PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT KELAS 4 SD MASYITHOH NGORO

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SD PADA PEMEBELAJARAN IPA

MODEL TGT BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SD

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Menerapkan Model CTL Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa SDIT El-Haq Buduran Materi Bangun Ruang

PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENURUNKAN KESULITAN BELAJAR ANAK KELAS V DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KHUSUSNYA PERKALIAN DI SDN GELAM 1 SIDOARJO

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

Abstrak. Kata kunci : Pembelajaran CTL. Minat belajar, Bangun Datar PENDAHULUAN

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA SISWA KELAS II SDN SEKARDANGAN

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

ZULFA SAFITRI A54F100040

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA IPA KELAS IV SDN II KEPADANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA

Juli Mania Sembiring 1, Edy Surya 2

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Inpres Laemanta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN LAPS-HEURISTIK UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA KELAS V PADA MATERI PECAHAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPONEN QUESTIONING DAN LEARNING COMMUNITY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai derajat. Sarjana S-1 PROGRAM STUDI S-1 PGSD NASKAH PUBLIKASI. Oleh : Erlinda Dwi Miswara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

BAB III METODE PENELITIAN

Zulham A.Ranya, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR GUNUNG BERAPI TERHADAP KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

PENERAPAN MODEL DiSCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI SDN SUKO 2 KELAS IV

PENGGUNAAN MODEL GUIDE INQUIRY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB SRI WAHYU MULIA NINGSIH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

Transkripsi:

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN Susi Mellani 158620600206/6/B2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo susimellanimella@gmail.com Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M. Pd. Abstrak Dalam kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari subyek dari kegiatan tersebut ialah guru dan siswa. Contohnya dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial, kebanyakan siswa merasa jenuh dan bosan karena di dalam kegiatan pembelajaran terpaku pada kegiatan ceramah guru. Hal ini membuat suasana kelas menjadi tidak beraturan, terkadang anak ramai, kurangnya kefokusan anak dalam menerima materi, dan akhirnya tujuan pembelajaran tidak dapat terselesaikan. Sikap kreatif yang dimiliki guru terdapat pada cara penyampaian materi,biasanya guru akan menggunakan alat bantu berupa media untuk menyampaikan materi. Dalam penelitian menggunakan rumusan masalah sebagai berikut Apakah model pembelajaran CTL dapat meningkatkan cara berfikir kreatif siswa kelas 4 SD?. Pada kegiatan penelitian yang dilaksanakan ini, bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pembelajaran CTL terhadap tingkat berfikir kreatif siswa sekolah dasar kelas 4 SDN Grabagan Tulangan. Penelitian ini menggunakan penelitian berbasis tindakan kelas, teknik pengumpulan data menggunakan bentuk tes, dan subyek yang diteliti ialah anak sekolah dasar kelas 4 SDN Grabagan Tulangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus tindakan, dari hasil penelitian sebelum tindakan menunjukkan presentase sebesar 20% dan data setelah tindakan pada siklus I sebesar 42% dan siklus II melonjak ke 90%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran CTL terbukti dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dan pada umumnya siswa merespon dengan baik penggunaan pembalajaran CTL yang sudah diterapkan. Kata kunci : pembelajaran kontekstual, berfikir kreatif. PENDAHULUAN Di era zaman modern ini, informasi sangatlah mudah didapatkan tidak hanya melalui media cetak dan buku. Media sosial juga dapat digunakan dengan alat bantu smartphone yang menggunakan sinyal internet dalam proses pencarian informasi tersebut. Sungguh disayangkan apabila seseorang tidak bisa menganalisa informasi yang didapat secara logis. Karena dalam kehidupan seseorang dibutuhkan untuk berfikir kreatif dalam menerima informasi yang memungkinkan informasi tersebut dapat digunakan dengan kriteria apabila informasi tersebut baik dan bermanfaat. Pada anak sekolah dasar khususnya pada kelas 4 SD yang dimana mereka masih menggunakan pemikiran yang konkrit. Dimana sesuai dalam teori piaget mengenai karakteristik anak, pada kelas 4 SD sebagian besar umurnya berkisar antara 10-11 tahun yaitu berada pada tahap operasional konkrit. Pada tahap tersebut anak memang kesulitan menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan logika tanpa ada objek langsung dihadapan mereka, kegiatan tersebut dapat diartikan jika anak kelas 4 SD perlu benda nyata dalam proses pembelajaran. Kenyataan dalam kelas, rendahnya berfikir kreatif siswa mengenai pengalamannya dalam benda konkrit yang mereka lihat sehari - hari menyebabkan siswa sulit melogika gambar tanpa ada media atau benda bantu nyata dihadapan siswa. Penelitian yang dilakukan peneliti pada kelas IV SDN Grabagan Tulangan Sidoarjo diperoleh jenis kesalahan yaitu pada proses pembelajaran guru tidak pernah 1

