BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai perpajakan yang diberikan kepada masyarakat kususnya untuk wajib pajak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan di analisis yaitu dari tahun 2009 sampai dengan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh Promosi, Harga, dan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian pada PT. Trimas Media Kec. Tambang yang berlokasi di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dimanapenelitian yang lebih menekankan pada angka-angka serta teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suzuki Pekanbaru yang beralamat di Jalan Nangka Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Waktu penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013, dilanjutkan analisis data dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk dapat digeneralisasikan (Anshori dan Iswati, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan adanya pengaruh variabel bebas yang diambil dari data primer berupa jawaban responden dalam kuisioner dan diukur menggunakan alat bantu statistik untuk kemudian digunakan dalam menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kabupaten Gresik, alasan pemilihan kabupaten Gresik karena kota tersebut memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup dinamis yang dapat dilihat melalui tingkat pertumbuhan industri yang ada di kota tersebut. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah semua Wajib Pajak UMKM yang memperoleh penghasilan dari usaha yang 42

diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yaitu tidak lebih dari Rp 4,8 Milyar yang berada di kota Gresik. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian bahwa ukuran sampel yang lebih tepat untuk banyak penelitian adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500. Banyaknya variable yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 variabel sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 90. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data, (Sugiyono, 2011). Alasan pemilihan teknik pengambilan sampel ini adalah untuk mempermudah proses pengambilan sampel. 3.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer berupa kuesioner yang diisi oleh responden. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari wajib pajak UMKM yang penghasilannya tidak lebih dari 4,8 M dan memiliki usaha di kabupaten Gresik, melaui kuesioner berisi 43

pertanyaan yang bersifat tertutup. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan variabel-variabel dalam penelitian yang digunakan untuk mendapat data penelitian. 3.5 Teknik Pengambilan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode angket (kuesioner). Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang diisi oleh responden. Sejumlah pertanyaan diajukan dalam bentuk kuesioner dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala 5 angka yaitu: Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 = Sangat Tidak Setuju (STS) = Tidak Setuju (ST) = Kurang Setuju (KS) = Setuju (S) = Sangat Setuju (SS) 3.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Konsep-konsep yang akan diukur dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kepatuhan wajib pajak. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan beberapa indikator emperik yang telah disiapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dicantumkan dalam kuesoner emperik yang digunakan dalam pengukuran konsep. 44

3.6.1 Pemahaman Pajak Pemahaman pajak adalah proses wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Pemahaman wajib pajak juga dapat diartikan sebagai pandangan wajib pajak pada pengetahuan perpajakan yang dimiliki. Pemahaman pajak dapat diukur dengan indikator (Permatasari, 2014) sebagai berikut: 1. Pemahaman Wajib Pajak yang mau membayar pajak harus mempunyai NPWP. 2. Pemahaman akan hak dan kewajiban Wajib Pajak. 3. Pemahaman akan sanksi perpajakan jika mereka lalai akan kewajibannya. 4. Pemahaman Wajib Pajak akan PTKP, PKP, dan tarif pajak. 5. Pemahaman akan pemberian kode akun dan kode setor pajak di SSP. 6. Pemahaman akan peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan KPP. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala Ordinal dengan menjawab suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Sedangkan teknik penskalaannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pertanyaan, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1, Tidak Setuju dengan nilai 2, Kurang Setuju dengan nilai 3, Setuju dengan nilai 4, dan Sangat Setuju dengan nilai 5. 45

3.6.2 Kemudahan Pajak Kemudahan pajak adalah kesederhanaan dalam sistem perpajakan dan administrasi perpajakan, disebut sederhana jika peraturan perpajakan tersebut memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kemudahan Pajak diukur dengan indikator (Kenconowati, 2015) sebagai berikut : 1. Pembuatan undang-undang atau PP No. 46 Tahun 2013 yang lebih singkat dan mudah dimengerti. 2. Kesederhanaan Tarif PP No. 46 Tahun 2013. 3. Tidak adanya pemungutan atau pemotongan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala Ordinal dengan menjawab suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Sedangkan teknik penskalaannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pertanyaan, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1, Tidak Setuju dengan nilai 2, Kurang Setuju dengan nilai 3, Setuju dengan nilai 4, dan Sangat Setuju dengan nilai 5. 3.6.3 Keadilan Pajak Keadilan pajak adalah sistem perpajakan yang adil menurut persepsi wajib pajak, adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum 46

dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Keadilan pajak diukur dengan indikator (Permatasari, 2014) sebagai berikut: 1. Keadilan umum yang berhubungan dengan keadilan dari sistem pajak dan distribusi pajak. 2. Struktur tarif pajak berhubungan dengan struktur tarif yang lebih dianggap adil oleh Wajib Pajak, misalnya seperti struktur tarif pajak tunggal (flat), strutur tarif pajak progresif, dan struktur tarif pajak proposional. 3. Timbal balik dengan pemerintah berhubungan dengan manfaat yang diterima dari pemerintah terkait pajak UMKM. 4. Kepentingan pribadi berhubungan dengan jumlah pajak yang dibayar oleh wajib pajak UMKM jika dibandingan dengan wajib pajak UMKM lain. 5. Ketentuan-ketentuan khusus ini berhubungan dengan adanya ketentuan khusus yang diberikan kepada wajib pajak UMKM, misalnya dalam pembuatan SKB. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala Ordinal dengan menjawab suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Sedangkan teknik penskalaannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pertanyaan, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1, Tidak Setuju dengan nilai 2, Kurang Setuju dengan nilai 3, Setuju dengan nilai 4, dan Sangat Setuju dengan nilai 5. 47

3.6.4 Sikap Rasional Sikap rasional adalah pertimbangan wajib pajak atas untung ruginya memenuhi kewajiban pajaknya, ditunjukkan dengan pertimbangan wajib pajak terhadap keuangan apabila tidak memenuhi kewajiban pajaknya dan risiko yang akan timbul apabila membayar dan tidak membayar pajak. Sikap rasional diukur dengan indikator (Ginting, 2013) sebagai berikut: 1. Merasa untung apabila membayar pajak. 2. Merasa membayar pajak harus mendapat pujian. 3. Merasa bila tidak membayar pajak beresiko ketahuan oleh instansi/kantor pajak. 4. Membandingkan risiko kerugian tidak membayar pajak dengan keuntungan membayar pajak. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala Ordinal dengan menjawab suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Sedangkan teknik penskalaannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pertanyaan, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1, Tidak Setuju dengan nilai 2, Kurang Setuju dengan nilai 3, Setuju dengan nilai 4, dan Sangat Setuju dengan nilai 5. 3.6.5 Kondisi Keuangan Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan individu dalam memenuhi segala kebutuhannya. Apabila individu tersebut dapat memenuhi semua kebutuhan 48

tersebut, baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier berdasarkan pendapatan yang dimiliki tanpa bantuan dari pihak luar berupa pinjaman, dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan individu tersebut sangat baik. Kondisi keuangan diukur dengan indikator (Permatasari, 2014) sebagai berikut: 1. Arus kas keuangan tahun pajak terakhir memuaskan. 2. Selalu bayar pajak tepat waktu meskipun kondisi keuangan sedang buruk. 3. Baik buruknya kondisi keuangan bukan menjadi penghalang untuk taat bayar pajak. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala Ordinal dengan menjawab suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Sedangkan teknik penskalaannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pertanyaan, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1, Tidak Setuju dengan nilai 2, Kurang Setuju dengan nilai 3, Setuju dengan nilai 4, dan Sangat Setuju dengan nilai 5. 3.6.6 Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan wajib pajak adalah suatu situasi dimana wajib pajak memenuhi kewajibannya secara formal dan ketentuan material perpajakan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara. Kepatuhan wajib pajak diukur dengan indikator (Kenconowati, 2015) sebagai berikut: 49

1. Ketepatan waktu dalam pembayaran dan pelaporan pajak. 2. Kesediaan membayar kewajiban sesuai dengan ketentuan berlaku. 3. Kepatuhan pembayaran tunggakan pajak. 4. Dalam dua tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan Pasal 28 Undang-undang KUP. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Skala Ordinal dengan menjawab suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Sedangkan teknik penskalaannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pertanyaan, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1, Tidak Setuju dengan nilai 2, Kurang Setuju dengan nilai 3, Setuju dengan nilai 4, dan Sangat Setuju dengan nilai 5. 3.7 Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda. Dalam melakukan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik (asumsi heteroskedasitas dan otokorelasi, multikolinearitas antar variabel independen). Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut: 3.7.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberi penjelasan gambaran umum demografi responden penelitian dan deskripsi mengenai variabel-variabel 50

penelitian untuk mengetahui distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan minimal, maksimal, rata-rata (mean), median, dan penyimpangan baku (standar diviasi) dari masing-masing variabel penelitian. 3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,2005). Pengujian dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor konstruk. Selanjutnya untuk mengetahui apakah suatu item valid atau tidak valid maka dilakukan perbandingan antara koefesien r hitung dengan koefesien rtabel. Jika r hitung > r tabel berarti item valid. Sebaliknya jika r hitung < dari rt abel berarti item tidak valid. Uji reabilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya pertanyaanpertanyaan yang telah dianggap valid. Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk, kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban atau pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang. Kuesioner dikatakan handal (reliable) jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji coba terhadap butir pertanyaan yang valid dilakukan untuk mengetahui keandalan butir pertanyaan tersebut dengan SPSS. Cara yang digunakan untuk menguji 51

reabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Kriteria pengujian uji reabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) : 1. Jika Cronbach Alpha < 0,6 makan reabiliti dikatakan buruk 2. Jika Cronbach Alpha 0,6 0,77 maka reabiliti dikatakan cukup 3. Jika Cronbach Alpha > 0,8 maka reabiliti dikatakan baik 3.7.3 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Heterokedastisitas. 3.7.3.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik. Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat normal probability plot. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis 52

diagonal sebagai representasi pola distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. 3.7.3.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak otogonal. Variabel otogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi sesame variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi, digunakan (1) nilai tolerance dan (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen (bebas) menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dengan kriteria pengambilan keputusan suatu model regresi bebas multikolinieritas adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai nilai VIF dibawah 10 2. Mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 Jika variabel bebas dapat memenuhi kriteria tersebut maka variabel bebas tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. 53

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara lain prediksi variabel terikat (ZPREID) dengan residualnya (SRESID). Jika ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik -titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). 3.8 Model dan Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Persamaan regresinya untuk menguji pengaruh variabel pemahaman pajak, kemudahan pajak, keadilan pajak, sikap rasional, dan kondisi keuangan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM yang ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e Keterangan: Y α = Kepatuhan Wajib Pajak UMKM = Konstanta β 1 -β 4 = Koefisien Regresi untuk X 1, X 2, X 3, X 4 54

X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 e = Pemahaman Pajak = Kemudahan Pajak = Keadilan Pajak = Sikap Rasional = Kondisi Keuangan = Tingkat Kesalahan/Error 3.9 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t untuk uji parsial dan uji F untuk uji simultan. 3.9.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 = 0, artinya Pemahaman Pajak, Kemudahan Pajak, Keadilan Pajak, Sikap Rasional, dan Kondisi Keuangan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Ha : b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 0, artinya Pemahaman Pajak, Kemudahan Pajak, Keadilan Pajak, Sikap Rasional, dan Kondisi Keuangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. 55

Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k). Kriteria pengambilan keputusan: H 0 diterima jika t hitung < t tabel H 0 diterima jika t hitung > t tabel Gambar 3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) 3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikasnsi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability value dari hasil penelitian (Ghozali, 2005). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 = 0, artinya Pemahaman Pajak, Kemudahan Pajak, Keadilan Pajak, Sikap Rasional, Kondisi Keuangan secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. 56

Ha : b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 0, artinya Pemahaman Pajak, Kemudahan Pajak, Keadilan Pajak, Sikap Rasional, dan Kondisi Keuangan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Kriteria pengambilan keputusan H 0 diterima jika F hitung < F tabel H 0 diterima jika F hitung > F tabel Gambar 3.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) 3.10 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji R 2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R 2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau 57

buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R 2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu (Ghozali, 2005;83). Berikut table analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) : Tabel 3.1 Koefisien Determinasi (R 2 ) < 0,10 Buruk Ketepatannya 0,11-0,30 Rendah Ketepatannya 0,31-0,50 Cukup Ketepatannya > 0,50 Tinggi Ketepatannya 58