KEADAAN UMUM DAS KONAWEHA. Luas dan Wilayah Administrasi DAS Konaweha. Iklim

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 8 NOMOR 1 FEBRUARI Pemetaan Ancaman Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Konawe

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

KEADAAN UMUM WILAYAH

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI W I L A Y A H

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

ANALISIS SPASIAL KEMAMPUAN INFILTRASI SEBAGAI BAGIAN DARI INDIKASI BENCANA KEKERINGAN HIDROLOGIS DI DAS WEDI, KABUPATEN KLATEN-BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Visi dan Misi Calon Bupati Kolaka Timur Periode GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOLAKA TIMUR A. Kondisi Wilayah

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

Brady (1969) bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, air harus ditambahkan bila 50-85% dari air tersedia telah habis terpakai.

Propinsi SULAWESI TENGGARA. Total Kabupaten/Kota

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Jumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebut relatif tinggi dibandingkan daerah hilir dari DAS Ciliwung.

Transkripsi:

KEADAAN UMUM DAS KONAWEHA Luas dan Wilayah Administrasi DAS Konaweha Luas DAS Konaweha adalah 697.841 hektar, yang mencakup 4 (empat) wilayah administrasi yaitu Kabupaten Konawe, Kolaka, Konawe Selatan dan Kota Kendari, dan 22 (dua puluh dua) wilayah kecamatan (BPDAS Sampara, 2009). Iklim Keadaan iklim pada wilayah DAS Konaweha menurut klasifikasi Smith dan Ferguson merupakan tipe iklim C dengan nilai Q = 0,333. Sedangkan menurut klasifikasi Oldeman merupakan tipe D 2 yaitu terdapat 3 (tiga) bulan kering (curah hujan rata-rata kurang dari 100 mm/bulan) dan 9 (sembilan) bulan lembab (curah hujan rata-rata lebih dari 100 mm/bulan dan kurang dari 200 mm/bulan). Rata-rata curah hujan bulanan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir di DAS Konaweha disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik Rata-Rata Curah Hujan Bulanan di DAS Konaweha Gambar 7 menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan di DAS Konaweha termasuk sedang dengan jumlah curah hujan tahunan rata-rata sebesar 1.617 mm. Musim hujan berlangsung pada Bulan Desember sampai Bulan Juli, sedangkan musim kemarau berlangsung mulai Bulan Agustus sampai Nopember.

