Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bagi UKM Olahan Pangan, di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Dharma Bhakti STIE Ekuitas Vol. 01 No. 01 September 2016

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

Pelatihan Pembuatan Trek Suit Mas (Tepung Senerek Untuk Susu, Biskuit Dan Mie Basah) Guna Meningkatkan Nilai Jual Senerek di Desa Mangunrejo

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN USAHA PELAKU USAHA MIKRO Di SEKITAR UNPAR dengan PEMBERIAN PELATIHAN dan MEMBANGUN JEJARING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1).

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas Vol. 01 No. 02, Maret 2017 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pembukuan dalam Menunjang Kesuksesan Usaha Pengrajin Batik di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal

PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA MIKRO DENGAN MEMBERIKAN PELATIHAN PEMBUKUAN SEDERHANA DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PELATIHAN AKUNTANSI PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) RAKITAN RAKYAT TEGAL (RRT) DI KABUPATEN TEGAL

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam mencapai keinginan tersebut

PROGRAM PENDAMPINGAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN MODAL KERJA BAGI PENGUSAHA TERNAK SAPI PERAH

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

SISTEM INFORMASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KOTA BONTANG BERBASIS WEBSITE

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN, TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

Pelatihan Pembuatan Bonsai Bokabu dari Oleana Syzygium Khas Borobudur untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Tanaman

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

Strategi Jitu Pengembangan Produk UMKM Gula Kelapa di Kabupaten Cilacap Slamet Wahyudin, S.Pt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

Akuntansi Mudah dan Sederhana Untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat

UMKM PRODUK GORENGAN SEBAGAI PRODUK UTAMA IBU RUMAH TANGGA DI PEDALANGAN SEMARANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI KATINGAN PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PENCATATAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN USAHA BAGI PARA PENGRAJIN DI KELURAHAN PADANGSARI

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan

LAPORAN AKHIR PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 Tahun 2008 Hal PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PADA INDUSTRI KECIL. Oleh: Moh.

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

PENGELOLAAN SAMPAH BOTOL MINUMAN OLEH IBU PKK DESA BANTRUNG

PENGEBLUR DAUN INDIGO PENGHASIL PASTA PEWARNA ALAMI BAGI UKM PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan mengembangkan instansi dan perusahaannya.

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bagi UKM Olahan Pangan, di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang Diana Puspitasari 1*, Herwening Sindu Lestari 2*,Zulaika Putri Rokhimah 3), Nurul Juwariyah 4* Akuntansi/Ekonomi, Universitas Semarang dianapuspitasari887@yahoo.com (1), sinduherwening@gmail.com (2), zulaika.putri@gmail.com (3), nurul.ghaniz@yahoo.co.id (4) Keywords: Strategi Manajemen Usaha, Pembukuan Sederhana, UKM Olahan Pangan Abstrak Kecamatan Bandungan merupakan salah satu daerah yang produktif dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Sektor riil yang dikembangkan adalah sektor pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa, serta yang utama adalah industri kecil (UKM). Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran strategis sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Salah satu bentuk Usaha Kecil dan Menengah yang berpotensi untuk berkembang di Kecamatan Bandungan adalah UKM olahan pangan yang berada di Desa Kenteng. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usahanya adalah dari aspek keuangan yang disebabkan rendahnya pemahaman mengenai tata kelola usaha yang baik meliputi minimnya sistem pembukuan, pembuatan laporan keuangan dan pengelolaan yang belum optimal, serta belum ada pemisahan antara keuangan rumah tangga dengan keuangan usaha. Hal tersebut berimbas kepada pengembangan usahanya, terutama dalam mengetahui tingkat keuntungan yang sebenarnya. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan penyuluhan dan pelatihan pembukuan sederhana, Evaluasi kegiatan dengan sharing dan diskusi. Sasaran kegiatan pengabdian adalah pelaku UKM Olahan Pangan di Desa Kenteng, Dari kegiatan pengabdian, diperoleh hasil bahwa peserta memiliki tambahan wawasan dan pengetahuan terkait dengan pembukuan. Peserta juga mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk membuat, serta melaksanakan manajemen usaha yang baik melalui tata kelola usaha pembukuan sederhana. Hal tersebut tampak pada proses pelatihan pembukuan sederhan dan aktifnya para peserta dalam sesi tanya jawab pada saat kegiatan berlangsung. 1. PENDAHULUAN Kecamatan Bandungan adalah kecamatan baru di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah yang terletak di sebelah selatan kota Semarang. Kecamatan Bandungan memiliki luas 48,23 Km 2. Kecamatan yang diresmikan pada tanggal 1 Januari 2007 ini terbagi menjadi 9 desa dan 1 kelurahan. Desa dan kelurahan di Kecamatan Bandungan adalah Desa Mlilir, Desa Duren, Desa Jetis, Desa Sidomukti, Desa Kenteng, Desa Candi, Desa Banyukuning, Desa Jimbaran, Desa Pakopen dan Desa Bandungan. Wilayah terluas berdasarkan data statistik dari BPS Kabupaten Semarang adalah Desa Candi sedangkan desa dengan luas wilayah tersempit adalah Desa Jimbaran. (Data Strategis Kabupaten Semarang, 2016) Kecamatan Bandungan merupakan salah satu daerah yang produktif dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Sektor riil yang dikembangkan adalah sektor pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa, serta yang utama adalah industri kecil (UKM). Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran strategis sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi dan juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Salah satu bentuk Usaha Kecil dan Menengah yang berpotensi untuk berkembang di Kecamatan Bandungan adalah UKM olahan pangan yang terletak di Desa Kenteng. UKM olahan pangan ini dikelola dengan baik melalui UP2K PKK (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga-PKK) desa setempat. 92

