BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB III ANALISA DAN STUDi BANDING

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

Minggu 2 STUDI BANDING

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

PERUMAHAN PUSAT KOTA DENGAN KONSEP EFISIENSI DI PONTIANAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

Bab V Konsep Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR. yang mendukung teori-teori yang dikerjakan.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. diharapkan perancangan pada objek Gedung Bisnis Multimedia Malang mampu memenuhi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TENTANG PEDOMAN DAN STÁNDAR TEKNIS UNTUK PELAYANAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

shelter of emosion BAB III ANALISA

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

Penataan Massa Bangunan di Dalam Kawasan Pendidikan Pada Lahan Berkontur

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENYUSUNAN KONSEP

Transkripsi:

BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir. Karena lahan parkir Rumah Kost menjadi satu dengan halaman rumah pemilik Kost. Analisis yang dilakukan pada tahapan perencanaan Rumah Kost meliputi bangaimana Tata ruang dalam bangunan Kost mampu mengoptimalkan lahan untuk memenuhi jumlah kebutuhan ruang sesuai dengan kebutuhan pengguna bangunan dan beberapa pertimbangan yang di ajukan oleh pemilik bangunan. Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017) Perancangan Rumah Kost saat ini berada di Lahan yang salah satu sisinya memilik sudut sekitar 110 derjat dan 70 derjat. Sehingga bentuk dari lahan bangunan ini menyerupai bentukan trapesium. Kondisi kontur tapak relatif datar. Dan berada di antara perumahan warga (hunian masyarakat). RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 31

3.1.2 Desain Perancangan Tapak Sebagai bangunan sewa, modul bangunan harus menyesuaikan bentuk lahan. Arsitek telah memperhatikan bagaimana desain bangunan sebelumnya, sehingga Arsitek dapat memperkirakan jumlah Kamar Sewa baru yang akan dibangun. Gambar 11. Pertimbangan Orientasi Bangunan (Sumber : Dokumentasi PT. Architama Cipta Persada dan Hasil analisi Penulis, 2016) Dengan pertimbangan Ruang di dalam bangunan Kost Arsitek memberikan beberapa pertimbangan sebagai penataan massa bangunan. Arsitek mempertimbangkan juga tampilan bangunan dapat bersaing dengan gaya bangunan Rumah Kost yang sedang marak saat ini (Bangunan Kontemporer) yang minta oleh pemilik bangunan. Sehingga menciptakan pemenuhan fungsi bangunan dan juga penunjang visual terhadap lingkungan sekitar. RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 32

3.1.3 Desain Tata Massa Bangunan Gambar 12. Bentuk Site dan Bentuk Rancangan Massa Bangunan (Sumber : Hasil analisis Penulis, 2017) Analisis perancangan tata bangunan dibagi menjadi 2 massa dengan pertimbangan sudut dalam tapak yang simetris, tetapi masih disusun menjadi satu kesatuan bentuk sehingga masih tampak menyatu. Analisis terhadap sudut persegi yang dapat menyesuaikan bentuk tapak yang bersudut pula. Bangunan di rancang dengan jumlah 2 lantai karena luasan tapak yang tidak terlalu luas sehingga pengolahan tapak yang dimiliki harus di optimalkan. Gambar 13. Pemanfaatan Potensi dan Zonasi Tapak terhadap Bangunan (Sumber : Hasil analisis Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 33

