BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VII STRUKTUR AGRARIA DESA CIPEUTEUY

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA PANGRADIN. 6.1 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Pangradin

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

Gambar 3 Penetapan Responden menggunakan snowball sampling technique.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik

BAB VII PENERAPAN RAGAM STRATEGI NAFKAH

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB III METODOLOGI Ruang Lingkup Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan dan kependudukan desa, jenis pertanian yang dilakukan, kelembagan pertanian, irigasi, hingga jenis tanaman yang ditanam dijelaskan pada bagian ini. Diakhir bab dibuat ikhtisar singkat yang menggambarkan keseluruhan isi bab ini. Pemerintahan dan Kependudukan Desa Cipeuteuy Dalam administrasi pemerintahan, Desa Cipeuteuy terletak di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Desa Cipeuteuy membentuk desa sendiri setelah berpisah dari Desa Kabandungan yang mengalami pemekaran wilayah pada tahun 1980 menjadi Desa Kabandungan dan Desa Cipeuteuy. Desa Cipeuteuy terbagi ke dalam lima dusun yakni Dusun Cipeuteuy, Dusun Pandan Arum, Dusun Lewiwaluh, Dusun Arendah, dan Dusun Cisarua. Menurut data profil desa tahun 2011, Desa Cipeuteuy yang terletak di sekitar kawasan hutan TNGHS ini memiliki luas wilayah 3.756,60 hektar. Jumlah penduduk Desa Cipeuteuy yang tercatat pada tahun 2011 sebanyak 6.842 jiwa yang terdiri dari 3.503 laki-laki dan 3.339 perempuan. Jumlah kepala keluarga yang tercatat sebanyak 1.777 KK. Kepadatan penduduk mencapai 562 jiwa/km 2. Pemerintahan dipimpin oleh Kepala Desa. Secara administratif, desa ini memiliki batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kabandungan, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cimaherang, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Tingkat Pendidikan Karakteristik Responden Penelitian Responden penelitian di Desa Cipeuteuy memiliki tingkat pendidikan ratarata hanya sampai sekolah dasar. Alasannya, biaya sekolah dan jarak sekolah yang jauh menjadi kendala mereka untuk meneruskan sekolah pada masa itu. Kategorisasi tingkat pendidikan responden dibagi menjadi lima kategori yaitu tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, dan Madrasah. Ada beberapa responden yang mengaku lulusan sekolah rakyat yang dianggap setara dengan sekolah dasar.

24 Tabel 2 Persentase tingkat pendidikan responden tahun 2012 Tingkat pendidikan Persentase responden (%) Tidak tamat SD 4 Sekolah dasar (SD) 61 Sekolah menengah pertama (SMP) 16 Sekolah menengah atas (SMA) 12 Madrasah 7 Tabel 2 memperlihatkan bahwa rata-rata pendidikan responden hanya sampai sekolah dasar yaitu sebesar 61 persen. Responden lulusan SMP sebesar 16 persen dan lulusan SMA sebanyak 12 persen. Ada juga lulusan dari Madrasah sebesar tujuh persen. Sisanya tidak taman SD sebesar empat persen. Tingkat pendidikan responden ini tentu mempengaruhi keterampilan dan kemampuan yang dimiliki responden dalam bekerja. Jenis Mata Pencaharian Mata pencaharian masyarakat di Desa Cipeuteuy cukup beragam. Namun sebagian besar penduduk di Desa Cipeuteuy bermata pencaharian sebagai petani sehingga setiap kepala keluarga memiliki lahan untuk diolah, baik itu lahan milik sendiri, lahan dari taman nasional, maupun lahan garapan bekas pengelolaan Perhutani. Bagi yang tidak memiliki lahan dan tidak memiliki keahlian lain, biasanya mereka menjadi buruh tani di lahan-lahan milik tetangganya. Di sektor selain sektor pertanian, mayoritas masyarakat bekerja di bidang wiraswasta meliputi usaha warung jualan keliling dan kredit keliling. Ada juga yang bekerja di bidang jasa dan pertukangan. Hanya sedikit penduduk yang bekerja sebagai PNS seperti menjadi pemerintah desa dan guru. Berikut ini adalah tabel 3 yang menunjukkan data jumlah penduduk menurut mata pencaharian mereka. Tabel 3 Persentase jumlah penduduk menurut jenis mata pencaharian di Desa Cipeuteuy tahun 2011 No. Mata pencaharian Jumlah penduduk (%) 1. PNS 0,3 % 2. Wiraswasta 15,7 % 3. Petani dan buruh tani 62,8 % 4. Jasa dan pertukangan 10,4 % 5. Karyawan swasta 10,5 % 6. Pensiunan 0,2 % Sumber: Profil Desa Cipeuteuy tahun 2011

Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa kenyataannya sekitar 62,8 persen masyarakat bermatapencaharian sebagai petani atau buruh tani, yaitu 1.256 orang. Tentu saja hal ini dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan warga yang rata-rata hanya lulusan sekolah dasar sehingga sulit untuk menjangkau pekerjaan seperti PNS atau karyawan swasta. 25 Tingkat Penguasaan Lahan Tingkat penguasaan lahan diamati dari luas lahan yang dikuasai dan digarap oleh responden penelitian untuk kegiatan pertaniannya. Responden penelitian bisa jadi tidak hanya bergantung pada satu lahan garapan saja. Artinya untuk memaksimalkan kegiatan pertaniannya, ada beberapa responden menggunakan lebih dari satu lahan. Misalnya responden yang telah memiliki lahan sendiri namun tetap memanfaatkan lahan di kawasan TNGHS. Bentukbentuk penguasaan lahan responden terdiri dari lima jenis yaitu milik sendiri, pinjam pakai TNGHS, eks lahan HGU PT. Intan Hepta, bagi hasil, dan tidak mempunyai lahan. Maka dari itu tabel 4 di bawah ini menampilkan persentase responden yang menguasai dan memanfaatkan lahan, baik hanya pada satu bentuk penguasaan atau lebih. Tabel 4 Persentase tingkat penguasaan lahan responden berdasarkan bentuk penguasaan lahannya tahun 2012 Bentuk penguasaan lahan Persentase responden (%) Milik sendiri 9 % Pinjam pakai lahan TNGHS 54 % Eks HGU Perkebunan Intan Hepta 6 % Bagi hasil 6 % Penguasaan lebih dari satu lahan 20 % Tidak punya lahan 6 % Tabel 4 di atas memperlihatkan persentase responden paling besar adalah yang menguasai lahan melalui pinjam pakai lahan TNGHS yaitu sebesar 54 persen. Kemudian responden yang memiliki lahan sendiri sebesar sembilan persen. Persentase yang sama muncul pada bentuk penguasaan lahan bagi hasil dan pinjam pakai Perhutani yaitu sebesar enam persen. Responden yang tidak memiliki lahan juga berada pada angka enam persen. Sisanya adalah responden yang menggunakan lebih dari satu lahan garapan untuk kegiatan pertaniannya yaitu sebesar 20 persen.

