BAB I PENDAHULUAN. kuat telah merdeka dari penjajahan, baik merdeka dengan berperang maupun merdeka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia memiliki cita-cita dan tujuan utama untuk

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. digencarkan Amerika Serikat. Begitupula konflik yang terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

GREATEST RAIDS. Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

Sudan masuk list negara teroris?

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Negara Jangan Cuci Tangan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kejahatan terorisme sudah menjadi fenomena internasional, melihat

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB II GAMBARAN UMUM

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

MAKALAH HAM UNTUK STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SERTA PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI

JURNAL KEBIJAKAN RUSIA TERHADAP ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS) (Russia s Policy Toward Islamic State of Iraq and Syria ) Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RUU KUHP - Draft II 2005 BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA. Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR i. DAFTAR ISI ii

BAB III KESIMPULAN. Di dalam sebuah pemberitaan terdapat sebuah proses yang mengandung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI KONTRATERORISME AMERIKA SERIKAT TERHADAP ISIS DI IRAK SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang dunia kedua telah berakhir, setiap Negara yang dijajah oleh Negara yang kuat telah merdeka dari penjajahan, baik merdeka dengan berperang maupun merdeka disebabkan oleh berakhirnya perang dunia kedua. Setiap Negara yang merdeka memperkokoh sistem keamanan Negara. Kajian keamanan tidak hanya mencakup keamanan Negara dan mempertahankan kedaulatan Negara, melainkan kesejahteraan rakyat. Aspek keamanan mencakup beberapa hal, seperti ancaman Negara dalam bidang militer, kesejahteraan dan keamanan warga Negara. Konsep keamanan merupakan perlindungan pada aspek politik, sosial ekonomi, pangan, lingkungan dan lain-lain. Salah satu kajian keamanan yang sangat perlu diperhatikan adalah tindakan kejahatan yang terjadi pada warga Negara. Tindakan kejahatan tersebut seperti terganggunya kesejahteraan warga Negara baik tindakan kekerasan fisik dan mental terhadap warga Negara yang di sebabkan oleh kelompok teroris. Terorisme sudah ada sejak beberapa abad lalu dan sering sekali dikaitkan dengan agama. Contohnya orang-orang zelot, kaum yahudi yang menentang pendudukan roma atas palestina pada abad pertama masehi, yang membunuh orang-orang roma (Richard. 2012; 396). 1

2 Membicarakan kelompok teroris tidak asing lagi didengar di setiap Negara, karena hampir setiap Negara memiliki kelompok teroris, baik Negara yang maju, Negara berkembang dan Negara yang keterbelakangan, salah satu di kawasan asia seperti Indonesia terdapat kelompok teroris yang berhasil mengebom bali pada tanggal 12 Oktober 2002, Filiphina memiliki kelompok teroris seperti abu sayap yang pada tahun 2016 lalu kapal Indonesia di bajak oleh kelompok tersebut, di Libya terjadi pemboman pesawat Pan Am nomor penerbangan 103 di atas Lockerbie Skotlandia yang dibawah pimpinan Colonel Muammar Qaddafi, serta di Eropa dan Timur Tengah seperti Amerika Serikat dan Arab Saudi, serta Iran dengan kelompok Terorisnya yaitu ISIS dan di bagian kawasan Afrika Barat salah satu Negara Nigeria dengan kelompok Teroris yaitu Boko Haram. Menurut sejarah kata 'terorisme' berasal dari rezim teror atau apa yang disebu Nacos (2002) sebagai tindakan-tindakan kekerasan dari negara yang terjadi sesudah revolusi Prancis pada tahun 1790-an. Selama periode ini. terorisme diartikan sebagai hukuman mati massal bagi bangsawan dan musuh nyata atau yang diduga sebagai musuh negara. Terorisme sebagian besar dipahami sebagai kekerasan politi yang dilakukan oleh aktor non-negara, seperti kelompok atau individu independen maupun yang dibiaya Negara (Prayudi. 2009; 2). Kelompok Terorisme ini jika dilihat dari pendapat Nacos merupakan suatu tindakan-tindakan kekerasan dari negara yang dimana kekerasan tersebut dilakukan terhadap masyarakat dan terjadinya kelompok teroris ini dilakukan oleh aktor yang tidak terikat kepada pemerintahan dan kelompok teroris.kelompok ini muncul di setiap Negara disebabkan ketidak puasan atau tuntutan masyarakat terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga masyarakat membentuk suatu

