BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Regional 2.2 Teori Basis Ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

B. Jenis dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

PERANAN DAN DAMPAK SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KENDAL, PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

PERUBAHAN STRUKTUR DAN TIPOLOGI EKONOMI KABUPATEN SAMBAS SRI MULYATI B

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

Analisis Pergeseran Sektor Pertanian dan Strategi Pengembangannya Dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang Tahun

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. pada Gross Domestic Product (GNP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

Economics Development Analysis Journal

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN PURWOMANGGUNG TAHUN

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DAN KINERJA TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. Henita Astuti 1, Sumarlin 2

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN BANGLI DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN BERBASIS EKSPOR

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), tidak luput dari tantangan Millenium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

PENENTU SEKTOR UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir

III. METODE PENELITIAN

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

ANALISIS PENENTU SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA (Studi Kasus Kabupaten Magetan Tahun ) Luki Diktio Adikrama

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : STUDI KASUS KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI. Wiwin Widianingsih Any Suryantini, Irham

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI SERTA BASIS EKONOMI

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

IDENTIFIKASI DAN POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DAN POTENSIAL DI KABUPATEN WONOSOBO.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang dijadikan objek penelitian karena potensi yang dimiliki. Berdasarkan letak geografis, populasi penduduk, luas wilayah, dan kondisi sub sektor perikanan menjadikan daerah ini memiliki peranan penting pada perekonomian Provinsi Jawa Tengah. B. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data-data pendukung yang diperoleh dari studi literatur, buku-buku, majalah, publikasi pemerintah, dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah datadata sub sektor perikanan yang mendukung dari tahun 2011 sampai tahun 2015, data PDRB Kota Tegal atas dasar harga konstan tahun 2010. Sedangkan data primer merupakan data yang didapatkan melalui hasil wawancara dengan Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal. C. Sumber Data Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai macam sumber yang berasal dari BPS Kota Tegal, BPS Jawa Tengah, BPS Kabupaten Tegal, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tegal, Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal, dan sumber lain seperti internet dan studi kepustakaan. Sementara data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan kepala bagian kelautan Dinas

Kelautan dan Pertanian Kota Tegal. Hasil dari wawancara tersebut selanjutnya dapat mendukung pengolahan data rancangan strategi. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah salah satu metode yang bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian dengan cara melihat laporan-laporan atau publikasi tertulis baik berupa angka maupun keterangan. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data PDRB Kota Tegal dengan data tahun terkini atas dasar harga konstan, tenaga kerja, data pendapatan nelayan, dan data pendukung yang berkaitan dengan sektor perikanan, gambaran umum, dan kondisi umum perekonomian Kota Tegal yang bersumber dari dokumentasi BPS Kota Tegal, BPS Jawa Tengah, dan Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal. Selain data-data yang diperoleh dari laporan tertulis, demi kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data, referensi, dan informasi dari sumber pustaka, observasi, media massa, dan internet. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Merupakan pendapatan total suatu daerah dari seluruh kegiatan perekonomian selama satu tahun. PDRB yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010. Satuan PDRB yang digunakan adalah jutaan rupiah.

2. Kesempatan Kerja Jumlah angkatan kerja yang bekerja. Kesempatan kerja sub sektor perikanan yaitu jumlah angkatan kerja yang bekerja pada sub sektor perikanan. Kesempatan kerja sub sektor perikanan dinyatakan dalam orang (jiwa). 3. Perikanan Semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. 4. Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rasio yang diperoleh nelayan dengan cara membagi indeks harga yang diterima nelayan dengan harga yang dibayar nelayan. 5. Pengembangan Suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan juga berguna (Darminta 2002:474) 6. Strategi Tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang mengenai apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Hamel dan Prahalad). 7. Faktor- faktor yang mendorong dan menghambat pengembangan sub sektor perikanan dengan indikator: a. Faktor pendorong pengembangan sub sektor perikanan Kota Tegal