membuat contoh dalam menghubungkan kegiatan sehari - hari dan benda yang ada di sekitar siswa karena guru beranggapan bahwa dari pengalaman setiap siswa dan juga pembelajaran yang mereka dapat di kelas sebelumnya sudah mencukupi untuk menambah wawasan dari siswa. Dari observasi yang dilakukan observer, masalah yang didapat yaitu 1] rendahnya pengalaman siswa, 2] kurangnya media pembelajaran pada saat proses pembelajaran, 3] nilai KKM terlalu tinggi, 4] kurangnya penjelasan materi. Masalah masalah tersebut berfokus pada rendahnya cara berfikir kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, fokus pembahasan masalah penelitian ini adalah cara berfikir siswa dalam pembelajaran IPS. Apabila ada masalah tentunya ada solusi untuk menangani masalah tersebut. Solusi dalam penelitian ini yaitu dari guru kelas yang mengajar di kelas 4 SD dimana terjadinya suatu masalah. Karena pada hakikatnya guru harus menyadari kesulitan yang dialami siswa dalam belajar IPS agar siswa mampu berfikir belajar secara efektif dan efisien. Solusi yang dapat ditawarkan dalam proses pembelajaran adalah sebuah penerapan model contextual learning. Berfikir kreatif Suatu pembangun ide atau gagasan baru yang muncul dari seseorang merupakan pengertian berfikir kreatif menurut Abdul Aziz (2012). Jadi berfikir kreatif merupakan gabungan antara berfikir logis dan intuitif yang dimana berfikir intuitif yaitu pemikiran berdasarkan naluri seseorang yang datang secara tiba - tiba tanpa adanya bukti/fakta yang jelas. Kata lainnya yaitu berfikir kreatif merupakan upaya daya pikir seseorang untuk menghasilkan sebuah hal baru yang belum pernah ada. Proses dari berfikir kreatif yaitu dari kemampuan berfikir dimana otak akan memproses informasi yang masuk dari indra nya setelah itu dari hasil informasi manusia dapat meniru kegiatan tersebut. Dari hasil meniru manusia akan berfikir untuk menemukan hal baru dan menciptakannya. Adapun ciri dari berfikir kreatif diantaranya adalah memecahkan masalah secara logis dan teoritis, melibatkan respond an gagasan baru. Dari masalah tersebut dapat dirumuskan sebuah rumusan masalah yaitu 1. Apakah model pembelajaran CTL dapat meningkatkan cara berfikir kreatif siswa kelas 4 SD? 2. Apakah model pembelajaran CTL dapat meningkatkan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran? 3. Apakah model pembelajaran CTL dapat meningkatkan berfikir logis siswa? Jadi tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dengan pembelajaran kontekstual siswa diharapkan mampu berfikir kreatif, dan dengan CTL siswa mampu mengelola pengalaman yang diperolehnya. Kreatif merupakan produk atau sesuatu yang memiliki arti penting dari sesuatu yang kelihatannya tidak ada. Menurut Ida (2011) menemukakan adanya 5 aspek berfikir kreatif yaitu : 1. Dalam sebuah bentuk kreatifitas seseorang diperlukan adanya kombinasi antara keinginan dan usaha dalam menghasilkan produk baru. 2. Biasanya orang yang kreatif tak akan pernah puas dengan apa yang yang di buat/ditemukan sebelumnya, mereka cenderung ingin mencari sesuatu yang lebih efisien dan lebih baik lagi dengan menghasilkan produk baru yang tentunya berbeda dengan produk yang lain. 3. Orang yang kreatif dalam mengevaluasi hasilnya biasanya menggunakan patokan dari kepercayaan diri pada standar evaluasi yang telah ditentukan. 4. Ide yang tertanam dalam seorang yang kreatif biasanya tidak terbatas, 5. Ide dari kreatifitas biasanya muncul dari hal yang kita lakukan atau disebut dengan kegiatan yang tak disengaja. 2