-3 15' -3 20' -3 25' -3 30' PAKUE TENGAH NGAPA RANTEANG IN -3 35' -3 40' -3 45' -3 50' -3 55' -4-4 5' 9 550000-4 10' -4 15' 9 600000 115 10' KODEO HA 115 10' NGAPA RANTEANG IN 115 15' PAKUE UTARA 115 15' 115 20' KEC. ULUIWOI 115 20' 115 25' 115 25' 115 30' 115 30' 115 35' 115 35' KEC. LATOMA 115 40' 115 40' 115 45' 115 45' KEC. MOW EW E 115 50' 115 50' KEC. ABUKI KEC. LADONGI KEC. TIRAWUTA 115 55' 115 55' 116 KEC.TONG AUNA KEC. LAMBUYA KEC. UEPAY 116 KEC. PURIALA KEC. BENUA 116 5' UNAAHA 116 5' KEC. W AWO TOBI KEC. W ONGG EDUKU KEC. ANGATA 116 10' LASOLO 116 10' KEC. MELUHU KEC. MOW ILA KEC. AMONG GEDO KEC. PONDIDAHA 116 15' 116 15' LASOLO KEC. BESULUTU KEC. LANDONO 116 20' LEMBO 116 20' KEC. RANOMEETO BARAT RANOMEETO WOLASI 116 25' KEC. SAW A KEC. BONDOALA 116 25' RANOMEETO BARUG A 116 30' 116 30' SOROPIA MANDONG A -4-4 5' 250000 250000 $Z Sumber data : 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Kilometers Garis Pantai / Sungai Jalan LEGENDA : 1. Peta RBI Skala 1 : 50.000, Bakosurtanal Tahun 1992 2. Peta Penggunaan Lahan, Hasil Interpretasi Penggunaan lahan, Bakosurtanal Tahun 2004 Batas Provinsi Batas Kabupaten Batas Kecamatan 3. Peta Tanah, skala 1. 250.000, Puslibang Bogor 4. Peta Kawasan Hutan, Skala 1 : 100.000 BIPHUT Sultra 5. Peta Geomorfologi, Skala 1 : 100.000 6. Peta G eologi Skala 1 : 100.000 Batas DAS Konaweha Batas Curah Hujan Statiun Curah Hujan 9750000 9750000 9700000 9700000 9650000 9650000 9600000 9600000 9550000 9550000 9500000 9500000 9450000 9450000 9 9 9 9 7. Peta Kelas Lereng Skala 1 : 100.000 8. Peta Administrasi Skala 1 : 100.000 450000 450000 500000 500000 0-8 15-25 25-40 8-15 >40 550000 550000 600000 600000 72 Topografi dan Kelerengan Kelas kelerangan di DAS Konaweha dibedakan atas 5 (lima) kelas lereng yaitu : lereng kelas I (0 8%), Kelas II (8 15%), Kelas III (15 25%), Kelas IV (25 40%) dan Kelas V (> 40%). Kelas kelerengan dan luasan penyebarannya di wilayah DAS Konaweha secara umum disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 8. Tabel. 7. Luasan DAS Konaweha Berdasarkan Kelas Kemiringan No Kelas Kelerengan Luas (hektar) Proporsi (%) 1. I 190.830 27,3 2. II 14.617 2,1 3. III 21.943 3,2 4. IV 1.228 0,2 5. V 469.223 67,2 Total 697.841 100,0-3 1 5' PETA KELAS LERENG DAS KONAWEHA N W E -3 2 0' S SKALA 1 : 175.000-3 2 5' -3 3 0' -3 3 5' 9600000-3 4 0' -3 4 5' -3 5 0' -3 5 5' 9550000-4 1 0' -4 1 5' Sumber : BPDAS Sampara (2009) Gambar 8. Peta DAS Konaweha berdasarkan Kemiringan Lereng Tabel 7 dan Gambar 8 menunjukkan bahwa sebagian besar DAS Konaweha mempunyai tingkat kelerengan lebih dari 40% (curam) yakni seluas 469.223 hektar atau 67,2 % dari luas DAS Konaweha. Lahan dengan lereng landai (0-8 %)

73 mencapai luas 190.830 hektar atau 27,3 %, sedangkan lahan dengan lereng 25-40 % mencapai luas 1.228 hektar atau sekitar 0,2 % dari total luas DAS Konaweha. Geologi dan Geomorfologi Kondisi batuan DAS Konaweha ditinjau dari sudut geologis, terdiri dari batuan sedimen, batuan metamorfosis, dan batuan beku. BPDAS Sampara (2009) melaporkan bahwa sebagian besar wilayah DAS Konaweha yakni 228.406 hektar atau 32,7 mempunyai jenis batuan geologi berupa batuan malihan skis, genes, filit, kuarsit, dan sedikit pualam. Struktur geologi memberikan informasi tentang asal usul (genesis) dari bentuk lahan. Adapun yang dimaksud dengan bentuk lahan adalah bentang permukaan lahan yang mempunyai relief yang khas sebagai akibat/pengaruh yang kuat dari struktur kulit bumi dan akibat proses alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Geomorfologi/bentuk lahan dan luasan penyebarannya di DAS Konaweha secara umum disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Luasan DAS Konaweha Berdasarkan Geomorfologi/Bentuk Lahan No. Geomorfologi Luas (ha) Proporsi (%) 1. Dataran 78.662 11,7 2. Dataran Aluvial 76.957 11,0 3. Jalur Meander 7.996 1,1 4. Kipas Dan Lahar 23.407 3,3 5. Pantai 2.722 0,4 6. Pegunungan 426.583 61,1 7. Perbukitan 41.768 5,8 8. Rawa 26.679 3,6 9. Rawa Pasang Surut 2.142 0,3 10 Teras 10.925 1,6 Total 697.841 100,0 Sumber: BPDAS Sampara (2009). Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar geomorfologi/bentuk lahan di DAS Konaweha adalah berasal dari napal dan batu gamping dengan bentuk lahan pegunungan seluas 426.583 hektar atau 61,1 %. mempunyai proporsi yang relatif tinggi yakni 11,7 %. Bentuk lahan dataran juga

