1 2 3 4 2
1
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 5 Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 Pendidikan Kesehatan Perumahan (Nawacita 4) Kepastian dan Penegakan Hukum RKP 2015*) Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan 3 DIMENSI PEMBANGUNAN (Nawacita 1) Keamanan dan Ketertiban KONDISI PERLU (Nawacita 9) Politik dan Demokrasi QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA RKP 2016 Mempercepat Pembangunan Infratsruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Nawacita 6 & 7 Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri RKP 2017 Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesepakatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Nawacita 3 Antar Kelompok Pendapatan Antarwilayah : (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur RKP 2018 Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan (Nawacita 2) Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi RKP 2019 Pemerataan Pembangunan Untuk Pertumbuhan yang Berkualitas 1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh warga Negara 2. Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Tahun terakhir RPJMN 2015-2019 4
Perencanaan pembangunan yang lebih optimal dan tepat sasaran KEBIJAKAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN Tematik: fokus perencanaan yang didetailkan Sampai dengan Program Prioritas 1. Pendekatan Penyusunan (khususnya mulai RKP 2018) dilakukan melalui pendekatan Money Follow Program. 2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial dengan memperhatikan pada: Holistik: pendekatan menyeluruh dan komprehensif (hulu hilir) Integratif: integrasi dalam siapa berbuat apa, dan integrasi sumber pendanaan Perkuatan Perencanaan dan Penganggaran Pengendalian Perencanaan berbasis Kewilayahan Integrasi Sumber Pendanaan Spasial: Keterkaitan fungsi lokasi dari Berbagai kegiatan yang terintegrasi 5
Lingkup Pemerintah Pusat Lingkup Pemerintah Daerah APBN Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Hibah Urusan Bersama Swasta DANA PERIMBANGAN DANA INSENTIF DAERAH DANA TRANSFER UMUM DANA TRANSFER KHUSUS DANA ALOKASI UMUM DANA BAGI HASIL DAK FISIK DAK NON FISIK DBH PAJAK DBH SDA Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pembiayaan Investasi Non APBN (PINA) PHLN (Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri DANA TRANSFER DAN DANA DESA DANA OTONOMI KHUSUS DAN DIY DANA DESA DIY OTONOMI KHUSUS OTSUS ACEH OTSUS PAPUA OTSUS PAPUA BARAT TAMBAHAN INFRASTRUKTUR PAPUA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR PAPUA BARAT 6
Konteks perencanaan pembangunan 1 Kebutuhan Pembangunan Mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundangundangan sesuai kebutuhan pembangunan Bahan masukan penyusunan Prolegnas,Progsun PP, dan Progsun Perpres tahun 2018 Sistem informasi yang berisi kebutuhan kerangka regulasi tahunan yang mendukung: Prioritas Nasional Kegiatan reguler K/L yang telah teridentifikasi dalam aplikasi KRISNA REAL TIME WEB ACCESSIBLE 3 Kualitas Peraturan 2 Efisiensi Anggaran dengan Sistem KRISNA Meningkatkan kualitas peraturan perundangundangan dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan peraturan perundang-undangan Sebagai bahan penyusunan standar biaya pembentukan regulasi DATA TERPUSAT TERINTEGRASI Agar proses penyusunan regulasi nasional dapat berjalan secara lebih terarah, tertib, dan efisien serta mendukung pencapaian Prioritas Nasional. 7
2
PRIORITAS PEMBANGUNAN PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS BIDANG Program pembangunan nasional untuk pencapaian sasaran RPJMN 2015 2019 dan sesuai Tema Pembangunan RKP 2019 Program/Kegiatan untuk pencapaian sasaran RPJMN 2015 2019 5 Prioritas Nasional dan 24 Program Prioritas Direncanakan dan dikendalikan pada tingkat kegiatan/output Direncanakan hingga tingkat proyek ( satuan 3 ) dengan lokasinya (Provinsi/Kabupaten/Kota) sehingga dapat dikendalikan Contoh : Preservasi jalan, pemberian Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Mitigasi perubahan iklim Revisi proyek prioritas harus mendapat persetujuan Bappenas dan KemKeu Contoh : Pembangunan KEK Sorong: Proyek Peningkatan Struktur Jalan Lingkar Sorong - Pelabuhan Arar (KemPUPERA) Proyek Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kota Sorong (KemHub)
