Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Charlina Ribut Dwi Anggraini

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1130 ISSN:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION PADA SISWA KELAS X SMK TUNAS HARAPAN TAHUN PELAJARAN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PGPAUD DALAM MATA KULIAH TARI UNTUK ANAK USIA DINI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING DENGAN SETTING COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA KELAS VII SMPN 32 MAKASSAR Nirfayanti 1, Juliana 2 STKIP YAPIM Maros 1, SMPN 32 Makassar,2 pondanirfayanti@gmail.com 1 Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan prestasi belajar matematika ditinjau dari respon siswa kelas VII SMPN 32 Makassar melalui pendekatan pembelajaran accelerated teaching dengan setting cooperative learning. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.C SMPN 32 Makassar yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, angket, kuis dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Proses pembelajaran dengan pendekatan accelerated teaching dengan setting cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar matematika ditinjau dari respon siswa kelas VII.C SMPN 32 Makassar. Berdasarkan hasil angket kemandirian belajar siswa, rata-rata persentase skor angket pada siklus I adalah 59,2% dalam kategori cukup, rata-rata skor angket pada siklus II adalah 75,65% dalam kategori baik. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 32 Makassar dapat dilihat dari peningkatan ratarata nilai pada tes siklus I dan tes siklus II berturut-turut 7,31 dan 8,54. Kata Kunci: Accelerated teaching, Cooperative learning, Kuis, Kemandirian belajar, Prestasi belajar 1. Pendahuluan Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, menjadikan menempatkan posisi pendidikan sebagai penentu bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa selanjutnya. Walaupun IPTEK telah berkembang dengan pesat, namun masih banyak berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan ataupun mengenai pendidikan mengalami banyak kekurangan dan kelemahan. Karena itu kita memandang perlu penyempurnaan. Sebagian besar siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar di sekolah mengeluhkan sulitnya untuk memahami pelajaran matematika dan sebagian besar dari mereka memperoleh nilai matematika yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya (Tambunan, 2006: 27 32). Salah satu perbaikan, perkembangan dan pembaharuan dalam pendidikan adalah adanya metode yang digunakan dalam pembelajaran atau biasa disebut dengan metode mengajar. Metode mengajar yang baik adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi (baik kondisi siswa maupun kondisi pendidik), sarana prasarana pendukung, tujuan pengajarannya dan waktu yang tersedia. Menggunakan suatu metode dalam pembelajaran akan sangat membantu pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa akan lebih memahami Halaman 284 dari 470

Nirfayanti, Juliana dan mengerti materi pelajaran yang disampaikan pendidik. Penggunaan metode dalam pengajaran perlu seoptimal mungkin agar siswa benar-benar dapat memahami materi secara menyeluruh. Materi pelajaran akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui proses atau langkah-langkah yang tepat dan menarik meskipun waktu yang tersedia terbatas. Penanaman konsep dapat dilakukan dengan menyajikan definisi atau contoh yang relevan, selain itu dapat digunakan pula metode dalam belajar mengajar secara optimal. Respon dapat diartikan sebagai tanggapan seseorang terhadap pengaruh atau reaksi dari luar sehingga mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Respon siswa terhadap proses pembelajaran merupakan tanggapan siswa selama mengikuti proses pembelajaran, sehingga mempengaruhi sikap dan tingkah laku siswa dapat diungkapkan ke dalam bentuk pernyataan dari siswa tersebut. Dalam pembelajaran dengan metode Accelerated Teaching siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akan banyak dihadapkan komponen-komponen pembelajaran, sehingga sangat dimungkinkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh respon siswa terhadap proses pembelajaran. Selama ini guru Matematika di SMPN 32 Makassar telah menggunakan strategi pembelajaran team teaching. Tetapi prestasi belajar siswa belum menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Sehingga siswa masih banyak yang harus menempuh pembelajaran remidial. Guru juga mempunyai peran yang penting dalam sistem pembelajaran terutama peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk menarik minat belajar siswa guru harus menggunakan model pembelajaran selain model pembelajaran Direct Instruction (pembelajaran langsung). Sehingga pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung dapat menyebabkan siswa merasa bosan, walaupun menurut Baltimore Curicullum project (2009: 1) model pembelajaran langsung sudah memperlihatkan pola interaksi antara guru dengan peserta didik atau sekelompok anak didik. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran langsung pola komunikasi berjalan satu arah sehingga siswa merasa tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada ketuntasan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Accelerated Teaching dalam mengurangi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMPN 32 Makassar. Model Accelerated Teaching Page 285 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching adalah suatu model mengajar yang mampu memberikan sesuatu yang baru yang sesuai dengan karakter peserta didik. Melalui penerapan Accelerated Teaching di kelas, anak-anak memiliki kemampuan seperti benih yang hendak tumbuh. Penerapan metode Accelerated Teaching dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran, aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Accelerated Teaching mengajarkan guru bagaimana memotivasi siswa dalam belajar, menyampaikan materi agar mudah diterima oleh siswa, membuat materi pelajaran menjadi bermakna, dan memicu ingatan siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan. Mengingat pentingnya prestasi belajar matematika bagi siswa dalam proses belajar selanjutnya maka masalah rendahnya prestasi belajar matematika siswa, dan respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang cenderung negatif perlu diupayakan pemecahannya. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya kajian tentang penerapan Model Accelerated Teaching di sekolah sebagai alternatif model pembelajaran dalam pembelajaran matematika di SMP. Sehingga peneliti merumuskan penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran accelerated teaching dengan setting cooperative learning terhadap peningkatan prestasi belajar matematika ditinjau dari respon siswa kelas VII SMP Negeri 32 Makassar? 2. Metode Penelitian Penelitian tindakan ini mengambil bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) kolaborasi, dimana peneliti berkolaborasi dengan guru yang tergabung dalam satu tim untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangankekurangan dalam praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin MC Taggart yang dikutip oleh Sukardi (2004: 214) yang terdiri dari siklus-siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang terkait. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII.C SMPN 32 Makassar yang berjumlah 40 siswa. Adapun waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih tiga bulan yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016. Halaman 286 dari 470

Nirfayanti, Juliana Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, diperlukan suatu cara atau metode. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode non tes. Metode non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket, sedangkan metode tes yang digunakan ada 2 (dua) yaitu kuis dan tes prestasi belajar. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Analisis data secara kualitatif akan berlangsung selama peneliti berada di lokasi penelitian hingga akhir pengumpulan data. Sedangkan analisis data secara kuantitatif akan mendeskripsikan kategori prestasi belajar matematika dan hasil kuis siswa. Tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai adanya peningkatan kemandirian belajar siswa dan perbaikan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai indikator keberhasilan yang dicapai siswa di dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemandirian belajar siswa dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Deskripsi Penelitian 1. Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning. RPP berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. 2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi prestasi belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning. 3) Menyusun lembar angket untuk siswa. 4) Mempersiapkan soal kuis dan tes siswa 5) Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan selama pembelajaran. Page 287 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan mulai tanggal 24 Agustus 2016 sampai tanggal 14 September 2016. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh seorang pengamat yang melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selama kegiatan berlangsung, pengamat melakukan partisipatif dengan ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok, membantu peneliti dalam membagikan soal kuis, mengamati aktivitas siswa tanpa mengganggu kegiatan siswa, mencatat data-data atau temuan-temuan yang ada, dan memberikan catatan-catatan mengenai kegiatan pembelajaran. Adapun deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning adalah sebagai berikut: 1. Guru memodelkan strategi Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning Guru menjelaskan mengenai bentuk aljabar. Guru juga memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapannya. Hal ini dimaksudkan sebagai contoh atau model bagi siswa dalam mempresentasikan atau mengkomunikasikan ide dan menjelaskan konsep. 