BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

IV. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

III. METODE PENELITIAN

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

IV. METODE PENELITIAN

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI. A. Metode survei

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

Analisis Vegetasi Hutan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

BAB III METODE PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

12/29/2010. PEMODELAN SPASIAL KESESUAIAN HABITAT TAPIR (Tapirus indicus Desmarest 1819) DI RESORT BATANG SULITI- TAMAN NASIONAL KERINCI-SEBLAT

III. Bahan dan Metode

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Gambar 3.1. Peta Kerja Resort Bandealit 3.2 Alat dan Bahan Bahan dalam penelitian ini adalah habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Alat dalam penelitian ini sebagai berikut: 14

Tabel 1. Daftar Alat yang Digunakan No. Alat Fungsi 1. Peta Kawasan Taman Nasional Untuk mengetahui letak posisi penelitian Meru Betiri 2. Meteran Untuk mengukur luas petak ukur 3. Global Positioning System (GPS) Untuk menentukan titik koordinat 4. Tally sheet Tabel data pengamatan pada saat di lapangan 5. Kamera Untuk mengambil gambar satwa dan habitatnya 6. Tali rafia Untuk membuat petak ukur 7. Alat tulis Untuk menulis data pada saat di lapangan atau non lapangan 8. Tabung okuler Untuk melihat lebar tajuk pohon secara 9. Kompas Untuk menentukan arah mata angin 10. Thermohygrometer Untuk mengukur suhu dan kelembaban 11. Kristin meter dan galah Untuk mengukur tinggi pohon 12. Phiben Untuk mengukur diameter pohon 13. Fieldguide flora dan fauna Taman Nasional Meru Betiri Buku panduan mengenai flora dan fauna 3.3 Jenis Data 3.3.1 Data Primer Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Data primer yang dibutuhkan yaitu wawancara, data biotik dan data abiotik. Wawancara yang dilakukan yaitu dengan mewawancarai warga sekitar Resort Bandealit. Data biotik meliputi vegetasi tingkat semai, pancang, tiang dan pohon, diameter pohon, tinggi pohon, jenis tumbuhan dan jumlah jenis tumbuhan. Sedangkan data abiotik meliputi suhu, kelembaban dan kelerengan. 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung diperoleh dan dicatat oleh pihak lain seperti dari studi pustaka. Studi pustaka ini mengenai karakteristik habitat monyet ekor panjang yang berupa hasil penelitian terdahulu, peta kawasan dan informasi dari warga sekitar yang sudah ada. 15

3.4 Metode Pengambilan Data 3.4.1 Komponen Biotik 3.4.1.1 Monyet Ekor Panjang Metode yang digunakan untuk perjumpaan dengan monyet ekor panjang adalah metode terkonsentrasi, yaitu pengamatan dilakukan dengan terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai tempat dengan peluang perjumpaan satwa tertinggi. Lokasi perjumpaan akan menjadi tempat pembuatan petak ukur untuk mengambil komposisi vegetasi dengan menggunakan metode Nested Sampling kemudian ditandai dengan GPS. 3.4.1.2 Data Vegetasi Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi ialah metode nested sampling. Metode ini menggunakan petak berukuran 2x2 (semai dan tumbuhan bawah), 5x5 (Sapihan/pancang), 10x10 (tiang) dan 20x20 (pohon). Vegetasi yang menjadi bahan penelitian ialah pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Kriteria semai, pancang, tiang dan pohon yang dipakai ialah kategori semai (tinggi sampai 1,5 m),kategori pancang (tinggi >1,5 m sampai Ø <10 cm), kategori tiang (Ø 10-35 cm) dan kategori pohon (Ø >35 cm). Data yang diambil pada setiap plot meliputi jenis tumbuhan, jumlah jenis tumbuhan, diameter pohon dan tinggi pohon. 3.4.1.3 Kerapatan, Frekuensi dan Dominasi Data kerapatan, frekuensi dan dominasi didapatkan dari hasil pengukuran komposisi vegetasi dengan menggunakan metode Nested Sampling. Berikut gambar petak ukur Nested Sampling dapat dilihat pada Gambar 3.2 : 16

Gambar 3.2. Model Petak Ukur Nested Sampling Kerapatan adalah jumlah individu dari jenis-jenis yang menjadi anggota suatu komunitas tumbuhan dalam luasan tertentu. Frekuensi adalah jumlah petak ukur tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak ukur yang dibuat. Dominasi adalah suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang dominan. 3.4.1.4 Penutupan Tajuk Pohon Penutupan tajuk pohon dilakukan dengan menggunakan metode Protocol Sampling. Metode Protocol Sampling berfungsi untuk mengetahui penutupan tajuk secara vertikal. Pengamatan penutupan tajuk dilakukan pada 4 titik arah utara-selatan dan 4 titik arah timur-barat yang dikenal dengan Protokol Plot. Di dalam protokol plot juga mengambil data komponen Abiotik yaitu suhu, kelembaban dan persen tajuk. 17