Tema: Pemerataan Pembangunan Untuk Pertumbuhan Yang Berkualitas 01 02 03 04 05 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah Melalui Penguatan Konektivitas Dan Kemaritiman Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan Dan Sumber Daya Air Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu 9
3
8 Indikator: 1. Pertumbuhan PDB Pertanian: 3,9-4,1 % 2. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan: 5,1-5,6% 3. Pertumbuhan PDB Perdagangan: 5,4-6,0% Meningkatkan Ekspor dan Nilai Tambah Produk Pertanian a) Meningkatkan Hasil Pertanian, Perikanan dan Kehutanan b) Mengembangkan Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan c) Meningkatkan Mutu, Sertifikasi, dan Standarisasi Hasil Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan d) Memperkuat Kelembagaan dan Usaha Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan e) Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendukung Nilai Tambah Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sasaran: Meningkatnya Nilai Tambah Ekonomi Pertanian, Industri dan Jasa Produktif Mempercepat Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja a) Meningkatkan Kerja Sama dengan Dunia Usaha b) Menguatkan Penyelenggaraaan Diklat Vokasi c) Memantapkan Sistem Sertifikasi Kompetensi d) Meningkatkan Keterampilan Wirausaha 4. Pertumbuhan Investasi (PMTB): 7,5-8,3% 5. Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa: 6,0-7,3% 6. Nilai Devisa Pariwisata: Rp. 265-280 Triliun Arah Kebijakan: Mempercepat Peningkatan Ekspor dan Nilai Tambah Industri Pengolahan 1 2 3 a) Memperbaiki Iklim Usaha dan Meningkatkan Investasi b) Mengembangkan dan Meningkatkan Investasi Industri Hulu Non Agro dan Pendukung c) Meningkatkan Daya Saing Industri Andalan Non Pangan d) Mengembangkan 7 Kawasan Industri dan 6 KEK Industri/Logistik 4 5 Program Prioritas yang didukung oleh aktivitas penelitian dan pengembangan 7. Penyediaan Lapangan Kerja: 2,6-2,9 Juta Orang 8. Laju Pertumbuhan PDB per Tenaga Kerja: 4,0-5,0% Meningkatkan Nilai Tambah Jasa Produktif a) Mempercepat Pengembangan 7 Kawasan Pariwisata, 3 KEK Pariwisata dan Destinasi Unggulan b) Memperkuat Struktur Ekonomi Kreatif c) Mengembangkan Kemitraan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB) d) Meningkatkan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri e) Memperluas Akses Keuangan/Pembiayaan Mengembangkan Iptek dan Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas a) Mengembangkan penelitian Bidang Keilmuan Strategis Penunjang Produktivitas b) Mengembangkan dan Memanfaatkan Teknologi Pengungkit Produktivitas c) Menyiapkan SDM Iptek (Peneliti, Perekayasa) d) Memperkuat Inovasi dan Penguasaan Teknologi Frontier 7 11
Program Prioritas 5: Pengembangan Iptek dan Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas Sasaran/ Indikator 2016 2017 2018 2019 A. MENINGKATNYA PRODUKTIVITAS PENELITI i. Produktivitas Peneliti 2,5 3,0 3,5 4,0 B. MENINGKATNYA SDM PENELITI i. SDM Peneliti 1.200 1.330 1.460 1.600 Sumber: Data Kemenristekdikti dan LPNK Iptek Catatan: 1) Produktifitas Peneliti: jumlah total publikasi terindeks global / 100 peneliti 2) SDM Peneliti: rasio jumlah peneliti / sejuta populasi (orang) 3) SDM Kandidat Peneliti: rasio jumlah mahasiswa (S2 + S3) / S1 (%) 13
Apa itu inovasi? Apa itu inovasi di sektor publik? Inovasi adalah seni mempermudah sesuatu yang kompleks dan sulit; sebuah proses kolaboratif dan terstruktur yang melibatkan ragam bagian organisasi dan mitra di luar untuk mencari cara baru yang dapat mempermudah penyelesaian hal-hal yang kompleks (EY, 2017). Inovasi di sektor publik berarti penciptaan, pengembangan, dan implementasi praktik-praktik baru yang berkelanjutan dan dapat ditransfer (atau ditiru) untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan publik.. 14
Proses berlangsungnya sebuah inovasi Mengimpementasikannya secara penuh ke dalam kegiatan seharihari dan mengevaluasinya untuk mengetahui keberhasilan inovasi. Menciptakan dan mencatat ide-ide baru yang potensial untuk dilaksanakan dan menghasilkan nilai tambah Menguji coba ide yang terpilih melalui langkah seperti pilot project Memilih ide yang paling bernilai dan dapat diimplementasikan 15