2. Merangkum secara berkelompok Kegiatan merangkum yang dilakukan adalah merangkum materi yang telah ditugaskan secara berkelompok yaitu pada pertemuan pertama siswa merangkum materi tentang bentuk aljabar dan unsur-unsurnya sedangkan pada pertemuan kedua siswa merangkum materi tentang penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar. Pada pertemuan pertama, guru mempersilahkan siswa merangkum, membuat soal dan jawaban yang berbeda dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru. Merangkum yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam menemukan ide-ide pokok atau memahami pengertian-pengertian tertentu dalam buku paket. Pada pertemuan pertama siswa masih bingung bagaimana cara merangkum materi bentuk aljabar dan unsur-unsurnya. Guru selalu berkeliling membantu siswa yang mengalami kesulitan. Terlihat beberapa kelompok tidak akrab dengan teman satu kelompoknya kemudian guru menegur agar mereka kompak dalam mengerjakan tugas. Berikut ini adalah salah satu hasil rangkuman siswa tersebut. Halaman 288 dari 470

Nirfayanti, Juliana Gambar 1. Hasil Rangkuman Siswa 3. Membuat pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut Selesai merangkum, siswa membuat soal beserta penyelesaiannya. Membuat soal dan penyelesaiannya dimaksudkan untuk melatih siswa dapat mengevaluasi belajar sendiri, siswa dapat bertanggung jawab atas kebenaran soal dan jawabannya. Berikut ini salah satu contoh dan penyelesaiannya. Page 289 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching 4. Tanggapan kelompok lain Halaman 290 dari 470 Gambar 2 Contoh Soal dan Penyelesaiannya Setelah presentasi selesai, siswa lain menanggapi presentasi tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk melatih percaya diri siswa dalam menyampaikan pendapat atau bertanya jika ada yang tidak paham dan meningkatkan inisiatif siswa. Kelompok yang sedang presentasi juga memiliki tanggung jawab untuk berusaha menjawab pertanyaan dari temannya dengan benar, dan mengevaluasi belajar yaitu menerima dan memikirkan pendapat yang berbeda dari kelompok lain. 5. Siswa mengerjakan soal kuis Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dan seberapa besar penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada siklus I tes yang diberikan kepada siswa meliputi kuis dan tes siklus I, Kuis dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari materi setiap selesai pembelajaran. Nilai kuis tersebut dijumlahkan kemudian dicari rata-ratanya. Maka hasilnya sebagai berikut: Tabel 1. Data Nilai Kuis Pada Siklus I Nilai terendah Nilai tertinggi Besarnya Frekuensi Besarnya Frekuensi Nilai Nilai Rata-Rata Kuis 1 4 3 8 7 6,54 Kuis 2 4 2 9 3 7,27 Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pada kuis pertama tiga siswa memperoleh nilai terendah yaitu 4, sedangkan tujuh siswa mendapakan nilai 8.

Nirfayanti, Juliana Pada kuis kedua, dua siswa memperoleh nilai terendah yaitu 4 dan tiga siswa memperoleh nilai tertinggi yaitu 9. Rata-rata keseluruhan nilai siswa di kelas VII.C meningkat. Pada akhir siklus I yaitu pertemuan keempat, siswa mengerjakan tes yang mencakup unsur-unsur dan operasi hitung bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan dan pecahan). Saat mengerjakan soal tes, siswa agak gaduh dan masih bertanya kepada teman yang berada di dekatnya. Kemudian guru menegur mereka. Saat diminta mengumpulkan hasil jawaban tes, beberapa siswa tampak kecewa karena merasa tidak dapat mengerjakannya dengan baik. Berikut adalah data hasil tes belajar siswa pada akhir siklus 1. c. Deskripsi Hasil Observasi Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh dua orang pengamat yang selalu mengamati aktivitas siswa dan mencatatnya dalam lembar observasi prestasi belajar siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning. Dari hasil observasi selama mengikuti pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning pada siklus I secara keseluruhan dikatakan bahwa siswa sering bertanya kepada guru, peneliti, maupun pengamat tentang materi yang belum dipahami. Siswa aktif mengungkapkan pendapat ketika berdiskusi walaupun terkadang masih ada siswa yang hanya diam saja melihat anggota kelompok lain berdiskusi dan juga siswa yang asyik mengobrol sendiri ketika berdiskusi. Kerjasama siswa dalam mengoreksi pekerjaan hasil jawaban mereka sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi untuk presentasi di depan kelas masih guru yang menunjuk. Siswa belum secara sukarela presentasi di depan kelas. Siswa juga kurang aktif menanggapi presentasi dari kelompok lain. Hanya siswa tertentu saja yang berusaha menanggapi presentasi. d. Refleksi Refleksi tindakan pada siklus I difokuskan pada masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan. Siswa masih belum paham dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning, sehingga siswa mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran dengan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning ini merupakan metode pembelajaran baru bagi siswa. Prestasi belajar pada siswa kurang begitu nampak karena mereka kurang percaya diri dalam bertanya atau Page 291 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching mengungkapkan pendapat dan siswa kurang bertanggung jawab saat mengerjakan tugas Pelaksanaan tes siklus I belum berjalan dengan baik, beberapa siswa ada yang bermain curang dalam mengerjakan. Hal ini disebabkan kurangnya kontrol dari pengawas yaitu peneliti, dan pengamat. Nilai tertinggi dari nilai seluruh kelas adalah 9,5 dan nilai terendah 4,5 dengan rata-rata 7,31. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih dibawah standar KKM, sehingga dilanjutkan kembali pada siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan siklus II ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut: 1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Mempersiapkan lembar observasi siswa menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning. 3) Mempersiapkan soal tes berupa kuis dan tes akhir siklus. 4) Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan selama pembelajaran. Perencanaan tindakan yang disusun pada siklus kedua ini mengacu pada perbaikanperbaikan masalah yang terdapat pada refleksi siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Pada awal proses pembelajaran, guru menyampaikan kepada siswa bahwa pertemuan kali ini sudah memasuki siklus II. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat menyelesaikan operasi hitung bentuk aljabar serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan masalah aljabar. Tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus kedua hampir sama dengan tahapan pada siklus pertama, yang membedakan adalah pada siklus kedua ini tidak ada pembagian kelompok kembali. Anggota kelompok sama seperti pada siklus pertama. Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan kembali pembelajaran menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning Halaman 292 dari 470

Nirfayanti, Juliana Guru memberikan penjelasan kembali tentang metode pembelajaran dengan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning 2) Guru memodelkan strategi Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning Sebelum siswa mulai berdiskusi, guru mereviuw kembali mengenai operasi hitung pada bentuk aljabar. Guru juga memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapannya. Hal ini dimaksudkan sebagai contoh atau model bagi siswa dalam mempresentasikan atau mengkomunikasikan ide dan menjelaskan konsep. 3) Merangkum secara berkelompok Sama seperti pada siklus I, setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa diberi tugas untuk merangkum materi yang akan dipelajari. Materi yang akan dirangkum pada pertemuan pertama siklus II ini adalah tentang kekongruenan bangun datar dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun yang kongruen. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus II materi yang akan dipelajari adalah tentang menyelesaikan operasi hitung dan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bentuk aljabar. Pada pertemuan ini, siswa terlihat kompak dalam berdiskusi. Tidak banyak siswa yang bertanya kepada guru, peneliti, dan pengamat. Siswa berusaha menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Prestasi belajar siswa tampak meningkat. Hal ini terlihat sebelum pelajaran dimulai siswa sudah mempersiapkan buku matematika di atas meja, siswa terlihat serius ketika berdiskusi dengan kelompoknya, siswa berusaha merangkum dengan benar. Siswa menggunakan buku paket dan buku referensi lain sebagai acuan dalam menyelesaikan tugasnya. Siswa menegur jika ada temannya yang mengobrol sendiri atau hanya diam. Mereka membagi tugas kelompoknya supaya semua anggota kelompok bekerja. Siswa bertanya kepada guru, peneliti atau pengamat jika mengalami kesulitan. 4) Membuat pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut Selesai merangkum, siswa membuat soal beserta penyelesaiannya seperti pada siklus I. Siswa masih menggunakan buku referensi lain sebagai acuan membuat soal dan penyelesaiannya. Siswa mengecek kembali soal dan jawaban yang mereka buat. Hal ini menunjukkan meningkatnya inisiatif dan evaluasi belajar siswa. Page 293 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching 5) Presentasi Selesai merangkum, membuat soal dan penyelesaiannya, siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Ketika presentasi di depan kelas, ada kelompok yang maju tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Kemudian mereka menjelaskan hasil diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa meningkat. Siswa juga berusaha menjawab pertanyaan temannya dengan benar dan mau memperbaiki pekerjaan mereka jika ada yang salah. 