Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS UNIT SLOW SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN, SALINITAS, TDS SERTA COD PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

JURNAL EINSTEIN Jurnal Hasil Penelitian Bindang Fisika

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan serta

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

APLIKASI BIOSAND FILTER DENGAN PENAMBAHAN MEDIA KARBON (ARANG KAYU) UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR DAERAH GAMBUT

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA FILTRAN DALAM UPAYA MENGURANGI BEBAN CEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECIL TAPIOKA. Oleh : Johannes Bangun Fernando Sihombing F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): 33-40 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai Deli Dan Debit Outlet Pada Saringan Pasir Lambat Sederhana Rahmi Febrina dan Khairul Amdani * Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Indonesia Diterima Oktober 2014; Disetujui November 2014; Dipublikasikan Desember 2014 Abstrak Telah dilakukan penelitian Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai Deli Dan Debit Outlet Pada Saringan Pasir Lambat Sederhana, di Kecamatan medan Labuhan yang terletak di 03 0 43 56 LU 98 0 40 33 BT dengan parameter kekeruhan, DHL, ph, dan Debit Outled, TDS, besi, serta timbal. Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap kekeruhan, DHL, ph, dan debit outlet, TDS, besi, serta timbale, Titik pengambilan sampel air sungai yaitu di kelurahan pekan labuhan di kecamatan medan labuhan. Saringan yang digukan dalam penelitian ini adalah saringan pasir lambat yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, Dengan variasi mesh ( 20 mesh, 30 mesh, 40 mesh, 50 mesh, 70 mesh ). Dengan ketebalan (10 Cm, 20 Cm, 30 Cm, 40 Cm, 50 Cm, dan 60Cm ). Hasil yang didapat bahwa Adanya Pengaruh Ukuran butiran pasir terhadap kualitas air sungai Deli dengan parameter yang di uji (kekeruhan, DHL, ph, Debit outlet). Sebelum pengolahan semua parameter yang di uji melampaui batas maksimum ketetapan KEPMENKES 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih kecuali parameter kekeruhan dan ph. Sedangkan setelah mengalami pengolahan semua parameter memenuhi persyaratan air bersih pada mesh 70 mesh, dari hasil ini diketahui bahwa saringan pasir lambat sederhana mampu menurunkan kekeruhan, DHL, meningkatkan kualitas ph air sungai. Pada ketebalan bahwa Adanya Pengaruh Ukuran ketebalan lapisan pasir terhadap kualitas air sungai Deli dengan parameter yang di uji (kekeruhan, DHL, ph, Debit outlet, TDS, Fe dan Pb). Sedangkan setelah mengalami pengolahan semua parameter memenuhi persyaratan air bersih pada ketebalan 70Cm. dari hasil ini diketahui bahwa saringan pasir Lambat sederhana mampu menurunkan kekeruhan, DHL, Fe dan Pb serta meningkatkan kualitas ph air sungai. Kata kunci : Kualitas Air Sungai Deli Dengan Penyaringan Saringan Pasir Lambat, Dengan Parameter Kekeruhan, DHL, ph. How to Cite: Rahmi Febrina dan Khairul Amdani (2014). Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai Deli Dan Debit Outlet Pada Saringan Pasir Lambat Sederhana, Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed, 2 (3): 33-40. *Corresponding author: E-mail : Rahmifebrina@yahoo.co.id p-issn : I2338-1981 1

