Studi Konfigurasi Posisi Kabel Submerged Floating Tunnel

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.11 Segoromadu Lamongan, Gresik)

Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.09 PLTU Waru Gresik)

ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU LAMONGAN, GRESIK)

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

Perencanaan Perbaikan Lereng Longsor Pada Jalan Lintas Gunung Gumitir Ruas Jalan Banyuwangi - Jember

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

I. PENDAHULUAN ANAH adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri[1]. Untuk

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK MENANGGULANGI LONGSOR DI TEBING SUNGAI SEGAH JALAN BUJANGGA, BERAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN PERKUATAN TANAH DASAR DI BAWAH KONSTRUKSI TANGGUL WADUK JABUNG, LAMONGAN

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA)

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

ANALISA PERENCANAAN PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG DI DESA TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR (STA S/D STA 0+250)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB IV KRITERIA DESAIN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44

ANALISA PERENCANAAN PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG DI DESA TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR (STA S/D STA 0+250)

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

BAB III KOMPILASI DATA

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: D-24

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PERENCANAAN KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH UNDERPASS JEMURSARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

ALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: D-122

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan


ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

Perencanaan Sistem Perbaikan Tanah Dasar Untuk Area Pembangunan Dan Jalan Pada Proyek Onshore Receiving Facilities Komplek Maspion - Gresik

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

Kajian Daya Dukung Pondasi Abutment Jembatan Bawas Kabupaten Kubu Raya Andy Mahendra*,

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-35

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

KAJIAN STABILITAS LERENG PADA JALAN AKSES JEMBATAN TAYAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

ANALISA STABILITAS LERENG PADA CAMPURAN PASIR DAN TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN DI LABORATORIUM ABSTRAK

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mendesain bangunan geoteknik salah satunya konstruksi Basement, diperlukan

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 ( ) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan

BAB III METODOLOGI. Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi:

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

PERILAKU PONDASI DANGKAL YANG DIBERI PERKUATAN TYRESOIL DAN MATERIAL GRANULER AKIBAT BEBAN DINAMIS

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

Transkripsi:

