Analisis Sifat Fisik dan Kompresibilitas Nanopowder Zinc Oxide (ZnO) sebagai Alternatif Material Amalgam

dokumen-dokumen yang mirip
Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Bab III Metodologi Penelitian

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

PENGARUH VARIASI MASSA BAHAN TERHADAP KUALITAS KRISTAL SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 Te 0,8 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA)

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN SUHU PADA PEMBUATAN GREEN CARBON PAPER (GCP) TANPA PEREKAT MENGGUNAKAN KULIT PISANG LILIN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

PENGUJIAN KONDUKTIVITAS LISTRIK ALUMINIUM-DOPED ZnO PADA TEMPERATUR TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH WAKTU ALUR PEMANASANTERHADAP KUALITAS KRISTAL Sn(S 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PENUMBUHAN NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA SUBSTRAT FTO DENGAN METODE ELEKTRODEPOSISI. Saidatun Khofifah *, Iwantono, Awitdrus

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROKSIAPATIT DARI LIMBAH CANGKANG KERANG BULU (Anadara antiquata) SKRIPSI SRI ANUGRAH WATI

WULAN NOVIANA ( )

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

SIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SERAT NANOKOMPOSIT DARI POLIVINILIDEN DIFLUORIDA (PVDF) DENGAN OKSIDA LOGAM: Ag 2 O-CuO-ZnO

Pengaruh Kecepatan Milling Terhadap Perubahan Struktur Mikro Komposit Mg/Al 3 Ti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

Penentuan Komposisi Serta Suhu Kalsinasi Optimum CaO Dari Batu Kapur Kecamatan Banawa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

UNIVERSITAS INDONESIA. X-Ray Fluoresence TULISAN ILMIAH. Muhammad Arfiadi Pratama ( ) Giri Yudho Prakoso ( )

Bab III Metoda Penelitian

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

PENGARUH KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP SIFAT OPTOELEKTRONIK Mn 3O 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

PENGARUH KONSENTRASI HIDROGEN KLORIDA (HCl) DAN TEMPERATUR PERLAKUAN HIDROTERMAL TERHADAP KRISTALINITAS MATERIAL MESOPORI SILIKA SBA-15 SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR ZnCl 2 TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT UBI KAYU UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU TUMBUH TERHADAP STRUKTUR KRISTAL LAPISAN TIPIS ZnO

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Hariadi Aziz E.K

Transkripsi:

Analisis Sifat Fisik dan Kompresibilitas Nanopowder Zinc Oxide (ZnO) sebagai Alternatif Material Amalgam Nanang Qosim 1, Putut Murdanto 2, Poppy Puspitasari 3 1 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia 2,3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang 65145, Jawa timur, Indonesia Email: nanang.qosim@ui.ac.id Abstract Severe effects of the mercury use on health as an amalgam material have required an alternative material in order to eliminate it from amalgam composition. This research was conducted to analyze the physical properties and compressibility of ZnO nanopowder as an alternative amalgam material. The physical properties including morphology, dimensions, and the atomic ratio were analyzed by SEM, XRD-XRF and EDX. Further, the compressibility was conducted by using hydraulic press machine. The results showed that ZnO has particle size of 14.34 nm with morphology classified as nanorods. In the compressibility test, both the variation of compression loadings and holding time have brought an effect on the significant increase of ZnO nanopowder density. Keywords: amalgam, nanopowder, ZnO, physical properties, compressibility PENDAHULUAN Teknologi nano merupakan salah satu kemajuan dalam ilmu material dan rekayasa yang berkembang pesat saat ini. Teknologi ini berkembang pesat seiring peningkatan pengetahuan dan pemahaman manusia dalam bidang kimia dan fisika bahan, kemajuan dalam metode pengolahan, dan juga ketersediaan peralatan canggih untuk melakukan penelitian. Teknologi ini didefinisikan sebagai suatu teknologi atau pemahaman dan kontrol materi pada dimensi dan toleransi yang berada pada kisaran 0,1-100 nm (dari ukuran atom sekitar panjang gelombang cahaya) [1, 2]. Zinc Oxide (ZnO) adalah material yang unik yang banyak digunakan oleh sebagian besar peneliti untuk aplikasi yang sangat luas dan beragam. ZnO memiliki berbagai jenis morfologi dan ukuran yang akan menentukan kesesuaian penggunaannya. Material ini biasa digunakan untuk zat aditif pada cat, material keramik, katalis, peralatan elektronik, optoelektronik, semikonduktor dan masih banyak lagi. Keunikan bentuk nanostruktur ZnO menunjukkan bahwa ZnO adalah material terkaya dalam keluarga nanomaterial baik dari segi struktur maupun sifat-sifatnya. Sifat-sifat nanopowder ZnO tergantung pada karakter morfologi dan struktur nanonya yang ditentukan dari metode sintesis yang digunakan [3, 4]. Sehingga dari deskripsi karakteristik material ZnO tersebut diharapkan dengan penerapan teknologi nano, ZnO memiliki kekuatan yang lebih baik dari material penambal gigi sebelumnya, di samping kelebihan ZnO itu sendiri yang memiliki warna yang khas putih menyerupai warna natural gigi. METODOLOGI PENELITIAN Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nanopowder ZnO. Karakterisasi sifat fisik yang meliputi morfologi, dimensi, dan rasio atom, masing-masing dianalisis menggunakan scanning electron microscope (SEM), x-ray diffraction (XRD), x-ray fluorescence (XRF) dan energy dispersive x- ray (EDX). Pada uji kompresibilitas menggunakan mesin press hidraulik, diberlakukan variabel kontrol yang meliputi variasi pembebanan (variation of loading) yaitu sebesar 500, 1000 dan 2000 kg. Selain itu, divariasikan pula waktu tahan (dwelling time) selama proses kompresi sebesar 30, 60, dan 90 detik. Lebih ringkasnya metodologi dapat disimpulkan dalam diagram alir pada Gambar 1. 9