UKM olahan pangan di desa Kenteng merupakan salah satu pelopor UKM oleh-oleh khas (snack dan minuman tradisional) di daerah Bandungan, yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembuatan produk makanan bernilai jual tinggi. Latar belakang Desa Kenteng yang memiliki lahan yang subur dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bercocok tanam bunga dan sayur. Hasil panen kebanyakan akan dijual keluar wilayah, tapi ada juga yang diolah sendiri oleh warga. Hasil panen tersebut dikreasikan oleh warga menjadi berbagai makanan yang kreatif dan inovatif. Beberapa diantaranya adalah UKM olahan ubi ungu (yang mengolah ubi ungi menjadi makanan inovatif seperti onde-onde ungu, stik ubi, keripik ubi, es krim ubi, pangsit ubi, dan bakpia ungi), UKM tahu dan tempe, UKM susu kedelai, UKM aneka gorengan, UKM untir-untir, UKM torakur atau tomat rasa kurma (mengolah tomat menjadi kudapan manis berbentuk dan berasa seperti buah kurma), serta yang tak kalah menariknya adalah UKM minuman tradisional yang tentunya sangat baik untuk kesehatan badan seperti Jenggelek, BIer Pletok, Bandrek, dan lain sebagainya. Semuanya diproduksi dalam skala rumahan dan tentunya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2015) Berikut ini adalah beberapa contoh hasil produksi UKM Olahan Pangan di Desa Kenteng Kecamatan Bandungan : Gambar 1. Hasil Produksi UKM Olahan Pangan di Desa Kenteng Hasil observasi yang telah dilakukan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat di lapangan mendapatkan keterangan bahwa beberapa UKM di Desa Kenteng masih terkendala permasalahan klasik yang sering dihadapi oleh industri kecil dari segi manajemen usaha yang berkaitan dengan aspek keuangan, yaitu rendahnya pemahaman mengenai tata kelola usaha yang baik meliputi sistem pembukuan, minimnya pembuatan laporan keuangan dan pengelolaan laporan keuangan yang belum optimal, dimana belum ada pemisahan antara keuangan rumah tangga dengan keuangan usaha. Hal tersebut berimbas kepada pengembangan usahanya, terutama dalam mengetahui tingkat keuntungan yang sebenarnya. Mengingat kontribusi UKM yang besar bagi perekonomian terutama pendapatan produk domestic bruto (PDRB), maka peran akademisi dalam membantu pengembangan UKM sangat diperlukan dalam pemberdayaan UKM. Untuk itu dengan melihat permasalahan mitra di atas, maka diperlukan program pengabdian bagi masyarakat untuk memberikan solusi bagi pelaku usaha dengan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan analisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh UKM Olahan pangan di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, maka solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut : 93