Studi Konfigurasi Posisi Kabel Submerged Floating Tunnel ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.09 SEGOROMADU PETROKIMIA, GRESIK) Laras Indra Laila Komara, Lestari, A.md, A.Md., Endah Prof. Wahyuni, Ir. Indrasurya ST, B. MT Mochtar, Ph.D MSc., PhD. Jurusan Teknik Sipil, Sipil, Fakultas Teknik Sipil Sipil dan dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arif Jl. Arief Rahman Rahman Hakim, Hakim, Surabaya Surabaya 60111 60111 e-mail:indraikomkomara@gmail.com, Email : laraslaila.lestari@gmail.com, endah@ce.its.ac.id indrasurya@ce.its.ac.id Abstrak - Tower merupakan konstruksi besi siku yang dapat memikul beban sendiri, beban angin, dan beban konduktor. Pondasi menahan gaya yang bekerja pada tower harus dibuat kuat dan tanpa gangguan agar tower tidak roboh. Tower Anomali PLN APP Surabaya SUTT 150 kv T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) sebagai salah satu tower induk utama yang menghubungkan aliran listrik Pulau Jawa tidak boleh terganggu kestabilannya. Pada awalnya, PT. PLN mendirikan tower tersebut di atas lahan dengan posisi tanah rata. Tetapi kemudian batu kapurnya digali oleh pabrik PT. Semen Gresik untuk bahan baku pabrik semen antara tahun 1960-1990. di sekitar lahan tower dibiarkan tidak digali sehingga tower tersebut seolah-olah berada di atas suatu bukit kecil yang tersisa akibat tanah sekitarnya digali. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya erosi dan kegiatan manusia yaitu penggalian untuk jalan perumahan dan tanah dasar perumahan sehingga lereng dikhawatirkan tidak aman. Untuk mengatasi kekhawatiran pihak PLN, dilakukan analisa kestabilan talud berupa penelitian pada tanah, serta analisa gaya dan beban yang terjadi pada pondasi dengan menggunakan program bantu DxStable, Plaxis, GeoSlope. Berdasarkan hasil uji faktor keamanan dari ketiga program tersebut didapat faktor keamanan terkecil dari program bantu Plaxis dengan SF sebesar 1.540 dimana nilai tersebut lebih besar dari SF minimum 1.25 yang artinya stabilitas talud di sekitar tower aman. Pada masa yang akan datang, kondisi tanah pada sekitar talud pada Tower SUTT PLN T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) diasumsikan mengalami pelapukan sehingga kondisi stabilitas talud menjadi tidak aman. Untuk menanggulangi kelongsoran lereng akibat pelapukan yang terjadi karena perubahan parameter, upaya penyelamatan yang dipilih yaitu menggunankan ground anchor jenis tie back grouting dengan penahan berupa grouting beton dan head anchor berupa balok penahan beton. Perkuatan ground anchor, memiliki nilai gaya tarik angkur (K) sebesar 13.234 Ton. Untuk menahan gaya tersebut dipasang tie back grouting dengan diameter 20 cm dan panjang grouting 2 m. Perkuatan dipasang 4 titik per 6 meter atau 6 titik satu sisi. Gambar 1 Peta Lokasi Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) (Sumber: http://maps.google.com/) Gambar 2 Peta Topografi sekitar Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) (Sumber: Data Survey Laboratorium Mekanika dan Batuan ITS) Kata Kunci: Analisa dan perencanaan kestabilan lereng, Tower SUTT PLN, Segoromadu Petrokimia Gresik, program bantu perhitungan dan pemodelan (Plaxis, Geo-Slope, DxStable), faktor keamanan, alternatif perkuatan tanah, ground anchor tie back grouting. I. PENDAHULUAN OWER merupakan konstruksi besi siku yang dapat memikul beban sendiri, beban angin, dan beban T konduktor. Pondasi menahan gaya yang bekerja pada tower harus dibuat kuat dan tanpa gangguan agar tower tidak roboh. Tower SUTT PLN T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) terletak di Desa Sekar Kurung, Kecamatan Kebomas, Kab. Gresik. (Gambar 1) 1 Gambar 3 Potongan Melintang Sisi Selatan Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) (Sumber: Data Survey Laboratorium Mekanika dan Batuan ITS) Pada Gambar 3 terlihat bahwa lahan di atas tower semula rata, tetapi kemudian batu kapurnya digali oleh pabrik PT.

