BAB IV ANALISIS IV.1 Perbandingan Peta IV.1.1 Perbandingan Antara Peta Garis Dasar Normal dengan Peta Generalisasi Pemendagri 1/2006 Berikut ini ditampilkan perbandingan antara peta garis dasar normal dengan peta generalisasi Pemendagri 1/2006. Peta garis dasar normal merupakan peta penarikan garis batas menggunakan acuan garis dasar normal. Peta generalisasi Permendagri 1/2006 merupakan peta penarikan garis batas menggunakan acuan garis setelah digeneralisasi. Generalisasi ini menggunakan kombinasi garis dasar lurus dan garis dasar normal. Tabel 4.1 Perbandingan Titik dan Garis Dasar Normal dengan Generalisasi Pemendagri 1/2006 Peta Jumlah Titik Dasar Garis Dasar Luas ( ) Garis Dasar Normal 1 115599.4228 Pemendagri 1/2006 62 61 127898.1913 Tabel 4.2 Perbandingan Kesesuaian Garis Dasar Normal dengan Generalisasi Pemendagri 1/2006 Peta Perbedaan terhadap garis Kesesuaian terhadap garis Maksimum Minimum Garis Dasar Normal 0 meter 0 meter Garis asli Permendagri 1/2006 18849 0 meter Tidak sesuai 24
Perbandingan untuk kedua jenis peta ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV.1.2 Perbandingan Antara Peta Garis Dasar Normal dengan Peta Generalisasi Berikut ini ditampilkan perbandingan antara peta garis dasar normal dengan peta generalisasi. Peta garis dasar normal merupakan peta penarikan garis batas menggunakan acuan garis dasar normal. Peta generalisasi merupakan peta penarikan garis batas menggunakan acuan garis setelah digeneralisasi. Generalisasi ini menggunakan algoritma. Tabel 4.3 Perbandingan Titik dan Garis Dasar Normal dengan Peta Jumlah Titik Dasar Garis Dasar Luas Garis Dasar Normal 1 115599.4228 41 40 112816.7579 Tabel 4.4 Perbandingan Kesesuaian Garis Dasar Normal dengan Peta Perbedaan terhadap garis Kesesuaian terhadap garis Maksimum Minimum Garis Dasar Normal 0 meter 0 meter Garis asli 200 0 Sesuai Perbandingan untuk kedua jenis peta ini dapat dilihat pada Lampiran 2. 25
V.1.3 Perbandingan Antara Peta Generalisasi Pemendagri 1/2006 dengan Peta Berikut ini ditampilkan perbandingan antara peta Generalisasi Pemendagri 1/2006 (disebut peta 2) dengan peta generalisasi (disebut peta 3). Peta generalisasi Permendagri 1/2006 merupakan peta penarikan garis batas menggunakan acuan garis setelah digeneralisasi. Generalisasinya menggunakan kombinasi garis dasar lurus dan garis dasar normal. Sedangkan peta generalisasi merupakan peta penarikan garis batas menggunakan acuan garis setelah digeneralisasi. Generalisasinya menggunakan algoritma. Tabel 4.5 Perbandingan Titik dan Garis Generalisasi Pemendagri 1/2006 dengan Peta Jumlah Titik Dasar Garis Dasar Luas Pemendagri 1/2006 62 61 127898.1913 41 40 112816.7579 Tabel 4.6 Perbandingan Kesesuaian Garis Generalisasi Pemendagri 1/2006 dengan Peta Perbedaan terhadap garis Kesesuaian terhadap garis Maksimum Minimum Pemendagri 1/2006 18849 0 meter Tidak sesuai 200 0 Sesuai Perbandingan untuk kedua jenis peta ini dapat dilihat pada Lampiran 3. 26
IV.2 Penggunaan Peta Dasar Peta yang digunakan untuk menentukan kewenangan batas laut provinsi adalah Peta Lingkungan Laut Nasional (Peta LLN). Peta ini memiliki skala 1:500.00 sehingga akan menghasilkan objek terkecil yang dapat diukur di lapangan sebesar 250 meter. Pemilihan skala dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Ketentuan peta batas provinsi pada Permendagri 1/2006 memiliki skala 1:500.000. b. Peta pada skala 1:500.000 memiliki 1 lembar peta. Peta skala ini dapat mencakup seluruh provinsi Jawa Barat. Ketelitian maksimum berdasarkan standar IHO adalah 0.4 mm. Maka perbedaan terhadap garis maksimum pada generalisasi Permendagri 1/2006 adalah 37.698 mm. Sedangkan perbedaan terhadap garis maksimum pada generalisasi Douglas- Peucker adalah 0.4mm. IV.3 Pemilihan Titik Awal dan Garis Dasar Di dalam UNCLOS 1982 serta dalam peraturan pemerintahan daerah di Indonesia yaitu UU 32/2004 dan Permendagri 1/2006 dapat dilihat bahwa hal yang paling utama dan penting dalam penentuan batas di laut adalah garis pangkal (garis dasar). Garis dasar menentukan dimana kedaulatan suatu Negara serta dimana kewenangan suatu pemerintah daerah. Secara alamiah yang dimaksud dengan garis dasar adalah garis dasar normal yang mana garis ini menandakan bentuk yang nyata dari suatu. Akan tetapi untuk situasi tertentu akan tidak ekonomis atau tidak praktis untuk menggunakan garis dasar normal, maka digunakanlah garis dasar lurus. Syarat penggunaan garis dasar lurus adalah garis lurus sepanjang 12 mil laut tanpa melihat bentuk dari suatu. Selain itu tidak ada keterikatan dengan geometris. Maka penggunaan garis dasar lurus menyebabkan bentuk suatu berubah dengan sangat signifikan. 27
Sementara itu generalisasi berperan dalam menyederhanakan garis tanpa mengubah bentuk itu sendiri. Dengan adanya pembatasan berupa toleransi yang diperbolehkan, maka proses generalisasi memiliki keterkaitan secara geometris dengan garis. Penetapan garis lurus sepanjang 12 mil laut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap garis generalisasi. Hal ini karena terdapat parameter yang membatasi yaitu toleransi maksimum yang diperbolehkan dalam hal panjang garis yang tegak lurus terhadap garis basis. Di dalam generalisasi garis provinsi Jawa Barat, menghasilkan garis yang tidak jauh berbeda dengan garis nya.perbandingan antara ketika metode ini dapat dilihat pada peta Jawa Barat untuk masing-masing garis. IV.4 Jarak 12 Mil Garis Dasar Penentuan jarak sepanjang 12 mil untuk garis dasar telah disebutkan pada Permendagri 1 tahun 2006. Garis dasar tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk penentuan batas. Ada beberapa hal yang dapat dilihat dari penggunaan jarak 12 mil untuk garis dasar: 1. Penggunaan jarak 12 mil tidak memiliki landasan yang kuat untuk dijadikan sebagai rujukan. Tidak ada kondisi teknis yang logis untuk.hukum laut internasional tidak juga menggunakan penentuan 12 mil sebagai jarak pada garis pangkal normal. 2. Penggunaan garis dasar lurus 12 mil laut akan menyebabkan luas suatu wilayah bertambah besar dibandingkan dengan garis dasar normal. Berikut ini adalah gambarannya: 28
Gambar 4.1 Perbandingan antara Garis Dasar Normal dan Garis Dasar Lurus Keterangan Gambar: Garis A-B-C adalah garis pada pasut rendah (garis dasar lurus) Titik A, B, dan C merupakan titik-titik dasar yang dipilih = garis bata berdasarkan garis dasar normal = garis batas berdasarkan garis dasar lurus 29