Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba optimal sesuai dengan kemampuan perusahaan oleh karena itu untuk mencapai laba optimal perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dilmiliki perusahaan dapat diarahkan secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan. Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Perencanaan yang baik akan mempermudah manajemen dalam melakukan tugas pemecahan persoalan manajerial karena proses ini dapat menentukan sasaran perusahaan.tugas dari manajemen dalam membuat rencana adalah sebagai pedoman dalam melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan perusahaan, sehingga manajemen dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan memperoleh laba perencanaan yang menunjukkan ukuran keberhasilan menajemen dalam menjalankan usahanya khususnya memperoleh laba maksimal. Kata Kunci: Perencanaan Laba, Pengambilan Keputusan PENDAHULUAN Dalam menghadapi era perdagangan bebas atau pasar global menjadi tantangan pengusaha lokal dalam memberikan pelayanan dan menyalurkan produknya sampai ke tangan konsumen yang menjadi target sasaran pasar. Dengan perubahan ekonomi yang terjadi akibat krisis moneter yang berkepanjangan memberikan dampak terhadap roda perekonomian bangsa sehingga mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini. Perencanaan yang baik akan mempermudah manajemen dalam melakukan tugas dan memecahkan persoalan manajerial. Karena proses ini dapat menentukan sasaran perusahaan. Tujuan dari manajemen dalam membuat rencana adalah sebagai
pedoman dalam melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan perusahaan, sehingga manajemen dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan memperoleh laba. Perencanaan menunjukkan ukuran untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, agar manajemen bisa dikatakan sukses, maka perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat, khususnya dalam memperoleh laba yang maksimal. Break-even point atau analisis cost-volume-profit merupakan teknik-teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam suatu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisisnya pada variabel penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan sehingga teknik-teknik tersebut akan dapat digunakan dengan baik sebagai alat perencanaan laba dalam jangka pendek. Tujuan penelitian Untuk menganalisis seberapa besar tingkat perencanaan laba yang dicapai perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Biaya Dalam kegiatan bisnis dikenal istilah harga, utang, modal, biaya, pendapatan, beban, dan laba. Untuk keperluan pengambilan keputusan istilah-istilah itu harus dicermati dengan seksama agar tidak salah menafsirkan dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan. Harta adalah kekayaan organisasi bisnis (perusahaan) yang bersifat harta lancar dan harta tetap, utang adalah sumber pembiayaan jangka pendek atau jangka panjang, modal adalah penyertaan pemilik perusahaan dan laba yang dihasilkan, pendapatan adalah hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, laba adalah selisih positif antara pendapatan (revenue) dan beban (expense). Darsono Prawironegoro dan Purwanti (2009 : 19) mengemukakan bahwa : Biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di masa mendatang. B. Pengertian Break Even Point Suatu perusahaan dikatakan break even apabila setelah dibuat perhitungan rugilaba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba, tetapi juga tidak menderita kerugian. Jadi laba tidak, rugi pun tidak. Juga dapat dikatakan bahwa labanya adalah nol, atau ruginya adalah nol. Jika perusahaan itu memperoleh hasil penjualan atau seluruh penghasilan dijumlahkan, jumlah itu sama besarnya dengan seluruh biaya yang telah dikorbankan. Berikut ini akan dikemukakan pengertian break even point sebagaimana dikemukakan oleh Manullang ( 2005 : 173 ) bahwa : Break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
