BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Cipaganti Citra Graha Tbk (Cipaganti Group

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari desa ke kota,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota besar

BAB I PENDAHULUAN. para pembelian hingga purna pembelian (unikom.ac.id). Dewasa ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat dan sebagai kota ketiga terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak sekali kategori yang telah disebutkan diatas tersedia pula di kota ini.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan antara satu penyedia jasa (service provider) dengan pemberi jasa

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. penghematan energi. Saat ini pemerintah Indonesia dengan segala kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. para pelanggannya. Lovelock & Wirtz (2011:27) mengatakan bahwa sektor jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. total dalam memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis transportasi saat ini semakin meningkat, salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Cipaganti

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. baik transportasi darat, laut maupun udara. Perkembangan ini diiringi dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan jasa transportasi di Kota Bandung yang melayani jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.6 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis travel atau jasa transportasi khususnya di kota Bandung kini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Gambar 1.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah service to service point to point, service to service point to point

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Angkutan Shuttle Kota Bandung Tayek Bandung Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh masing masing travel untuk menarik para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan lintasan rel. Sementara Bus dan shuttle Travel menggunakan jalanan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini sangat menunjukan perkembangan yang sangat berarti, hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah siap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada

Institusional Investor Day PT Cipaganti Citra Graha Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

1 BAB I PENDAHULUAN. SDM dengan baik agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan sebagai ujung tombak perusahaan, merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB II HASIL SURVEY. mobil bekas dengan nama Cipaganti Motor oleh Andianto Setiabudi pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Panjaitan dkk, 2010:01)

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan sebuah jasa transportasi. Angkutan. melakukan perjalanan dengan kecepatan yang tinggi, dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. saja yang terlibat, akan tetapi pihak swasta juga terlibat. Transportasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. internet dikawasan Asia, khususnya Indonesia. Diskominfo mencatat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan seperti perekonomian, pengiriman barang atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. juga menurut Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim, jumlah kendaran pribadi di

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Baraya Travel

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan ditengah-tengah badai persaingan. darat, laut dan udara. Salah satu alat transportasi darat yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pintu (doorto door service) menyebabkan angkutan umum kurang menarik.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Penelitian Shuttle travel adalah layanan transportasi dengan sistem shuttle yaitu sistem layanan antarjemput antar-kota atau antar-propinsi dengan jarak tempuh maksimum 150km per perjalanan (oneway trip), menggunakan kendaraan dengan kapasitas maksimum 9-15 tempat duduk, konsep layanan executive class dengan konsep berangkat dari titik tertentu dan diantar sampai titik tujuan (point to point), dengan menerapkan konsep layanan tepat waktu (on time), rute yang tetap dan terjadwal secara reguler. Di luar Indonesia, sistem shuttle travel ini biasa digunakan sebagai sarana transportasi publik untuk mengganti layanan keretaapi (subway) ketika jalur rel ditutup (untuk pemeliharaan atau selama keadaan darurat) dan terkadang, sistem shuttle diberlakukan bebas biaya. Namun di Indonesia, transportasi van dengan sistem shuttle ini kini ramai digeluti sebagai bisnis swasta sebagai transportasi antar kota atau antar-propinsi (one way trip). Dimana agen shuttle travel menawarkan jasa transportasi ini untuk tujuan antar-jemput pariwisata ataupun sebagai transportasi darat alternatif antar-kota. 1.2 Faktor pemilihan objek-objek studi Untuk penetapan objek studi dalam penelitian ini, penulis memilih perusahaan jasa shuttle travel yang merupakan mayoritas perusahaan shuttle travel besar di kota Jakarta dan Bandung, yang juga melayani trayek atau rute Jakarta-Bandung dan sebaliknya. Data disimpulkan berdasarkan mayoritas banyaknya jumlah pool atau stasiun keberangkatan, jumlah armada yang dimiliki dan rata-rata penumpang yang diberangkatkan tiap bulannya. Data tersebut terjabar pada tabel di bawah ini: 1

