuk mengingat banyak hal karena terkait dengan kemampuan menghafal siswa. Selain itu cara pembelajaran yang ada juga sangat berpengaruh pada minat siswa dalam mengikuti pelajaran biologi, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Selama ini pembelajaran Biologi di SMA Srijaya Negara palembang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan konvensional dan pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah secara klasikal, sehingga pembelajaran terkesan abstrak dan monoton. Pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas III SMA Srijaya Negara, ternyata tingkat partisipasi dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran biologi sangat rendah. Pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga guru menjadi penentu dalam arah pembelajaran. Hampir tidak pernah terjadi interaksi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa itu sendiri. Siswa tidak suka bertanya tentang konsep yang sedang dibelajarkan walaupun mereka kelihatan tidak memahami konsep tersebut. Siswa juga tidak suka berdiskusi dan dalam memecahkan permasalahan, mereka cenderung belajar secara individual. Siswa juga terlihat tidak semangat belajar, dan tegang ketika diberi pertanyaan oleh guru karena mereka tidak siap. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa, ternyata dengan pendekatan pembelajaran seperti itu hasil belajar siswa dirasakan belum maksimal. Hal ini nampak pada pencapaian nilai akhir siswa. Dalam satu semester terakhir siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar lebih rendah dari 50%. Rendahnya hasil belajar siswa ini, menjadi indikasi bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Untuk memperbaiki hal-hal tersebut di atas, perlu diterapkan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih komprehensif, yang menuntut siswa lebih aktif dalam belajar. Guru diharapkan 28

mampu menggunakan suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan suasana yang lebih rileks. Salah satu model pembelajaran yang penulis anggap memenuhi tuntutan tersebut adalah Team Games Tournaments. Tehnik ini akan memunculkan adanya kelompok dan kerjasama dalam belajar, disamping itu juga ada persaingan individu dalam kelompok maupun antar kelompok itu sendiri. Adanya penghargaan terhadap kelompok yang berprestasi, dapat memotivasi kelompok tersebut untuk mempertahankan prestasinya, sedangkan yang tidak mendapatkan penghargaan akan termotivasi untuk mendapat penghargaan pada pembelajaran berikutnya. Diharapkan dengan menerapkan model Team Games Tournaments, dapat mendorong siswa lebih aktif dalam belajar, berinteraksi dengan yang lain, berminat terhadap pelajaran biologi, yang pada gilirannya akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran biologi itu sendiri, dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sabjek Penelitian adalah siswa kelas III IPA.3 SMA Srijaya Negara Palembang dengan jumlah siswa 44 orang, terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Dalam pelaksanaan PTK, peneliti berkolaborasi dengan guru biologi SMA Srijaya Negara Palembang. Penelitian disusun dalam satuan siklus yang setiap siklusnya meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan (3) obsersvasi, dan refleksi hasil analisis. Dalam tahap perencanaan tindakan, dilakukan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran Biologi selama ini. Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan siswa, tukar pikiran dengan kolaborator maka faktor utama yang dirasakan sebagai penyebab kurangnya minat atau aktivitas siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa adalah guru kurang menerapkan pembelajaran yang variatif dan menarik serta melibatkan aktivitas maupun tanggung jawab siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Purwantoro (1977) minat merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan kegiatan untuk tujuan yang diharapkan, karena minat merupakan ungkapan rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Beberapa pendapat tentang kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran biologi adalah guru kurang melaksanakan variasi dalam proses pembelajaran, sikap guru tidak bersahabat, keterbatasan sarana pembelajaran, kemampuan siswa rendah, sebagian besar siswa beranggapan biologi sebagai pelajaran hafalan, siswa tidak dilibatkan secara aktif. Karena itu perlu suatu usaha peningkatan minat dan aktivitas siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa, dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Action research). Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran pada TGT siswa di bagi dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Selanjutnya guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan Lembar Kerja Siswa pada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan 29

dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skorskor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa kartu dengan mencantumkan predikat tertentu. Secara garis besar Slavin (1995), mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok (team recognition). Dalam setiap pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, baik tentang kemampuan guru dalam mengajar ataupun partisipasi aktif siswa dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar, dilakukan penilaian terhadap siswa seperti menilai kerjasama dalam kelompok, interaksi, lembar kerja, dan tes tertulis. Tes tertulis diadakan 2 (dua) kali selama masa kegiatan. Selanjutnya peneliti menganalisis dan membandingkan nilai hasil tes yang diperoleh setiap siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi untuk melihat kesesuaian antara rencana tindakan dengan pelaksanaannya. Hal-hal yang menjadi kendala dan temuan-temuan penting dicatat sebagai masukan dalam memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Pada akhir setiap siklus dilakukan refleksi untuk menganalisis capaian penelitian dan kelemahan-kelemahan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki proses tindakan pada siklus berikutnya. Kegiatan dianggap berhasil apabila ketuntasan belajar telah tercapai dengan indikator 85% siswa mencapai ketuntasan belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Hasil pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan Team Games Tournaments pada siklus I ditampilkan pada tabel 1. Data tersebut menunjukan tentang hasil belajar yang dicapai selama Team Games Tournaments dilaksanakan. Tabel 1. Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Rentang Nilai Sebelum Tindakan Setelah Tindakan Siklus I Siswa frekuensi % frekuensi % 8,5-10 1 2,27 6 13,64 7,5-8,4 3 6.82 3 6,82 6,5-7,4 17 38,64 20 45,45 5,5-6,4 22 50 15 34.09 0-5,4 1 2,27-0 JUMLAH 44 100 44 100 % ketuntasan 47,73 65,91 30

Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa hasil belajar sudah menunjukan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Namun demikian masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 15 orang (34,09%). Hasil ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan belum mencapai target keberhasilan. Dengan demikian, perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II. Refleksi Siklus I Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan minat siswa selama siklus I, terdapat beberapa masalah dalam menerapkan model pembelajaran Team Games Tournaments. Pada saat diskusi kelompok semua berjalan meskipun belum begitu maksimal, hanya sebagian siswa aktif berdiskusi. Hal ini dilihat dari rendahnya nilai keaktifan siswa yaitu hanya 54,8%. Ketika memasuki games kelas kembali mengalami hambatan karena siswa merasa bingung dengan perubahan suasana belajar. Untuk mengatasi masalah ini maka guru memberikan pengarahan kembali mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan. Guru kembali mengulang bagaimana cara games yang akan diberikan, dan penekanan tujuan pembelajaran. Penekanan tujuan pembelajaran ini bertujuan agar perhatian siswa lebih terfokus pada sasaran yang ingin di capai pada akhir pembelajaran. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2002), bahwa penyampaian tujuan pembelajaran akan membuat belajar lebih bermakna sehingga tujuan dapat tercapai. Penjelasan ulang tersebut menyebabkan waktu belajar menjadi lebih lama dan tidak tepat waktu. Guna mengatasi masalah efisiensi waktu ini, guru harus berusaha meningkatkan keberanian siswa yang kurang aktif untuk bergantian mewakili kelompoknya menjawab pertanyaan setelah berdiskusi, memberikan motivasi pada siswa yang sering mengobrol agar dapat beraktivitas maksimal pada pembelajaran berikutnya. Pergantian anggota kelompok juga perlu dilakukan karena menurut Djajadsastra (1982) dalam Surysubroto (1997) pertukaran anggota kelompok akan membuat siswa mengalami suasana bekerja secara bersama-sama dengan teman sekelasnya sehingga menimbulkan rasa sosial yang tinggi. Siklus II Hasil pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Team Games Tournaments pada siklus II ditampilkan pada tabel 2. Tabel 2. Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Rentang Nilai Setelah Tindakan Siklus I Setelah Tindakan Siklus II Siswa frekuensi % frekuensi % 8,5-10 6 13,64 7 15,91 7,5-8,4 3 6,82 33 75 6,5-7,4 20 45,45 3 9,09 5,5-6,4 15 34.09 1 2,27 0-5,4-0 - 0 JUMLAH 44 100 44 100 % ketuntasan 65,91 97,73 31

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 97,73% siswa mendapatkan nilai di atas 65, dan yang mendapatkan nilai di bawah 65 hanya 1 orang (2,27%). Hal ini berarti, bahwa proses pembelajaran sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni 85% siswa mendapatkan nilai di atas 65 atau mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil ini maka tindakan tidak dilanjutkan ke siklus III. Refleksi Siklus II Dari hasil tindakan dan proses pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II terlihat, bahwa indikator hasil pembelajaran telah tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Team Games Tournaments telah berhasil meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar Biologi siswa di SMA Srijaya Negara Palembang. Penelitian ini telah berhasil menciptakan suasana belajar di kelas yang lebih rileks, kondusif, dan meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Silverius,1991) bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sementara Sujana (1999) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Dengan kata lain bahwa aktivitas belajar adalah sesuatu yang sangat penting dalam pembelajaran di kelas dan telah dibuktikan dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian hasil pemberian tindakan selama dua siklus oleh peneliti dalam pembelajaran biologi di kelas III IPA.3 SMA Srijaya Negara Palembang dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Biologi. Selanjutnya disarankan agar dalam menerapkan model TGT bagi pembelajaran siswa, perlu selalu memperhatikan materi, efisiensi waktu, dan kemampuan guru dalam menjalankan TGT dikelas, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih baik. Selain itu, mungkin perlu dilakukan kombinasi model kooperatif lainnya dalam suatu pembelajaran, agar siswa tidak bosan dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sardiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slavin, R.E. 1995 Cooperative Learning. Second Edition. Boston, Allyn and Bacon Publisher 32

Sudjana, Nana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sujana. 1999. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Suryosubroto,B.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 33