BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Dewasa ini tingkat kesibukan masyarakat membuat masyarakat menyukai segala sesuatu yang instan dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. belakangi penelitian. Bab pendahuluan ini dibagi ke dalam beberapa subbab: (a)

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III ( Tiga ) Kesehatan Bidang Gizi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

Banyak faktor yang membuat kegiatan ASI eksklusif ini tidak berjalan dengan baik, padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi harus diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei awal yang dilakukan di MIN Bawu Batealit Jepara terdapat sekitar delapan orang penjual makanan jajanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011).

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Buku Kedokteran EGC. hlm ibid. hlm. 140

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan adalah faktor keamanan pangan. Dalam dunia industri. khususnya industri pangan, kontaminasi pada makanan dapat terjadi

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

BAB І PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini jenis pangan jajanan kian beragam dan berkembang pesat di Kota Bandung. Pengertian jajan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah membeli panganan di kedai atau yang dijajakan orang sedangkan arti jajanan sendiri yaitu makanan atau panganan yang dijajakan atau kudapan. Jajanan atau biasa disebut street food menurut FAO (Food and Agriculture Organization) didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dijual dan dihidangkan oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat umum yang dapat dikonsumsi langsung tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (dalam. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Wisnu Cahyadi selaku Guru Besar Teknologi Pangan Unpas, Pangan jajanan biasanya memiliki harga yang relatif murah dan mudah didapatkan. Kebiasaan mengonsumsi jajanan sangat populer dikalangan anak sekolah. Anak sekolah gemar jajan di sekitar sekolah atau mengonsumsi fast food. Jajanan atau street food juga dapat dikatakan sebagai junk food. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar jajanan cenderung tidak sehat dan mengandung bahan berbahaya sehingga menyebabkan jajanan menjadi junk food. Kepala bidang ketahanan pangan Dinas Pertanian Kota Bandung, Tamsil, pada surat kabar online Topik Jabar mengatakan bahwa kondisi jajanan anak di Kota Bandung saat ini rawan zat berbahaya hal tersebut membuat jajanan anak di Kota Bandung darurat pengawasan (Topik Jabar, 2016). Data tersebut didukung berdasarkan data penelitian BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), penyebab pangan jajanan anak sekolah dari tahun 2009-2014 yang paling tinggi disebabkan oleh pencemaran mikroba, bahan tambahan pangan berlebih dan penggunaan bahan kimia berbahaya. Pencemaran mikroba atau mikrobiologis biasanya disebabkan oleh bakteri E-colli, saureus, salmonella. Sedangkan bahan tambahan pangan yang biasa digunakan yaitu Siklamat serta MSG (Monosodium Glutamat) dan bahan kimia yang sering ditemukan pada jajanan antara lain rhodamin B, borax, metanil yellow dan formalin. Adapun menurut Bapak Wisnu, 1

makanan atau jajanan yang penyajiannya digoreng atau dibakar cenderung kurang menyehatkan. Makanan yang dibakar justru berbahaya karena dapat memicu kanker, proses tersebut menimbulkan zat yang bernama polyclic aromatic hydrocarbons. Lalu makanan yang dibungkus daun pisang jauh lebih aman dan sehat karena tidak mengandung zat kimiawi dibanding dengan makanan yang dibungkus dengan bungkus lain seperti kertas, plastik maupun styrofoam. Daun pisang lebih higienis dan sehat, makanan yang dibungkus dengan kertas berbahaya karena kertas mengandung zat pb atau timbal, plastik dan styrofoam juga mengeluarkan senyawa yang dapat menimbulkan efek jangka panjang, maka akan lebih aman apabila menggunakan daun pisang. Beliau menambahkan, sebagai salah satu contoh pewarna alami yang aman bisa menggunakan daun pandan atau daun suji yang juga dapat digunakan untuk penambah aroma serta bagus untuk kesehatan karena mempunyai zat klorofil. Jajanan mampu mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan anak karena jajanan menyumbangkan energi dan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak, oleh karena itu jajanan memegang peranan penting sehingga jajanan yang berkualitas baik akan mempengaruhi kualitas makanan anak (Murphy & Allen, 2007). Menurut hasil data survey BPOM, jajanan mampu menyumbangkan energi sebanyak 31,1%. Kebanyakan jajanan sering kali tidak mengandung nutrisi yang baik untuk anak. Padahal anak sangat membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energinya. Anak sekolah umumnya menghabiskan sebagian waktunya di sekolah setiap harinya dengan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi. Sehingga hal tersebut memungkinkan anak memperoleh makanan dari luar rumah dengan mengonsumsi jajanan yang belum tentu menyehatkan. Anak sekolah cenderung tidak bisa mengontrol apakah jajanan tersebut sehat atau tidak. Oleh karena itu anak memerlukan jajanan yang bernutrisi guna memenuhi kebutuhan energi dan menambah kecukupan gizi. Peranan orang tua terhadap kebiasaan jajan pada anak juga mampu mempengaruhi, anak akan belajar meniru dari lingkungan disekitarnya terutama keluarga. Pengetahuan dan kesadaran orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang sesuai untuk anak masihlah minim. Terbukti dengan tingginya kasus kurang gizi pada anak-anak di Indonesia (Depkes, 2010). 2