C. Manfaat Analisis Break Even Point Analisis titik impas sering disebut juga cost volume profit (CVP) analysis. Apabila suatu perusahaan hanya memiliki biaya variabel, tidak akan muncul masalah tersebut sehingga analisis ini tidak ada gunanya. Masalah titik impas baru muncul apabila suatu perusahaan mempunyai biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Sunarto (2002 : 212) bahwa ada beberapa manfaat lain yang bisa diambil dengan menggunakan konsep break even point, yaitu : 1. Perencanaan penjualan atau produksi 2. Perencanaan harga jual normal 3. Perencanaan metode produksi 4. Titik tutup pabrik. D. Metode Break Even Point. Ada dua (2) cara dalam menentukan break even point, yaitu : 1. Pendekatan Grafik Salah satu pendekatan penentuan titik break even adalah dengan menggam-barkan unsur-biaya dan penghasilan kedalam suatu gambar grafik. Pada gambar grafik tersebut nampak garis-garis biaya variabel, biaya tetap, total biaya dan garis total penghasilan. Grafik Break Even Point akan nampak sebagai berikut : Rp(juta) Garis Penjualan Daerah laba Biaya Variabel 750 Daerah rugi BEP 300 B. Tetap
0 Q (unit) 30 Sumber : Sutrisno (2003 : 2005) 2. Pendekatan Matematik Dalam perhitungan BEP dengan pendekatan matematik dapat dilakukan dengan dua cara menurut Sutrisno (2003 : 207), yaitu : 1. Atas dasar unit, dan 2. Atas dasar rupiah Seperti pada pengertian BEP bahwa : - Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi. - Total penghasilan sama dengan total biaya - Laba sama dengan nol. Maka semakin besar pula total biaya variabelnya. Hal ini digambarkan dalam bentuk grafik (gambar 2), dimana laju kenaikan/perubahan biaya diukur kemiringan garis. Biaya variabel Volume Sumber : Sigit(2008:23) Gambar 2 Maka didapatkan rumus BEP dalam unit BEP (Unit) = BT P-V Jadi break event point adalah sebagai salah satu teknik perencanaan laba dalam jangka pendek, mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan maupun biaya-biaya terhadap volume kegiatan. METODOLOGI PENELITIAN A. Daerah dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan pada PT Parit Padang Global berlokasi di Jalan Ir. Sutami Ruko Parangloe Indah Blok H3/1. Penelitian dilakukan selama 3 (Tiga) bulan
B. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian kepustakaan (Library Research) penelitian dilakukan untuk mendapatkan bahan penulisan yang mendukung pemecahan masalah, dengan melakukan pengumpulan teori-teori dari buku literatur yang ada kaitannya dengan topik yang dibahas. b. Penelitian Lapangan (Field Research) penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan yang akan dianalisa dalam memecahkan masalah berupa data perusahaan yang diteliti. C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Kualitatif adalah yang penulis peroleh tidak dalam bentuk angka-angka melainkan berupa informasi tentang rencana pembahasan selanjutnya b. Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang diperoleh seperti data jumlah biaya promosi dan data volume penjualan pada waktu tertentu. 2. Sumber Data. a. Data Primer adalah data ini di peroleh melalui wawancara dengan pimpinan perusahaan.data ini menyangkut keadaan perusahaan dan keluhan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaanya. b. Data Sekunder adalah data diperoleh dengan cara mengumpulkan perusahaan yang ada hubungannya dengan masalah yang di bahas seperti laporan rugi laba. D. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah break even point dan margin of safety yang diambil dari buku Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Riyanto, (2001 : 364) yaitu : a) Untuk menentukan analisis titik impas dengan rumus : Biaya Tetap BEP ( Rp ) = Biaya Variabel 1- Total Penjualan BEP (Unit) = Biaya Tetap Harga jual per unit Biaya variabel per unit b) Untuk menentukan target volume penjualan dalam hubungannya dengan sasaran laba yang diinginkan digunakan rumus : Biaya Tetap + Target Laba Sebelum Pajak Penjualan (Rupiah) = Biaya Variabel per unit 1-