Tabel 1.1 Tabel faktor pemilihan objek studi (Sumber :http://transportinfo.web.id/, Tahun 2011) Dari data tersebut menunjukkan data jumlah armada, jumlah pool dan rata-rata penumpang dari perusahaan shuttle travel yang melayani rute Jakarta-Bandung. Dari delapan perusahaan shuttle travel tersebut peneliti mencoba mengambil maksimal lima perusahaan shuttle travel terbesar yang melayani rute Jakarta-Bandung sebagai objek studi penelitian. Kelima objek studi tersebut yakni: Cipaganti, Xtrans, Baraya Travel, Cititrans dan Daytrans. 1.3 Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian 1.3.1 Cipaganti Gambar 1.1 (Sumber: www.cipaganti.co.id/) Logo Cipaganti Titik awal perusahaan PT.Cipaganti Citra Graha dimulai dari usaha penyewaan kendaraan pribadi "Cipaganti Car Rental" pada tahun 1985 di jalan Cipaganti No. 84 Bandung, yang didirikan oleh Andianto Setiabudi, pria kelahiran Banjarmasin, 5 Desember 1962. Perkembangan perusahaan ini tidak lepas dari banyaknya tanjakan terjal dan turunan curam yang telah dilalui, kemudian berkembang pesat menjadi sebuah perusahaan korporasi bisnis - market leader dibidang jasa transportasi terpadu dan persewaan alat berat. 2

Di tahun 2006, PT. Cipaganti Citra Graha Memulai membuka sistem transportasi Shuttle Point to Point seluruh Jabodetabek dan Bandung. Lalu di tahun 2010 PT.Cipaganti Citra Garaha mengakuisisi PT. Starline Stars Shuttle. Dan di tahun berikutnya PT. Transportasi Lintas Indonesia Transline juga di akuisisi, yang kemudian PT.Cipaganti Citra Graha merubah Brand Management menjadi Cipaganti Group. 1.3.2 Xtrans Gambar 1.2 (Sumber: www.xtrans.co.id/) Logo Xtrans Slogan X-Trans adalah Pelopor On-Time Shuttle. Pelopor karena X-Trans yang pertama kali memperkenalkan layanan Point to point (shuttle) pada saat jalan tol Cipularang dibuka dalam bulan Mei 2005. Sebelumnya angkutan travel pada jalur Bandung Jakarta menggunakan pola antar jemput, yang dipelopori oleh 4848 dan kemudian diikuti oleh travel lainnya. On-time karena X-Trans yang pertama kali juga memperkenalkan konsep tepat waktu pada setiap keberangkatan dari jadwal yang ada, tanpa melihat jumlah penumpang (sistem satu orang penumpangpun tetap berangkat). Sementara sistem antar-jemput lazimnya menunggu penumpang hingga mobil penuh, akibatnya tidak ada kepastian mengenai waktu berangkat dan waktu tiba. 1.3.3 Baraya Travel Gambar 1.3 (Sumber: http://www.traveljakartabandung.net/) Logo Baraya Travel Dibukanya tol Cipularang pada tahun 2005 telah mendorong tumbuh suburnya perusahaan travel yang mengambil rute Jakarta-Bandung. Keberadaan tol Cipularang memang membuat jarak tempuh lebih efektif. Jika sebelumnya Jakarta-Bandung bisa menghabiskan waktu hingga lima jam, termasuk kemacetan yang terjadi, dengan adanya tol Cipularang waktu tempuh bisa kurang dari tiga jam. 3