karakterisasi XRD nanopowder ZnO disajikan dalam Tabel 1. Gambar 2. Hasil Uji XRD Nanopowder ZnO Tabel 1. Hasil XRD ZnO X-Ray Diffraction (XRD) Intensitas (cps) 1.890 FWHM (2-theta ) 0.113 λ (Å) 1.540 θ 18.120 a 3.250 b 3.250 c 5.207 Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Karakterisasi XRD Serbuk nanopowder ZnO pada grafik hasil uji karakterisasi XRD, seperti ditampilkan pada Gambar 2, menunjukkan puncak difraksi yang identik dengan puncak difraksi standar ZnO. Grafik hasil uji karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa sampel serbuk nanopowder ZnO berada dalam puncak difraksi pada bidang [100], [002], dan [101] dengan struktur Hexagonal Wurtzite. Puncak difraksi tersebut menunjukkan intensitas puncak yang sangat kuat, hal ini memberi pengertian bahwa sampel nanopowder ZnO tersebut memiliki kristalinitas yang tinggi. Parameter-parameter hasil uji Secara teoritis, ukuran partikel dari sampel serbuk ZnO didapatkan dengan menggunakan persamaan Scherrer. Perhitungan penentuan ukuran partikel ZnO berdasarkan persamaan Scherrer adalah sebagai berikut [5]: Diketahui: K = 0,9-1 λ = 1,540 Å FWHM = 0,113 cps θ = 18,126 Penentuan nilai β, FWHM 2 Β = 360 0,113 360 = 360 = 0,113 Persamaan Scherrer, D = K ( cos ) (1) (2) 10

= 1 1,540 0,113 cos18,126 = 14,340 Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa sampel nanopowder ZnO yang diuji memiliki dimensi ukuran partikel sebesar 14,340 nm. B. Uji Karakterisasi XRF Uji karakterisasi XRF bertujuan untuk mengetahui persentase unit-unit material yang terkonsentrasi dalam senyawa ZnO. Hasil uji karakterisasi XRF sampel ZnO disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Konsentrasi Unsur pada Senyawa ZnO Compound Conc. Unit Calsium (Ca) 0,14 +/- 0,01 % Chrom (Cr) 0,085 +/- 0,001 % Ferro (Fe) 0,14 +/- 0,008 % Nikel (Ni) 0,25 +/- 0,05 % Cuprum (Cu) 0,11 +/- 0,003 % Zinc (Zn) 86,68 +/- 9,88 % Zircon (Zr) 2,4 +/- 0,4 % Erbium (Er) 0,02 +/- 0,005 % Yiterbium (Yb) 0,51 +/- 0,14 % Niobium (Nb) 19 +/- 1 % Titanium (Ti) 0,035 +/- 0,002 % Hasil analisis yang tersaji dalam Tabel 2. menunjukkan bahwa di dalam sampel serbuk ZnO yang dikarakterisasi terkandung unsur Calsium (Ca), Chrom (Cr), Ferro (Fe), Nikel (Ni), Cuprum (Cu), Zircon (Zr), Erbium (Er), Yiterbium (Yb), Niobium (Nb), dan Titanium (Ti). C. Uji Karakterisasi SEM Morfologi dari sampel serbuk nanopowder ZnO dianalisis dengan menggunakan uji SEM dengan hasil pengujian ditampilkan pada Gambar 3. Struktur nano pada gambar hasil uji karakteriasi SEM adalah cenderung tampak seperti jenis nanorods. Hal tersebut karena suhu dan waktu sintering yang cukup baik, sehingga struktur nano sampel serbuk ZnO memiliki struktur yang tepat dari segi bentuknya. Secara teoritis, perbedaan waktu dan suhu sintering akan menyebabkan perbedaan struktur nano serbuk ZnO. Hal ini karena ZnO adalah bahan fungsional serbaguna yang memiliki berbagai kelompok morfologi seperti nanocombs, nanorings, nanohelixes, nanosprings, nanobelts, nanowires, nanorods, nanocages, dan sebagainya. Semua klasifikasi struktur nano yang unik tersebut menunjukkan bahwa ZnO memiliki struktur nano yang kaya baik dari sisi struktur maupun sifatnya. Gambar 3. Hasil SEM dengan Fokus Perbesaran 40.000 x D. Hasil Uji Karakterisasi EDX Selanjutnya dianalisis rasio persentase atom dari sampel serbuk nanopowder ZnO dilakukan dengan menggunakan uji karakterisasi EDX. Hasil uji karakterisasi EDX untuk serbuk nanopowder ZnO ditampilkan pada Gambar 4. Gambar 4. Hasil EDX Nanopowder ZnO Secara teoritis, persentase atom untuk elemen ZnO seharusnya dalam rasio 50:50 berdasarkan rumus kimia. Berdasarkan analisis unsur untuk sampel nanopowder ZnO, 11