Tabel 1. Permasalahan dan Solusi Bagi Mitra Mitra Permasalahan Solusi UKM Aspek keuangan : a. Melakukan penyuluhan, Olahan a. Belum ada pembukuan yang baik, pelatihan, serta Pangan di dikarenakan rendahnya pemahaman pendampingan dalam Desa Kenteng tentang penyusunan laporan keuangan. b. Minimnya pembuatan laporan keuangan dan pengelolaan laporan keuangan, belum pembuatan pembukuan sederhana. b. Evaluasi hasil pelatihan ada pemisahan antara keuangan rumah diserta sharing/diskusi tangga dengan keuangan usaha. dengan peserta. Target program pengabdian kepada masyarakat ini adalah : UKM Olahan pangan di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan mampu memahami, membuat dan melaksanakan pembukuan yang baik, dengan sasaran adalah pemilik dari UKM Olahan pangan di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan. Luaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah kemampuan dalam memahami, membuat, dan melaksanakan pembukuan yang baik dalam skala sederhana. Dengan luaran yang dihasilkan tersebut maka UKM Olahan pangan di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan menjadi lebih produktif dalam mengembangkan usahanya, sehingga hasil yang diperoleh dari pemisahan laporan keuangan pribadi dan usaha dapat diketahui secara pasti, dan mencerminkan tingkat keuntungan usaha yang sebenarnya. 2. METODE Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut : 1) Penyuluhan dan Pelatihan pembukuan sederhana : Mengingat bahwa mitra sangat awam terhadap laporan keuangan sehingga sebagai tahap awal adalah dengan mengenalkan dan melatih pembuatan laporan keuangan yang sederhana, dimulai dengan tertib administrasi atau pencatatan segala transaksi, dan pemisahan laporan keuangan rumah tangga (pribadi) dan laporan keuangan usaha. Pelatihan pembuatan pembukuan yang dilakukan untuk UKM Olahan Pangan di Desa Kenteng bersifat sederhana dimana pencatatan asetnya hanya menggunakan satu sisi pendapatan dan sisi pengeluaran. 2) Evaluasi hasil kegiatan : Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta (UKM Olahan pangan di Desa Kenteng) dalam memahami tata kelola usaha / pembukuan yang baik. Dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1) Persiapan : a. Pra survey : identifikasi permasalahan dan kebutuhan Mitra b. Pembuatan Tim : pembentukan tim untuk memberikan solusi bagi permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh mitra. 94

c. Pembuatan proposal : menawarkan solusi bagi permasalahan dan kebutuhan mitra d. Koordinasi antara Tim PKM dengan Mitra : untuk merencakan pelaksanaan secara konseptual, operasional, serta job description masing-masing anggota tim. e. Penentuan dan rekruitment peserta pelatihan, dalam perekrutan peserta tim pelaksana dibantu oleh Ketua UKM yang bersangkutan untuk mengkoordinir dan mengundang anggota kelompoknya. f. Persiapan alat dan bahan pelatihan : persiapan modul pelatihan. 2) Pelaksanaan : Pelaksanaan seluruh kegiatan dilakukan di Kantor Balai Desa Kenteng Kecamatan Bandungan, dengan urutan kegiatan sebagai berikut : a. Penyuluhan tentang tata kelola usaha yang baik : dengan materi pentingnya pembukuan dan pemisahan keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga, berlangsung selama 1 kali dengan durasi 1,5jam - 2jam. b. Pelatihan Pembukuan sederhana : dengan materi Dasar Pembukuan dan penyusunan laporan keuangan sederhana, berlangsung selama 1 kali dengan durasi 1,5 jam 2 jam. 3) Evaluasi Evaluasi program dilaksanakan dengan membandingkan keadaan mitra sebelum dan sesudah program kegiatan pengabdian dilaksanakan, berlangsung selama 1 kali dengan durasi 1,5jam - 2jam. sebagai berikut: No. Program 1 Aspek Keuangan : Penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dalam pembuatan pembukuan sederhana Tabel 2. Evaluasi Program Indikator Pengetahuan dan keterampilan mitra tentang pembukuan sederhana. Kriteria Keberhasilam Terjadi perubahan yang positif terhadap pengetahuan dan keterampilan mitra tentang pembukuan yang baik. Instrumen Pedoman pelatihan pembukuan 4) Pelaporan Pelaporan mengacu pada pelaksanaan kegiatan untuk UKM Olahan Pangan di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dapat dilihat dari bagan di bawah ini : 95

