Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Pakaian Menggunakan Metode Activity Based Costing Pada Perusahaan Mutiara Garment Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : 28213487 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani
Latar Belakang Masalah 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik 4. Semi variabel
Rumusan Masalah 1. Bagaimana perhitungan dari metode konvensional dengan metode Activity Based Costing (ABC)? 2. Berapakah selisih biaya produksi menggunakan perhitungan konvensional dan Activity Based Costing (ABC)?
Batasan Masalah Untuk mendapatkan gambaran mengenai laporan produksi kemeja laki-laki (Dewasa)jenis kemeja polos, kemeja perempuan (Dewasa) jenis kemeja polos, pakaian anak-anak jenis pakaian bermotif pada tahun 2016 pada perusahaan Mutiara Garment.
Tujuan Penelitian 1. Untuk menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). 2. Untuk menganalisis selisih biaya produksi antara metode yang digunakan perusahaan saat ini dengan metode Activity Based Costing (ABC).
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar strata sarjana muda jurusan akuntansi jenjang strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat menyumbang pemikiran terhadap harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing (ABC), sedangkan bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa banyak harga pokok produksi pesanan pakaian di PT. Mutiara Garment. Dan bagi pihak lain sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi pihak lain, yang nantinya dapat mmeberi motivasi dan inspirasi dalam mengadakan penelitian dimasa yang akan dating di PT. Mutiara Garment dengan metode Activity Based Costing atau metode yang lain.
Metode Penelitian 1. Objek penelitian Objek penelitian adalah Perusahaan Mutiara Garment 2. Data atau variabel yang digunakan dalam penelitan ini adalah Harga pokok produksi pada perusahaan Mutiara Garment (2016) data primer 3. Metode pengumpulan data Study lapangan dan study keperpustakaan 4. Alat analisis yang digunakan analisis kuantitatif : BOP di bebankan ke produk berdasarkan tarif yang dimuka
Perhitungan HPP dengan Metode Konvensional Keterangan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Kemeja Laki-laki (Dewasa) (Rp) 1.749.934.000 44.822.600 Kemeja Perempuan (Dewasa)(Rp) 1.542.440.100 45.636.600 Pakaian Anak-anak (Rp) 1.399.948.400 47.541.000 Total Biaya Utama 1.705.111.400 1.496.803.500 1.352.407.000 Biaya Overhead Pabrik : Rp 6.873 x 5.000 unit 34.365.000 Rp 6.873 x 5.000 unit 34.365.000 Rp 6.873 x15.000 unit 103.095.000 Total Biaya 1.739.476.400 1.531.168.500 1.455.502.000 Unit Produksi 5.000 5.000 15.000 HPP per unit 347.895,28 306.233,7 97.033,46
Penentuan HPP dengan Metode ABC Keterangan Unit Batch Facility BBB 1.749.934.000 ( Kemeja lakilaki ) 1.542.440.100 ( Kemeja Perempuan ) 1.399.948.400 ( Pakaian Anakanak ) Cost Pool 1 25.000 - - Cost Pool 2-263.840 - Cost Pool 3 - - 19.890.000 Total BOP 1.749.959.000 1.542.703.940 1.419.838.400 Unit Produksi 5.000 5.000 15.000 HPP Per Unit 349.991,8 308.540,78 94.655,89
Perbandingan Harga Pokok Produksi Metode Biaya Konvension al Kemeja Laki-laki (Dewasa) Kemeja Perempuan (Dewasa) Pakaian Anak-anak 109.816,92 63.830,6 17.931,32 ABC 349.991,8 308.540,78 94.655,89 Selisih 240.174,88 244.710,18 76.724,57
Perbandingan harga pokok produksi perusahaan dengan sistem Activity Based Costing terdapat selisih, yaitu pada Kemeja Laki-laki Dewasa sebesar Rp 240.174,88 Kemeja Perempuan Dewasa sebesar Rp 244.710,18 dan Pakaian Anak-anak sebesar Rp 76.724,57. Hal ini dapat disebabkan karena biaya overhead pabrik yang dibebankan pada ketiga produk tersebut hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu jumlah unit yang diproduksi sedangkan perhitungan menurut metode Activity Based Costing (ABC) membebankan menggunakan tiga pemicu biaya yaitu unit level activity, batch level activity dan facility level activity dengan proporsi dari masing-masing produk. Perbedaan dalam metode konvensional dan metode ABC adalah dalam perhitungan BOP konvensional menghitung biaya pengendalian mutu dan biaya penanganan material sedangkan dalam metode ABC tidak menghitung biaya pengendalian mutu dan biaya penanganan material.
Kemungkinan selisih kecil terjadi disebabkan metode Activity Based Costing (ABC) menelusuri biaya-biaya ke aktivitas-aktivitas yang dilakukan kemudian menelusuri ke produk sehingga pembebanan biaya overhead pabrik ke setiap produk akan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas yang dikonsumsinya. Pendekatan metode Activity Based Costing (ABC) jelas-jelas memisahkan biaya overhead ke dalam kelompok biaya overhead (overhead cost pool) dimana setiap kelompok biaya dihubungkan dengan cost driver yang berbeda.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka dengan melihat rangkuman hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan: Perhitungan harga pokok produk per unit menurut Activity Based Costing (ABC) untuk produk kemeja laki-laki (dewasa) sebesar Rp349.991,8 produk kemeja perempuan (dewasa) adalah sebesar Rp 308.540,78 dan produk pakaian anak-anak sebesar Rp 94.655,89 Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi menurut metode konvensional yaitu untuk kemeja laki-laki (dewasa) sebesar Rp 347.895,28 untuk kemeja perempuan (dewasa) sebesar Rp 306.233,7 dan untuk pakaian anak-anak sebesar Rp 97033,46 maka selisih yang terjadi pada kemeja laki-laki (dewasa) adalah sebesar Rp240.174,88 untuk kemeja perempuan( dewasa) sebesar Rp244.710,18 dan untuk pakaian anak-anak adalah sebesar Rp 76.724,57. Adanya perbedaan biaya produksi per unit disebabkan perbedaan penggunaan tarif di dalam pembebanan untuk mengalokasikan semua biaya overhead.
Metode konvensional menggunakan tarif tunggal yaitu unit produksi sedangkan metode Activity Based Costing (ABC) membebankan menggunakan tiga macam tarif yaitu unit level activity, batch level activity, dan facility level activity dengan proporsi dari masing-masing produk. Perbedaan dalam metode konvensional dan metode ABC adalah dalam perhitungan BOP konvensional menghitung biaya pengendalian mutu dan biaya penanganan material sedangkan dalam metode ABC tidak menghitung biaya pengendalian mutu dan biaya penanganan material. material sedangkan dalam metode ABC tidak menghitung biaya pengendalian mutu dan biaya penanganan material.
Saran Melihat pentingnya informasi yang akurat mengenai harga pokok produksi maka perusahaan sebaiknya menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) karena dengan menggunakan metode tersebut diharapkan dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produk secara cermat, akurat dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak manajemen perusahaan