Di antara perusahaan travel yang mengambil rute Jakarta-Bandung adalah Baraya Travel. Kini Baraya Travel telah berkembang menjadi salah satu perusahaan travel ternama di Bandung. Baraya Travel Jakarta Bandung yang berdiri sejak tahun 2004 ini sangat diminati penumpang karena armadanya yang banyak serta tarifnya yang relatif murah dibandingkan dengan perusahaan travel lainnya. 1.3.4 Citi Trans Gambar 1.4 (Sumber: www.cititrans.co.id/) Logo Citi trans PA Armada Trans Jaya berada di bawah manajemen PT. Anugerah Terang Mandiri yang merupakan perusahaan pengangkutan yang berdiri sejak tahun 2010. PA Armada Transjaya yang beroperasi dengan nama Trans jaya. PA Armada Trans Jaya menyediakan layanan, diantaranya: Shuttle (layanan transportasi point-to-point) yang lebih dikenal dengan nama Citi trans. Travel (layanan transportasi door-to-door) Courier (layanan pengiriman surat dan paket) Trans Jaya Shuttle (Citi trans) adalah sebuah layanan angkutan penumpang point-topoint: dari Pool Trans Jaya kota asal ke Pool Trans Jaya kota tujuan sesuai trayek / jurusan yang dilayani. Dengan layanan Shuttle, Travel dan Courier yang disediakan, Trans Jaya memberikan sebuah inovasi baru dalam konsep berpergian. Dengan konsep baru yang menyenangkan, maka perjalanan luar kota tidak lagi menjemukan. 4

1.3.5 Day Trans Gambar 1.5 (Sumber: www.daytrans.co.id/) Logo Day trans Day Trans Shuttle adalah layanan penumpang antar kota harian (pick up dan drop off service) dengan pelayanan profesional menghadirkan standar dan kenyaman dalam traveling seperti layaknya kita bepergian menggunakan pesawat terbang. Lokasi counter Day Trans terletak di jantung kota Jakarta dan distrik pusat perbelanjaan strategis yang terkenal di Bandung. Untuk kenyamanan para pengguna jasa Day Trans, Day Trans berangkat setiap jam meskipun dengan satu orang keberangkatan. Fasilitas dan Layanan Day Trans Shuttle: Layanan Day Trans Regular: Space kursi yang disediakan cukup luas, sehingga penumpang tidak berdesak-desakan dengan penumpang lainnya, Sandaran tangan serta ergonomis kursi yang pas membuat penumpang semakin nyaman dalam perjalanan. Bukan hanya sekedar nyaman, layaknya sebuah penerbangan kelas eksekutif yang didapatkan saat memakai jasa Day Trans Shuttle, penumpangpun dapat memilih tempat duduk yang diinginkan. Hiburan Bioskop Day Trans : Setiap unit Day Trans dilengkapi dengan fasilitas hiburan yang dinamakan Bioskop Day Trans. Khusus unit Day Trans Premium dilengkapi dengan personal entertainment berupa built-in TV dan radio bagi setiap penumpang, 1.4 Latar Belakang Di era modern ini, mobilitas tiap individu sangat tinggi seiring dengan aktivitas yang dilakukan. Dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya, tiap individu dihadapkan pada banyak pilihan transportasi. Pemerintah sendiri sudah menyediakan jasa transportasi umum bagi masyarakat, khusus bagi angkutan antar kota seperti jasa transportasi bis umum. Namun tak sedikit pula orang yang memilih menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi mereka. 5