Gambar 3.3. Plot Ukur Protocol Sampling dan Tabung Okuler Penutupan tajuk diamati menggunakan alat berupa Tabung Okuler yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya tajuk. Cara kerjanya jika tutupan tajuk terlihat >50% maka diberi tanda (+), sedangkan hanya terlihat <50% maka diberi tanda (-). 3.4.2 Komponen Abiotik 3.4.2.1 Suhu dan Kelembaban Suhu udara dan kelembaban dapat diukur menggunakan Thermohygrometer. Thermohygrometer adalah gabungan dari thermometer (termometer) ruangan dan hygrometer (higrometer), yaitu alat untuk mengukur suhu udara dan kelembaban, baik ruangan tertutup maupun di luar ruangan. Alat ini nantinya akan diletakkan tergantung pada tempat yang sangat kering agar terhindar dari air hujan maupun embun yang bisa mengakibatkan kerusakan pada alat. 3.4.2.2 Elevasi Elevasi merupakan ketinggian suatu tempat terhadap daerah sekitarnya. Pengukuran ketinggian tempat menggunakan alat GPS, yaitu dengan melihat angka elevasi suatu tempat yang menjadi titik pusat pembuatan petak ukur habitat monyet ekor panjang. 18

3.4.2.3 Data Jenis Pakan Data jenis pakan monyet ekor panjang bisa di lihat dari 2 kriteria data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer bisa diambil dari sisa-sisa pakan maupun kotoran yang berada di dalam plot ukur vegetasi dengan menggunakan jasa pemandu yang lebih mengerti tentang bentuk dari sisa-sisa pakan maupun kotoran monyet ekor panjang oleh pihak Taman Nasional maupun pihak warga sekitar. Data sekunder bisa berasal dari studi pustaka maupun informasi dari warga sekitar. 3.5 Analisis Data 3.5.1 Karakteristik Habitat Data deskriptif yang didapatkan dari analisis vegetasi diolah untuk mendapatkan Indeks Nilai Penting (INP). Indeks Nilai Penting merupakan jumlah dari kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR) dan dominasi relatif (DR) menggunakan rumus : 19

Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR + DR 3.5.2 Keanekaragaman Jenis Kekayaan jenis vegetasi ditentukan dengan menggunakan indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener dengan rumus: H = pi In pi Pi = Keterangan : H = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener Ni = Jumlah individu jenis ke-1 N = Jumlah individu seluruh jenis Adapun nilai H adalah sebagai berikut : H <1 = Tingkat keanekaragaman jenis rendah H 1-3 = Tingkat keanekaragaman jenis sedang H >3 = Tingkat keanekaragaman jenis tinggi 3.5.3 Persen (%) Penutupan Tajuk Persen penutupan tajuk = X 100% Keterangan : t = Jumlah Tajuk yang menyentuh persilangan g = Seluruh titik pengambilan 3.5.4 Uji Dengan SPSS SPSS atau Statistical Program for Social Science merupakan paket program aplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Analysis of Variance (Anova) merupakan alat statistik yang digunakan untuk menguji apakah rata-rata dari dua 20

atau lebih populasi berbeda secara signifikan ataukah tidak dan menguji apakah dua atau lebih sampel mempunyai varians populasi yang sama atau tidak. Uji Kruskal Wallis adalah uji nonparametrik berbasis peringkat yang tujuannya untuk menentukan adakah perbedaan signifikan secara statistik antara dua atau lebih kelompok variabel independen pada variabel dependen yang berskala data numerik (interval/rasio) dan skala ordinal. Uji ini identik dengan uji One Way Anova pada pengujian parametris, sehingga uji ini merupakan alternatif bagi uji One Way Anova apabila tidak memenuhi asumsi contohnya asumsi normalitas. 3.5.4.1 Asumsi Uji Anova Asumsi yang diperlukan untuk Analisis Varians adalah: a. Masing-masing grup merupakan sampel random yang berasal dari populasi normal. b. Dalam populasi, varians dari grup-grup tersebut sama. c. Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. 3.5.4.2 Hipotesis H0 : Ketiga Tipe Habitat (data karakteristik dari ketiga Tipe Habitat tidak berbeda secara signifikan). H1 : Minimal salah satu dari ketiga Tipe Habitat tidak identik (data karakteristik dari ketiga Tipe Habitat memang berbeda secara signifikan). Pengambilan keputusan 1) Dasar pengambilan keputusan menggunakan perbandingan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika statistik hitung < statistik tabel, maka Ho diterima Jika statistik hitung > statistik tabel, maka Ho ditolak 21

2) Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: Jika probabilitas >0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas <0,50, maka Ho ditolak 3) Keputusan. Terlihat bahwa pada kolom Asymp sig adalah 0,036. Menunjukkan probabilitas dibawah 0,05, maka H0 ditolak. Berdasarkan dari kedua pengujian, hasil yang diperoleh sama yaitu H0 ditolak atau minimal ada satu pasang tipe habitat terhadap komponen habitat yang berbeda secara signifikan. 22

3.5.5 Kerangka Pemikiran Monyet Ekor Panjang di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri Kurangnya informasi tentang Monyet Ekor Panjang di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betitri Komponen biotik dan komponen abiotik di tipe habitat Hutan Hujan Tropis, Hutan Mangrove dan Hutan Pantai Biotik : Data vegetasi, Penutupan Tajuk Abiotik : Kelembaban, suhu, elevasi, data jenis pakan Indeks Nilai Penting (INP) Keanekaragaman jenis Persen (%) penutup tajuk Uji perbandingan One Way Anova menggunakan SPSS Hasil dan kesimpulan 23