26 Jenis dan Orientasi Pertanian Karakteristik Sistem Pertanian Jenis pertanian yang dilakukan oleh warga masyarakat di Desa Cipeuteuy adalah jenis pertanian sawah dan kebun. Kondisi lahan dan iklim di daerah ini yang merupakan dataran tinggi membuat sebagian besar masyarakat menjadikan lahan pertaniannya sebagai kebun dan menanam sayur-sayuran. Jenis tanaman sayur-sayuran ini ditanam untuk orientasi produksi. Artinya, tanaman sayursayuran ini memang ditanam dengan tujuan untuk dijual dan menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ada beberapa masyarakat yang menjadikannya lahan pertanian sawah. Namun khusus untuk tanaman padi, rata-rata masyarakat menanamnya untuk tujuan konsumsi rumahtangga atau dengan kata lain pertanian subsisten. Oleh karena itu, warga yang menanam padi biasanya hanya menanam di sebagian lahan, sedangkan sebagian lagi tetap ditanami sayur-sayuran untuk dijual. Tanaman Utama yang Ditanam Komoditas utama yang menjadi pilihan masyarakat untuk ditanam di lahan pertaniannya adalah jenis tanaman sayur-sayuran. Sebagian penduduk bertani dengan menanam tanaman sayur-sayuran seperti sawi, kacang, bayam, cabe, tomat, terong, singkong, dan tanaman buah-buahan seperti pisang, pepaya, dan lain-lain. Hal ini karena tanaman sayur-sayuran merupakan tanaman yang mudah untuk ditanam dan tidak mmbutuhkan biaya produksi yang besar. Iklim dan cuaca di areal lahan pertanian mereka pun sangat cocok untuk menanam berbagai jenis sayuran. Meskipun begitu, ada juga beberapa petani yang menjadikan lahannya sebagai sawah untuk menanam padi. Bedanya, tanaman padi yang ditanam oleh petani biasanya tidak untuk dijual melainkan untuk dikonsumsi sendiri. Mahalnya harga beras dewasa ini menjadi pemicu mereka untuk menyisihkan sedikit lahan guna ditanami padi. Teknologi Pertanian dan Irigasi Teknologi atau alat-alat pertanian tentu dibutuhkan untuk mengolah lahan pertanian, Semakin modern atau canggih alat pertaniannya, maka semakin cepat proses penggarapannya dan semakin banyak pula hasil yang bisa diperoleh. Namun di Desa Cipeuteuy, umumnya para petani masih menggunakan teknologi tradisional untuk menggarap lahan pertaniannya. Para petani masih menggunakan cangkul, arit, dan traktor rakitan sederhana untuk membajak sawahnya. Kondisi lahan pertanian warga berada di kawasan dataran tinggi dalam kawasan hutan. Jalan menuju lahan pertaniannya pun hanya jalan kecil yang bergelombang. Lahan kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian tersebut bentuknya berbukit-bukit sehingga tidak mendukung penggunaan teknologi yang

modern. Modal usaha warga yang kurang memadai pun menjadi salah satu alasan masih digunakannya teknologi tradisional dalam menggarap lahan. Selain teknologi pertanian, hal lain yang penting untuk menopang kegiatan pertanian adalah irigasi. Irigasi yang baik akan menunjang hasil produksi yang baik pula. Pola irigasi di lahan pertanian masyarakat di desa ini cukup baik. Mata air jernih dan alami dari Pegunungan Halimun-Salak mengalir deras sepanjang tahun. Warga masyarakat memanfaatkan aliran tersebut untuk irigasi pertaniannya. 27 Kelembagaan Pertanian Kelompok-kelompok tani yang dibentuk oleh masyarakat di desa ini tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kegiatan pertanian, namun juga untuk kelestarian hutan. Kelompok ini bekerja sama dengan LSM-LSM besar seperti KEHATI dan PETA. Sebagian besar anggota dari kelompok-kelompok tani ini adalah petani-petani yang memanfaatkan lahan di TNGHS untuk kegiatan pertaniannya. Salah satu hasil dari kegiatan kelompok tani ini adalah dibentuknya koperasi yang bersifat simpan-pinjam untuk membantu kegiatan-kegiatan petani. Koperasi simpan-pinjam ini baru berjalan sekitar tujuh bulan. Setiap bulannya para anggota menabung iuran. Iuran ini nantinya akan digunakan untuk kepentingan bersama kelompok. Misalnya saja ketika ada salah satu anggota yang kekurangan modal, maka ia dapat meminjam modal kepada koperasi dengan syarat-syarat tertentu. Iuran ini juga bisa digunakan untuk biaya perawatan ternak milik kelompok. Akses Modal Usaha Akses permodalan tentu mempengaruhi cara menjalankan kegiatan pertanian. Jika tak ada modal maka warga tak akan bisa mengusahakan pertaniannya, meskipun memiliki lahan beribu-ribu hektar. Untuk akses permodalan di desa ini terbilang cukup mudah. Di desa ini, terdapat banyak tengkulak-tengkulak yang menawarkan modal usaha kepada para petani. Ada setidaknya tiga tengkulak besar dan banyak tengkulak-tengkulak kecil berkeliling untuk menawarkan jasa permodalan. Sayangnya, rata-rata tengkulak-tengkulak ini hanya menawarkan modal usaha berupa bahan dan alat pertanian saja. Mereka tidak menawarkan jasa peminjaman modal dalam bentuk uang. Untuk meminjam modal berupa uang, ada beberapa masyarakat yang meminjam kepada bank atau koperasi. Masyarakat sebenarnya sangat jarang memanfaatkan keberadaan tengkulak ini. Hal ini karena memanfaatkan pinjaman modal dari tengkulak memiliki konsekuensi sendiri. Persyaratan umum jika meminjam pada tengkulak adalah penjualan hasil panen harus kepada mereka dengan harga yang mereka tentukan sendiri. Masyarakat justru lebih memilih berhenti untuk sementara dalam mengolah lahan pertanian dan mengumpulkan modal sendiri terlebih dahulu daripada meminjam modal usaha pada para tengkulak.