No 1 Desain Bentuk Tapak Peraturan daerah Sleman Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 KDB : 50% (hunian) - 60% (usaha) Dinas Pertanahan KLB : 6 KDH : 10% - 20% Optimalisasi Tapak (Fungsional) Tata Ruang Bangunan (PERMEN PU 06/PRT/M/2007) a. Optimalisasi dan Efisiensi b. Kejelasan Definisi Perancangan Ruang c. Keragaman fungsi dan Aktivitas Yang di wadahi d. Kejelasan Orientasi Pada Kontinuitas e. Menghindari Ekslusifitas Tabel 9. Pemanfaatan Potensi dan Zonasi Tapak terhadap Bangunan (Sumber : Hasil analisis Penulis, 2017) 3.2 ANALISIS EFISIENSI TATA RUANG 3.2.1 Analisa Kebutuhan Ruang Sasaran dari pengguna Rumah Kost adalah mahasiswa dan pekerja. Tentunya bangunan ini harus bisa mewadahi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh penyewa bangunan. Lalu dalam kegiatan yang di lakukan oleh penyewa bangunan, terdapat beberapa ruangan publik yang digunakna oleh penyewa yang membutuhkan pengolahan/pembersihan khusus. Oleh karna itu dibutuhkan seorang pengelola kost untuk menjaga dan merapikan bangunan (selain pemilik). Peran Asisten Arsitek dalam Perancangan bangunan baru selanjutnya adalah memberikan konsep penataan bangunan dengan mamanfaatkan bentukan lahan dengan membentuk modul ruang sesuai kebutuhan bangunan dengan pertimbangan permintaan klien. Serta memberikan akses Rumah Kost agar dapat di lalui oleh ukuran manusia sebagai pemeliharan bangunan. Dalam analisis kebutuhan ruang, maka dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Pelaku Internal (Penyewa) : Tidur, Istirahat, Mandi, Makan, Berkumpul, Memasak, Belajar, Mencuci dan menjemur. 2. Pelaku Internal (Pemilik) : Datang, Berkumpul, Pulang 3. Pelaku Eksternal (Pengelola) : Datang, Bersih-bersih, berkumpul, Pulang. 4. Pelaku Eksternal (Pengunjung) : Datang, Berkumpul, Belajar, Pulang RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 34

NO Pelaku Jumlah 1 Penyewa 1 2 Pemilik 1 3 Pengelola 1 4 Tamu 1-6 Jenis Pelaku Privat Semi Private Semi Private Skenario Aktifitas Makan, tidur, mandi/wc, bekerja, istirahat, mandi, berkumpul, makan, menerima tamu, belajar (bertugas), menonton, tidur Datang, berkumpul, melihatlihat, mengobrol, pulang Datang, Bersih-bersih, mengobrol, masak, istirahat, pulang Publik Berincang-bincang, Menonton tv, Mengerjakan tugas Kebutuhan Ruang R. Tidur R. Makan R. Dapur R. Tamu Kamar Mandi R. jemur R. Dapur Selasar Kamar mandi (Publik) R. Jemur R. Tamu R. Makan R. Dapur Kamar mandi (Publik) R. Jemur R. Tamu R. Makan Selasar Kamar mandi (Publik) R. Tamu R. Makan Tabel 10. Pemanfaatan Potensi dan Zonasi Tapak terhadap Bangunan (Sumber : Hasil analisis Penulis, 2017) 3.2.2 Analisa Besaran Ruang A. Kamar Tidur Kamar Tidur merupakan bagian zonasi ruang yang private. Ruang ini hanya akan digunakan oleh penyewa kamar (1 orang). Kamar tidur dengan desain menggunakan kamar mandi ini merupakan type Eksklusif dan yang tanpa kamar mandi adalah type standar. RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 35

Gambar 14. Desain Kamar Kost (Sumber : Analisis Penulis, 2017) NO Architect Standart Data Mentri Pekerjaan Umum No. 306/KPTS/1989 Analisis Ruang RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 36