Inovasi daerah untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik akan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah Melalui inovasi, penyelenggaraan pelayanan publik di daerah dapat menjadi lebih efektif dan efisien baik secara kualitas maupun tata kelola. Inovasi tata kelola di daerah akan membuka akses kepada berbagai pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Inovasi dapat meningkatkan daya saing daerah dalam berkompetisi di era global dan revolusi industri 4.0; dengan begitu secara keseluruhan meningkatkan daya saing nasional. Praktik-praktik inovasi mampu membantu pemerintah daerah meningkatkan capaian sasaran kinerja pembangunannya. Melalui inovasi diharapkan daerah dapat mencapai kemandirian dan perlahan mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat baik dalam hal finansial maupun tata kelola. Inovasi daerah tidak harus selalu dalam bidang sistem informasi dan teknologi (IT) serta perizinan; dapat pula dalam tata kelola, kerja sama, dan optimalisasi sumber pendanaan. 16
Proses ditetapkannya inovasi daerah Inisiatif inovasi ASN/SKPD Pasal 7 Izin tertulis pimpinan instansi Pasal 10 Evalusi oleh Litbang Pasal 10-11 Penetapan KDH tentang inovasi daerah Pasal 14-15 Uji Coba Implementasi Pasal 16-17 Evaluasi atau Pengukuran Dampak Pasal 18 Penerapan Melalui Perda/Perkad a Pasal 20 Penilaian oleh BPP Kemendagri Untuk Usulan Penghargaan Pasal 22-27 Diseminasi inovasi ke daerah lain oleh menteri Pasal 28-29 Alur inovasi daerah yang diatur dalam PP No. 38/2017 berhenti di titik diseminasi; Ada kekosongan tentang pedoman/tata cara transfer inovasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Pedoman proses transfer inovasi yang mendetail kiranya diperlukan untuk memastikan transfer berlangsung dengan terencana dan berhasil. 17
1. Analisa Kebutuhan 8. Monitoring dan Evaluasi 2. Pemetaan Kondisi Daerah dan Inovasi 7. Dokumentasi Proses Pembelajaran 3. Pemetaan Pemangku Kepentingan Tahapan Pelaksanaan Tahapan Perencanaan 6. Proses Pembelajaran 4. Membangun Jejaring 5. Pembentukan Kelompok Kerja 18
1 Jumlah dan kapasitas peneliti dan perekayasa masih terbatas. 2 Penelitian dan pengembangan bidang keilmuan penunjang produktivitas masih terbatas. 3 Pengembangan dan pembiasaan budaya berinovasi masih terbatas. 4 Pemanfaatan iptek dan hasil inovasi untuk peningkatan produktivitas dan penciptaan nilai tambah masih rendah. 19
4
Beserta Capaian Kinerja dan Anggaran BPP Kemendagri 2 Tahun Terakhir Capaian Kinerja Capaian Serapan Anggaran 99,56% 97,04% 99,35% Output Prioritas Target* Satuan Pagu Indikatif 2019 (juta)* 87,08% Layanan Pembinaan Inovasi Daerah 1 Rekomendasi 2,250 Layanan Penilaian Inovasi Daerah 1 Rekomendasi Replikasi Model Inovasi Daerah 4 Daerah 2,000 2016 2017 *Sesuai hasil Trilateral Meeting RKP 2019 Sumber: e-monev Bappenas 21
Angka target output prioritas BPP Kemendagri 2017-2019 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Output Target Lokasi Output Target Lokasi Output Target Lokasi Replikasi Model Hasil Inovasi Daerah Bidang Pelayanan Perizinan 2 Daerah Tertinggal Pusat Replikasi Model Hasil Inovasi Daerah 2 Daerah Tertinggal Pusat Replikasi Model Hasil Inovasi Daerah 4 Daerah 22
Menuju proyek prioritas BPP di bidang inovasi daerah yang lebih optimal Mengevaluasi efektivitas dari model inovasi terkait replikasi perizinan pada tahun sebelumnya, termasuk aplikasi Memperhatikan kebutuhan pembangunan daerah dan karakteristik lokal Bekerjasama dengan UKE 1 lainnya di Kemendagri untuk penyempurnaan replikasi model hasil inovasi, serta dalam hal-hal lainnya seperti penyusunan dan pemanfaatan indeks. Menyiapkan kriteria kesiapan atau persyaratan minimal, serta pedoman/standar langkah-langkah untuk proses replikasi inovasi ke daerah lainnya. Fitur aplikasi yang dibangun oleh pusat inovasi mempertimbangkan implementasi regulasi terkait SPM, PTSP, SIPD dan penerapan urusan konkuren lainnya Perlu ada penyelarasan dengan K/L lainnya yang juga memiliki programprogram serupa terkait inovasi seperti Kemenpan RB (Sinovik) dan LAN (Laboratorium Inovasi). 23