Contextual Teaching and Learning CTL atau biasa disebut pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran terbuka dimulai dari kegiatan tanya jawab yang sesuai dari kehidupan nyata siswa, sehingga dalam materi yang diajarkan terasa bermanfaat. Dalam pembelajaran kontekstual ada prinsip pembelajaran yaitu siswa mengalami secara nyata dalam materi yang disampaikan, siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi dalam kegiatan yang dilakukan secara langsung. Menurut Amir (2015) ada tujuh indikator yang menjadi ciri khusus dalam pembelajaran kontekstsual yaitu : 1. Modeling Suatu proses pembelajaran yang terjadi di kelas dimana guru memberi contoh agar nantinya dapat ditiru oleh siswa. Dalam modeling tidak hanya guru yang menjelaskan menjelaskan di depan kelas, guru akan menunjuk siswa yang punya kemampuan sebagai tutor sejawat. 2. Questioning Questioning merupakan kemampuan bertanya yang dialami oleh siswa, jadi pembelajaran kontekstual guru tidak hanya menjelaskan saja. Guru memancing siswa agar mau bertanya mengenai pembelajaran yang sudah dijelaskan. 3. Learning Qomunity Learning qomunity atau disebut kelompok belajar merupakan kegiatan sharing dengan orang yang memiliki pengalaman baru yang belum diketahui. 4. Inquiry Constructivism Inkuiri merupakan bentuk pembelajaran mandiri, dimana siswa menemukan sendiri pemecahan masalah yang dialaminya. 5. Reflection Refleksi merupakan proses dari pengumpulan pengalaman yang telah dipelajari dengan mengurutkan peristiwa dari awal hingga akhir, jadi refleksi merupakan pengulangan materi yang disampaikan untuk membantu siswa dalam mengingat materi sebelumnya. 6. Contructivism Kontruktivisme merupakan proses menyusun kognitif baru dalam pengetahuan siswa berdasarkan pengalaman siswa sendiri. 7. Authentic Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh guru dengan mengumpulkan data perkembangan belajar siswa, dalam penilaian autentik tidak hanya pengetahuan saja yang dinilai, akan tetapi sikap dan keterampilan siswa juga masuk dalam penilaian. Siswa kelas 4 SD Karakteristik dari setiap individu tentunya berbeda - beda, menurut Ibda (2015) mengatakan bahwa tahap perkembangan kemampuan anak dibagi menjadi 4 yaitu, sensori motor, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Berfokus pada kelas 4 SD yaitu anak pada umur 6-12 tahun yang masuk ke dalam tahap operasional konkrit. Dimana anak butuh sesuatu yang nyata untuk tahap pemahamannya. Di tahap operasional konkrit biasanya anak kurang memahami permasalahan masalah menggunakan logika, karena logika perlu penalaran dengan benda atau sesuatu yang abstrak. Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu pengetahuan sosial atau sering disebut IPS merupakan konsep dasar pembelajaran yang mengarah kepada kegiatan sosial yang ada di lingkungannya, baik itu lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dll. Setelah mendapat pembelajaran IPS di sekolah, siswa dharapkan mampu mengatasi masalah sosial di kehidupan sehari - hari. Dalam ilmu pengetahuan sosial ada subyek yang akan memainkan peran di dalamnya yaitu manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang dimana mereka tidak bisa hidup berindividu melainkan mereka butuh makhluk lainnya. 3