3 kelompok teroris. Biasanya kelompok Teroris ini sering melakukan tindak kekerasan terhadap masyarakat, seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan dan pengeboman.hal ini yang membuat setiap negara harus menguatkan sistem keamanannya. Dalam Jurnal Pembangunan Hukum Nasional Keamanan Nasional, Pertahanan Negara, Dan Ketertiban Umum. Menurut Thomas dan Mathews, keamanan bukan hanya terbatas pada dimensi militer, seperti sering diasumsikan dalam diskusi tentang konsep keamanan, tetapi merujuk pada seluruh dimensi yang menentukan eksistensi Negara (termasuk di dalamnya) upaya memantapkan keamanan internal melalui binabangsa, ketersediaan pangan, fasilitas kesehatan, uang, dan perdagangan, maupun melalui pengembangan senjata nuklir (Kusnanto. 2003; 4). Melihat pendapat Thomas dan Mathews mengenai keamanan Negara, mereka tidak berpacu hanya kepada sistem militer saja, tetapi melainkan juga kesejahteraan masyarakat juga sangat penting dan menjadi eksistensi di setiap Negara. Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai keamanan, adapun pendapat dari Mely Caballero Anthony mengenai keamanan di bawah; Mely Caballero Anthony (2004) menyebutkan minimal ada tiga pandangan tentang keamanan.pandangan pertama adalah yang beranggapan bahwa ruang lingkup keamanan adalah lebih luas daripada semata-mata keamanan militer (military security).pandangan kedua adalah menentang perluasan ruang lingkup daripada keamanan dan lebih cenderung konsisten dengan statusquo. Pandangan ketiga tidak saja memperluas cakupan bahwa keamanan adalah lebih luas dari semata-mata ancaman militer dan ancaman Negara, namun juga berusaha untuk memperlancar proses pencapaian emansipasi manusia (human emanci- pation) (Heru. 2008; 1).

4 Pendapat Mely Caballero Anthony sangat jelas, dimana Mely Caballero Anthony berpendapat bahwa keamanan tidak hanya di bidang militer saja, tetapi juga harus memperlancar proses pencapaian emansipasi manusia. Emansipasi manusia disini adalah pembebasan manusia, baik sebagai individu maupun bagian dari kelompok. Untuk itu Negara - Negara harus memperkuat sistem keamanan negara, namun dalam hal ini masih banyak Negara - Negara yang lemah di sistem keamanan, khususnya di kawasan Afrika yaitu Negara Nigeria. Negara Nigeria adalah Negara Afrika Barat yang paling makmur, namun Negara Nigeria tersebut memiliki kondisi internal yang kurang stabil sehingga kesenjangan sosial terjadi di Negara Nigeria.Negara Nigeria juga memiliki berbagai macam segi agama. Negara Nigeria di bagian utara memiliki penduduk yang mayoritasnya beragama islam dan di sebelah selatan memiliki penduduk yang beragama Kristen dan Animis (Safira. 2016; 3). Berbicara keamanan Negara Nigeria sangat lemah, dimana dalam hal ini untuk menjamin kesejahteraan rakyat Nigeria sangatlah minim, karena warga Negara Nigeria sering mengalami kekerasan fisik, mental serta sering terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia. hal ini ditandai dengan munculanya kelompok militan Boko Haram. Menurut Forest Boko Haram berasal dari istilah di Hausa yang berarti western education is forbidden atau "pendidikan Barat dilarang" karena ingin menyelaraskan nama gerakan mereka dengan tujuan pembentukannya, melarang adanya segala doktrin atau pendidikan yang berasal dari Barat (Vinandhika. 2014; 692).