Semen Gresik untuk bahan baku pabrik semen. di sekitar lahan tower dibiarkan tidak digali sehingga tower tersebut seolah-olah berada di atas suatu bukit kecil yang tersisa akibat tanah sekitarnya digali. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya erosi dan kegiatan manusia yaitu penggalian untuk jalan perumahan dan tanah dasar perumahan sehingga lereng mengalami kelongsoran. Lereng diperkirakan maju karena hujan dan tergerus air (erosi) atau terkikis sehingga terjadi pergerakan tanah. Jika sudah terjadi pergerakan, perlu diteliti apakah pondasi strauss sedalam 9 m ikut bergerak atau tidak serta upaya agar lereng tidak terkikis. Alasan tugas akhir ini diteliti yaitu 1) PLN khawatir jika terjadi pergerakan pada tanah akan membahayakan bagi struktur tower. 2) Pada lereng yang longsor direncanakan alternatif perkuatan tanah sebagai proteksi bukit. 3) Perlu adanya penelitian jika lereng yang ada sudah dapat mencegah galian, apakah dapat mencegah kerusakan jika ada gangguan dari alam di masa depan. Oleh karena itu analisa dan perencanaan untuk tugas akhir ini penting untuk dilakukan karena Tower T.09 ini merupakan Tower SUTT 150 kv milik PLN yang menghubungkan jaringan listrik pulau jawa sehingga tidak boleh mengalami gangguan, ketidakstabilan, ataupun keruntuhan. Setelah analisa dan perencanaan dilakukan, penyebab dari ketidakstabilan tower dapat diketahui untuk selanjutnya dapat dilakukan penanggulangan untuk masa yang akan datang. II. STUDI PUSTAKA A. Analisa Stabilitas Lereng Analisa kestabilitas lereng adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor.faktor kemananan (FS) adalah nilai perbandingan antara gaya yang menahan tanah dengan gaya yang menggerakkan tanah atau F = τ τ d Dimana : = tahanan geser maksimum yang dapat dikerahkan oleh tanah d = tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor F = faktor aman Jika Fs < 1,25 maka lereng berada dalam keadaan akan runtuh, pada umumnya nilai angka keamanan adalah 1,25 (untuk beban tetap) terhadap kekuatan geser yang dapat diterima untuk merencanakan kestabilan lereng. Fs = Angka keamanan stabilitas Mengenai kategori keamanan kelongsoran adalah sebagai berikut : SF Kategori SF<1 tidak aman SF=1 1.25 kritis, SF 1,25 aman B. Analisa Perhitungan Ground Anchor Gambar 4 Gaya - Gaya yang Terjadi Pada Perkuatan Talud di Sekitar Tower Dimana : W = Berat tanah yang berada diatas angkur (ton) K = Gaya tarik angkur tegak lurus bidang lereng (ton) N = Gaya normal angkur pusat titik kelongsoran (ton) T = Gaya perlawanan terhadap kelongsoran (ton) O = Pusat titik kelongsoran R = Jari jari kelongsoran (m) SF = Momen Penahan Momen Penggerak Momen Penahan = SF x Momen Penggerak SF = Faktor keamanan yang terjadi SF rencana = Faktor keamanan rencana, maka : MR = SF x Mov MR + ΔMR = SF rencana x Mov ΔMR = (SF rencana - SF) x Mov (Mochtar, 2014) Dimana : ΔMR = Momen Penahan = R x ƩTmax Mov = Momen Overtunning Nilai T max yng terjadi dihitung pada setiap angkur T max = N tan δ (Dimana nilai δ = φ Nilai δ tidak sama dengan 2 φ karena 3 kondisi tanah pasir akan tertekan dan menjadi padat jika diberi angkur. (Mochtar, 2014)) T max = Gaya perlawanan terhadap kelongsoran (ton) N = Nilai normal angkur pusat titik kelongsoran (ton) Nilai Tmax pada angkur 1 : N 1 = K 1 x cos 1 T 1 max = N 1 x tan ⅔ ᶲ Nilai Tmax pada angkur 2 : N 2 = K 2 x cos 2 T 2 max = N 2 x tan ⅔ ᶲ Nilai Tmax pada angkur 3 : N 3 = K 3 x cos 3 T 3 max = N 3 x tan ⅔ ᶲ Jadi, ΔMR = R x ƩT max III. METODOLOGI Tahapan yang dilakukan dalam Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN dan Perencanaan Perkuatan Talud di sekitar Tower (Studi kasus Tower SUTT T.09 Segoromadu Petrokimia, Gresik) adalah sebagai berikut: 2

Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data: - Pelaksanaan Survey Lapangan / Pendahuluan (Pengambilan Contoh Tidak Terganggu / Undisturbed Di Lapangan) - Pelaksanaan Survey Topografi - Pelaksanaan Survey Data Ke PLN Berdasarkan hasil pengukuran topografi dan hasil penyelidikan tanah, maka lapisan tanah di lokasi tersebut secara garis besar berdasarkan harga N-SPT dapat dibagi menjadi 3 bagian. Dapat digambarkan profil lapisan tanah berdasarkan bor log dan hasil sondir pada potongan yang paling curam tampak seperti pada Gambar 7 Tahap Pengujian di Laboratorium Mekanika pada Masing Masing Kondisi: - Pengujian Gravimetri Volumetri - Pengujian Atterrberg Limit - Pengujian Analisa Saringan dan Hidrometer - Pengujian Geser Langsung Analisis Statistik Parameter Ya Diasumsikan Kondisi Lereng Retak sebagian SF = 1 (Kondisi Masa Depan) Analisis Stabilitas Lereng Eksisting Plaxis Analisis Potongan Melintang Lapis dan Kedudukan Pondasi A DXstabl DXstabl Faktor keamanan >1.25 Analisis Perkuatan Detail Alternatif Perkuatan Kesimpulan dan Saran Selesai Analisis Stabilitas Tower dan Gaya- gaya yang Bekerja pada Pondasi Tidak Alternatif Perkuatan Geoslope Gambar 5 Diagram Alir Analisa Dan Perencanaan Perkuatan Talud di Sekitar Tower (lanjutan) IV. DATA TANAH A. Pengujian Lokasi titik titik penyelidikan tanah dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. U Gambar 7 Profil Lapisan Potongan A A pada Tower SUTT T.09 Segoromadu Petrokimia, Gresik Tabel 1 Parameter Data Terkritis yang Digunakan Kedalaman Gs e Sr Wc n gt gd gsat Pp Cc Cv 2-4 2.546 1.324 83.947 43.637 56.962 1.574 1.096 1.666 - - - 4-8 2.537 1.316 85.678 44.433 56.812 1.582 1.095 1.664 - - - 12-26 2.582 1.062 84.549 34.837 51.266 1.692 1.258 1.770 - - - Kedalaman Gravel (Kerikil) Silt (Lanau) Silt+Clay (Lanau + Lempung) Sumber : Hasil Penelitian Strength LL PL IP f C Cu 2-4 0 5.090 28.243 14.377 9.903 4.473 0-0.233 4-8 0 14.286 63.492 33.558 22.962 10.595 0-0.475 12-26 0 34.374 65.626 43.250 28.898 14.352 0-1.601 B. Data Reaksi Tower Sehubungan dengan tidak didapatkannya data- data untuk Tower Anomali PLN APP Surabaya SUTT 150 kv T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) dari PLN, maka data gaya gaya yang digunakan merupakan data ekuivalensi dari data dengan jenis tower yang sama. Untuk input data pada program bantu DxStable, Plaxis, dan GeoSlope data beban dan gaya yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Reaksi Pondasi Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) (Sumber: Adhi Kusnadi, 2008) Reaksi 1 Kaki Akibat Rtekan Maksimum Rtarik Maksimum RH max = Sieve Analysis Beban Mati Volumetri + Gravimetri Gaya Kabel Atterberg Limit Angin pada Kawat Angin pada Tower Total Consolidation 10.24 4.5 1.711 89.425W 16.4502+563.5W 10.24-4.5-1.711-89.425W 10.377+563.5W (1.568 + 1.5908 + 0.1328) 2 + (2.2408 + 2.218) 2 = 10.648 Ton Permeabilitas - - - C. Data Pondasi Tower Dari hasil penelitian di lapangan, diketahui kedalaman pondasi strauss adalah 9 meter dengan diameter 35 cm. LONGSOR BARU PERUMAHAN Gambar 6 Lokasi Titik Penyelidikan pada Tower SUTT T.09 Segoromadu Petrokimia, Gresik V. HASIL PENELITIAN Analisa kestabilan talud dilakukan dengan menggunakan program bantu yaitu DxStable, GeoSlope, 3