Volume Penjualan per unit Penjualan (Unit ) = Biaya Tetap + Rencana Laba sebelum pajak Volume Penjualan per unit Biaya Variabel per unit c) Untuk mengetahui seberapa besar penjualan bisa turun agar perusahaan tidak menderita rugi digunakan analisis margin of safety, dengan rumus sebagai berikut : Penjualan yang direncanakan - Penjualan Break Even Point Margin of safety = X 100% Penjualan yang direncanakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penjualan Obat-obatan PT Parit Padang Global adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Obat-obatan yang dalam usahanya mengalami peningkatan dalam penjualan obat-obatan. Dalam usaha untuk lebih meningkatkan lagi kegiatan penjualannya, diperlukan suatu evaluasi atas penerapan manajemen yang memadai terutama dalam pengambilan keputusan atas penjualan obat-obatan. Tujuan dan sasaran dengan dilakukannya evaluasi atas penjualan Obat-obatan adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi perusahaan menetapkan rencana penjualan Obat-obatan untuk memperoleh target penjualan yang diharapkan, sebab dengan tercapainya target penjualan Obat-obatan, maka akan mempengaruhi laba yang diperoleh PT Parit Padang Global, khususnya dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun 2008 s/d 2010. Untuk mengetahui seberapa besar penjualan Obat-obatan yang diperoleh perusahaan selama tahun 2008 s/d tahun 2010, maka akan dikemukakan tabel berikut ini : TABEL VOLUME PENJUALAN OBAT-OBATAN PADA PT PARIT PADANG GLOBAL DI MAKASSAR TAHUN 2008 2010 Tahun
Volume penjualan Obat-obatan (Dos) Harga Jual Per Dos (Rp) Nilai Penjualan (Rp) 2007 4.400 211.500 930.600.000 2008 4.700 226.500 1.064.550.000 2009 5.500 229.500 1.262.250.000 Total 14.600 3.257.400.000 Sumber : PT Parit Padang Global di Makassar, 2010 Selanjutnya perincian atas biaya variabel pada PT Parit Padang Global di Makassar selama tahun 2008 s/d tahun 2010, dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL PERINCIAN BIAYA VARIABEL PT PARIT PADANG GLOBAL DI MAKASSAR TAHUN 2008 S/D 2010 N o Jenis Biaya Variabel Besarnya Biaya Variabel (Rp/Tahun) 2008 2009 2010 1 Biaya Penjualan 225.402.155,50 238.678.315,60 292.680.320 2 Biaya tenaga 18.655.500 19.678.359,40 21.678.310 kerja langsung 3 Biaya reparasi 12.980.000 13.865.000 16.225.000 dan pemeliharaan aktiva tetap 4 Biaya overhead pabrik + Variabel 81.344.344,50 110.593.325 125.641.370
Total Biaya Variabel 338.382.000 382.815.000 456.225.000 Sumber : PT Parit Padang Global di Makassar, 2010 B.Analisis Break Even PT Parit Padang Global di Makassar sebagai perusahaan distributor penjualan obat-obatan, dianggap perlu untuk melakukan perhitungan BEP. Berdasarkan data mengenai besarnya penjualan, biaya tetap dan biaya variabel, maka besarnya break even point selama tahun 2008 s/d tahun 2010, dapat diketahui melalui perhitungan di bawah ini, dengan menggunakan persamaan : BEP (Dos) = BEP ( Rp. ) = 1 - F C P - VC F C V C S Dengan menggunakan persamaan di atas, BEP perusahaan adalah sebagai berikut : a. Tahun 2008 Besarnya break even point pada PT Parit Padang Global di Makassar dalam Dos dan dalam rupiah atas penjualan Obat-obatan selama tahun 2008 adalah : Diketahui : FC = Rp. 488.293.055 VC = Rp. 338.382.000 : 4400 = Rp.76.905 P = Rp. 211.500 Sehingga besarnya BEP adalah sebagai berikut : BEP (Dos) = = 488.283.055 211.500 76.905 488.293.055 134.595
BEP (Rp.) = = 3.627,86 = 3549 Dos 1-488.293.055 338.382.000 930.600.000 = 488.293.055 0,64 = Rp. 762.957.898,4 = 762.957.898 b. Tahun 2009 Besarnya break even point pada PT Parit Padang Global Makassar dalam Dos dan dalam rupiah atas penjualan Obat-obatan selama tahun 2009, dapat ditentukan sebagai berikut : Diketahui : FC = Rp. 503.771.500 VC = Rp. 382.815.000 : 4.700 = Rp.81.450 P = Rp. 226.500 Sehingga besarnya BEP adalah sebagai berikut : BEP (Dos) = = 503.771.500 226.500-81.450 503.771.500 145.050 = 3.473,08 = 3.473 Dos 503.771.500 BEP (Rp.) = 382.815.000 1-1.064.550.000