1 Perancangan Luas Lantai yang digunakan sebagai aktivitas manusia dan tata letak prabot. Dimensi standar Arsitek jilid 2. Mengacu sebagai kamar pribadi (single) yang memiliki ukuran standar untuk dapat di gunakan sebagai acuan kamar tidur individual. Dimensi ukuran kasur pada perancangan dengan pertimbangan apabila pemilik ingin mengganti spek dengan yang lebih kecil. Bukan dengan yang lebih besar. Maka ruangan akan cukup untuk kebutuhan idividual (single) Ukuran Kasur 120cm x 200cm = 2,4 m 2 Meja 2 (0,4 x 0,5) = 0,4 m 2 = 2,8 m 2 Total Luas = 3 x 1,8 = 5.4 m 2 5,4 2,8 = 2,6 2,6 x 100 = 48 5,4 Sirkulasi = 48% Lemari pakaian Data Standar lemari : Lebar Min : 60 cm Panjang Min : 1.00-1.25 cm Dalam Standar : Sirkulasi -Duduk : 50 cm -Bungkuk : 90 cm -Bercermin: 80 cm -Berdiri : 50 cm Dalam standart perancagan Rumah Menurut Mentri Pekerjaan umum, kamar dengan luasan 3 x 3 m2 sudah memenuhi standar dalam pergerakan (sirkulasi) dan juga penempatan furniture. Lemari dengan Ukuran: Panjang : 1 m Lebar : 0.5 m Meja Buffet Kecil Panjang : 0,75 cm Lebar : 0,50 cm Dengan Sirkulasi : Total Luas : 1,4 x 1,75 = 2,45 m 2 1,40-0,50 = 0,90 m 0,90 x 1,75 = 1,58 m 2 2,45 1,57 = 3.85 m 2 1,58 x 100 = 64 2,45 Sirkulasi 64% RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 37

Wall Drop Table untuk Televisi : Total Luas 3.5 x 0.5 = 1,75m 2 2,5 x 0,3 = 0,75m 2 1,75 0,75 = 1,00 m 2 1,00 x 100 = 57 1,75 Sirkulasi 57% Total Sirkulasi Kamar Tidur 9,6 + 3,15 = 12,75 m 2 Total perabot = 0,75 + 0,90 + 2,80 = 4.45 m 2 12,45 4,45 = 8,0 m 2 Total Sirkulasi Ruang : 8,0 x 100 = 64% Sirkulasi 12.45 Pemilihan ukuran kamar mandi di dalam Kamar tidur dengan ukuran 1.80 x 1.75 m adalah asusmsi apabila pemilik ingin mengaganti spek furniture dengan yang lebih rendah. Agar ruang dapat mencakup kebutuhan desain furniture. Sirkulasi Pergerakan manusia sesuai standar saat RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 38

beraktivitas di dalam kamar mandi. Tabel 11. Desain Ruang Private (Sumber : Analisis Penulis, 2017) NO Indikator Kesesuaian Kesesuaian Skor 1 Luas Lantai Ruang Private 5 2 Sirkulasi Ruang Private 5 Total Parameter Sesuai 2 Total Parameter Tidak Sesuai 0 Total Presentase 100% Tabel 12. Indikator Kesesesuaian Ruang Private (Sumber : Analisis Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 39

Gambar 15. Desain Ruang Tamu (Ruang Komunal) (Sumber : Penulis, 2017)) A. Ruang Makan dan Dapur Ruang makan dan dapur merupak ruang Semi-Private yang dapat di gunakan oleh penyewa bangunan. Tetapi juga dapat di gunakan oleh Pengelola bangunan untuk perawatan ruang. Oleh karena itu daour dan ruang makan masih memiliki batasan dengan ruang komunal dan ruang tamu. Gambar 16. Desain Dapur dan Ruang Makan (Sumber : Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 40