5 Melihat pendapat Forest mengenai Boko Haram bahwa kelompok Teroris ini tidak menerima budaya dan pendidikan barat masuk kedalam Negara Nigeria dan segala doktrin, hal ini dapat terlihat dari istilah Boko Haram tersebut. Dengan hal tersebut berdirilah suatu kelompok teroris Boko Haram yang menolak budaya barat masuk ke Negara Nigeria. Boko Haram didirikan pada tahun 2002, oleh Mohammed Yusuf di wilayah Utara Nigeria, yang di kemudian hari menjadi ancaman besar dan musuh bersama antara pemerintah Negara Nigeria dan pemerintah Negara - Negara lainnya (Lucky. 2015; 2). Latar belakang berdirinya Boko Haram adalah penolakannya terhadap budaya sekuler Barat, dan menginginkan syariat Islam diterapkan secara kaffah di Nigeria.Kemudianpendiri Boko Haram Mohammed Assaf dan Syekh Mohammef Yusuf mendirikan banyak masjid dan sekolah agama di Nigeria bagian utara. Dengan memanfaatkan jaringan masjid dan sekolah agamanya mirip pesantren, Yusuf menularkan pola pikirnya ke murid-muridnya mengenai penolakannya terhadap sistem sekuler buatan barat, Maka kemudian terbentuklah pola jamaah Boko Haram, yang terdiri dari orang-orangterutama kalangan mudayang taat menjalankan syariat Islam. Jamaah Boko Haram aslinya sangat tawaddu', artinya jauh dari sifat kekerasan. Kelompok pemuda yang taat dan sangat mencintai Islam itu, sangat anti terhadap Barat dan kebudayaan. Namun hal tersebut telah berubah menjadi militan pada tahun 2004. Perubahan Boko Haram menjadi kelompok militan dengan dilakukan suatu

6 gerakan sosial seperti gerakan revolusioner, gerakan reformasi, gerakan perlawanan dan gerakan ekspresif. Kelompok Boko Haram ini juga melakukan politik kekerasan seperti pembunuhan, penculikan terhadap perempuan, laki-laki, anak-anak serta pemerkosaan terhadap perempuan dan pengeboman. Dalam Surat Kabar Suara Merdeka Hal 7 Minggu, 4 Januari 2015 tindakan penculikan yang di lakukan oleh Boko Haram. Boko Haram menculik 40 anak dan pemuda pria di sebuah desa terpencil di Negara Bagian Borno, Nigeria bagian timur laut, pada malam tahun baru. Hal itu diungkapkan warga yang berhasil menyelamatkan diri. Sekelompok pria bersenjata anggota Boko Haram menyerbu Desa Malari sekitar pukul 20.00 dan menculik warga pria yang berusia 10-23 tahun. Mereka dibawa kabur ke Hutan Sambisa yang diyakini sebagai salah satu basis pertahanan kelompok militan radikal tersebut. Kejahatan penculikan Boko Haram ini sudah terjadi sejak lama, namun pada tahun 2015 lalu dalam surat kabar Suara Merdeka dapat dilihat di atas penculikan yang dilakukan oleh Boko Haram bukan sedikit hamper 40 anak dan pemuda yang akan dijadikan pasukan untuk menjadi anggota Boko Haram. Adapaun salah satu kejahatan yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram. Penyerangan terhadap pejabat pemerintah, anggota militer patroli, beberapa gereja, anggota politisi, lembaga akademis dan barak polisi.tahun 2009, kelompok Boko Haram meningkatkan aksi kekerasan, termasuk pembunuhan yang ditargetkan, bom bunuh diri dan penyanderaan, sehingga menimbulkan ancaman signifikan terhadap pemerintah dan keselamatan penduduk di Nigeria. Kekerasan yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram telah menyebabkan ribuan orang menjadi korban sipil (Levina. 2016; 5-6). Boko Haram diserbu habis-habisan oleh aparat keamanan. Militer Nigeria menyerbumarkas-markas Boko Haram, dan kemudian mengklaim telah