Gambar 1.6 (Sumber: SITRAMP Tahap 2. 2009. hal. Iii) Grafik Estimasi Perbandingan Andil Angkutan Umum dan Pemakaian Kendaraan Pribadi Melihat dari data di atas menunjukkan grafik estimasi penggunaan kendaraan pribadi dan transportasi umum sebagai sarana yang digunakan masyarakat perkotaan. Grafik menunjukkan estimasi masyarakat pada pemakaian kendaraan mobil pribadi mengalami peningkatan terus menerus dari tahun 2002 hingga 2020, yakni peningkatan penggunaan dari 17% hingga 34%. Namun ini berbanding terbalik dengan data yang menunjukkan penggunaan transportasi umum seperti bis sendiri, terus mengalami penurunan dari 58% hingga 44%. Ini menyimpulkan semakin lama masyarakat semakin berkurang minatnya untuk menggunakan jasa transportasi umum seperti bis kota. Masyarakat mulai merubah minat dan perilaku konsumennya akan transportasi umum yang ditawarkan pemerintah. Fenomena ini kemudian menjadi suatu kesempatan bisnis bagi pengusaha transportasi lain, salah satunya adalah bisnis angkutan jasa perjalanan dengan system point-to-point atau yang biasa disebut dengan usaha transportasi shuttle travel. Dengan hadirnya jasa shuttle travel ini sebagai pilihan alternatif transportasi darat lain bagi masyarakat Jakarta dan Bandung, membawa perubahan tersendiri pada perilaku konsumen dalam memilih angkutan darat antar kota, khususnya bagi pengguna yang sering menggunakan tranportasi umum sebelumnya. Dimana perbedaan yang mencolok antara jasa shuttle travel dan angkutan umum seperti bis lainnya adalah: shuttle travel yang menawarkan sistem transportasi pool-to-pool (dari satu titik ke titik lain), sistem cepat dan terbatas, kuota kapasitas kendaraan yang terbatas dari 7-15 seats,dan lain-lain. Dengan berbagai fitur yang ditawarkan berbeda dari transportasi umum lain sebelumnya, menjadikan shuttle travel sebuah pesaing tersendiri bagi transportasi umum antar kota yang telah disediakan pemerintah. 6

Di tahun 2005 silam, perusahaan shuttle travel resmi yang tercatat di Hipatra (Himpunan Pengusaha Travel) baru hanya terdapat lima perusahaan, yaitu Cipaganti, Xtrans, Baraya, Starshuttle, dan Transline (yang kemudian diakuisisi oleh Cipaganti.) (Sumber: Muttaqien, 2012). Ini menyebabkan persaingan akan bisnis jasa shuttle travel masih lenggang. Ditambah dengan semakin besarnya minat konsumen akan alternatif baru transpotasi darat antar kota ini, menyebabkan perkembangan bisnis untuk shuttle travel sendiri terus meningkat pesat. Ini terbukti dengan terlihatnya peningkatan bisnis pada jasa transportasi shuttle travel setiap tahunnya. Menurut Pikiran Rakyat Online, yang diakses pada 11 mei 2013, Peningkatan bisnis jasa transportasi shuttle travel mencapai 20 persen per tahunnya. Indonesia Finance Today mencatat bahwa bisnis jasa shuttle travel ini termasuk bisnis jasa transportasi yang paling menguntungkan. Ini dibuktikan bahwa tercatat pada tahun 2010 lalu Day Trans memperoleh pendapatan sebesar Rp 149,8 miliar, naik 18.555% dibandingkan realisasi pendapatan 2009 sebesar Rp 803 juta didorong oleh akuisisi sebuah perusahaan agen penjualan tiket PT. Dwi Ratna Pertiwi pada November 2010. Pendapatan unit bisnis baru Day Trans tersebut mencapai Rp 129,8 miliar sementara pendapatan usaha shuttle and travel pada 2010 menyumbang sebesar Rp 20 miliar. Sedangkan pesaing lainnya, Cipaganti Grup Tahun lalu memproyeksikan pendapatannya naik 100% dari realisasi Rp 600 miliar pada 2009 menjadi Rp 1,2 triliun. Pada 2011, perusahaan menargetkan pendapatan bisa naik minimal 20% dengan kontribusi dari anak usaha PT. Cipaganti Inti Resource. (Sumber: Indonesia Finance Today, 14 mei 2013) Dengan semakin meningkatnya minat penumpang akan jasa transportasi shuttle travel dan keuntungan tinggi yang menggiurkan bagi perusahaan, memicu pula semakin bertumbuhnya persaingan jasa shuttle travel. Berdasarkan Dinas perhubungan kota Bandung, pada tahun 2010 tercatat ada 42 perusahaan shuttle dan travel yang terdaftar dengan jumlah armada sebanyak 1048 unit. Dari jumlah tersebut 18 diantaranya adalah perusahaan shuttle dan travel yang melayani rute Jakarta-Bandung. 7