NO Architect Standart Data Mentri Pekerjaan Umum No. 306/KPTS/1989 Analisis Ruang Hasil Analisis Skor 1 Dimensi standar Arsitek jilid 1 mengacu pada sirkulasi yang di gunakan dalam ruang komunal dan ruang makan. Dimana furniture yang digunakan adalah meja dan kursi. Lalu kebutuhan aktifitasnya adalah berdiri, duduk dan jalan. Oleh karna itu, standar yang digunakan hampir memiliki kemiripan. Perancangan Luas Lantai yang digunakan sebagai aktivitas manusia dan tata letak prabot. Dimensi ukuran sofa menyesuaikan luasan ruang dengan desain yang tersedia dari bentukan tata ruang kamar. Karna ruang ini bersifat semi- Karena mengadaposi Efisiensi tata ruang terhadap tapak. Maka ruangan yang bersifat Semi- Private dapat mencapai kedektana ruang yang sesuai dan di gunakan secara menyeluruh untuk pengguna bangunan private, maka peletakannya berada di lantai 1. Dan karena hubungan ruangnya berdekatan dengan dapur juga ruang makan. Ruang tamu ini juga di gunakakan sebagai ruang komunal. Dengan simulasi untuk 5-6 orang. Ukuran sofa dan meja R.Tamu Meja : 0,7 x 0,5 = 0.35 m 2 Sofa : 2 + (1,9 + 1) = 4,9 m 2 Total Furniture ; 4,9 + 0,35 = 6,45 m 2 Total Ruang Tamu 4,9 x 3 = 11,7 m 2 Dimensi ukuran sofa menyesuaikan luasan ruang dengan desain yang tersedia dari bentukan tata ruang kamar. Karna ruang ini bersifat semiprivate, maka peletakannya berada di lantai 1. Dan karena hubungan ruangnya berdekatan dengan dapur juga ruang makan. Ruang tamu ini juga di gunakakan sebagai ruang komunal. Dengan simulasi untuk 5-6 orang. 5 Meja Makan Lebar Min : 80 cm (single) Panjang Min : 100 cm (double) 11,7 5,25 = 6,45 m 2 6,45 x 100 = 55% 11,7 Sirkulasi = 55% Ukuran Kursi dan Meja R.Makan Meja : 2,78 x 0,50 = 1,14 m 2 Kursi : 0,45 x 0,50 (x4) = 0,92 1,14 + 0,92 = 2,06 m 2 Dengan Sirkulasi : Total Luas: 2,75 x 1,80 = 4,95m 2 4,95 2,06 = 2,89 m 2 2,89 x 100 = 58 2,75 Sirkulasi 58% RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 41

Dalam Standar : Sirkulasi -Duduk : 50 60 cm -Bungkuk : 90 cm -Berdiri : 55 85 cm Dalam standart perancagan Rumah Menurut Mentri Pekerjaan umum, Dalam desain dapur, Arsitek memakai ukuran dengan memaksimalkan tapak yang ada di dalam perancangan. Dapur berada dalam sudut bangunan dengan memanfaatkan sisi2 simetris. Karena asumsi akan digunakan hanya dengan kapasitas 1 orang. Ruang makan ditempatkan dekat dengan dapur dan ruang komunal agar saat ruang makan sebagai Semi- Private tidak cukup menampung pengguna, ruang komunal yang tidak terpakai dapat mewadahi ruangan makan ini. Dalam sudut yang simetris, Arsitek mampu merancang ruang dengan satu kesatuan yang fungsional. Luas Lantai Dapur : 7,38 m 2 Ukuran pantry masak: 1,62 m 2 Ukuran meja Masak: 1,02 m 2 1,62 + 1,02 = 2,64 m 2 7,38 2,64 = 4,74 m 2 4,74 x 100 = 64% Sirkulasi 7,38 Sirkulasi 64 % Tabel 13. Analisis Besaran Ruang Semi Private (Sumber : Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 42

NO Indikator Kesesuaian Kesesuaian Skor 1 Luas Lantai Ruang Semi Private 5 2 Sirkulasi Ruang Semi Private 5 Total Parameter Sesuai 2 Total Parameter Tidak Sesuai 0 Total Presentase 100% Tabel 14. Indikator Kesesesuaian Ruang Semi Private (Sumber : Penulis, 2017) 3.2.3 Analisa Konfigurasi Ruang A. Hubungan Antar Ruang (Bangunan) Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir. Karena lahan parkir Rumah Kost menjadi satu dengan halaman rumah pemilik kost. Terdapat tiga zonasi dalam perencanaan, Yaitu : Zona Publik, Zona Private, Zona Semi Private. Merah : Publik Biru : Semi-Private Kuning : Private Gambar 17. Analisis Zonasi (Sumber :Analisa Penulis, 2017) Gambar 18. Analisis Zonasi (Sumber :Analisa Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 43