PRA SURVEI : Permasalahan dan Kebutuhan Mitra UKM MITRA TIM PKM USM IDENTIFIKASI MASALAH : Aspek keuangan : a. Belum ada pembukuan yang baik b. Minimnya pembuatan laporan keuangan dan pengelolaan laporan keuangan. SOLUSI DAN PELAKSAAN PROGRAM a. Penyuluhan tata kelola usaha yang baik. b. Pelatihan pembukuan sederhana. OUTPUT : UKM olahan pangan di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan mampu Gambar 1. Rencana Kegiatan Mitra program yaitu UKM Olahan Pangan yang ada di Desa Kenteng, merupakan objek dan subjek pengabdian. Sebagai objek dalam hal ini sebagai sasaran untuk ditangani permasalahannya dalam mengembangkan usaha. Sebagai subyek yaitu mitra berperan aktif dalam kegiatan atau program yang diberikan oleh Tim PKM. Adapun peran aktif mitra adalah sebagai berikut: 1. Sebagai penyedia tempat untuk seluruh kegiatan pelatihan. 2. Berperan aktif dalam praktik pembukuan keuangan. 3. Mitra akan dilibatkan dalam merencanakan program, penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan sampai pada tahap evaluasi program. 96

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun Kegiatan Pengabdian Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh Tim dilaksanakan pada bulan Januari 2018 di Kantor Balai Desa Kenteng dengan rangkaian acara dan materi Pengabdian kepada Masyarakat adalah sebagai berikut : Tabel 3 Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Jam Materi Pembicara/Pelaksana 13.00-13.15 Pembukaan Tim PKM FE USM 13.15-13.45 Strategi Manajemen Usaha dan Pembukuan Tim PKM FE USM 13.45-14.45 Pengenalan Laporan Keuangan Sederhana dan Proses Penyusunan Tim PKM FE USM Laporan Keuangan yang baik. 14.45-15.45 Tanya Jawab dan Diskusi Tim PkM FE USM 15.45-16.00 Penutup Tim PkM FE USM 3.1 Uraian Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian : 1. Penyuluhan mengenai Strategi Manajemen Usaha : yang pertama meliputi pemahaman mengenai penerapan dasar-dasar akuntans dan pemisahan laporan keuangan rumah tangga dan laporan keuangan usaha. Yang kedua adalah strategi sistem pembukuan untuk usaha kecil mulai dari tahapan pencatatan transaksi, perekapan dan evaluasi akhir. a) Pemahaman mengenai akuntansi usaha : sejauhmana pemahaman pemilik tentang variabel-variabel yang ada di dalam akuntansi dan bagaimana mereka dapat menjalankannya dengan baik dengan indikator pemahaman mengenai pemisahan usaha antara transaksi usaha untuk dan transaksi non usaha atau transaksi rumah tangga, dasar pencatatan setiap transaksi, serta pemahaman tentang perhitungan laba rugi untuk periode waktu tertentu dan konsep sistem pembukuan yang digunakan. b) Pemisahan laporan keuangan rumah tangga dan laporan keuangan usaha : Tujuan pemisahan adalah agar pelaku usaha dapat melakukan monitoring pendapatan atau pun pengeluaran. Pemisahan pencatatan keuangan usaha dan keuangan pribadi akan lebih mudah membedakan antara arus dana dari usaha dan penggunaan uang untuk kepentingan pribadi. 2. Sistem Pembukuan untuk usaha kecil : sistem akuntansi yang dilakukan oleh usaha kecil bersifat sederhana yaitu sistem akuntansi tunggal dimana pencatatan asetnya hanya menggunakan satu sisi pendapatan dan sisi pengeluaran. Dalam sistem akuntansi tunggal, laporan neraca dan perhitungan laba rugi tidak disusun dari buku besar tetapi dilihat berdasarkan catatan-catatan buku harian transaksi. Jurnal dibuat sederhana hanya jurnal umum, untuk mencatat segala macam transaksi usaha yang berurutan waktu dan hanya ada dua kolom jumlah, mengingat bahwa para pelaku usaha masih sangat awam terhadap laporan keuangan sehingga sebagai tahap awal adalah dengan mengenalkan dan melatih pembuatan laporan keuangan yang sederhana, dimulai dengan tertib administrasi atau pencatatan segala transaksi. a) Pencatatan transaksi : Setiap transaksi baik tunai maupun kredit perlu dilakukan pencatatan dengan dokumen/bukti penunjang seperti nota atau kuitansi. Transaksi pembelian bahan baku dan peralatan penunjang kegiatan diupayakan untuk dicatat dalam buku transaksi khusus. Adapun setiap transaksi penjualan produk-produknya harus dicatat melalui Nota penjualan baik tunai maupun kredit dan diupayakan untuk dicatat dalam buku transaksi khusus juga. Sehingga terlihat adanya arus kas masuk dan arus kas keluar beserta penggunaannya. 97