dan Plaxis dengan ketentuan faktor keamanan SF > 1.25. Analisa pada kondisi saat ini. A. Analisa Stabilitas Talud Menggunakan Program Bantu DxStable Analisa dilakukan menggunakan program bantu Dxstabl agar mengetahui nilai angka keamanan. Dilakukan analisa dimana muka air tanah diasumsikan dalam keadaan tinggi pada permukaan lapisan tanah paling atas. Analisa dilakukan di sisi kiri dan kanan. Gambar 11 Pemodelan Total Displacement pada Phase 2, Phi/c Reduction Gambar 8 Kelongsoran Talud di Sekitar Tower Sisi Kiri Gambar 9 Kelongsoran Talud di Sekitar Tower Sisi Kanan Dari Gambar 8 dan 9 terlihat bahwa angka keamanan terkecil untuk program bantu DxStable berada pada sisi kanan sebesar 1.669 lebih besar dari syarat untuk SF terkecil adalah 1.25. Hal ini menunjukan bahwa kondisi talud di sekitar Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) sisi kanan maupun kiri aman dan tidak terjadi kelongsoran. B. Analisa Stabilitas Talud Menggunakan Program Bantu Plaxis Sama halnya seperti analisa menggunakan program bantu DxStable, analisa program bantu Plaxis bertujuan untuk mendapatkan hasil angka keamanan. Dilakukan analisa dimana muka air tanah diasumsikan dalam keadaan tinggi pada permukaan lapisan tanah paling atas. Gambar 12 Hasil Perhitungan SF terkecil untuk Program Bantu Plaxis Pada Gambar 12 didapat SF untuk Program Bantu Plaxis sebesar 1.5427. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi stabilitas talud pada Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia Gresik) dengan menggunakan program bantu Plaxis sudah aman karena SF yang ada, SF lebih besar dari syarat SF minimum = 1.25. C. Analisa Stabilitas Talud Menggunakan Program Bantu GeoSlope Sama halnya seperti analisa menggunakan program bantu DxStable dan Plaxis, analisa program bantu GeoSlope bertujuan untuk mendapatkan hasil angka keamanan. Dilakukan analisa dimana muka air tanah diasumsikan dalam keadaan tinggi pada permukaan lapisan tanah paling atas. Gambar 13 Pemodelan Slope Sliding dengan Program Bantu GeoSlope Gambar 10 Pemodelan Total Displacement pada Phase 1, Plastic Condition Gambar 13 menunjukan kelongsoran tanah yang terjadi pada talud di sekitar lereng dengan SF pada sisi kanan= 2.066, dan SF pada sisi kiri = 2.941. Kelongsoran dengan SF terkecil berada di sisi kanan dengan faktor keamanan sebesar 2.066 > SF min = 1.25. Didapatkan besaran faktor keamanan untuk masingmasing analisa sebagai berikut: 4