NO Indikator Kesesuaian Skor Kesesuaian 1 Hubungan Tata Ruang Rumah Tinggal 5 Total Parameter Sesuai 1 Total Parameter Tidak Sesuai 0 Total Presentase 100% Tabel 15. Analisis Zonasi (Sumber :Analisa Penulis, 2017) 3.3 ANALISIS OPTIMASI TAPAK 3.3.1 Analisis Tepat Guna Lahan PERDA Sleman, Yogyakarta Perkembangan ini membuat para pemilik bangunan sewa memberikan innovasi terhadap bangunnya secara fungsional maupun tampilan bangunan. Bangunan dengan visual yang berkelas akan memberikan daya tarik tersendiri terhadap pengguna. sedangkan bangunan dengan lahan yang sempit akan pemanfaatkan luas tapak dan luas bangunan semaksimal mungkin terhadap fungsi bangunan. pertambahan jumlah bangunan pada lahan terbatas tanpa di imbangi oleh ketersediaan lahan hijau dan sirkulasi bangunan akan menyebabkan pengaruh buruk terhadap penghuni bangunan dan lingkungan sekitar. Kriteria Tolak Ukur Metode Analisis Data Analisis Hasil Analisis Skor Tepat Guna Lahan (kesesuaian Lahan) Mendirikan Bangunan Rumah Kost di atas lahan sesuai dengan peruntukan hunian yang diterapkan dalam Peraturan Tata Ruang daerah Setempat Komparasi antara Data dan perancangan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman no.12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Sleman Dan data Departement of Land and Spatian Sleman Kentungan Sleman, yogyakarta merupakan kawasan perkotaan yang termasuk di kecamatan ngaglik dan termasuk kawasan PPK (pusat Pelayanan Kawasan) untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa Berdasarkan data perancangan. Rumah Kost memiliki kesesuaian dengan fungsi kawasan sebagai zona perdagangan dan jasa. Karena hunian digunakan untuk disewakan. Berada di antara kawasan komersil dan juga pemukiman penduduk dengan fungsi hunian dan Rumah kost. 5 RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 44

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Koefisien Daerah Hijau (KDH) Sesuai dengan peraturan daerah tentang koefisien dasar bangunan (KDB) daerah PPK adalah 50%-60%. 50% digunakan untuk hunian. Sedangkan 60%digunakan sebagai usaha pelayanan dan jasa. Sesuai dengan peraturan daerah tentang koefisien daerah Hijau (KDH) daerah yang digunakan sebagai dasar hijau untuk hunian dan pelayanan usaha dan jasa 10-20% Komparasi antara Data dan perancangan Komparasi antara Data dan perancangan Peraturan Daerah dan Tata Ruang Kabupaten Sleman. Tentang Penataan Dan Pemanfaatan Ruang. Peraturan Daerah dan Tata Ruang Kabupaten Sleman. Tentang Penataan Dan Pemanfaatan Ruang. Dari data yang didapat langsung dari kantor dinas pertanahan yang terdapat dijalan magelang. Kawasan kentungan merupakan kawasan budidaya dan termasuk dalam zona perdagangan jasa dalam perdagangan dan jasa deret. Pada bangunan Rumah Kost kentungan Sleman ini memiliki Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir. Itu berarti luasan netto lahan seluruhnya akan difungsikan menjadi bangunan Rumah Kost dengan KDB 60% karena akan digunakan menjadi hunian sewa. Total Lahan = 445.50 m² Total bangunan = 282.25 m² 282,25 x 100 = 63,35 % 445.50 Pada bangunan Rumah Kost kentungan Sleman ini memiliki Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah kost beserta dengan fasilitas bangunan. KDH yang digunakan dalam perancangan bangunan Rumah Kost 10-20%. Dengan pertimbangan 10% digunakan untuk hunian dan 20% digunakan untuk bangunan usaha dan jasa Karena bangunan ini akan digunakan sebagai hunian jasa. Maka KDH yang digunakan adalah 20%. Berdasarkan data perancangan dan perhitungan luasan total dan luasan bangunan. Rumah kost memiliki luasan bangunan 282,25 pada lahan seluas 445.50 dan memiliki KDB > 60%. Itu berarti dalam perancnagan Optimasi tapak belum dapat di terapkan karena memiliki KDB >60% yaitu sebesar 63%. 0 0 Total Luas = 445,50 m² Total Lahan Hijau = 81,16 m² 81,16 x 100 = 18% 445.50 Berdasarkan data perancangan dan perhitungan luasan total dan luasan bangunan. Rumah kost memiliki luasan KDH 81,16 m² dan luasan total lahan 445,50 m². dan hasil persenan KDH yang digunakan oleh bangunan adalah 18%. Hal ini berarti bangunan memilki hasil < 20% untuk lahan KDH. Dan berarti tidak sesuai dengan peratura. Tabel 16. Metode Analisis dan Pembahasan (sumber : Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 45