PENDAHULUAN Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama air bersih, air dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan baku air minum, mencuci, mandi, dan kebutuhan lainya (Fandri,Donny 2011) Seperti di sungai Deli, sungai Deli marupakan salah satu sungai utama yang melintasi kota Medan, Perkembangan industri dan pemukiman serta Pencemaran sungai Deli ini sudah bisa di rasakan melalui air nya yang kecokelatan sungai Deli salah satu bentuk pencemaran air yang dapat menganggu kesehatan masyarakat adalah kekeruhan. Kekeruhan terjadi disebabkan pada dasarnya oleh adanya zat-zat koloid yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali hal itu disebabkan pula oleh kehadiran zat organik yang terurai secara halus seperti, lumpur, tanah liat, dan zat koloid yang serupa atau benda terapung yang tidak mengendap dengan segera (P, Michel.1994). di kelurahan Pekan Labuhan Kec Medan Labuhan secara umum masyarakat di sekitar aliran sungai Deli mengunakan air sungai Deli sebagai kebutuhan pokok adapun salah satu alternatif untuk menghilangkan salah satu dari pencemaran air yaitu filtrasi. Filtrasi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi yang diukur dengan kekeruhan dari air melalui media berpori-pori Pada proses penyaringan ini zat padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melalui lapisan materi berbentuk butiran yang disebut media filter. Media filter biasanya pasir, kerikil, ijuk, dan lain lain. Adapun salah satu dari filtrasi adalah saringan pasir lambat (Fauziah, Adelina 2013). Sistem saringan pasir lambat merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik. Sistem saringan pasir lambat ini mempunyai keunggulan antara lain tidak memerlukan bahan kimia koagulan yang mana bahan kimia ini merupakan kendala sering dialami pada proses pengolahan air di daerah pedesaan (Said,Wahjono 1999). METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode saringan pasir lambat, Dalam pelaksanaannya penelitian dibagi dalam dua kegiatan yaitu pelaksanaan percobaan dan pengukuran sampel sebelum dan sesudah melewati pengolahan air bersih dengan variasi ketebalan dan ukuran butiran pasir pada saringan lambat, serta menguji tingkat kekeruhan, DHL, debit outlet, serta TDS, kadar logam Fe, dan Pb Hasil air sungai Deli sebelum di saring Tabel 4.1. Tabel air sungai yang belum diolah No DHL SUHU Kekeruhn (NTU) ph Fe Timbal T DS (m g/l ) 1 2280 27.7 5.13 6.5 2.05 0.099 56 0 dari setiap sampel yang di uji sesuai dengan tingkat kekeruhan bisa di lihat pada tabel 4.2 dan 4.2.1.maka harus di peroleh kekeruhan rata-rata dari setiap sampel air sungai Kekeruhan Tabel 4.2. Analisis Kekeruhan Berdasarkan Mesh Pasir Variasi mesh Nilai Kekeruha Rata-Rata 20 mesh 6.633333333 30 mesh 4.463333333 40 mesh 4.033333333 50 mesh 3.043333333 70 mesh 1.296666667 \ Tabel 4.2.1. Tabel Berdasarkan Ketebalan Pasir Variasiketebalan lapisan pasir Nilai Kekeruahan 2

Rata-Rata 20 Cm1 5.823333333 30 Cm1 4.396666667 40 Cm1 3.883333333 50 Cm1 3.186666667 60 Cm1 1.396666667 Dari tabel diatas bisa dilihat terjadi penurunan tingkat kekeruhan setelah melakukan perlakuan bisa dilihat pada grafik 4.1 dan 4.2. Gambar 4.1 Grafik hubungan variasi mesh pasir(60 Cm) terhadap kekeruhan (NTU) rata-rata. Gambar 4.1.1. Grafik nilai kekeruhan Rata- Rata dengan variasi ketebalan lapisan pasir Berdasarkan grafik 4.1.1 dapat dilihat bahwa hasil, tingkat kekeruhan tertinggi pada ketebalan 20Cm (5.8NTU) dan pengukuran kekeruhan yang paling terbaik yaitu pada ketebalan lapisan pasir 60Cm(1.39 NTU) Analisis DHL Tabel 4.3. Variasi mesh pasir terhadap DHL Variasi Mesh Pasir DHL Rata- Rata 20 mesh 775.9462759 30 mesh 584.2097891 40 mesh 551.176762 50 mesh 494.6613533 70 mesh 452.393252 Tabel 4.3.1. berdasarkan ketebakan pasir terhadap DHL Ketebalan pasir DHL rata-rata dengan 70 mesh 20 Cm 751.9276709 30 Cm 689.147583 40 Cm 603.0685298 50 Cm 485.9177331 70 Cm 447.4464871 Dari hasil yang diperoleh bisa kita lihat pada grafik 4.2. dan 4.2.1. hunungan antara variasi mesh pasir terhadap DHL, dan hubungan variasi terhadap ketebalan lapisan pasir. Gambar grafik 4.2. grafik hubungan variasi Mesh pasir terhadap DHL rata rata. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin kecil variasi mesh pasir maka DHL (daya hantar listrik) semakin kecil sedangkan semakin besar ukuran mesh pasir maka semakin tinggi nilai DHL (Daya Hantar Listrik) pada grafik diatas nilai yang paling rendah yaitu pada ukuran mesh pasir 70mesh 452 dan tingkat DHL tertinggi pada ukuran mesh 20 yaitu 775 sedangkan pada hadipurwo DHL perairan Alami 20-300 Gambar 4.3. grafik nilai DHL berdasarkan ukuran ketebalan lapisan pasir Dari grafik dapat dilihat bahwa dengan variasi antara ketebalan pasir terhadap DHL dapat di lihat berdasarkan ketebalan lapisan pasir yaitu ketebalan 60Cm dengan nilai 447 dan ketebalan pasir 20Cm dengan nilai 751 Analisis ph Tabel 4.3. Berdasarkan variasi mesh pasir NO VariasiMesh Pasir(60Cm) Ph ph Rata- Rata 1 20 mesh 6.5 6.5 2 30 mesh 6.4 6.5 3 40 mesh 6.6 6.6 4 50 mesh 6.9 6.7 5 70 mesh 7.1 6.8 Tabel 4.3.1. berdasarkan ketebalan lapisan pasir variasi ketebalan nilai ph Ratalapisan pasir Rata 20 Cm 6.533333333 30 Cm 6.666666667 3