Tabel 3 Hasil Perhitungan Angka Keamanan dengan Ketiga Program Bantu Program Bantu Kiri SF Kanan DxStable Overall Internal Overall Internal 3.194 2.658 2.617 1.669 Plaxis 1.540 GeoSlope 2.941 2.066 pemasangan perkuatan dilakukan pada tanah initial yaitu tanah lempung. L1 = 9.26 m R = 15.75 m L2 = 4.968 m O Dapat disimpulkan bahwa faktor keamanan terkecil dari ketiga program bantu tersebut adalah dengan menggunakan program bantu Plaxis dengan SF sebesar 1.540, lebih besar dari SF minimum sebesar 1.25 artinya stabilitas talud di sekitar tower aman. T1 max K1 N1 K2 N2 T2 max D. Perencanaan Perkuatan Talud Menurut Mochtar (2014), pada lereng lereng yang lapuk sudah terjadi retak retak yang kemungkinan besar terisi lapisan pasir sehingga apabila terjadi kelongsoran sepanjang bidang bidang yang retak tersebut maka asumsi lapisan tanah seolah olah dianggap pasir (behaving like sand). Kondisi tersebut menyebabkan stabilitas talud menjadi tidak aman di masa depan sehingga perlu adanya perkuatan talud. Lapisan tanah berubah menjadi pasir sehingga parameter tanah berubah menjadi sebagai berikut : Tabel 4 Perubahan Parameter Akibat Terjadinya Pelapukan Lapisan gt gsat C ke- T/m 3 T/m 3 T/m 2 derajat 1 1.574 1.666 0.5 30 2 1.582 1.664 4.746 0 3 1.692 1.770 16.006 0 Hasil dari analisa menggunakan program bantu DxStable dengan parameter tanah baru dapat dilihat pada Tabel 4 dan tergambar pada Gambar 147. Gambar 15 Gaya - Gaya yang Terjadi pada Perkuatan Talud di Sekitar Tower SUTT T.09 Segoromadu Petrokimia Gresik Total besaran gaya tarik angkur (K) sebesar. Ktotal = 8.823 Ton K 6 meter = 6 x 8.823 T = 52.938 T Cu = 13.14 T/m2 Jika asumsi pemasangan 4 anchor per 6 m, maka beban yang diterima 1 anchor per meter adalah: K = ΣK = 52.938 = 13.234 Ton 4 4 Untuk kestabilan seluruh lereng sekitar tower, maka keempat sisi diberikan anchor. Jarak pemasangan = 6 m Jumlah anchor yang dipasang per sisi = 6 buah (Gambar perencanaan) Tabel 5 Perbandingan Harga Material Berdasarkan Jarak Pemasangan Ground Anchor Tie back Grouting dipasang 4 buah per 6 meter atau 6 buah per sisi seperti terlihat pada denah perletakannya (Gambar 16). D 20 cm L = 2 m Gambar 14 Bidang Kelongsoran sekitar Talud Setelah Terjadi Pelapukan Dari hasil analisa, terlihat bahwa SF terkecil pada sisi kanan dengan besaran SF = 1.004 < 1.25 yang berarti talud tidak aman dan mengalami pelapukan sebagian. Untuk menanggulangi kelongsoran lereng akibat pelapukan yang terjadi karena perubahan parameter tersebut, dipilih alternatif perkuatan tanah yaitu Ground Anchor jenis Tie back Grouting dengan penahan berupa grouting beton dan head anchor berupa balok penahan beton. Alternatif tersebut dipilih karena merupakan alternatif paling tepat untuk tanah lempung. Walaupun asumsi perhitungan berdasarkan parameter tanah pasir setelah terjadi pelapukan, tetapi Ø 20 cm L = 2 m Gambar 16 Denah Perletakan Ground Anchor Tie back Grouting 5