= 503.771.500 0,64 = Rp. 787.142.989 c. Tahun 2010 Adapun besarnya break even point pada PT Parit Padang Global di Makassar dalam Dos dan dalam rupiah atas penjualan Obat-obatan selama tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Diketahui : FC = Rp. 584.430.000 VC = Rp. 456.225.000 : 5500 = Rp.82.950 P = Rp. 229.500 Sehingga besarnya BEP adalah sebagai berikut : BEP (Dos) = 584.430.000 229.500-82.950 = 584.430.000 146.550 = 3.987,92 = 3.988 Dos BEP (Rp.) = = 584.430.000 456.225.000 1-1.262.250.000 584.430.000 0,64 = Rp. 913.171.875 Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan di atas, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL 4.7
HASIL PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT DALAM PENJUALAN OBAT-OBATAN TAHUN 2008 2010 Tahun Break Even Point (Dos) Break Even Point (Rupiah) 2007 3.549 762.957.898 2008 3.473 787.142.969 2009 3.988 913.171.875 11.089 2.463.272.742 Sumber Dari : Hasil hasil olahan perhitungan data BEP menunjukkan bahwa, besarnya penjualan obatobatan, agar perusahaan dapat memperoleh titik break even point selama tahun 2008 adalah sebesar 3.549 Dos atau Rp.762.957.898 untuk 2009 sebesar 3.473 Dos atau Rp.787.142.969 dan tahun 2010 sebesar 3.988 Dos atau Rp.913.171.87 KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan dari hasil pembahasan yaitu sebagai berikut : Dari hasil analisis perhitungan BEP dalam penjualan, khususnya pada PT arit Padang Global, di Makassar menunjukkan bahwa jumlah yang harus dijual, agar perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami rugi adalah untuk tahun 2008 sebesar 3.549 Dos, tahun 2009 sebesar 3.473 Dos, tahun 2010 sebesar 3.988 Dos. Sehingga BEP dalam rupiah untuk tahun 2008 sebesar Rp. 762.957.898, tahun 2009 sebesar Rp.787.142.969 dan tahun 2010 sebesar Rp. 913.171.875. 1. Sedangkan hasil perhitungan contribution margin untuk tahun 2008 sebesar Rp.592.218.000, tahun 2009 sebesar Rp.681.735.000, tahun 2010 sebesar Rp.456.225.000, sehingga keuntungan untuk tahun 2008 sebesar Rp.103.924.945, tahun 2009 sebesar Rp.177.963.500 dan tahun 2010 sebesar Rp.221.595.000. 2. Dari hasil analisis perencanaan laba dengan tingkat laba sebesar Rp. 450.000.000, maka volume penjualan yang harus direncanakan dalam tahun 2008 sebesar 6.971 Dos tahun 2009 sebesar 6.575 Dos dan tahun 2010 sebesar 7.059 Dos, sehingga menghasilkan laba untuk tahun 2008 sebesar Rp.441.684.158, tahun 2009 sebesar Rp.450.962.718 dan tahun 2010 sebesar 446.322.825,- B. Saran-Saran Disarankan kepada PT Parit Padang Global Disarankan pula kepada perusahaan agar dapat melaksanakan perencanaan laba penjualan, sehingga dapat menunjang sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Kamaruddin, 2007, Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya Dan Pengambilan Keputusan, edisi revisi kelima, RajaGrafindo Persada, Jakarta Bustami Bastian, dan Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya, Melalui Pendekatan Manajerial, edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta Hansen dan Mowen, 2000, Manajemen Biaya, Akuntansi dan Pengendalian, Buku 1, edisi pertama, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Mursyidi, 2008, Akuntansi Biaya, cetakan pertama, Refika Aditama, Bandung Muslich Mohammad, 2003, Manajemen Keuangan Modern, Analisis, Perencanaan, Dan Kebijaksanaan, cetakan ketiga, Bumi Aksara, Jakarta Manullang M. 2005, Pengantar Manajemen Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Andi, Yogyakarta Prasoto Dwi, dan Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan Konsep Dan Aplikasi, cetakan kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Prawironegoro, Darsono, dan Ari Purwanti, 2009, Akuntansi Manajemen, edisi ketiga, Mitra Wacana Media, Jakarta Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi keempat, cetakan keenam, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Sigit Soehardi, 2002, Analisa Break Even, edisi ketiga, cetakan kesembilan, BPFE, Yogyakarta Syafri Harahap Sofyan, 2007, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi revisi, cetakan kelima, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sunarto, 2002, Akuntansi Manajemen, edisi revisi, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawijaya Tamansiswa, Yogyakarta, 2004, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Amus, Yogyakarta