BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

II. TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

ANALISI TINGKAT KESEHATAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA. TBK DENGAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank QNB Indonesia Tbk Periode Menggunakan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

METODOLOGI PENELITIAN Sejarah singkat dan Profile Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN RISK PROFILE

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Masih terbayang dibenak kita aksi protes yang dilakukan salah satu nasabah

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada sektor

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB III. Metode Penellitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsifungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

Tessa Aulia Rahman Nengah Sudjana Zahroh ZA Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, Penelitian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

METODOLOGI PENELITIAN. aspek-aspek yang relevan dengan fenomena dari dua perspektif, baik dari sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK BASED BANK RATING ( RBBR )

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak kurang menguntungkan. Sementara itu, perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat. Oleh karena itu, diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan dibidang ekonomi termasuk sektor perbankan. Sehubungan dengan itu, diperlukan penyempurnaan terhadap sistem perbankan nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individual, melainkan juga penyehatan sistem Perbankan secara menyeluruh. Undang-undang Bank Sentral No. 10 tahun 1998 yang memberikan keleluasaan kepada Bank Konvensional untuk dapat membuka cabang dengan sistem syariah. Hal ini menyebabkan, munculnya bank-bank sejenis. Peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai menjajaki untuk membuka cabang syariah dalam institusinya, dan sebagian diantaranya ada yang mengkonversi diri sepenuhnya menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Hal inilah yang membuat terjadi adanya kompetisi dalam bisnis perbankan baik Bank Syariah maupun Bank Konvensional.Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia sekaligus Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brojonegoro mengatakanbahwa 1

keuangan syariah yang bebas dari unsur-unsur derivatif atau produkproduk berbau spekulatif merupakan keunggulan lembaga keuangansyariah di tengah ketidakstabilan ekonomi global. Nilai transaksi perbankan syariah yang masih kecil dibandingkan dengan transaksi perbankan konvensional menjadi tantangan yang harus terus diupayakan untuk ditingkatkan. Persaingan yang harus dihadapi perbankan syariah di tengah industri perbankan konvensional berat. Tidak bisa hanya semata mengedepankan syariahnya. Kuncinya tetap pada daya saing dan sehingga dapat membawa keuangan syariah pada skala nasional dengan sistem terpercaya. Menegaskan pentingnya meningkatkan kepercayaan publik pada sektor keuangan syariah. Bank Konvensional dan Bank Syariah memiliki perbedaan, yang menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja. Bank Konvensional tidak mempertimbangkan jenis investasinya, akan tetapi penyaluran dananya berorientasi pada keuntungan perusahaan.bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.selain dalam hal yang telah dijelaskan sebelumnya, Bank Konvensional dan Bank Syariah juga memiliki perbedaan dalam struktur organisasinya, yaitu adanya Dewan Pengawas Syariah dalam perbankan syariah.dari perbedaan yang telah dijelaskan sebelumnya, bisa dikatakan bahwa kegiatan Bank Syariah tidak mengambil keuntungan dari nasabah, tetapi mengacu kepada prinsip bagi hasil. Sedangkan kegiatan Bank Konvensional hanya sebatas menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman dan menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa sebagaimananya fungsi dasar dari bank itu sendiri serta berorientasi pada keuntungan perusahaan. Selain itu ada beberapa perbedaan dasar, seperti : dalam Bank Syariah, bisnis dan usaha yang dibiayai tidak terlepas dari saringan syariah 2

agama, yakni kegiatan usaha dijalankan sesuai dengan syariah agama dan perbedaan lainnya secara organisasi, Bank Syariah dan Bank Konvensional secara umum itu sama. Perbedaannya hanya satu, Bank Syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah, sedangkan Bank Konvensional tidak (Hasanaji,2013). Terkait dengan kegiatan usaha bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, dalam ketentuan tersebut dijelaskan bahwa bank yang memilih kegiatan usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan sebagai Bank Konvensional. Berdasarkan ketentuan kegiatan usaha inilah yang kemungkinan akan menyebabkan terjadinya perbedaan kinerja keuangan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah.Untuk itu diperlukannya lembaga yang mengatur dan mengawasi bagaimana kinerja keuangan suatu bank, yang dikerjakan oleh Bank Sentral / Bank Indonesia. Suatu bank dikatakan memiliki kondisi yang baik dalam segala aktifitas dan usahanya yaitu, ketika bank tersebut mempunyai kinerja keuangan bank yang sehat. Dalam mencapai tujuan tersebut, bank harus menunjukkan tingkat kesehatan seperti yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia agar dapat menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat.untuk mengamati kinerja keuangan bank yang sehat, Bank Indonesia telah membuat perundang-undangan tentang penilaian kesehatan bank itu sendiri. Pasal 29 ayat (2) dan ayat (5) Undang-undang Perbankan yang diubah menentukan bahwa Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan tingkat kesehatan bank, dengan memperhatikan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas 3

manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank (Rachmadi,2003:128). Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut lebih lanjut diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/11/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 30/2/UPPB masing-masing tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, antara lain diatur bahwa Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self-assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank. Faktor Risk Profile tersebut mencakup 8 (delapan) jenis Risiko yaitu: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Faktor Good Coporate Governance (GCG) mencakup dalam tiga aspek utama yaitu: governance structure, governance process, dan governance output. Pada faktor Rentabilitas (Earning), Surat Edaran No. 13/24/DPNP menerangkan kinerja rentabilitas dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan yaitu: Return on Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM). Pada faktor Permodalan (Capital) 4

dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan, yaitu dengan membandingkan Capital Adequecy Ratio (CAR) dan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan TingkatRasio Keuangan RATIO Ketentuan Bank Indonesia Capital Adequecy Ratio (CAR) Min 8 % Return on Asset (ROA) 0.5 1.25 % Net Interest Margin (NIM) 1.5 2 % Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 94 96 % Loan to Deposit Ratio (LDR) 78 92 % Non Performing Loan (NPL) Max 5 % Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia 2004 Return on Asset(ROA) bertujuan untuk menghitung sampai seberapa jauh assets yang digunakan dapat menghasilkan laba. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Net Interest Margin (NIM) bertujuan untuk mengukur kemampuan Earning Asset dalam menghasilkan laba operasional bersih. Capital Adequecy Ratio (CAR) berbicara tentang tingkat kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian yang mungkin timbul.loan to Deposit Ratio (LDR) bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan terhadap dana pihak ketiga (Kuncoro, 2009;223). Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu indicator untuk menilai kinerja fungsi bank yaitu sebagai lembaga intermediary (Enjang, 2011). Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satunya indikator utamanya adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. 5

Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Tabel 1.2 Perbandingan Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Periode Tahun 2012 - November 2013 (dalam Miliar Rupiah) Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah 2012 2013 2012 2013 Modal ATMR 496.692 2.849.997 633.538 3.383.646 13.866 98.071 16.329 133.473 Laba Rata-rata Total Aset 117.103 3.761.912 133.732 4.328.225 2.397 123.667 2.282 160.094 Biaya Operasional Pendapatan Operasional 321.357 433.678 353.066 471.067 7.678 10.057 11.151 13.294 Pendapatan Rata-rata Aktiva 200.338 3.648.741 231.216 4.742.537 2.184 107.114 2.050 138.016 Pembiayaan Total Dana Pihak Ketiga 2.597.026 3.107.385 3.081.594 3.425.301 142.148 117.817 167.687 138.062 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia November 2013 Tabel 1.2 menjelaskan kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan rasio keuangan CAR, ROA, BOPO, NIM dan LDR. Dengan hadirnya bank berbasis syariah yang dimungkinkan kelahirannya karena terbitnya Undangundang No.10/1998, mendorong semakin meningkatnya persaingan ekonomi di industri perbankan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kinerja keuangan Bank Syariah pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1992 dan berkembang hingga saat ini tahun 2015. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam tersebut tergolong cepat, dan salah satu alasannya, karena hampir 90% rakyat Indonesia beragama Islam dan adanya keyakinan kuat dikalangan masyarakat Muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam. Dengan diundangkannya UU No.10/1998 tentang Perubahan UU No.7/1992 tentang perbankan, maka secara tegas sistem 6

perbankan syariah ditempatkan sebagai bagiandari Sistem Perbankan Nasional. Berikut perkembangan jaringan kantor lembaga perbankan konvensional dansyariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Tabel 1.3 Jaringan Kantor Lembaga Perbankan Syariah Indikator Bank Umum Syariah (BUS) Jumlah Bank Jumlah Kantor Unit Usaha Syariah (UUS) Jumlah Bank Jumlah Kantor BPR Syariah Jumlah Bank Jumlah Kantor Total Total Bank Total Kantor Tahun 2010 2011 2012 11 1.215 23 262 150 286 11 1.390 24 312 155 364 11 1.734 24 493 158 401 184 1.763 190 2066 193 2.628 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia-Vol. 11, No.12, November2013 Nov- 2013 11 1.942 23 554 160 399 388 2.895 Tabel 1.5 merupakan data perkembangan jaringan perbankan syariah tahun 2010-November 2013. Dari Tabel 1.5, perkembangan jaringan pelayanan setiap masing-masing perbankan syariah mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Hingga Nov-2013 total jumlah kantor bank umum syariah meningkat menjadi 1.942 kantor. Dengan meningkatnya jaringan pelayanan Bank Syariah, ini membuktikan bahwa keberadaan Bank Syariah diterima baik oleh masyarakat Indonesia. Pada Tabel 1.5, jumlah Bank Umum Syariah dari tahun 2010 November 2013 stabil, yaitu sebelas Bank Umum Syariah. Satu diantaranya merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia, selebihnya merupakan Bank berbasis syariah yang 7

dibuka oleh Bank Konvensional dan telah mengkonversi diri menjadi Bank Umum Syariah. Bisa dikatakan sepuluh Bank Umum Syariah ini masih merupakan bagian dari Bank Konvensional itu sendiri, dimana pemilik saham Bank Umum Syariah tersebut adalah Bank Konvensional itu sendiri. Berdasarkan fenomena perbandingan perkembangan Bank Konvensional dengan Bank Syariah yang dijelaskan sebelumnya, akan digunakan tolak ukur untuk melihat kinerja keuangan masing-masing bank.tolak ukur yang akan digunakan untuk melihat kondisi bank adalah dengan menggunakan rasio keuangan yang mempengaruhi kinerja keuangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada penilaian kesehatan bank. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2008 : 297). Dengan rasio keuangan, dapat menjelaskan informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan latarbelakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penulisingin melakukan penelitian dengan judul : Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Antara Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di IndonesiaPeriode 2010-2013 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : apakah terdapat perbedaanyang signifikan 8

antara kinerja keuanganbank Konvensional dengan Bank Syariah pada periode tahun 2010 2013? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membandingkan dan menganalisis kinerja keuangan antara Bank-bank Konvensional dengan Bank bank syariah pada periode tahun 2010-2013. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut: 1.4.1 Bagi Perusahaan Peneliti ini memberikan informasi sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui rasio keuangan yang di bandingkan dengan perbankan lain, dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen dalam menyusun kebijakan perusahaannya. 1.4.2 Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang diperoleh di bangku kuliah, serta memperdalam pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan terkhusus perbankan. 9

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan referensi bagi pihak lain dalam melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama di masa yang akan datang. 10