Faktor pendrorong pengembangan sub sektor perikanan Kota Tegal merupakan hal atau kondisi yang dapat mendorong atau menumbuhakan suatu kegiatan, produksi. Faktor pendorong pada sub sektor perikanan Kota Tegal antara lain Potensi sumber daya perikanan yang besar (sektor basis), besarnya jumlah tenaga kerja perikanan (multiplier effect), jumlah TPI yang relatif banyak, letak geografis Kota Tegal yang strategis, dan adanya beberapa intansi pendidikan perikanan. b. Faktor penghambat pengembangan sub sektor perikanan Kota Tegal. Pengembangan sub sektor perikanan Kota Tegal tentunya tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang menghambat, beberapa permasalahan yang menjadikan kurangnya perkembangan antara lain, tingkat kemampuan teknologi yang masih rendah karena belum sepenuhnya mengadopsi kemajuan teknologi, pelabuhan Pendaratan Perikanan belum dikelola dengan optimal, tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir yang tidak mengalami peningkatan yang berarti, dan kurangnya tenaga ahli yang profesional di bidang perikanan.

F. Metode Analisis 1. Analisis Shift Share Analisis Shift share adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengukur perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Analisis ini menggunakan metode pengisolasian berbagai faktor penyebab perubahan struktur industri suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu selanjutnya. Hal ini mencakup penguraian faktor yang menyebabkan pertumbuhan berbagai faktor (Robinson Tarigan, 2004). Analisis shift share memberikan data mengenai kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan antara satu dengan yang lain (Licoln Arsyad, 1999) 1. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahaan pengerjaan agregat sektoral dibandingkan dengan perubahan sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan sebagai acuan. 2. Pergeseran proposional (propotional shift) mengukur perubahan, penurunan atau pertumbuhan di suatu daerah dibandingkan dengan perekonomian daerah yang lebih besar sebagai acuan. 3. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah dengan perekonomian daerah acuan. Oleh sebab itu, bila pergeseran diferensial dari daerah tersebut

positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya daripada industri yang sama pada perekonomian daerah acuan. Tujuan analisis shift share yaitu untuk menentukan produkifitas atau kinerja perekonomian daerah dibandingkan perekonomian pada skala regional atau nasional. Teknik ini mengomparasikan laju pertumbuhan ekonomi regional atau nasional serta sektornya dan mengamati penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan. Bila penyimpangan positif, maka suatu sektor di daerah memiliki keunggulan kompetitif. Persamaan dan komponen-komponen dalam analisis Shift share sebagai berikut: Dij = Ni+Mij+Cij...(1) Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan yaitu: Dij = E*ij-Eij...(2) Nij = Eij. rn...(3) Mij = Eij (rin-rn)...(4) Cij = Eij )rij-rn)...(5) Di mana: rij relatif mewakili laju pertumbuhan daerah kota dan laju pertumbuhan daerah provinsi yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut: rij = (E ij Eij) Eij rin = (E in Ein) Ein...(6)...(7)

rn = (E n En)...(8) En Keterangan : Eij Ein En E*ij rij rin rn : pendapatan sektor I di wilayah j (kota) : pendapatan sektor I di wilayah n (provinsi) : pendapatan wilayah n (provinsi) : pendapatan tahun terakhir : laju pertumbuhan sektor I di wilayah j (kota) : laju pertumbuhan sektor I di wilayah n (provinsi) : laju pertumbuhan pendapatan di wilayah n (provinsi) Sehingga dihasilkan persamaan shift share untuk sektor I di wilayah j (Soepomo, 1993) sebagai berikut: Dij = Eij.rn + Eij(rin-rn) + Eij (rij-rin)...(9) Keterangan : Dij Nij Mij Cij Eij : perubahan variabel output sektor I di wilayah j : perubahan ekonomi nasional : bauran industri sektor I di wilayah j : keunggulan kompetitif sektor I di wilayah j : pendapatan sektor I di wilayah j Diketahui berdasarkan rumus di atas terdapat 2 indikator dari hasil perhitungan shift share dalam perekonomian suatu daerah:

Jika nilai dari komponen pergeseran proposional dari sektor > 0, maka sektor yang berkaitan mengalami pertumbuhan yang cepat dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah, begitu pun sebaliknya. Jika nilai komponen pergeseran diferensial suatu sektor < 0, maka keunggulan komparatif dari sektor tersebut tumbuh dalam perekonomian yang lebih tinggi, begitu pun sebaliknya. 2. Analisis Klassen Typology Klassen typology merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat gambaran mengenai pola dan struktur pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi. Gambaran mengenai pola dan struktur pertumbuhan daerah ini dapat digunakan dalam memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi daerah pada masa mendatang. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah. Menurut tipologi daerah, daerah atau sektor ekonomi dapat dibagi menjadi empat 4 klasifikasi, yaitu: 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Merupakan daerah atau sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dari rata-rata wilayah. 2. Daerah maju tapi tertekan. Merupakan daerah atau sektor ekonomi yang memiliki pendapatan per kapita yang lebih tinggi, tapi memiliki tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dari rata-rata.

