PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA SISWA KELAS II SDN SEKARDANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SD PADA PEMEBELAJARAN IPA

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

PENERAPAN MODEL TAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IV SD

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI SISWA KELAS II SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENERAPAN PEMBELAJARAN LAPS-HEURISTIK UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA KELAS V PADA MATERI PECAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PARAGRAF UNTUK SISWA SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL TGT BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SD

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN KELAS 2 SDN SUKOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT KELAS 4 SD MASYITHOH NGORO

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

IMPLEMENTASI VIDEO EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PANCASILA PADA KELAS 2 SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di mana metode tersebut

PENERAPAN MODEL DiSCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI SDN SUKO 2 KELAS IV

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

PENERAPAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA IPA KELAS IV SDN II KEPADANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDIT INSAN KAMIL SIDOARJO

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keindahan bahasa Indonesia yang sederhana baik lisan maupun tulisan. Tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD KELAS 1 DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

PENERAPAN CPS MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS 5 SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELASV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sofrowatiinayatun35@gmail.com Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd Abstrak Menulis merupakan salah satu kegiatan manusia yang harus tetap dilatih untuk dapat melakukan komunikasi secara tidak langsung, serta agar dapat mengeluarkan ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Salah satu kendala keterampilan menulis adalah masih rendahnya kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran bahasa yang inovatif. Hal ini dapat mengakibatkan siswa mudah bosan dan tidak memahami materi yang diberikan saat proses belajar mengajar. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas III tahun ajaran 2017/2018 di SDN Keboansikep I Gedangan yang berjumlah 31 orang. Penelitian ini dirancang menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu Metode tes, observasi dan angket. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibutuhkan tiga instrument penelitian, yaitu Tes hasil belajar, Lembar observasi dan Angket. Perolehan hasil presentase belajar siswa dapat diketahui bahwa siswa yang tergolong dalam kategori tuntas pada tes pendahuluan hanya 48,38% (15 Siswa), siklus I sebesar 77,41% (24 Siswa) sedangkan pada siklus II mencapai 90,32% (28 Siswa). Dengan hasil yang didapatkan, maka hasil belajar siswa telah tergolong tuntas, dan mengalami peningkatan sebesar 12,91%. Penerapan Model Pembelajaran Concept Sentence dapat meningkatkan keterampilan menyusun paragraph pada siswa, selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang didukung oleh respons positif terhadap model pembelajaran Concept sentence pada siswa kelas III SDN Keboansikep I Gedangan. Kata Kunci: keterampilan menulis, menyusun paragraf, Concept Sentence, kreativitas guru, Penelitian Tindakan Kelas PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia sangat berguna untuk peserta didik, baik untuk memperoleh ilmu di sekolah maupun untuk kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan pondasi utama untuk pemahaman siswa di mata pelajaran yang lain. Jadi, pelajaran bahasa Indonesia harus dioptimalkan semaksimal mungkin untuk melatih siswa belajar mengenai bahasa sehari-hari mereka. (Nafi ah, 2018) menyatakan bahwa tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia diantaranya adalah agar siswa mampu mengembangkan kemampuan berbahasa. Dari kemampuan berbahasa ini, siswa dapat menghargai dan menambah wawasan kehidupan yang ada disekitar mereka, meningkatkan minat terhadap karya sastra serta melatih kepekaan siswa akan dunia pendidikan. Selain itu, dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat melatih keterampilan mendengar, membaca, menulis, dan berbicara. Empat keterampilan tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat. Misalnya pada keterampilan menulis, siswa terlebih dahulu harus mendengarkan sajian materi yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk membaca buku yang berkaitan dengan materi 1

yang disampaikan oleh guru. Lalu siswa diminta untuk menulis lembar kerja yang telah disediakan. Dan pada akhir pembelajaran, siswa diajak berbicara mengenai kendala apa saja yang dialami oleh siswa pada saat pembelajaran. Dari empat keterampilan berbahasa, pada penelitian ini membahas mengenai keterampilan menulis. Pada dasarnya, keterampilan menulis merupakan proses mengeluarkan ide atau gagasan dalam bentuk tertulis. Menurut Aminudin (2009:7) menyatakan bahwa Semua manusia harus mau untuk melatih keterampilan menulis, walaupun sebenarnya banyak diantaranya yang telah mempunyai bakat menulis. Sedangkan menurut Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa Menulis merupakan salah satu kegiatan manusia untuk melakukan komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan lawan bicara. Dari pendapat para ahli mengenai pengertian menulis tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan cara seseorang untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang harus tetap dilatih untuk dapat melakukan komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung. Pada proses menulis, ada tiga tahap yang dilakukan oleh manusia. Tahap pertama yaitu pemrolehan ide, penulis melatih kemampuan daya tanggap mengenai suatu peristiwa, penulis memperoleh ide dari pengalaman hidup atau kehidupan manusia yang pernah dialami. Tahap kedua yaitu pengolahan ide, pada tahap ini penulis melatih kemampuan dalam berpikir. Yaitu tergantung pada apa tujuan yang diharapkan dalam menulis tersebut. Misalnya bertujuan untuk dapat menghibur pembaca, maka penulis harus mampu membuat pembaca merasa senang dengan tulisan yang dibuat oleh penulis. Dalam hal ini, tak heran apabila banyak yang mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan manusia yang melibatkan kemampuan berpikir. Pada keterampilan menulis, tidak hanya kerapian dan ketepatan gaya bahasa saja yang diukur. Banyak hal yang harus dioptimalkan agar pembaca bisa menikmati cerita atau karya dari penulis. Ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis bisa untuk melatih kemampuan berpikir siswa. Menurut Amir (2015), guru yang dapat mengidentifikasi penalaran serta kekurangan dan kesalahan dalam memecahkan soal cerita yang menjadi kesulitan siswanya selama ini adalah guru yang mengetahui proses berpikir kritis siswanya dalam memecahkan soal cerita yang dilihat dari perbedaan gaya belajar setiap siswa dalam menemerima informasi. Tahap ketiga yang harus dilakukan saat menulis adalah tahap produksi ide. Pada tahap ini, penulis melakukan proses pengemasan suatu ide atau gagasan kedalam tulisannya dengan tujuan agar pembaca menerima ketatabahasaan yang dibuat oleh penulis sesuai dengan genre yang diharapkan. Misalnya pada menulis paragraf eksposisi, maka penulis harus mampu mengemas bahasa tulisannya agar pembaca mampu merasa diajak saat membacanya. Di kelas I dan II (kelas rendah), siswa mempelajari mengenai teknik menulis kata. Lalu pada kelas III, IV, V dan VI (kelas tinggi), siswa akan berlatih untuk dapat merangkai kata menjadi sebuah kalimat. Dan dari sebuah kalimat tersebut kemudian dirangkai menjadi sebuah paragraf. Yang terakhir, siswa akan dilatih untuk mengembangkan paragraph yang ditulis menjadi sebuah wacana yang menarik untuk dibaca. Di dunia pendidikan pasti tak akan luput dari permasalahan. Begitu halnya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang masih mengalami banyak kendala. Salah satu kendala tersebut adalah masih rendahnya kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran bahasa yang inovatif. Hal ini dapat mengakibatkan siswa mudah bosan dan tidak memahami materi yang diberikan saat proses belajar mengajar. Begitu pula halnya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia pada 2

keterampilan menulis. Apabila guru tidak dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif, maka siswa akan sulit untuk menghasilkan tulisan yang menarik dan sesuai seperti tujuan kompetensi yang diharapkan. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Dian Anggraini, M. Shaifuddin, M. Ismail dari Universitas Sebelas Maret prodi PGSD yang melakukan penelitian pada siswa kelas III di SDN 02 Kedungrejo, Wonogiri yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Concept Sentence diperoleh hasil pengamatan bahwa siswa cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung, hal ini diakibatkan oleh pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa terlihat tidak antusias mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang monoton dan tidak bervariasi. Pada kelas III semester I Sekolah Dasar (SD), salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai pada keterampilan menulis adalah Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Namun berdasarkan observasi, siswa kelas III kurang antusias saat menyusun paragraf. Banyak siswa yang tidak mau menyusun paragraf sesuai perintah dari guru. Selain itu, banyak siswa yang tidak tanggungjawab akan tugas yang diberikan oleh guru. Mereka malas mengerjakan soal dari guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Keboansikep Gedangan yaitu Ibu Lidia S.Pd, dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa masih belum mampu menyusun paragraf dengan optimal. Hal tersebut berakar pada beberapa factor yang timbul dari siswa, diantaranya yaitu: 1). Siswa merasa kesulitan saat diminta untuk menuliskan ide atau gagasan dalam menulis paragraf. 2). Siswa belum memahami mengenai penggunaan bahasa dan ejaan yang tepat dalam menyusun paragraf. 3). Siswa belum mampu merangkai kata-kata yang tepat dalam menulis paragraf. 4). Siswa bingung untuk memulai menyusun kata atau kalimat dalam paragraph karena tidak ada gambaran mengenai apa yang hendak mereka tulis. Sedangkan faktor yang timbul dari guru diantaranya adalah 1). Guru cenderung lebih banyak menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa mudah bosan dan kurang antusias saat pembelajaran. 2). Guru menilai keterampilan menulis siswa dari aspek kognitif saja, hal ini membuat siswa tidak menjaga sikap saat proses pembelajaran. Akan lebih baik jika guru menilai kegiatan pembelajaran pada semua kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan/ kompetensi yang dimaksud yaitu mencakup ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (keterampilan). Sehingga apa yang dilakukan siswa saat pembelajaran dapat diketahui semua kemempuannya. 3). Kurang optimalnya media pembelajaran dan sarana prasarana saat proses pembelajaran. Dari permasalahan yang ada, maka guru perlu menggunakan model atau metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Guru perlu memilih model atau metode yang tepat untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kreatif dan inovatif. Hal ini akan dapat meningkatkan keterampilan menyusun paragraf pada siswa. Metode pembelajaran adalah suatu cara untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran perlu disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai, selain itu perlu disesuaikan juga dengan kebutuhan siswa agar tidak melakukan pembelajaran yang membosankan. Contoh metode pembelajaran adalah metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, diskusi, dll. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan sebagai pedoman pembelajaran yang akan di implementasi didalam kelas. Jika seorang guru atau pendidik berhasil menggunakan model pembelajaran yang tepat, maka pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan efektif, inovatif dan menyenangkan sesuai indicator keberhasilan. Selain itu, dengan memilih model pembelajaran yang 3