NO Indikator Kesesuaian Skor Kesesuaian 1 Tepat Guna Lahan 5 2 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 0-3 Koefisien Dasar Hijau (KDH) 0-4 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 5 Total Parameter Sesuai 4 Total Parameter Tidak Sesuai 2 Total Presentase 50% Tabel 17. Metode Analisis dan Pembahasan (sumber : Penulis, 2017) NO Data PERMEN PU (Kesesuaian Fungsi) Analisis Skor 1 Informaitif dan kemudahan orientasi memiliki denah dengan fungsi yang langsung menghadap ke jalan perkampungan dengan orientasi 5 2 Kejelasan Identitas lingkungan sekitar. Mudah dikenali karena memiliki tanda pada sisi bangunan yang mempermudah calon penyewa dalam pencarian bangunan. 5 RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 46

3 Integrasi Pengembangan skala mikro terhadap makro Karena bangunan berada dikawasan penduduk dan komersial dengan fungsi bangunan sebagai hunian sewa, maka pengguna bangunan akan menjadi lebih banyak sebagai pemakai kebutuhan (makro) setempat. Dengan membidik integrasi sosial dan ekonomi warga terhadap jumlah pengguna bangunan. 5 4 Mewadahi fungsi dan aktifitas karena fungsi bangunan ini adalah bangunan sewa kamar, maka lahan harus mampu untuk memenuhi kebutuhan pengguna beserta aktifitas tambahan lainnya. Maka Arsitek memiliki pertimbangan ruang dan kebutuhan ruang terhadap penyewa sehingga tersususn ruang seperti berikut 5 5 Perencanaan tepat bagi pemakai yang tepat karena fungsi bangunan ini adalah bangunan sewa kamar, maka lahan harus mampu untuk memenuhi kebutuhan pengguna beserta aktifitas tambahan lainnya. Sesuai dengan kebutuhan ruang yang digunakan dan sasarn yang dituju oleh pemiki kost dalam pengembangan perancangan, maka perhitungan kebutuhan ruang dan tata fungsi bangunan terhadap lahan sudah tepat dan di buktikan melalui hasil kesesuian dengan PERDA sleman N012 tahun 2006. 5 Tabel 18. Analisa Indikator Kesesuaian Desain terhadap PERDA RTDR (sumber : Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 47

NO Indikator Kesesuaian Kesesuaian Skor 1 Informaitif dan kemudahan orientasi 5 2 Kejelasan Identitas 5 3 Integrasi Pengembangan skala mikro terhadap makro 5 4 Mewadahi fungsi dan aktifitas 5 5 Perencanaan tepat bagi pemakai yang tepat 5 Total Parameter Sesuai 5 Total Parameter Tidak Sesuai 0 Total Presentase 100% Tabel 19. Hasil Kesesuaian Bangunan (Sumber : Penulis, 2017) RINI SUGIARTI, S.Ars 16 515 033 48