6) Tanggapan kelompok lain Selesai presentasi, siswa lain menanggapi presentasi tersebut. Prestasi belajar siswa meningkat yaitu siswa sudah berani bertanya jika ada yang belum dipahami dan siswa berani mengingatkan kelompok lain jika terjadi kesalahan sewaktu presentasi di depan kelas, siswa menerima dan memikirkan pendapat yang berbeda dari kelompok lain. 7) Siswa mengerjakan soal kuis Seperti pada sikus pertama, tindakan yang diberikan selanjutnya adalah pemberian kuis yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menmpelajari materi setelah diberikan pembelajaran. Siswa nampak serius dan berkonsentrasi untuk mengerjakan soal kuis. Ketika mereka sedang mengerjakan, guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa dan memastikan tidak ada siswa yang saling bekerjasama ketika mengerjakan. Nilai-nilai kuis siswa tersebut dijumlahkan, kemudian dicari rata-ratanya maka hasil data nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal kuis pada siklus II ini sebagai berikut: Tabel 3. Data Nilai Kuis pada Siklus II Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi Rata-Rata Terendah Siswa Tertinggi Siswa Kuis 1 4 2 9 2 6,78 Kuis 2 4,5 3 10 2 7,80 Dilihat dari data di atas diketahui bahwa rata-rata nilai siswa di kelas VII.C pada siklus II ini meningkat. Apabila dibandingkan dengan rata-rata nilai pada siklus I, maka rata-rata nilai pada siklus II ini jauh lebih tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa pada pengerjaan kuis cenderung meningkat. Peningkatan rata-rata nilai kuis ini merupakan keberhasilan hasil Halaman 294 dari 470

Nirfayanti, Juliana belajar siswa turut berperan sebagai pendukung indikator keberhasilan pada penelitian ini. Selain mengerjakan kuis, siswa juga mengerjakan tes akhir siklus II. Siswa mengerjakan tes siklus II dalam waktu 1x40 menit. Siswa terlihat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Siswa mengerjakan dengan tenang dan sungguh-sungguh. Berdasarkan pengamatan, siswa terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri, tetapi masih ada siswa yang bertanya kepada temannya. Berikut adalah data hasil tes belajar siswa pada akhir siklus II. c. Deskripsi Hasil Observasi Sama seperti pada siklus I pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti dibantu oleh dua orang pengamat. Dari hasil observasi selama mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning pada siklus II secara keseluruhan dikatakan sering bertanya kepada guru atau peneliti tentang materi yang belum dipahami terutama ketika berdiskusi kelompok. Aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat dan bekerjasama dalam kelompok juga semakin meningkat. Akan tetapi aktivitas siswa untuk presentasi hasil diskusi kelompoknya kurang meningkat. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu. d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan, keterangan guru, keterangan siswa, hasil kuis terlihat bahwa prestasi siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang tadinya malu bertanya sudah berani menanyakan kesulitan kepada guru, peneliti, maupun temannya dibandingkan pada siklus I. Siswa jarang bertanya ketika kelompok lain menjelaskan di depan kelas, hal ini karena mereka sudah paham. Pembahasan Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning dilaksanakan di kelas VII.C SMPN 32 Makassar dengan banyak siswa 40 orang. Selama proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok tersebut bersifat permanen, artinya selama proses pembelajaran berlangsung siswa berada dalam kelompok yang sama. Pengelompokkan seperti ini dapat memberikan kesempatan siswa untuk saling mengenal dan saling berdiskusi. Siswa diharapkan membantu antar anggota kelompoknya, berdiskusi, dan berargumentasi, saling berbagi pengetahuan yang Page 295 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching dimiliki serta saling mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok dalam memahami materi yang diberikan. Suparno (2001: 63) mengatakan bahwa usaha untuk menjelaskan sesuatu kepada rekannya justru akan membantunya dalam melihat sesuatu dengan lebih jelas. Dalam mempelajari materi, peserta didik harus berpandangan bahwa mereka mempunyai tujuan sama, siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab yang sama besarnya di antara para anggota kelompok. Dalam pembelajaran siswa diharapkan lebih aktif dan tidak banyak tergantung kepada guru. Dalam pembelajaran guru tetap mempunyai peran meskipun tidak dominan. Peran guru selain sebagai scaffolding, juga berperan dalam mengatur jalannya diskusi dalam belajar kelompok dan memberikan pengantar materi yang sedang dipelajari. Pada awal pelajaran, guru memberikan penjelasan mengenai materi yang berkaitan dengan aljabar. Guru juga memberikan contoh soal dan penyelesaiannya. Selama diskusi, guru berkeliling kelas untuk memantau jalannya diskusi dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Guru memberikan motivasi agar siswa aktif berdiskusi karena hasil pemikiran beberapa siswa akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu siswa saja (Lie, 2004: 33). Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning, prestasi siswa meningkat. Prestasi belajar siswa terdiri dari enam aspek, yaitu merancang belajar, mengevaluasi belajar, percaya diri, inisiatif, tanggung jawab, dan sifat keaslian. Penelitian ini berakhir setelah pelaksanaan siklus II karena telah mencapai indikator yang telah ditetapkan, berikut penjelasan dari hasil yang telah diperoleh baik dari hasil angket dan observasi: 1. Percaya diri Meningkatkan kepercayaan diri siswa memang sulit akan tetapi meningkatnya kepercayaan diri siswa pada siklus II merupakan hal yang membanggakan dan membahagiakan bagi guru maupun siswa. Jika pada siklus I siswa masih terlihat ragu-ragu ketika presentasi di depan kelas karena takut salah, maka pada siklus II ini siswa sudah berani dalam presentasi bahkan terdapat beberapa siswa yang ingin presentasi meskipun tidak ditunjuk. Hal tersebut diperkuat dengan meningkatnya presentase percaya diri pada siklus II yaitu 55,41% dengan kualifikasi kurang baik menjadi 72,71 dengan kualifikasi baik. Halaman 296 dari 470

Nirfayanti, Juliana 2. Inisiatif Insiatif siswa meningkat pada siklus kedua karena siswa sudah menggunakan referensi-referensi untuk menyelesaikan tugasnya. Siswa berusaha menyelesaikan tugas kelompok sebaik-baiknya dengan berdiskusi. Dari hasil angket diperoleh bahwa pada siklus I persentasenya sebesar 61,04% dengan kualifikasi cukup dan 76,04% dengan kualifikasi baik. 3. Merancang belajar Dari segi merancang belajar siswa meningkat dari hasil angket pada siklus I diperoleh persentase 55,91% dengan kualifikasi kurang baik menjadi 77,5% dengan kualifikasi baik. 4. Tanggung jawab Metode pembelajaran dengan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning merupakan cara yang baik untuk menumbuhkan tanggung jawab siswa. Dari hasil angket terlihat adanya peningkatan dari siklus I persentasenya sebesar 62,66% dengan kualifikasi cukup menjadi 76,87% pada siklus II dengan kualifikasi baik. 5. Mengevaluasi belajar Mengevaluasi belajar siswa meningkat dari hasil angket pada siklus I diperoleh 61,99% dengan kualifikasi cukup sedangkan pada siklus II diperoleh 77,34% dengan kualifikasi baik. Pada siklus II semua anggota kelompok berusaha menyelesaikan masalah dengan kompak, mereka segera menegur teman sekelompoknya yang ramai atau tidak mau bekerja. 6. Sifat keaslian Sifat keaslian siswa meningkat dari hasil angket pada siklus I diperoleh 57,09% dengan kualifikasi cukup sedangkan pada siklus II diperoleh 77,44% dengan kualifikasi baik. Pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga ketertarikan siswa dengan pembelajaran ini meningkat. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII.C SMP Negeri 32 Makassar. Page 297 of 470

Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Teaching Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII.C dapat dilihat dari deskripsi hasil observasi dan terbukti bahwa pada siklus II telah mengalami peningkatan pada aspekaspek prestasi belajar matematika siswa kelas VII.C dibandingkan pada siklus I. Sedangkan berdasar hasil analisis skala prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Accelerated Teaching dengan setting Cooperative Learning, rata-rata persentase skor pada siklus I adalah 59,2 % dalam kategori cukup, sedangkan rata- rata persentase skor pada siklus II adalah 75,65% dalam kategori baik. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan tes siklus II, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa pada tes siklus I. Rata-rata hasil tes siswa pada siklus I adalah 7,31 sedangkan pada siklus II adalah 8,54 sehingga meningkat. Daftar Pustaka [1] Baltimore Curiciulum Project. 2009. Direct Instruction & Open Court Fact Sheet. [online]. Diunduh dari www.baltimorecp.org pada tanggal 28 Maret 2016. [2] Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning Mempraktikkan Learning di Ruang Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo Widia Sarana Indonesia. [3] Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. [4] Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogyakarta: Kanisius. [5] Syah, Muhibbin, 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. [6] Tambunan, Siti Marliah. 2006. Hubungan Antara Kemampuan Spasial Dengan Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10, No. 1, hal 27 32. Diunduh dari http://journal.ui.ac.id tanggal 28 Januari 2016. [7] Tu'u, Tulus, 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia Widiasarana. [8] Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Halaman 298 dari 470