Green density (g/cm3) Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 9-14 ISSN 2477-6041 memberi pengertian bahwa tidak ada penyimpangan yang terlalu besar atau signifikan dalam persentase atom zinc (Zn) dan oxigen (O) sesuai standar persentase deviasi elemen senyawa kimia. Tabel 3. Persentase Unsur pada Senyawa ZnO Elemen % Berat % Atom % Deviasi O 13,32 44,06 11,88 Zn 86,68 55,94 11,88 Data dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa sampel serbuk nanopowder ZnO memiliki rasio persentase atom Zn sebesar 55,94 % dan atom O sebesar 44,06 %, sehingga secara otomatis persentase penyimpangan atom (deviasi) untuk sampel ZnO tersebut adalah hanya sebesar 11,88 %. E. Uji Kompresibilitas Nanopowder ZnO Dari semua hasil pengujian kompresibilitas baik dengan pembebanan 500, 1000, maupun 2000 kg, dapat menunjukkan bahwa variasi pembebanan kompresi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan nilai rata-rata densitas kepadatan. Peningkatan tersebut secara teoritis disebabkan karena semakin besar beban kompresi yang diberikan, maka kemampuan serbuk untuk memadat semakin tinggi. Hal ini bisa diidentifiksi dari indikasi yang paling rasional secara empiris, yakni pada nilai ketebalan tablet yang dihasilkan. Semakin besar beban kompresi yang diberikan (dengan asumsi massa yang sama) maka ketebalan sampel tablet yang dihasilkan akan semakin kecil. Kesimpulannya, semakin besar pembebanan kompresi yang diberikan, maka nilai kepadatan semakin meningkat secara signifikan. Secara terperinci, pada saat perlakuan waktu tahan sebesar 30 detik, pembebanan sebesar 500 kg memberikan nilai densitas kepadatan sebesar 3,112 g/cm 3, dan meningkat menjadi 3,307 g/cm 3 saat pembebanan dinaikkan sebesar 1000 kg, selanjutnya meningkat menjadi 3,360 g/cm 3 saat pembebanan dinaikkan sebesar 2000 kg. Pada waktu tahan 60 detik, pembebanan sebesar 500 kg memberikan densitas kepadatan sebesar 3,153 g/cm 3, 3,313 g/cm 3 untuk beban 100 kg, dan 3,372 g/cm 3 untuk beban sebesar 2000 kg. Selanjutnya saat waktu tahan 90 detik, saat pembebanan sebesar 500 kg nilai densitas kepadatannya adalah 3,245 g/cm 3, dengan beban 1000 kg meningkat menjadi 3,343 g/cm 3, selanjutnya dengan beban 2000 kg meningkat lagi menjadi 3,495 g/cm 3. Peningkatan nilai densitas kepadatan tersebut dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 5. 3.6 3.5 3.4 3.3 3.2 3.1 3.153 3.112 3.245 3.307 3.313 3.343 3.372 3.36 3.495 30 s 60 s 90 s 3 2.9 500 kg 1000 kg 2000 kg Variasi pembebanan (kg) Gambar 5. Grafik Pengaruh Pembebanan terhadap Densitas Kepadatan ZnO 12