Salah satu kuliner atau jajanan yang telah dikenal banyak orang dan mudah dijumpai yaitu burger. Hal tersebut dilihat dari semakin berkembangnya restoran cepat saji dengan menu seperti burger. Burger sendiri merupakan makanan cepat saji yang cukup digemari oleh anak-anak. Akan tetapi, yang terjadi di masyarakat adalah bahwa burger dianggap sebagai junk food yang tidak sehat. Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis gizi, dr. Kunkun Wiramiharja, junk food merupakan makanan yang mudah diserap dan dicerna akan tetapi mengandung bahan-bahan yang membahayakan bagi kesehatan. Burger masih merupakan makanan bergizi karena mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin serta lemak sehingga bisa dijadikan sebagai alternatif pelengkap gizi. Hal tersebut juga dibenarkan oleh ahli gizi kuliner, Dra Emma Wirakusumah, selain praktis disantap, nilai gizi burger tidak terlalu buruk (Sari, 2008:7). Tidak semua makanan cepat saji dapat dikategorikan sebagai junk food. Fast food akan menjadi junk food ketika makanan tersebut mengandung bahan yang tidak sehat seperti diberi zat aditif atau bahan pengawet (Sari, 2008:11). Sehingga diharapkan dapat mengubah pandangan masyarakat bahwa burger bukan sebagai junk food melainkan makanan sehat dan bergizi apabila diolah dengan baik dan benar serta terbebas dari bahan-bahan berbahaya. Di Bandung, terdapat kedai burger yang bisa menjadi salah satu alternatif jajanan sehat, yaitu Maio Green Burger yang mengusung konsep burger homemade berwarna hijau yang dibungkus dengan daun pisang. Maio Green Burger terletak di Sultan Agung no. 13 Bandung. Berbeda dengan apa yang ada dipasaran, Maio Green Burger mempunyai diferensiasi dari sekedar roti biasa yang disusun dengan daging. Pemilik melakukan inovasi dengan menggabungkan unsur modern dari budaya barat dan unsur tradisional khas Indonesia yang menjadikan kuliner tersebut unik dan tetap memiliki ciri khas Indonesia. Bapak Taufik Hidayat sebagai salah satu owner Maio Green Burger mengatakan bahwa proses pembuatannya secara homemade dan bebas dari bahan pengawet. Tidak hanya itu, proses penyajiannya pun tergolong berbeda, karena setelah burger tersusun, burger tersebut tidak di bakar seperti kebanyakan burger, melainkan dipanaskan di microwave dengan dibungkus daun pisang. Proses itulah yang membuat burger ini menjadi lebih sehat dan berbeda dari yang lain dan bisa 3

menjadi pilihan alternatif jajanan cepat saji yang sehat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk merancang kampanye dan mengambil judul Perancangan Kampanye Maio Green Burger Sebagai Alternatif Jajanan Sehat Di Kota Bandung. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan bahwa: 1. Kebiasaan mengonsumsi jajanan tidak sehat sangat populer dikalangan anak sekolah 2. Pangan jajanan anak sekolah rawan zat berbahaya bagi kesehatan dan Kebanyakan jajanan sering kali tidak mengandung nutrisi yang baik untuk anak 3. Pengetahuan dan kesadaran orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi untuk anak masih minim 4. Adanya anggapan burger sebagai makanan junk food yang tidak sehat 1.2.1 Rumusan masalah Berdasarkan pada uraian di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah strategi perancangan kampanye yang tepat untuk menginformasikan dan mengajak masyarakat untuk mengonsumsi Maio Green Burger sebagai alternatif jajanan sehat di kota Bandung? 1.3 Ruang lingkup Untuk mengarahkan pembahasan seperti yang penulis inginkan, berikut ruang lingkup masalah pada penilitian ini: 1. Apa Perancangan kampanye Maio Green Burger sebagai alternatif jajanan sehat di Kota Bandung untuk membangun awareness target sasaran mengenai jajanan tidak sehat pada anak sekolah. 2. Siapa Kampanye ini ditujukan terutama mengarah kepada kaum wanita atau para 4

ibu. Melalui peran besar ibu, anak-anak dapat diarahkan untuk terbiasa jajan sehat. 3. Dimana Perancangan dan pencarian data akan dilakukan pada kota Bandung. 4. Bagaimana Perancangan kampanye ini dilakukan dengan membuat event yang menginformasikan dan mengedukasi target sasaran mengenai jajanan tidak sehat dan mengenai burger sebagai alternatif jajanan sehat dan bergizi. 5. Kapan Perancangan kampanye ini diharapkan dapat digunakan pada tahun 2016. 1.4 Tujuan Perancangan Tujuan Perancangan ini meliputi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, adapun tujuannya sebagai berikut: 1.4.1 Tujuan Umum Untuk menemukan strategi kampanye yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan mampu tersampaikan mengedukasi orang tua perihal jajanan anak sekolah dan menginformasikan alternatif jajanan sehat bergizi. 1.4.1 Tujuan Khusus Melakukan perancangan kampanye yang bertujuan meningkatkan kesadaran orang tua terhadap jajanan anak. 1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi akademis Manfaat untuk akademis dalam perancangan ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan memperluas ilmu pengetahuan. Serta dapat dijadikan acuan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan tugas akhir serupa. 1.5.1 Bagi Pembaca Manfaat untuk pembaca ialah mendapatkan pengetahuan baru tentang proses perancangan sebuah kampanye dan bisa juga dijadikan media pembelajaran dalam bidang Desain Komunikasi Visual. 5