40 Cm 6.766666667 50 Cm 6.833333333 70 Cm 6.933333333 Gambar 4.3.1 grafik hubungan variasi mesh pasir (60Cm) terhadap ph rata-rata. Hasil pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa ph Sungai Deli cenderung basa berkisar 6,5 sampai dengan 6,8 sedangkan pada buku mutu air bersih yaitu 6,5 sampai dengan 9.0 dapat di simpulkan bahwa ph pada air yang di saring telah memenuhi syarat air bersih Ganbar 4.3.2 grafik hubungan variasi mesh pasir (60Cm) terhadap ph rata-rata. Dari grafik di atas bisa di lihat bahwa hasil pengukuran ph berkiran antara 6,5 sampai dengan 6,9 sedangkan buku mutu air bersih adalah diatas 6,5 sampai dengan 6,9 jadi dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan air bersih dari segi ph. Analisis Debit Outlet Tabel 4.4. variasi mesh pasir Variasi Mesh Debit Outlet Pasir (60 cm) Rata-Rata 20 Mesh 1.095160286 30 Mesh 1.014565343 40 Mesh 0.766081871 50 Mesh 0.754273504 70 Mesh 0.310683137 Tabel 4.4.1. variasi ketebalan Variasi Ketebalan Lapisan Pasir (70 mesh) Debit Outlet Rata-Rata 20 Cm 0.731481481 30 Cm 0.545341474 40 Cm 0.602956167 50 Cm 0.551425743 60 Cm 0.164796727 4

30Cm 225 40Cm 160 50Cm 140 60cm 130 Dari hasil yang diketahui bisa kita lihat pada grafi 4.5 terhadap TDS Gambar 4.4 Grafik Hubungan Variasi Mesh Pasir (60cm) Terhadap Debit Outled Rata-Rata (M/Jam) Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran mesh pasir maka hasil yang di dapat semakin lama. Bisa terlihat pada ukuran mesh pasir 70mesh dengan letebalan 60Cm sebaliknya jika semakin besar ukuran mesh pasir maka semakin cepat air mengalir terlihat pada ukuran mesh 20mesh. Gambar4.5Hubungan Variasi Ketebalan berdasarkan Lapisan Pasir terhadap TDS Dari grafik diatas bisa kita lihat bahwa TDS(total dissolve solid) yang paling tinggi pada ketebalan 20 Cm (225 mg/l) dan TDS(total dissolve solid) paling rendah pada ketebalan 70Cm (130 mg/l) sedangkan pada buku mutu air bersih 1.500mg/l jadi pada ketebalan 20Cm dan 60Cm telah termasuk persyaratan air bersih. AnaliTimbal Variasi Ketebalan Pasir timbal lapisan pasir 20Cm 0.091 30Cm 0.081 40Cm 0.07 50Cm 0.06 60cm 0.04 Hasil yang diperoleh Dapat dilihat pada grafik 4.6. Gambar 4.4.1. Hubungan Variasi Ketenalan Nerdasarkan Lapisan Pasir (70mesh)Terhadap Debit Outled Rata- Rata (m/jam) Dari grafik 4.4.1 bisa dilihat bahwa laju air yang mengalir pada saringan pasir menurut ketebalan lapisan pasir bahwa, air yang di saring semakin lambat. Analisis TDS (total dissolve solid) Tabel 4.5. variasi ketebalan pasir terhadap TDS Variasi Ketebalan Pasir lapisan pasir 20Cm 264 Tds(Jumlah Padar Terlarut) Gambar 4.6 Hubungan Variasi Ketebalan berdasarkan Lapisan Pasir terhadap timbal Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa logam timbal yang paling tinggi terdapat pada ketebalan lapisan pasir 20Cm(0.091mg/l) dan yang paling rendah pada ketebalan 60mesh(0.04mg/l) Fe Besi Tabel 4.7. variasi ketebalan lapisan pasir variasi ketebalan lapisan pasir Nilai Fe 20Cm 1.94 30Cm 1.59 40Cm 1.23 50Cm 0.4 5