-3 15' -3 20' -3 25' -3 30' PAKUE TENGAH NGAPA RANTEANG IN -3 35' -3 40' -3 45' -3 50' -3 55' -4-4 5' 9 550000-4 10' -4 15' 9 600000 115 10' KODEO HA 115 10' NGAPA RANTEANG IN 115 15' PAKUE UTARA 115 15' 115 20' KEC. ULUIWOI 115 20' 115 25' 115 25' 115 30' 115 30' 115 35' 115 35' KEC. LATOMA 115 40' 115 40' 115 45' 115 45' KEC. MOW EW E 115 50' 115 50' KEC. ABUKI KEC. LADONGI KEC. TIRAWUTA 115 55' 115 55' 116 KEC.TONG AUNA KEC. LAMBUYA KEC. UEPAY 116 KEC. PURIALA KEC. BENUA 116 5' UNAAHA 116 5' KEC. W AWO TOBI KEC. W ONGG EDUKU KEC. ANGATA 116 10' LASOLO 116 10' KEC. MELUHU KEC. MOW ILA KEC. AMONG GEDO KEC. PONDIDAHA 116 15' 116 15' LASOLO KEC. BESULUTU KEC. LANDONO 116 20' LEMBO 116 20' KEC. RANOMEETO BARAT RANOMEETO WOLASI 116 25' KEC. SAW A KEC. BONDOALA 116 25' RANOMEETO BARUG A 116 30' 116 30' SOROPIA MANDONG A -4-4 5' 250000 250000 $Z Sumber data : 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Kilometers Batas Provinsi Batas Kabupaten Batas Kecamatan Garis Pantai / Sungai Jalan LEGENDA : 1. Peta RBI Skala 1 : 50.000, Bakosurtanal Tahun 1992 2. Peta Penggunaan Lahan, Hasil Interpretasi Penggunaan lahan, Bakosurtanal Tahun 2004 Batas DAS Konaweha Batas Curah Hujan Statiun Curah Hujan 3. Peta Tanah, skala 1. 250.000, Puslibang Bogor 4. Peta Kawasan Hutan, Skala 1 : 100.000 BIPHUT Sultra 5. Peta Geomorfologi, Skala 1 : 100.000 6. Peta G eologi Skala 1 : 100.000 7. Peta Kelas Lereng Skala 1 : 100.000 8. Peta Administrasi Skala 1 : 100.000 450000 450000 500000 500000 Aluvial Entisol Gleisol Kambisol Litosol Mediteran Organosol Podsolik Regosol 9750000 9750000 9700000 9700000 9650000 9650000 9600000 9600000 9550000 9550000 9500000 9500000 9450000 9450000 9 9 9 9 550000 550000 600000 600000 74 Tanah Berdasarkan Peta Tanah Tinjau skala 1 : 250.000 jenis tanah yang terdapat pada DAS Konaweha meliputi : tanah podsolik, kambisol, mediteran, organosol, alluvial, dan latosol. Penyebaran dan luas DAS Konaweha berdasarkan jenis tanah secara umum disajikan pada Tabel 9 dan secara spasial disajikan pada Gambar 9. Tabel 9. Luasan DAS Konaweha Berdasarkan Jenis Tanah No Jenis Tanah Luas (ha) Proporsi (%) 1. Aluvial 104.176 14,9 2. Gleisol 2.142 0,3 3. Kambisol 97.522 14,1 4. Litosol 298.786 42,8 5. Mediteran 92.126 13,2 6. Organosol 21.280 3,0 7. Podsolik 80.372 11,5 8. Regosol 1.437 0,2 Total 697.841 100,0-3 1 5' PETA TANAH DAS KONAWEHA N W E -3 2 0' S SKALA 1 : 175.000-3 2 5' -3 3 0' -3 3 5' 9600000-3 4 0' -3 4 5' -3 5 0' -3 5 5' 9550000-4 1 0' -4 1 5' Sumber : BPDAS Sampara (2009). Gambar 9. Peta Luasan DAS Konaweha Berdasarkan Jenis Tanah Tabel 9 dan Gambar 9 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis tanah di DAS Konaweha adalah jenis litosol 298.786 hektar atau 42,8 % dari total luas DAS Konaweha. Selain itu maka jenis tanah aluvial mencapai luas 104.176 hektar atau

