MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 2) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK) PRAKTEK PENULISAN MODUL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

POLITIK KOLONIAL KONSERVATIF, ) ENCEP SUPRIATNA

BAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 4) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

Sejarah Penjajahan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus

PENGARUH POLITIK ETIS TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh: Melinda Vikasari NIM

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Kolonisasi yang dijalankan di Indonesia pada awal

BAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

SISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1. Memahami permasalahan sosial berkaiatan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

PENDIDIKAN PADA MASA KOLONIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM PROPINSI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

Perkembangan Sejarah Pendidikan di Indonesia dan Maroko: Melihat Persamaan dari Berbagai Perbedaan. Oleh : Mutia Zata Yumni Senin, 20 Juni :42

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

SENGKETA TANAH PERKEBUNAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI

BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu

ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

BAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hardiknas dan Harkitnas, Jakarta, 20 Mei 2011 Jumat, 20 Mei 2011

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 1. Jurnalis dari Masa ke Masa. Sang Wartawati Pertama

Transkripsi:

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018

A. Pendahuluan Perjalanan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan tidak didapatkan dengan mudah. Banyak korban baik itu berupa jiwa, harta, benda maupun pikiran dan ide yang muncul dari rakyat Indonesia demi mendapatkan kemerdekaan. Gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dimulai dari munculnya organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia, hingga kemudian masuknya Jepang ke Indonesia, yang kemudian perjuangan mencapai puncaknya saat proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta. Pada modul ini anda akan mendapatkan materi mengenai kehidupan bangsa Indonesia pada masa pergerakan nasional sampai kemerdekaan. Materi yang ada pada modul ini antara lain adalah politik etis dan pergerakan nasional, sifat organisasi pergerakan nasional, pendudukan Jepang, dan kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Modul ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya: Pendahuluan; Capaian pembelajaran; Materi; Rangkuman; Tugas, Tes dan Daftar Pustaka. Proses pembelajaran untuk materi Lembaga Sosial yang sedang Anda ikuti saat ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut ini: 1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai akhir. 2) Pelajari terlebih dahulu kegiatan belajarnya dengan seksama. 3) Keberhasilan proses belajar Anda dalam mata diklat ini sangat bergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat. 4) Bila Anda menemui kesulitian, silahkan hubungi Instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang akan mengajar anda. Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini untuk bekal dengan baik. Penulis, April Tahun 2018

B. Capaian pembelajaran Capaian pembelajaran yang akan anda dapatkan setelah mempelajari modul ini adalah anda mampu menjelaskan kehidupan bangsa Indonesia pada masa pergerakan nasional sampai kemerdekaan. C. Sub Capaian Pembelajaran Setelah anda mempelajari modul ini secara mandiri, maka anda akan memiliki kemampuan : 1. Mampu menjelaskan kehidupan bangsa Indonesia pada masa pergerakan nasional sampai kemerdekaan 2. Mampu menganalisis hubungan antara politik etis dan munculnya pergerakan nasional D. Materi Sebelum membaca materi pada modul ini, silahkan simak video berikut ini terlebih dahulu: https://bit.ly/2vgbpql 1. Politik etis dan pergerakan nasional Politik etis yang diberlakukan di Hindia Belanda sejak tahun 1901 membawa dampak positif bagi kemajuan rakyat Indonesia, salah satunya adalah dengan munculnya kaum terpelajar. Politik etis belanda tidak lepas dari peran Van Deventer yang menulis pada majalah De Gids tahun 1899. Dia mengatakan bahwa Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda memulihkan keuangannya meskipun dengan penuh pengertian, oleh sebab itu sudah sewajarnya kalau kebaikan orang Indonesia itu dibayar kembali. Oleh karena itu menurut Van Deventer, hutang budi itu harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan melalui triasnya yang terdiri dari Irigasi, Edukasi dan emigrasi. Trias tersebut kemudian pada tahun 1901 oleh Ratu Wihelmina dijadikan sebagai kebijakan Belanda terhadap Indonesia, yang kemudian dikenal dengan sebutan politik etis Belanda. Politik etis Belanda berisi (1) Irigasi (Pengairan). Kebijakan ini bertujuan untuk mengairi lahan pertanian inlander (penduduk pribumi) dengan membangun dan memperbaiki saluran pengairan dan bendungan. Pengairan diperlukan agar rakyat dapat mengairi lahan pertaniannya dengan mudah. (2) Edukasi (Pengajaran) Kebijakan edukasi yaitu kebijakan memperluas kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. (3) Migrasi

(Perpindahan Penduduk) Migrasi atau perpindahan penduduk merupakan kebijakan politik etis pemerintah belanda dengan mengajak penduduk untuk bertransimigrasi ke daerah lain guna memenuhi kebutuhan di wilayah pertanian dan perkebunan milik Belanda. Gambar 1. Van Deventer Sumber : https://bit.ly/2hiw8eh Simak video berikut ini mengenai Video politik etis Belanda https://www.youtube.com/watch?v=qkmjcwers44 Kebijakan politik etis yang dibuat oleh Belanda sepertinya akan menguntungkan bagi rakyat Indonesia. Akan tetapi dalam pelaksanannya terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh pihak Belanda sendiri. Beberapa penyelewengan tersebut antara lain : Pertama dalam bidang irigasi. Pelaksanan politik etis dalam bidang irigasi atau pengairan awalnya ditujukan untuk mengairi lahan para pendudukk pribumi, namun pada pelaksanaanya ternyata hanya digunakan untuk mengairi tanah-tanah yang subur yang digunakan sebagai lahan perusahaan swasta Belanda. Sementara lahan rakyat tidak diairi. Kedua dalam bidang edukasi. Pemerintah Belanda membangun sekolahsekolah sebagai bentuk pelaksanaan politik etis. Namun ternyata terdapat penyimpangan di lapangan. Pendidikan ternyata digunakan oleh Belanda untuk mendapatkan pegawai pemerintahan dengan gaji yang murah. Pendidikan yang sejatinya diperuntukan kepada seluruh rakyat Indonesia ternyata hanya dapat dinikmati oleh anak-anak pegawai negeri dan anak orang kaya. Selain itu juga terjadi diskriminasi pendidikan yaitu adanya perbedaan tempat belajar, yaitu

satu kelas berisi anak-anak pegawai negeri dan golongan orang kaya, sedangkan di kelas lain diisi oleh anak-anak pribumi pada umumnya. Ketiga, dalam hal emigrasi. Pelaksanaan politik etis bidang migrasi terjadi penyelewengan yaitu perpindahan penduduk ke luar Jawa hanya ditujukan ke daerah perkebunan milik Belanda. Migrasi atau perpindahan penduduk ini bertujuan menetap karena migrasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja. Tidak sedikit rakyat yang mengikuti program ini memilih untuk melarikan diri dari perkebunan. Namun pemerintah Belanda mengeluarkan aturan Poenale Sanctie yaitu peraturan yang menetapkan bahwa pekerja yang melarikan diri akan dicari oleh polisi dan akan diserahkan kembali kepada mandornya. Dampak dari diberlakukannya politik etis yang dilakukan Belanda memang pada akhirnya banyak merugikan rakyat Indonesia pada saat itu. Akan tetapi Indonesia sendiri sebenarnya mendapatkan keuntungan dari kebijakan tersebut, terutama dalam hal pendidikan. Edukasi atau pendidikan dinilai sebagai jalan satu-satunya yang dapat ditempuh untuk memperbaiki nasib rakyat, karena dengan adanya perbaikan pendidikan maka nasib rakyat akan menjadi lebih baik. Pemberlakuan politik etis di Hindia Belanda melahirkan sekolahsekolah bagi kaum pribumi. Bukan hanya sekolah rendah, tetapi dibangun pula sekolah menengah, sekolah keguruan, dan sekolah tinggi. meskipun pengajaran di sekolah-sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi anak laki-laki, sedangkan bagi anak-anak perempuan hanya memperoleh pendidikan di rumah dan di lingkungan keluarga. Anak-anak perempuan dididik untuk mempersiapkan diri menjadi ibu rumah tangga, mereka diharuskan belajar memasak, menjahit, dan membatik yang merupakan rutinitas di rumah Pendidikan yang diberikan kepada rakyat pribumi ternyata telah melahirkan kelompok elite intelekltual. Mereka yang mendapat yang mendapat pendidikan barat ini bukan saja menyerap ilmu pengetahuan barat, tetapi sekaligus juga membangkitkan kesadarannya sebagai bangsa. Jadi, pendidikan Barat yang dilaksanakan oleh pemerintah kolonial ternyata bagai senjata makan tuan. Dari kalangan intelektual inilah muncul tokoh-tokoh pergerakan kebangsaan yang melahirkan berbagai organisasi pergerakan pada zaman Hindia Belanda.