60Cm 0.2 Gambar 4.6 Grafik hubungan variasi ketebalan lapisan pasir mesh(70) terhadap Fe(Besi) Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa variasi ketebalan lapisan pasir (70mesh) terhadap Fe berkisar antara 1.94mg/l sampai dengan 0.2mg/l, sedangkan pada persyaratan buku mutu air bersih yaitu 1,0mg/l Grafik Hubungan DHL () Terhadap Fe Tabel 4.8. hubungan DHL terhadap Fe DHL Fe (besi) mg/l mg/l 751 1.94 689 1.59 603 1.23 485 0.4 447 0.2 Grafik Hubungan DHL () Terhadap Pb mg/l Tebel 4.8. grafik hubungan DHL terhadap Pb DHL mg/l Pb (timbal) mg/l 751 0.091 689 0.081 603 0.07 485 0.06 447 0.04 Berdasarkan kesehatan RI Hasil analisis grafik pada dilihat pada gambar grafik 4.7 dan 4.8. diperoleh bahwa hubungan DHL terhadap Pb (timbal) Fe (besi) dapat dilihat pada grafik 4.7 dan 4.8 Gambar 4.7 grafik Hubungan DHL terhadap Fe Gambar 4.7.1 grafik Hubungan DHL terhadap Fe koefisien determinasi 0,993 dan 0.931. Berdasarkan grafik hubungan DHL timbal (Pb) dan Fe (besi) pada perlakuan laboratorium diperoleh hubungan yang linear, yaitu jika DHL tinggi maka Fe dan semakin tinggi begitu juga dengan Pb, KESIMPULAN 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di peroleh kesimpulan sebagai berikut Adanya Pengaruh Ukuran butiran pasir terhadap kualitas air sungai Deli dengan parameter yang di uji (kekeruhan, DHL, ph, Debit outlet). Sebelum pengolahan semua parameter yang di uji melampaui batas maksimum ketetapan KEPMENKES 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih kecuali parameter kekeruhan dan ph. Sedangkan setelah mengalami pengolahan semua parameter memenuhi persyaratan air bersih pada mesh 70. dari hasil ini diketahui bahwa saringan pasir lambat sederhana mampu menurunkan kekeruhan, DHL, meningkatkan kualitas ph air sungai Untuk percobaan di lapangan ada yang memenuhi SNI 2008 yaitu pada mesh 70 bisa di kata kan SPL yang di buat penulis memenuhi syarat. 2. Adanya Pengaruh Ukuran ketebalan lapisan pasir terhadap kualitas air sungai Deli dengan parameter yang di uji (kekeruhan, DHL, ph, Debit outlet, TDS, Fe dan Pb). Sebelum pengolahan semua parameter yang di uji melampaui batas maksimum ketetapan KEPMENKES 1990 tengtang persyaratan kualitas air bersih kecuali parameter kekeruhan dan ph. Sedangkan setelah mengalami pengolahan semua parameter memenuhi persyaratan air bersih pada ketebalan 70Cm. dari 6

hasil ini diketahui bahwa saringan pasir Lambat sederhana mampu menurunkan kekeruhan, DHL, Fe dan Pb serta meningkatkan kualitas ph air sungai DAFTAR PUSTAKA 1. Fandri,Donny.(2011). Pengolahan Air Limbah Dengan Metode Carrousel Filtration Ramah Lingkungan.program kreativitas mahasiswa, Institute Pertanian Bogor 2. Michel,p, (1994), Metode Ekologi Untuk Penyediaan Ladang Dan Laboratorium,Universitas Indonesia : Jakarta 3. Fauziah, Adelina (2013), Efektifitas Saringan Pasir Cepat Dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Dengan Penambahan Kalium Permanganat (KmnO 4 ) 1%., Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 4. Said, Idaman Nusa, (1999), Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan Pasir lambat "up flow" Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi: Jakarta 7