75 sekitar 14,9 %, sedangkan jenis tanah mediteran mencapai luas 92.126 hektar atau 13,2 % dari total luas DAS Konaweha. Tanah gleisol dan regosol hanya mencapai proporsi masing-masing 0,3 % dan 0,2 % dari luas DAS Konaweha. Penggunaan Lahan Gambaran tentang penggunaan lahan DAS Konaweha dijelaskan dengan menggunakan peta penggunaan lahan DAS Konaweha Hulu. Peta penggunaan lahan DAS Konaweha Hulu dianalisis dari citra satelit DAS Konaweha Hulu tahun 2008 dan hasilnya disajikan pada Tabel 10 dan secara spasial disajikan pada Gambar 10. Tabel 10. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di DAS Konaweha Hulu Tahun 2008 No. Penggunaan Lahan Luas (ha) Proporsi (%) 1. Hutan 158.763 47,0 2. Kebun Campuran 18.532 5,5 3. Lahan Terbuka 1.530 0,5 4. Perkebunan 135.200 40,0 5. Permukiman 3.638 1,1 6. Sawah 2.101 0,6 7. Semak Belukar 11.055 3,3 8. Tegalan 7.173 2,1 Total 337.992 100,0 Sumber: Interpretasi Citra Satelit DAS Konaweha Hulu tahun 2008 Gambar.10. Peta Luasan DAS Konaweha Berdasarkan Penggunaan Lahan

76 Tabel 10 dan Gambar 10 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tahun 2008 masih didominasi oleh hutan dengan luas 159.763 hektar atau sekitar 47,0 % dari luas DAS Konaweha Hulu. Sedangkan penggunaan lahan perkebunan, dan kebun campuran mencapai luas masing-masing 135.200 hektar (40,0 %) dan 18.532 hektar atau sekitar 5,5 % dari total luas DAS Konaweha. Penggunaan lahan sawah dan lahan terbuka mencapai luas masing-masing 2.101 hektar (0,6 %) dan 1.530 hektar (0,5 %) dari total luas DAS Konaweha Hulu. Kependudukan Pertambahan penduduk mempunyai 2 (dua) implikasi penting, yaitu pertumbuhan tenaga kerja dan kebutuhan akan pangan, sandang, papan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan sosial ekonomi lainnya. Dengan demikian pertambahan penduduk akan mempengaruhi penggunaan sumberdaya alam, tanah, hutan, dan air. Semakin besar pertambahan penduduk maka ada kecenderungan untuk meningkatkan penggunaan sumberdaya alam. Pertambahan penduduk pada wilayah DAS Konaweha selama tahun 2002-2007 disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Luas Wilayah dan Pertambahan Penduduk di DAS Konaweha Tahun 2003-2008 No Kabupaten/Kota Luas Wilayah DAS Konaweha (ha) 1. 2. 3. 4. Konawe Konawe Selatan Kolaka Kendari 362453,42 81409,14 265242,81 1847,29 Pertambahan Penduduk (%) 2,67 2,71 1,88 0,97 Rata-rata (DAS Konaweha) 2,06 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2008), BPDAS Sampara (2009) Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa jumlah penduduk dari tahun 2003-2008 meningkat, dengan rata-rata pertambahan 2,06 %. Rata-rata pertambahan penduduk tertinggi di wilayah Kabupaten Konawe Selatan dengan pertambahan penduduk sebesar 2,71 %. Hal ini dikarenakan adanya kelahiran dan migrasi penduduk, yang