Gambar 1.7 (Sumber: Direktorat Lalu Lintasdan Angkutan Jalan MenHub tahun 2010) Daftar Perusahaan Shuttle travel Trayek Jakarta-Bandung. Angka ini mulai dinilai cukup signifikan karena dibandingkan dari tahun 2005 hanya terdapat lima perusahaan travel resmi yang tercatat di Hipatra (Himpunan Pengusaha Travel). Banyaknya perusahaan yang bermain dalam bisnis travel Jakarta-Bandung kini mengakibatkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan penyedia jasa angkutan shuttle travel. Semakin banyaknya perusahaan shuttle travel sejenis yang menawarkan angkutan antar kota dengan sistem shuttle ini akhirnya memicu pasar persaingan sempurna, dimana konsumen mulai mempertimbangkan profil shuttle travel manakah yang paling cocok diantara banyaknya pesaing shuttle travel lain yang sesuai dengan permintaan konsumen. Menurut Bilas (2009: 105-108) Suatu unit konsumen, baik perseorangan maupun rumah tangga atau suatu organisasi akan mendapat kepuasan / guna (utility) karena mengkonsumsi sejumlah komoditi selama periode waktu tertentu. Hal seperti ini disebut seuntai komoditi (a commandity bendle). Setiap konsumen bertujuan untuk memaksimumkan tingkat kepuasan yang diperoleh dengan mengorbankan sejumlah uang tertentu. Untuk keperluan tersebut setiap konsumen dianggap bisa membuat urutan dari seluruh untaian komoditi yang ada. Setiap konsumen harus dapat membedakan dari semua komoditi yang ada, untaian mana yang lebih dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan untaian mana yang relatif sama bila dibandingkan antar untaian-untaian yang ada. Dengan kata lain, setiap konsumen harus dapat menentukan urutan preferensi (order of preference) komoditi yang ada. 8

Dengan demikian, setiap konsumen lazimnya akan memilih komoditi mana yang terbaik, dari sekian banyak alternatif komoditi sejenis yang ditawarkan, guna memaksimalkan kepuasan konsumen yang diperoleh. Menurut Kottler dan Keller (2009: 14), sebuah perusahaan akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli pasaran atau konsumen. Konsumen memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang memberikan nilai terbesar. Berdasarkan penjelasan di atas, setiap perusahaan shuttle dan travel dituntut harus mengetahui strategi demi menjadi perusahaan yang terbaik dari sekian banyaknya perusahaan shuttle dan travel sejenis, yang dapat memberikan nilai dan tingkat kepuasan maksimal kepada konsumennya, dengan mengetahui apa saja yang menjadi preferensi konsumen dalam memilih jasa shuttle travel. Maka dalam penelitian ini, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN JASA SHUTTLE TRAVEL TRAYEK JAKARTA-BANDUNG (studi kasus: Cipaganti, Xtrans, Baraya Travel, Cititrans, Daytrans) 1.5 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, maka dapat diidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut: Bagaimana preferensi konsumen jasa shuttle travel trayek Jakarta Bandung? 1.6 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui tingkat preferensi konsumen jasa shuttle travel trayek Jakarta - Bandung. 1.7 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan Menjadi bahan masukan kepada pihak shuttle travel untuk menentukan apa yang menjadi preferensi konsumen saat ini. 2. Bagi pihak lain Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan bagi pihak lain yang ingin mempelajari tentang strategi bisnis. 9

1.8 Sistematika Penulisan Penelitian Sistematika skripsi bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai isi skripsi ini agar jelas dan terstruktur, maka dibawah ini disajikan secara garis besar sistematika skripsi yaitu: BAB I PENDAHULUAN Berisi tinjauan terhadap objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi kajian pustaka, landasan teori yang terbagi menjadi pengertian preferensi, perilaku konsumen, bisnis jasa shuttle travel dan kerangka pemikirian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi jenis penelitian, variable penelitian, operasional variabel penelitian, hubungan antar variabel, populasi dan sampel, metode instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV menceritakan hasil dan pembahasan mengenai karakteristik responden dilihat dari berbagai aspek, membahas dan menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya. 10