b) Perekapan : Setiap transaksi yang telah tercatat dalam buku berdasarkan dokumen/bukti penunjang kemudian direkap untuk mengetahui seberapa besar jumlah penerimaan dan pengeluaran dari tiap transaksi yang terjadi untuk memudahkan dalam penghitungan saldo debet dan kredit. c) Evaluasi akhir : Jika sistem pembukuan yang baik sudah terpenuhi, maka dari catatan pembukuan tersebut dapat terlihat hasil yang diperoleh, sehingga keuntungan maupun kerugian dapat terdeteksi dengan baik. Pelaksanaan Kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat dapat dilihat dalam gambar beirkut ini : Gambar 2. Peserta Penyuluhan dan Pelatihan Pembukuan Sederhana Gambar 3. Penjelasan Strategi Manajemen Usaha dan Pembukuan oleh Tim PKM Gambar 4. Pengenalan Laporan Keuangan Sederhana dan Proses Penyusunan Laporan Keuangan yang baik Oleh Tim PKM 98

Gambar 5. Sesi Tanya Jawab 5. KESIMPULAN Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di kantor Balai Desa Kenteng yang dihadiri oleh 12 peserta yang terdiri dari pemilik sekaligus pelaku UKM olahan pangan di Desa Kenteng, berhasil dilaksanakan dan berjalan dengan baik. Peserta sangat antusias untuk mengikuti pelatihan hal ini terlihat dari jumlah kehadiran, dimana semua peserta yang hadir dan menjadi target pelatihan mengikuti acara tersebut dari awal sampai akhir serta sangat antusias dalam sesi tanya jawab, diskusi ataupun sharing pengetahuan. Dari kegiatan pengabdian, peserta memiliki tambahan wawasan dan pengetahuan terkait dengan pembukuan. Peserta juga mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk membuat serta melaksanakan manajemen usaha yang baik melalui tata kelola usaha pembukuan sederhana.pelaku usaha mampu meningkatkan pemahaman tentang manajemen usaha yang baik melalui tata kelola usaha pembukuan yang baik, hal tersebut tampak pada proses pelatihan pembukuan sederhan dan aktifnya para peserta dalam sesi tanya jawab pada saat kegiatan berlangsung. Saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukan tindak lanjut kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Misalnya menjadikan Desa Kenteng sebagai binaan, memantau secara continue karena para peserta masih memerlukan pendampingan pembukuan yang sifatnya konsultatif dengan mengadakan pelatihan-pelatihan serupa. REFERENSI Badan Pusat Statist k Kabupaten Semarang2016. Data Strategis Kabupaten Semaran,. [Online] Available at: file:///c:/users/user/downloads/dsd2016_kabsmg.pdf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, J. T., 2015. Mitra Binaan BPTP Jawa Tengah. [Online] Available at: file:///c:/users/user/downloads/mitrabinaanbptp.pdf Buchori, L., Anggoro, D. D. & Wardhani, D. H., 2016. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produk UKM Wingko Babat di Kota Semarang Dengan "Modified Oven". Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia, ISSN 1693-4393. Hamid, E. S. & Y, S. S., 2011. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.. Ekonomi Pembangunan, Vol.12, No.1, Juni, pp. 45-55. 99

Situmorang, J., 2008. Strategi UMKM Dalam Menghadapi Iklim Usaha Yang Tidak Kondusif.. Infokop, Vol.16, September, pp. 87-101. Sriyana, J., 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) : Studi Kasus di Kabupaten Bantul. Purworejo, s.n. 100