Green density (g/cm3) Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 9-14 ISSN 2477-6041 3.6 3.5 3.495 3.4 3.3 3.36 3.372 3.307 3.313 3.245 3.343 500 kg 1000 kg 3.2 3.1 3.153 3.112 2000 kg 3 2.9 30 s 60 s 90 s Dwelling time (s) Gambar 6. Grafik Pengaruh Dwelling Time terhadap Densitas Kepadatan ZnO Di sisi lain, perbedaan waktu tahan juga memberikan pengaruh peningkatan terhadap densitas kepadatan secara signifikan. Artinya semakin besar waktu tahan yang diberikan, maka densitas kepadatan tablet akan semakin meningkat. Berdasarkan informasi hasil pengujian, secara terperinci pada saat pembebanan sebesar 500 kg, waktu tahan sebesar 30 detik memberikan nilai densitas kepadatan sebesar 3,112 g/cm 3, dan meningkat menjadi 3,153 g/cm 3 saat waktu tahan dinaikkan menjadi 60 detik, selanjutnya meningkat menjadi 3,245 g/cm 3 saat waktu tahan dinaikkan lagi menjadi 90 detik. Selanjutnya, pada pembebanan sebesar 1000 kg, waktu tahan sebesar 30 detik memberikan nilai densitas kepadatan sebesar 3,307 g/cm 3, meningkat menjadi 3,313 g/cm 3 saat waktu tahan dinaikkan menjadi 60 detik, dan meningkat menjadi 3,343 g/cm 3 saat waktu tahan dinaikkan lagi menjadi 90 detik. Pada variasi pembebanan terakhir, saat pembebanan pada mesin press hidrolik disetting sebesar 2000 kg, nilai densitas kepadatan tablet adalah sebesar 3,360 g/cm 3 saat waktu tahan yang diberikan 30 detik, nilai ini kemudian meningkat menjadi 3,372 g/cm 3 ketika waktu tahan ditingkatkan menjadi 60 detik, dan meningkat lagi menjadi 3,495 g/cm 3 ketika waktu tahan ditingkatkan menjadi 90 detik. Peningkatan densitas kepadatan ini secara teoritis disebabkan karena pada saat diberikan waktu tahan selama periode waktu beberapa detik, menyebabkan pembebanan yang diberikan bersifat dinamis, sehingga dari pembebanan dinamis tersebut densitas kepadatan akan semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan perubahan ketebalan tablet (dengan asumsi massa yang sama) menjadi semakin kecil. KESIMPULAN 1) Sifat-sifat fisik nanopowder ZnO yang dianalisis dari hasil uji karakterisasi memiliki ukuran partikel sebesar 14,34 nm, morfologi nanopowder ZnO terklasifikasi dalam jenis nanorods, serta senyawa ZnO memiliki rasio persentase atom zinc (Zn) sebesar 55,94% dan atom oxygen (O) sebesar 44,06%, dengan persentase deviasi atom sebesar 11,88%. 2) Pada pembebanan kompresi 500 kg, densitas kepadatan rata-rata ZnO adalah sebesar 3,170 (g/cm 3 ), mengalami peningkatan sebesar 4,763% saat beban kompresi dinaikkan menjadi 1000 kg, kemudian mengalami peningkatan sebesar 7,539% saat beban kompresi dinaikkan lagi menjadi 2000 kg. Perbedaan waktu tahan juga memberikan pengaruh yang sama, pada saat waktu 13

tahan sebesar 30 detik, densitas kepadatan rata-rata ZnO adalah sebesar 3,260 (g/cm 3 ), saat waktu tahan 90 detik nilai densitas kepadatan tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,583%, kemudian saat waktu tahan 90 detik mengalami peningkatan lagi sebesar 3,098%. DAFTAR PUSTAKA [1] Klabunde, K.J. and R. Richards, Nanoscale materials in chemistry. Vol. 1035. 2001: Wiley Online Library. [2] Buzea, C., I.I. Pacheco, and K. Robbie, Nanomaterials and nanoparticles: Sources and toxicity. Biointerphases, 2007. 2(4): p. MR17-MR71. [3] Bedi, P. and A. Kaur, An overview on uses of zinc oxide nanoparticles. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2015. 4(12): p. 1177-1196. [4] Wang, Z.L., Zinc oxide nanostructures: growth, properties and applications. Journal of physics: condensed matter, 2004. 16(25): p. R829. [5] Smilgies, D.-M., Scherrer grain-size analysis adapted to grazing-incidence scattering with area detectors. Journal of applied crystallography, 2009. 42(6): p. 1030-1034. 14