tepat, maka siswa tidak akan mudah bosan dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan dalam keterampilan menulis adalah model pembelajaran Concept sentence. Pembelajaran Concept Sentence adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk melatih siswa menyusun paragraph melalui beberapa kata kunci yang telah disediakan. Pada model pembelajaran Concept sentence, siswa dituntut untuk mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Pembagian kelompok pada model pembelajaran ini dibagi secara heterogen dan merupakan kelompok kecil. Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan kartu-kartu yang berisi kata kunci yang telah dipersiapkan oleh guru. Siswa boleh mengambil empat kata kunci atau sesuai dengan arahan dari guru. Kemudian dari kata kunci yang dipilih tersebut disusun dan dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Jadi, pemilihan model pembelajaran Concept Sentence sangat cocok digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Menyusun paragraf. Siswa akan lebih mudah merangkai kata dari kata kunci yang telah disediakan. Berdasarkan penelitian terdahulu di SDN se-gugus Diponegoro kelas IV dengan judul penelitian Pengaruh Model Kooperatif Concept Sentence Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi oleh Fransisca Dita Damayanti, Riyadi, Amir menarik kesimpulan bahwa model kooperatif concept sentence lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran langsung pada pembelajaran menulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Concept Sentence yang dapat meningkatkan kemampuan menyusun paragraph bagi siswa kelas III SDN Keboansikep Gedangan. METODE Penelitian ini dirancang menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Siswono (2008) Penelitian Tindakan Kelas merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengatasi kendala yang dialami oleh guru atau pendidik saat proses pembelajaran di kelasnya sendiri. Subjek penelitian adalah siswa kelas III tahun ajaran 2017/2018 di SDN Keboansikep Gedangan yang berjumlah 31 orang. Prosedur penelitian ini menggunakan model dari Kurt Lewin yang memiliki 4 tahapan, yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus melakukan pengamatan sebanyak 1 kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan saat melakukan Tahap perencanaan (planning) adalah menyiapkan perencanaan instrument penelitian, menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan Bahan Ajar Siswa, serta menyiapkan lembar penilaian. (Amir & Sartika, 2017) menyatakan bahwa tahap tindakan (acting) adalah melakukan pengamatan dan mengimplementasikan pembelajaran sesuai perencanaan. Tahap pengamatan (observing) adalah saat melakukan kegiatan pengamatan saat penelitian. Dan tahap Refleksi (reflecting) melakukan perbandingan hasil penelitian dengan indicator keberhasilan. Hubungan komponen PTK menurut Kurt Lewin digambarkan melalui diagram dibawah ini: Perencanaan (Planning) Refleksi (reflecting) Tindakan (Acting) Pengamatan (Observing).Diagram 1. Hubungan Komponen PTK Menurut Kurt Lewin Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu 1.) Metode tes, dengan menggunakan metode tes 4