28 Ikhtisar Mata pencaharian masyarakat di Desa Cipeuteuy memang masih bergantung pada pertanian. Lebih dari 50 persen warganya berprofesi sebagai petani atau buruh tani. Berdasarkan wawancara dengan responden penelitian yang berjumlah 35 orang, terlihat bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata hanya sampai pada tingkat sekolah dasar (SD) yaitu sebesar 61 persen. Ada juga yang hingga tingkat SMP sebesar 16 persen dan tingkat SMA sebesar 12 persen. Sisanya ada yang tidak taman SD dan ada pula yang berasal daari lulusan madrasah. Sedangkan untuk tingkat penguasaan lahan, persentase responden paling besar adalah yang menguasai lahan melalui pinjam pakai lahan TNGHS yaitu 54 persen. Kemudian responden yang memiliki lahan sendiri sebesar sembilan persen, lahan bagi hasil dan pinjam pakai Perhutani sebesar enam persen. Responden yang tidak memiliki lahan juga berada pada angka enam persen. Sisanya adalah responden yang menggunakan lebih dari satu lahan garapan untuk kegiatan pertaniannya yaitu sebesar 20 persen. Berdasarkan karakteristik sistem pertaniannya, pertanian yang dilakukan oleh petani di desa ini terbagi dua jenis yaitu petani sayur dan petani padi. Petani sayur berorientasi pada produksi yang artinya memaksimalkan hasil produksi karena tujuan ekonomi. Hasil panen sayuran dijual untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbeda dengan hal tersebut, petani padi justru berorientasi pada konsumsi karena hasil panen padi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hasil panen padi tidak dijual melainkan dikonsumsi sendiri oleh rumahtangga petani yang menanamnya. Jenis tanaman yang biasanya ditanam oleh para petani diantaranya tanaman kacang, cabai, caisin, singkong, dan sebagainya. Tanaman-tanaman ini dipilih karena sistem penanamannya yang mudah, waktu panen yang singkat, serta harga jualnya yang cukup tinggi. Tentu saja jika musim sedang normal, bukan pada musim paceklik. Sistem pertanian warga sendiri masih bergantung pada keberadaan sumberdaya dari kawasan hutan TNGHS. Lahan yang dipergunakan oleh mayoritas petani berada dalam kawasan TNGHS melalui sistem pinjam-pakai. Meskipun ada juga yang memiliki lahan sendiri. Begitu pun untuk irigasi diambil dari mata air dalam kawasan hutan. Akses permodalan dan kelembagaan pertanian telah ada untuk membantu kelompok-kelompok tani, namun fungsinya masih belum dimanfaatkan dengan maksimal.