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif. Metode kualitatif adalah teknik pengumpulan pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif (Sugiyono, 2015). Data primernya yaitu berasal dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait. Sedangkan Data sekunder sendiri berasal dari informasi yang tidak didapatkan langsung dari sumber pertama tetapi melalui studi literatur yang dilakukan. 1.6.2 Cara Pengumpulan Data Untuk menunjang penelitian ini, dilakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data. Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah proses mengenali dan mencatat kejadian serta objek yang relevan (Thomas & James dalam Sunyoto, 2014:37). Penelitian dimulai dengan observasi berupa pengamatan langsung ke lapangan, untuk mengetahui langsung kondisi dan keadaan sebenarnya, sebagai acuan penelitian. b. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara langsung, tidak terstruktur dan individual (Istijanto dalam Sunyoto, 2014:32). Wawancara akan dilakukan dengan Bapak Taufik Hidayat dan Bapak Andi Asmawir selaku pemilik dari Maio Green Burger, Dokter spesialis gizi dr. H. Kunkun Wiramiharja, SpGK, Bapak Wisnu Cahyadi selaku Guru Besar Teknologi Pangan Unpas. c. Tinjauan buku dan data tertulis Untuk melandasi penelitian, akan dilakukan juga tinjauan pustaka yang memperkuat penelitian ilmiah dan data-data faktual, teori-teori pendukung seperti teori kampanye, teori desain komunikasi visual, teori periklanan, teori media dan lain-lain. 6

1.6.3 Analisis Data Metode analisis data yang digunakan perancangan ini menggunakan analisis SWOT dan metode AISAS yang dapat membantu memecahkan masalah dan memicu ide-ide. 1. SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga mempermudah dalam proses berpikir dan merancang solusi strategi media yang tepat. 2. AISAS untuk mengetahui pemilihan media apa saja yang tepat dalam perancangan tugas akhir tersebut. 7

1.7 Kerangka Penelitian Latar Belakang kebiasaan anak jajan di sekitar sekolah atau mengonsumsi fast food. Anak sekolah cenderung tidak bisa mengontrol apakah jajanan tersebut sehat atau tidak. Oleh karena itu anak memerlukan jajanan yang bernutrisi guna memenuhi kebutuhan energi dan menambah kecukupan gizi Identifikasi masalah Kebiasaan mengonsumsi jajanan tidak sehat sangat populer dikalangan anak sekolah Pangan jajanan anak sekolah rawan zat berbahaya bagi kesehatan dan Kebanyakan jajanan sering kali tidak mengandung nutrisi yang baik untuk anak Adanya anggapan burger sebagai makanan junk food yang tidak sehat Rumusan masalah Bagaimanakah strategi perancangan kampanye yang tepat untuk menginformasikan dan mengajak masyarakat untuk mengonsumsi Maio Green Burger sebagai alternatif jajanan sehat di kota Bandung? Analisis Data SWOT AISAS Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung situasi dan kondisi di lokasi Maio Green Burger Wawancara Owner Maio Green Burger Dokter spesialis gizi Guru Besar Teknologi Pangan Studi Literatur Buku, skripsi, jurnal, mengenai teori promosi, periklanan, media, perilaku konsumen Solusi Perancangan kampanye alternatif jajanan sehat di Kota Bandung Tabel 1.1 Skema perancangan (Sumber: Penulis) 8

1.8 Pembabakan Dalam penulisan ini, dibutuhkan gambaran singkat tiap bab agar kampanye sosial yang ditulis lebih terperinci dan memudahkan dalam menguraikan masing-masing bab. Bab - bab tersebut adalah: BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, manfaat penelitian, metode yang digunakan, cara pengumpulan data, skema perancangan, dan pembabakan yang akan membahas tentang perancangan tugas akhir yang akan dibuat. BAB II : Dasar Pemikiran Pada bab ini berisikan dasar pemikiran yang akan menjabarkan tentang teori-teori dasar mengenai teori periklanan, teori kampanye, teori desain komunikasi visual, teori komunikasi, teori media. BAB III : Data dan Analisis Masalah Pada bab ini memaparkan analisa masalah, Memuat uraian dan pemaparan hasil survei di lapangan yang ditampilkan secara terstrukur untuk disajikan. Hasil survei berupa data primer maupun sampel beserta analisis hasil pengamatan, dan wawancara. BAB IV : Konsep dan Hasil perancangan Bab ini berisi konsep dari hasil tugas akhir yang dibuat, dari mulai konsep visual hingga biaya pengerjaan dan berisikan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visual pada media BAB V : Penutup Bab ini berisi simpulan dan saran 9