ini maka peneliti memberikan serangkaian soal tentang materi yang diajarkan pada akhir pembelajaran. 2). Metode observasi (pengamatan), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap aktivitas atau perilaku siswa. dan 3). Metode kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberi sekumpulan pertanyaan kepada responden. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibutuhkan tiga instrument penelitian untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu 1). Tes hasil belajar 2). Lembar observasi dan 3). Angket. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyusun paragraph. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus, dan dilanjutkan dengan melakukan refleksi untuk mengetahui kendala yang dirasakan saat proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa saat melaksanakan penelitian. Angket digunakan untuk mengukur respons siswa saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran concept sentence. Data penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif-kuantitatif. Data observasi dan angket dianalisis secara deskriptif. Sedangkan analisis hasil tes disesuaikan pada persentase ketuntasan hasil belajar pada materi menyusun paragraph. Persentase ketuntasan hasil belajar seluruh siswa (P) dicari dengan menggunakan rumus berikut: Keterangan: P = persentase ketuntasan belajar siswa n = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah seluruh siswa Perlu diketahui bahwa nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas III pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Keboansikep Gedangan adalah 73. Sedangkan pada kriteria ketuntasan belajar menyusun paragraph pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Keboansikep Gedangan dapat dinyatakan sebagai berikut: a) ketuntasan perseorangan, seorang siswa dapat dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 73 dari nilai maksimal 100. Dan b) ketuntasan secara klasikal, suatu kelas dapat dikatakan tuntas jika ada minimal 75% yang telah mencapai nilai 73 dari nilai maksimal 100. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan penelitian, data yang diperoleh peneliti dari guru kelas III (Ibu Lidya S.Pd) SDN Keboansikep Gedangan menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyusun paragraph sangat belum maksimal. Adapun data presentase yang dimaksud yaitu siswa yang sudah mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya sebesar 41,93% (13 siswa) Sedangkan sebagian besar lainnya masih belum mampu memenuhi criteria ketuntasan Minimal (KKM). Rumus untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Kriteria Total Siswa Presentase 73 13 41,93 % 73 18 58,06% Tabel 1. Presentase Hasil Belajar Siswa Sebelum Penelitian Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari 1 pertemuan. Hasil penelitian ini diambil saat melakukan pengamatan di kelas. Adapun data lembar pengamatan yang dapat dikumpulkan yaitu: 1) Data kegiatan peneliti saat melakukan observasi di kelas dengan menggunakan model pembelajaran concept sentence pada materi menyusun paragraph kelas III semester I 2) Data setelah diterapkan model pembelajaran concept sentence pada materi menyusun paragraph kelas III semester I 5

3) Data hasil tes siswa pada siklus I dan siklus II yang menunjukkan peningkatan kemampuan menyusun paragraph dengan menggunakan model concept sentence 4) Data kuesioner (angket) yang berisi sekumpulan pertanyaan untuk mengukur respon siswa saat pembelajaran pada materi menyusun paragraph dengan menggunakan model pembelajaran concept sentence. Pembahasan Siklus I Siklus I dilaksanakan pada Sabtu, 21 April 2018. Pembelajaran ini bertujuan untuk menyampaikan materi menyusun paragraf dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Instrument yang disiapkan adalah lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa, tes hasil belajar, perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, Lembar Penilaian, Bahan Ajar, dan Lembar Kerja), dan lembar angket. Pada pembelajaran ini Siswa mulai belajar menyusun paragraph sesuai dengan sintaks model pembelajaran Concept Sentence. Sintaks pembelajaran dengan model Concept Sentence menurut Huda (2013:316) adalah: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya. 3) Guru membentuk kelompok kecil yang beranggota empat siswa secara heterogen (boleh kurang atau lebih). 4) Siswa diberi beberapa kata kunci oleh guru yang berisi materi yang akan disajikan pada saat itu. 5) Siswa bersama kelompok masing-masing diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal empat kata kunci setiap kalimat. 6) Guru membimbing diskusi secara pleno berdasarkan hasil diskusi kelompok. 7) Siswa memberikan kesimpulan dan dibantu oleh guru. Hasil penelitian pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model Concept Sentence, sebagian besar siswa mengalami peningkatan dalam berbagai aspek. Diantaranya adalah: 1. Siswa lebih mampu memperhatikan penjelasan guru secara antusias dengan presentase sebesar 74%, 2. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran (71%), 3. Siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (66%) dan nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan (Tuntas 77%, Tidak Tuntas 23%). Di akhir pertemuan saat selesai mengerjakan tes pada akhir pembelajaran siklus I, guru melakukan refleksi kepada siswa dengan menanyakan kesulitan atau kendala yang dirasakan saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, perlu dianalisis mengenai hasil persentase kesalahan siswa, hal ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan saat pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat menuntaskan hasil belajar siswa pada materi menyusun paragraph di siklus selanjutnya. Siklus II Siklus II dilakukan pada hari Senin, 23 April 2018 selama 70 menit. Setelah melakukan refleksi pada akhir pertemuan sikus I, peneliti melakukan koreksi terhadap kendala yang terjadi pada siklus I seperti kurangnya kekompakan antar anggota kelompok dan kurangnya pengetahuan tentang model concept sentence, maka pada siklus II melakukan tindakan perbaikan. Diantaranya adalah mengacak kelompok yang berbeda dengan sebelumnya secara heterogen dan menempatka tutor sebaya secara tepat, serta menjelaskan kembali mengenai model pembelajaran yang akan dipakai seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada siklus II, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa menguasai materi pembelajaran. Dengan kata lain, shampir semua siswa berhasil menyusun paragraph yang baik dan menarik sesuai dengan ejaan yang tepat. Pada siklus ini diperoleh presentase aktivitas memperhatikan sebesar 93%. Aktivitas 6