77 selanjutnya akan berdampak pada pengkonversian lahan, dari lahan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman. Struktur umur penduduk sangat ditentukan oleh perkembangan tigkat kelahiran, kematian, dan migrasi. Berdasarkan usia, penduduk dapat dibagi menjadi : 1) kelompok belum produktif (dibawah usia 15 tahun), 2) tidak produktif (usia lebih dari 60 tahun), dan 3) usia produktif (15 60 tahun). Perbandingan jumlah penduduk antara usia produktif dengan usia belum dan tidak produktif merupakan angka ketergantungan (dependency ratio). Jumlah penduduk menurut kelompok umur di wilayah DAS Konaweha pada tahun 2009 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di DAS Konaweha Tahun 2009 No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di DAS Konaweha (jiwa) Jumlah (jiwa) 0-14 Th 15-60 Th > 60 Th 1. 2. 3. 4. Konawe Konawe Selatan Kolaka Kendari 44.111 11.887 23.082 4.246 80.721 20.750 30.603 7.276 3.432 1.624 2.796 996 128.264 34.261 56.481 12.518 Jumlah (DAS Konaweha) 83.326 139.350 8.848 231.524 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2008), BPDAS Sampara (2009) Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa komposisi penduduk usia produktif di wilayah DAS Konaweha sebesar 60,3 % (komposisi penduduk usia produktif tertinggi berada di DAS Konaweha wilayah Kabupaten Konawe, yaitu sebesar 62,93 %). Tabel 17 juga dapat diketahui bahwa angka ketergantungan usia belum dan tidak produktif terhadap penduduk usia produktif di wilayah DAS Konaweha sebesar 65,8 ; yang berarti bahwa setiap 100 jiwa tenaga produktif menanggung 65,8 jiwa usia belum dan tidak produktif. Keadaan mata pencaharian penduduk dipengaruhi antara lain oleh sumberdaya yang tersedia dan kondisi sosial ekonominya, seperti : tingkat pendidikan, ketrampilan penduduk, lapangan pekerjaan yang ada, dan modal yang tersedia. Matapencaharian penduduk di wilayah DAS Konaweha tahun 2007 disajikan pada Tabel 13.

78 Tabel 13. Penduduk Menurut Mata Pencaharian di DAS Konaweha Tahun 2007 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mata Pencaharian Pertanian Pertambangan Industri Bangunan Perdagangan Jasa Lain Jumlah Penduduk di Kabupaten : (jiwa) Konawe Konawe Selatan Kolaka Kendari 42.519 9.975 14.983 316 311 286 501 27 7.453 715 477 344 3.807 286 136 217 8.387 1.256 2.892 1.094 7.935 1.542 3.310 2.332 Jumlah (jiwa) % 67.793 61,02 1.125 1,01 8.989 8,09 4.446 4,00 13.629 12,27 15.119 13,61 Jumlah 70.412 14.060 22.299 4.330 111.101 100,00 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2008), BPDAS Sampara (2009) Tabel 13 sebagian besar (61,02 %) penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini disebabkan antara lain : ketrampilan penduduk yang relatif rendah dan terbatas yang dibarengi dengan keterbatasan kesempatan kerja diluar sektor pertanian. Lembaga Perekonomian Lembaga perekonomian akan mempengaruhi kelancaran kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Sedangkan Jumlah dan macam lembaga perekonomian mempunyai peranan penting dalam menunjang laju kegiatan perekonomian. Sarana perekonomian di wilayah DAS Konaweha pada tahun 2007 disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah dan Macam Lembaga Perekonomian di DAS Konaweha Tahun 2007 No. Kabupaten/Kota Jumlah Lembaga Perekonomian (Koperasi) (unit) 1. 2. 3. 4. Konawe Konawe Selatan Kolaka Kendari KUD 22 9 20 0 Non KUD 53 20 154 6 Jumlah 51 227 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2008), BPDAS Sampara (2009) Tabel 14 menunjukkan bahwa jumlah lembaga perekonomian non KUD di DAS Konaweha adalah 227 unit dengan jumlah terbanyak terdapat di Kabupaten Kolaka yakni sebanyak 154 unit. Sedangkan lembaga Koperasi Unit Desa (KUD) berjumlah 51 unit dimana Kabupaten Konawe terdapat 22 unit.