Dalam ilmu pengetahuan sosial ada beberapa kemampuan atau kreatifitas yang harus terpenuhi dalam mengajar pendidikan ilmu pengetahuan sosial yaitu : 1. Ketrampilan mental Ketrampilan mental merupakan pandangan hidup seseorang dalam menjalani kehidupan. 2. Ketrampilan personal Ketrampilan personal merupakan ketrampilan diri kita dari lahir hingga sekarang dimana diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar. 3. Ketrampilan sosial Di dalam pendidikan ilmu pengetahuan sosial, masyrakat pastinya sebagai makhluk sosial yang tinggal dalam tempat tertentu. Ketrampilan sosial merupakan cara manusia dalam mengahadapi perkembangan kehidupannya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini dirancang menggunakan penelitian tindakan kelas. Menurut Amir dan Sartika (2017) penelitian tindakan kelas adalah kegiatan usaha untuk memecahkan masalah yang berkaitan dalam kegiatan belajar mengajar yang di lakukan oleh guru. Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart yaitu perkembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. PTK model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari 4 tahap yaitu : 1. Perencanaan Meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran, menyiapkan soal, menyiapkan kertas evaluasi, dan menyiapkan media yang digunakan. 2. Tindakan Pada tahap ini pembelajaran difokuskan untuk peningkatan berfikir kreatif siswa melalui pembelajaran kontekstual. 3. Pengamatan Merupakan tahap memantau siswa dan mengamati hasil kerja siswa. 4. Refleksi Merupakan tahap perbaikan dari kelemahan untuk siklus berikutnya. Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Grabagan Tulangan Kabupaten Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi Perkembangan Teknologi, pelaksanaan perbaikan diadakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dengan subyek sebanyak 28 siswa dengan karakteristik yaitu 14 perempuan dan 14 laki - laki. Waktu Penelitian dilakukan pada hari sabtu tanggal 7 April 2018 sampai pada tanggal 21 April 2018. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Grabagan Tulangan pada siswa kelas 4 SD pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan menggunakan cara pembelajaran kontekstual yang berfokus pada cara berfikir kreatif anak. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 7 April 2018 sampai pada tanggal 21 April 2018. Dalam kegiatan penelitian menggunakan 2 siklus untuk mengetahui apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan cara berfikir kreatif anak. Hasil penelitian proses berfikir kreatif siswa melalui evaluasi yang berbentuk tes dengan hasil sebagai berikut. A. Siklus I Siklus pertama dilakukan evaluasi menggunakan soal tes pilihan ganda dan uraian sebanyak 15 soal. Setelah siswa diberi materi menggunakan pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 april 2018. 1. Perencanaan a. Dalam perencanaan, kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun RPP mata pelajaran IPS dengan materi perkembangan teknologi, kegiatan yang tercantum di RPP sesuai dengan sintaks model CTL. b. Membuat dan menyiapkan lembar soal yang akan diujikan sebanyak jumlah siswa yaitu 28 soal. 4