81 88 93 66 71 74 keaktifan sebesar 88%, dan tanggungjawab terhadap tugas sebesar 81%. Hasil pada siklus II menunjukkan kenaikan yang signifikan dari siklus I. kesulitan siswa saat menyusun paragraph juga mengalami penurunan. Berikut ini adalah tabel dan grafik aktifitas siswa. Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Memperhatikan 74% 93% Keaktifan 71% 88% Tanggungjawab 66% 81% Tabel 2. Aktivitas Siswa Siklus II Siklus I 0 100 200 300 Memperhatikan Tanggungjawab Keaktifan Grafik 1. Peningkatan Aktivitas Siswa Kriteria Pra Siklus Siklus I (%) Siklus II (%) Tuntas, 41,93 74,19 90,32 KKM 73 Tidak Tuntas, 58,06 25,80 9,67 KKM 73 Total 100 100 100 Tabel 3. Peningkatan hasil belajar siswa Berdasarkan tabel 3 persentase hasil belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang tergolong dalam kategori tuntas pada tes pendahuluan hanya 41,93% (13 Siswa), siklus I sebesar 74,19% (23 Siswa) sedangkan pada siklus II mencapai 90,32% (28 Siswa). Meskipun ada beberapa siswa yang belum mampu menyusun paragraph secara tepat, namun hal tersebut dianggap wajar. Menurut Amir (2015) menyatakan bahwa setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda dalam menerima informasi atau materi pelajaran. Salah satu pengaruh dari hal tersebut karena factor perbedaan gaya belajar siswa. Keefektifan belajar dapat membuat hasil lebih bermakna. Belajar tidak melulu dengan cara membaca, menghafal dan menghitung. Tetapi belajar akan lebih bermakna bila diberi aktivitas yang menyenangkan dengan inovasi pembelajaran yang berbeda. Dengan hasil yang didapatkan pada siklus ke II, maka hasil belajar siswa di SDN Keboansikep Gedangan materi menyusun paragraph pada siswa kelas III telah tergolong tuntas dengan presentase 90,32%, dan mengalami peningkatan sebesar 16,13%. Didukung oleh persentasi aktivitas siswa yang tergolong maksimal. Itu berarti, penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diakhiri pada siklus ke II. KESIMPULAN Penerapan Model Pembelajaran Concept Sentence dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, selain itu juga dapat meningkatkan keterampilan menyusun paragraph pada siswa kelas III SDN Keboansikep I Gedangan. Peningkatan keterampilan menulis dan aktivitas belajar siswa itu didukung oleh respons siswa yang positif terhadap penerapan model Concept Sentence. Keterampilan menyusun paragraf siswa dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menyusun paragraph. Sintaks pembelajaran dengan model Concept Sentence menurut Huda (2013:316) adalah: 1). Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2.) guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya. 3). Guru membentuk kelompok kecil yang beranggota empat siswa secara heterogen (boleh kurang atau lebih). 4). Siswa diberi beberapa kata kunci oleh guru yang berisi materi yang akan disajikan pada saat itu. 5). Siswa bersama kelompok masing-masing diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal empat kata 7

kunci setiap kalimat. 6). Guru membimbing diskusi secara pleno berdasarkan hasil diskusi kelompok. 7). Siswa memberikan kesimpulan dan dibantu oleh guru. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya belajar. Jurnal Math Educator Nusantara, 1(2). 159-170. Amir, M. F., & Sartika, S. B. (2017). Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press. Nafi ah, S. A. (2018), Model-model pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI, Yogyakarta: Ar-Ruzz media. 8