7 menghancurkan Boko Haram. Dalam hal ini banyak terjadi Political Violance di Negara Nigeria yang dilakukan oleh Boko Haram terhadap rakyat Nigeria. Kekerasan yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram merupakan suatu tindak kejahatan internasional, dimana dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB sudah di jelaskan di Protokol Tambahan II dalam Konvensi Jenewa 1949 pada point ketiga bahwa penduduk sipil dan orang-orang sipil perorangan (individual civilians) harus memperoleh perlindungan umum terhadap bahayabahaya yang timbul dari operasi-operasi militer, tindakan-tindakan atau ancaman-ancaman kekerasan yang tujuan utamanya adalah menyebabkan terror dikalangan penduduk sipil adalah dilarang (Safira. 2016; 7-8). Berdasarkan Konvensi Jenewa 1949 kejahatan dan tindakan Boko Haram termasuk kejahatan Internasional, dimana kejahatan Boko Haram telah sering melakukan pembunuhan massal terhadap penduduk sipil pada tahun 2007 lalu dan kekerasan itu terjadi sejak Boko Haram berubah menjadi kelompok militan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlunya suatu tindakan yang membuat pergerakanpolitical Violence yang dilakukan oleh kelompok Boko Haram di Nigeria dapat dihentikan, agar kedaulatan Negara dan kesejahteraan rakyat Nigeria terjalin dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Political Violence Boko Haram Di Nigeria Studi Kasus Kejahatan Internasional Boko Haram Di Nigeria. 1.2. Batasan Masalah Dalam setiap penelitian permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi bagaimana cara pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan penulis

8 dalam hal ini membatasi permasalahan karena mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini. Berdasarkan hal diatas agar peneliti ini terarah dan jelas tujuannya, maka perlu dirumuskan BatasanMasalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah dapat Batasan Masalah sebagai berikut; 1. Apa Factor Yang Melatar Belakangi Berdirinya Kelompok Radikal Boko Haram Di Nigeria? 2. Bagaimana Politica Violence yang dilakukan Boko Haram Di Nigeria? 3. Bagaimana upaya Negara Nigeria dalam mengatasi kejahata Internasional yang dilakukan oleh Boko Haram? 1.3. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah merupakan rumusan masalah formal yang operasional dalam masalah yang diteliti. Untuk menghindari agar tidak terjadi pengembangan dalam pembahasan penelitian, maka diperlukan adanya suatu rumusan masalah.berdasarkan hal tersebut, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; 1. Apa faktor yang melatar belakangi berdirinya kelompok Radikal Boko Haram di Nigeria? 2. Bagaimana Politica Violence yang dilakukan Boko Haram Di Nigeria?

9 3. Bagaimana upaya Negara Nigeria dalam mengatasi kejahatan Internasional yang dilakukan oleh Boko Haram? 1.4. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian maka perlu adanya tujuan penelitian. Dimana tujuan penelitian berfungsi untuk menjawab masalah dari suatu penelitian. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah; 1. Untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi berdirinya kelompok Boko Haram dinigeria. 2. Untuk mengetahui Political Violence yang dilakukan Boko Haram di Nigeria. 3. Untuk mengetahui upaya Negara Nigeria dalam mengatasi kejahata Internasional yang dilakukan oleh Boko Haram. 1.5. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya penelitian diatas maka diharapkan penelitian ini memiliki manfaat. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan berfikir saya, terutama dalam bidang penilitian.

10 2. Sebagai bahan masukan pada pemerintah dalam membangun politik yang matang sehingga tidak terjadi Political Violence seperti yang terjadi di Negara Nigeria. 3. Sebagai acuan terhadap pemerintah dalam meningkatkan sistem keamanan Negara. 4. Sebagai Sarana Informasi dan sumbangan yang bermanfaat bagi pembaca. 5. Sebagai dokumen, pengetahuan, wawasan dalam meningkatkan pemehaman tentang Political Violence Boko Haram Di Negeria. 6. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi tentang Political Violence Boko Haram dan serta sebagai kajian atau tambahan literature untuk penelitian lebih lanjut dan memperkaya keilmuan khususnya di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial. 7. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta cara berfikir khususnya di bidang politik, sosial dan hukum.