2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada hari sabtu 7 April 2018. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran yaitu 1 kali pertemuan. Subyek yang diamati yaitu siswa kelas 4 yang berjumlah 28 siswa. Kegiatan yang diamati yaitu proses pemecahan masalah melalui pengerjaan soal yang diberikan. 4. Refleksi Refleksi merupakan tahap perbaikan dari siklus yang dilakukan. Berikut tabel hasil dari siklus I Tabel.1 Hasil penelitian siklus 1 NAMA SISWA SKOR Siswa 1 80 Siswa 2 55 Siswa 3 81 Siswa 4 65 Siswa 5 75 Siswa 6 55 Siswa 7 70 Siswa 8 75 Siswa 9 80 Siswa 10 80 Siswa 11 50 Siswa 12 65 Siswa 13 60 Siswa 14 75 Siswa 15 55 Siswa 16 65 Siswa 17 70 Siswa 18 70 Siswa 19 80 Siswa 20 55 Siswa 21 65 Siswa 22 75 Siswa 23 80 Siswa 24 65 Siswa 25 55 Siswa 26 60 Siswa 27 75 Siswa 28 80 Berdasarkan data nilai tugas pada saat proses pembelajaran pada siklus 1 menunjukkan bahwa siswa yang nilainya di bawah rata-rata masih > 50%. Dengan perincian siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<75 sebanyak 14 siswa dan siswa yang memperoleh nilai > 75 ke atas hanya 12 siswa. Adapun penyebabnya adalah siswa kurang dijelaskan mengenai materi dikarenakan guru terlalu sering memberi soal, media yang digunakan kurang dalam pembelajaran menggunakan benda konkrit. Dari hasil siklus 1 maka peneliti akan mengadakan penelitian menerus ke siklus 2 untuk mencapai target pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berfikir kreatifnya. Tindakan yang selanjutnya dilakukan yaitu dengan 1. Pembelajaran akan ditekankan menggunakan media bantu dalam menjelaskan materi. 2. Guru akan bergantian menjelaskan ke depan, jadi pembelajaran akan menggunakan tutor sejawat. 3. Memberikan reward untuk siswa yang mampu menjawab pertanyaan agar lebih memotivasi siswa. B. Siklus II 1. Perencanaan a. Dalam perencanaan, kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun RPP mata pelajaran IPS dengan materi perkembangan teknologi, kegiatan yang tercantum di RPP sesuai dengan sintaks model CTL. b. Membuat dan menyiapkan lembar soal yang akan diujikan sebanyak jumlah siswa yaitu 28 soal. c. Menyiapkan media penunjang sesuai dengan materi yaitu perkembangan teknologi. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada hari sabtu 14 April 2018. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran yaitu 1 kali pertemuan. Kegiatan yang diamati ialah proses pemecahan masalah melalui soal yang diberikan. 5

4. Refleksi Refleksi merupakan tahap perbaikan dari siklus yang dilakukan. Berikut tabel hasil dari siklus II Hasil penelitian dari siklus ke 2 yang tertera pada tabel berikut. Tabel.2 Hasil penelitian siklus 2 NAMA SISWA SKOR Siswa 1 95 Siswa 2 70 Siswa 3 90 Siswa 4 92 Siswa 5 86 Siswa 6 71 Siswa 7 94 Siswa 8 87 Siswa 9 83 Siswa 10 93 Siswa 11 73 Siswa 12 89 Siswa 13 94 Siswa 14 90 Siswa 15 93 Siswa 16 85 Siswa 17 85 Siswa 18 80 Siswa 19 97 Siswa 20 82 Siswa 21 95 Siswa 22 89 Siswa 23 89 Siswa 24 90 Siswa 25 85 Siswa 26 86 Siswa 27 84 Siswa 28 89 100 50 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Grafik 1 Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPS menggunakan pembelajaran CTL sangat optimal yaitu mencapai 90% siswa mengalami nilai yang sesuai dengan KKM yaitu >75. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pembelajaran CTLyang digunakan juga sangat menarik, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa CTL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada pelajaran IPS di kelas 4 SD Grabagan Tulangan Sidoarjo. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut adanya pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan penalaran berfikir kreatif siswa SD. Selain itu pembelajaran kontekstual mempunyai pengaruh besar terhadap cara berfikir kreatif siswa. Diharapkan peneliti dapat memberi masukan kepada guru khususnya guru pada mata pelajaran IPS agar pada pembelajaran tidak terpaku pada materi saja. Perlunya media sebagai pendukung dan menambah pengalaman yang dilihat maupun didengar siswa. 6

DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F., & Sartika, S. B. (2017). Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. Sidoarjo : UMSIDA Press. Amir, M. F. (2015). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar. Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 37 Fathurrohman. (2006). Model - Model Pembelajaran. Yogyakarta :Universitas Negeri Yogyakarta. Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Yogyakarta : Universitas Islam Ar-Raniry.3(1),32-34. Saefudin, A, A.(2012). Pengembangan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Yogyakarta : Universitas PGRI Yogyakarta. 40 7