Untuk pemasangan pada potongan talud dapat dilihat pada Gambar 17. Grouting direncanakan dipasang pada kedalaman 20 m dari lapisan atas dengan Diameter 20 cm dan panjang L = 2 meter. 6 12.953 1.413 1.425 1.380 PONDASI STRAUSS L = 9.00 m, D = 35 cm 20.000 Ø 20 cm L = 2 m 14.135 1.206 1.065 1.004 Gambar 17 Potongan Perencanaan Pemasangan Ground Anchor Tie back Grouting VI. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengukuran topografi dan hasil penyelidikan tanah, maka lapisan tanah di lokasi tersebut secara garis besar berdasarkan harga N-SPT dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan jenis lapisan tanahnya didominasi oleh lapisan tanah lempung berlanau, lanau lempung berpasir, dan lanau pasir berlempung. 2. Stabilitas talud di sekitar tower sekarang dianalisa menggunakan 3 program bantu yaitu DxStable, Plaxis, dan GeoSlope. Berdasarkan hasil uji faktor keamanan dari ketiga program tersebut didapat SF terkecil terdapat pada program bantu Plaxis dengan SF sebesar 1.540. Dalam hal ini SF = 1.540 > 1.25 (SF minimum) artinya stabilitas talud di sekitar tower aman. 3. Pondasi tiang strauss kuat menahan beban lateral, vertikal tekan dan vertikal tarik tower, sehingga tower aman dari ancaman pergeseran samping pondasi tiang strauss, penurunan pondasi, dan terangkatnya pondasi. 4. Pada masa yang akan datang, kondisi tanah pada sekitar talud pada Tower T.09 (Segoromadu Petrokimia, Gresik) diasumsikan mengalami pelapukan sehingga kondisi stabilitas talud menjadi tidak aman. Pelapukan yang terjadi dianggap masih pelapukan sebagian. Untuk memodelkan kondisi tersebut maka lapisan tanah atas dianggap pasir dan perlu adanya perkuatan talud. Analisa digunakan dengan program bantu DxStable. 5. Untuk menanggulangi kelongsoran lereng akibat pelapukan yang terjadi karena perubahan parameter, upaya penyelamatan yang dipilih yaitu ground anchor jenis tie back grouting dengan penahan berupa grouting beton dan head anchor berupa balok penahan beton berdimensi 1.3 x 1.3 x 0.2 meter. Alternatif tersebut dipilih karena merupakan alternatif paling ekonomis, efisien, dan tepat untuk ) 20.000 Ø 20 cm L = 2 m tanah keras. Dari segi pemasangan, tidak memerlukan alat dan pekerja yang banyak. 6. Perkuatan ground anchor memiliki nilai gaya tarik angkur (K) sebesar 13.234 Ton. Untuk menahan gaya tersebut, dipasang tie back grouting dengan diameter 20 cm dan panjang grouting 2 meter pada kedalaman 20 meter. Perkuatan ground anchor dipasang 4 buah ground anchor per 6 meter atau 6 buah ground anchor per satu sisi. B. SARAN 1. Untuk pihak owner dalam hal ini PT. PLN (Persero) sebaiknya mengadakan inspeksi dan perawatan rutin ke setiap tower agar tidak terjadi kerusakan / kegagalan stabilitas tower yang diakibatkan oleh warga sekitar / oknum luar. 2. Untuk data tower yang diperlukan, dapat menggunakan data tower yang di ekivalensikan dengan syarat kondisi dan type tower yang serupa. VII. DAFTAR PUSTAKA [1] Arjaya, Hendra Sugih dan Pratiwi, Elmi Besty. 2011. Perkuatan Lereng Pada Menara SUTT Sta 19+255 Jalan Tol Semarang Solo Seksi Tinalun Lemah Ireng, Semarang. Universitas Diponegoro [2] Bowles, J.E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis.Jakarta: Erlangga. [3] Das, Braja M., (translated by Mochtar N.E, and Mochtar I.B.). 1985. Mekanika (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid I. Jakarta: Erlangga. [4] Das, Braja M., (translated by Mochtar N.E, and Mochtar I.B.). 1985. Mekanika (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid II.Jakarta: Erlangga. [5] Dryasmara Kusumastuty, ST; Wida Betasani, ST; Rasgianti, ST; Anwar Rusmana, ST; Eko Auli Yanuar, Amd; Bennaron Sulancana, ST. 2011. Kajian Stabilitas Lereng di Sekitar Tower T.20 SUTET 500 KV Suralaya-New Balaraja 2 Akibat Adanya penambangan di Sekitar Tower. Puslitbang PLN. [6] Hardiyatmo, Hary Christady, 2007, Mekanika 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta [7] Hardiyatmo, Hary Christady, 2007, Mekanika 2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta [8] Mochtar, Indrasurya B. 2000. Teknologi Perbaikan dan Alternatif Perencanaan pada Bermasalah (problematic soil).ftsp ITS, Surabaya [9] Terzaghi, K. and Peck R.B. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice, 2nd edition.jakarta: Erlangga. [10] Vidayanti, D. Pengembangan Bahan Ajar Modul 10 Stabilitas Lereng.UMB, Jakarta [11] Wahjudi, Herman, 1999, Daya Dukung Pondasi Dalam. FTSP ITS, Surabaya