3. Daerah berkembang cepat. Merupakan daerah atau sektor ekonomi yang memiliki tingkat pertumbuhan, tapi pendapatan per kapitanya lebih rendah dari rata-rata. 4. Daerah relatif tertinggal. Merupakan daerah atau sektor ekonomi yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita rendah. TABEL 3.1 Klasifikasi Sektor PDRB menurut Klassen Typology Y R ri>r ri<r Sumber: Sjafrizal, 1997 yi>y Sektor maju dan cepat Sektor maju tapi tertekan yi<y Sektor berkembang cepat Sektor relatif tertinggal Keterangan: ri : laju pertumbuhan sub sektor perikanan Kota Tegal r yi y : laju pertumbuhan sub sektor perikanan Jawa Tengah : kontribusi sub sektor perikanan Kota Tegal : kontribusi sub sektor perikanan Jawa Tengah 3. Analisis Multiplier Effect Setiap peningkatan yang terjadi pada kegiatan basis akan menimbulkan efek pengganda (Multiplier effect) pada perekonomian wilayah secara keseluruhan. Menurut Glasson (1977). Multiplier effect jangka pendek dalam

hal ini dihitung berdasarkan nilai perubahan yang terjadi berdasarkan indikator tenaga kerja dapat dilihat dalam rumus sebagai berikut: MSe = 1 1 En E = 1 Eb E = E Eb...(10) Di mana: MSe E Eb = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja = jumlah total tenaga kerja wilayah = jumlah total tenaga kerja sektor basis Berdasarkan rumus di atas, dapat dilakukan prediksi dampak yang ditimbulkan oleh peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor basis terhadap total tenaga kerja di wilayah tersebut sebagai berikut: MSe = ΔE ΔEb...(11) Setelah nilai multiplier (MSe) diperoleh, seperti pada indikator pendapatan daerah, dilakukan juga prediksi pertumbuhan tenaga kerja yang disebabkan oleh pertumbuhan tenaga kerja sektor kelautan dan perikanan dengan menggunakan rumus: ÄE = ÄEb (MSe)...(12) Keterangan : MSe ÄE ÄEb = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja; = perubahan tenaga kerja wilayah Kota Tegal; = perubahan tenaga kerja sub sektor perikanan Kota Tegal.

4. Analisis SWOT Strategi merupakan sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembangunan perikanan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT dapat digunakan karena memiliki kelebihan yang sederhana, fleksibel, menyeluruh, menyatukan, dan kolaboratif (Rangkuti, 2000). Analisis SWOT adalah sebuah alat identifikasi yang bersifat sistematis dan dapat menyelaraskan faktor-faktor dari lingkungan internal dan eksternal serta mampu mengarahkan dan berkontribusi sebagai katalisator dalam proses perencanaan strategis. Analisis SWOT digunakan dengan fokus pada dua hal, yaitu peluang dan ancaman serta identifikasi kekuatan dan kelemahan intern. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman (Perce dan Robinson dalam Muhammad Ghufron, 2008). Matrik SWOT merupakan suatu alat untuk meringkas faktor-faktor strategis suatu sektor yang menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi dapat dipertemukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatankekuatan internal untuk menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategis. Menurut Rangkuti (2000), empat kelompok kemungkinan alternatif strategis tersebut adalah: 1. SO (strength-opportunity), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.

2. ST (strength-threat), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. 3. WO (weakness-opportunity), yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan. 4. WT (weakness-threat), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. TABEL 3.2 Matriks SWOT Eksternal Internal OPPORTUNITIES (O) Daftar Peluang Eksternal THREATS (T) Daftar Ancaman Eksternal Sumber: Muhammad Ghufron, 2008 STRENGTH (S) Daftar Kekuatan Inernal STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman WEAKNESS (W) Daftar Kelemahan Internal STRATEGI W-O Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang STRATEGI W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman