BAB I PENDAHULUAN. Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. (Good Governance and Clean Government) adalah kontrol dan. pelaksana, baik itu secara formal maupun informal.

A. Judul Implementasi Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 85 Tahun 2011 tentang Layanan pengadaan secara elektronik dalam hal pelaksanaan teknis

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. suatu ancaman bagi para pengusaha nasional dan para pengusaha asing yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN, YANG SAYA HORMATI,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber : UNDP tentang indeks pembangunan manusia indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

Pendahuluan. Tujuan Umum. Tujuan Khusus. Memahami dan/atau menjelaskan PBJ pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden.

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu penanganan yang baik dan jelas terhadap biaya-biaya yang

BAB II PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PENGADAAN BARANG / JASA

BAB I PENDAHULUAN. ataupun swasta sudah pasti membutuhkan ketersediaan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan mutlak bagi masyarakat

ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dalam rangkaian secara menyeluruh

PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan pertumbuhan bisnis nasional. Dalam melakukan pengadaan barang

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIT LAYANAN PENGADAAN

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahu

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Standard Operating Procedure Pengadaan Barang/Jasa

PRINSIP-PRINSIP DASAR, KEBIJAKAN UMUM, ETIKA, TATA CARA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK SERTA ASPEK HUKUM DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR LAYANAN PENGADAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat. publik yang perlu dikembangkan permerintah, agar masyarakat dapat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date).

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha maka

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR: 12 TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia yang bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. transparansi kinerja akan pengelolaan lembaga-lembaga publik, baik pusat maupun

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka percepatan pelaksanaan Belanja Negara/Daerah perlu

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus melakukan pembangunan disegala bidang kehidupan.

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipertanggungjawabkan pemakainnya. Hubungan administrasi keuangan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government) adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol dan pengawasan terhadap kekuasaan yang dimiliki Pemerintah dalam menjalankan fungsinya melalui institusi formal dan informal. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government, maka Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independen), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara para pihak terkait (stakeholder) secara adil, transparan, professional dan akuntabel. (Renaldi&Djaswandi, 2010:93) Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, tranparan, dan akuntabel. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diperlukan upaya untuk menciptakan keterbukaan, transparansi, akuntabilitas serta prinsip persaingan/kompetisi yang sehat dapat dipertanggung-jawabkan baik dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi 1

kelancaran tugas Pemerintah dan pelayanan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dibuat yaitu Perpres No. 54 Tahun 2010. Peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman pengaturan mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang baik. (Renaldi&Djaswandi, 2010:93) Pengaturan mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Peraturan Presiden ini diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi yang kondusif, efisien belanja negara, dan percepatan pelaksanaan APBN/APBD. Selain itu, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berpedoman pada Peraturan Presiden ini ditujukan untuk meningkatkan keberpihakan terhadap industri nasional dan usaha kecil, serta menumbuhkan industri kreatif, inovasi, dan kemandirian bangsa dengan mengutamakan penggunaan industri strategis dalam negeri. (Renaldi&Djaswandi, 2010:93) Menurut Perpres No. 54 Tahun 2010, Pengadaan Barang atau Jasa Pemeritah adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan memperoleh Barang/Jasa. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang di atur oleh Perpres No.54 Tahun 2010, secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : 2

PERPRES NO.54 TAHUN 2010 Kebutuhan Barang dan Jasa Pemerintah KEGIATAN PENGADAAN Melalui Swakelola Tata Nilai Para Pihak Penggunaan Produk dalam Negeri Usaha Kecil Diperlukan Kegiatan Pengadaan Bagaimana Cara Pengadaannya Rencana Umum Pengadaan Pelelanggan Internasional Pinjaman/Hibah LN Peraturan Perundangan yang terkait Melalui Penyedia Barang/Jasa Keikutsertaan Usaha Asing Konsep Ramah Lingkungan Pengadaan Secara Elektronik Gambar 1.1 Garis Besar Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Penjelasan dari gambar diatas sebagai berikut: 1. Untuk menjalankan kepemerintahan, dibutuhkan barang/jasa pemerintah dengan spesifikasi tertentu. Maka berdasarkan identifikasi kebutuhan akan didapatkan daftar kebutuhan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah. 3

3. Pertanyaannya adalah bagaimana cara pengadaan barang/jasa tersebut sehingga pelaksanaan pengadaannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Untuk mengatur proses pengadaan ini maka Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Perpres 54/2010 yang dibuat didasarkan peraturan-peraturan yang terkait. 5. Secara garis besar, Perpres 54/2010 mengatur : Bagaimana kegiatan pengadaan harus dilakukan yaitu Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran menyusun Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa dan kegiatan pengadaan barang/jasa dilakukan dengan cara : Melalui Swakelola yaitu pengadaan barang/jasa dimana pekerjaanya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Melalui Penyedia Barang/Jasa, yaitu badan usaha atau orang perseorangan yang memenuhi syarat dan mampu menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan. Pengadaan barang dan jasa yang diatur oleh Perpres No.54 Tahun 2010 dilakukan oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya dalam pemerintahan seperti pada Kementerian Olah Raga dan Pemuda 4

contohnya mengenai pengadaan alat-alat untuk para atlet. Sama seperti pada Kementerian, pada Institusi Pemerintah pun jika mereka memerlukan barang atau pun jasa harus melakukan beberapa proses contohnya seperti pada Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET- LIPI) yang bergerak dalam hal penelitian mengenai elektronika dan telekomunikasi. Untuk dapat melakukan penelitiannya PPET-LIPI memerlukan barang dan jasa yang dapat membantu memperlancar operasional dari PPET-LIPI seperti pembelian komponen-komponen untuk penelitian. Oleh karena itu, sebagai salah satu Instisusi/Lembaga Pemerintahan, PPET-LIPI harus melakukan beberapa proses untuk mengadakan barang dan jasa yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Presiden yang berlaku. Dalam pengadaan barang dan jasa di PPET-LIPI terdapat beberapa kendala seperti proses yang diatur dalam Peraturan Pemerintah terkadang merumitkan dan masih ada hal-hal yang membuat bingung seperti dalam pemilihan metode Pengadaan Barang dan Jasa ada metode lelang, penunjukkan langsung dan pengadaan langsung. Setiap metode itu mempunyai kriteria yang berbeda namun perbedaan itu sangat tipis. Melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan barang atau jasa pada PPET - LIPI maka penulis mengambil judul Tinjauan atas Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa pada Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI). 5

1.2 Tujuan Kerja Praktek Tujuan diadakannya kerja praktek sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang atau jasa pada PPET-LIPI. 2. Untuk mengetahui prosedur pengadaan barang atau jasa pada PPET-LIPI. 1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek Informasi informasi yang berhasil dikumpulkan selama kerja praktek ini baik yang diperoleh dari instansi maupun literatur, diharapkan akan memberikan manfaat bagi penulis, bagi instansi, serta masyarakat secara umum. 1. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi yang memadai mengenai pengadaan barang atau jasa pada instansi pemerintah. 2. Bagi Instansi Dapat dijadikan masukan dan bahan untuk mengevaluasi bagi pengembangan instansi dalam menetapkan kebijakan mengenai prosedur pengadaan barang atau jasa. 6

3. Bagi Pihak Lainnya Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi prosedurprosedur pengadaan barang atau jasa. 1.4 Metode Kerja Praktek Dalam menyusun laporan kerja praktek, penulis menggunakan metode Block Release yaitu metode dimana penulis melakukan kerja praktek di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (PPET) LIPI selama satu bulan atau 25 hari kerja. Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyajian laporan ini adalah : 1. Studi Kepustakaan (library research) Studi Kepustakaan (library research) yaitu merupakan suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik buku buku, diktat dan bahan bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa Penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga catatan catatan pribadi yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan. 2. Studi Lapangan (Field Research) Studi Lapangan (Field Research) yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek 7

penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan metode pengambilan data yang tersedia dilapangan yaitu: a. Pengamatan (Observation) Yaitu suatu cara untuk mendapatkan suatu data-data yang diperlukan dengan melakukan pengamatan langsung. Penulis melakukan pengamatan secara langsung, mempelajari, dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap kegiatan kegiatan mengenai pengadaan barang atau jasa pada PPET-LIPI. b. Wawancara (Interview) Yaitu tanya jawab langsung kepada bagian-bagian tertentu seperti para pegawai atau petugas yang bertanggungjawab dengan instansi tersebut dan dikerjakan dengan sistematik dengan berlandaskan kepada tujuan penelitian serta dianggap oleh penulis terdapat relevansinya dengan materi penyusunan laporan kerja praktek ini. 1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek ini di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi yang berlokasi di Komplek LIPI Gedung 20 Lantai 4, Jln. Sangkuriang No. 21 Bandung 40135. Sedangkan waktu Kerja Praktek yang dilakukan dalam satu bulan terhitung mulai tanggal 4 Juli 2011 sampai dengan 5 Agustus 2011. Hari Kerja Praktek yang berlaku dari hari Senin sampai dengan Jumat 8

dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek hari Senin sampai Kamis dimulai pukul 07.30 16.00 WIB sedangkan hari Jumat dimulai pukul 07.30 16.30 WIB. 9

Tabel 1.1 Materi Bimbingan Kerja Praktek No. Minggu Materi Kerja Praktek 1. Ke 1 Tgl 04 Juli s/d 08 Juli 2011 Pengenalan Mengarsipkan dokumen serta memberi kode setiap dokumen 2. Ke 2 Tgl 11 Juli s/d 15 Juli 2011 3. Ke 3 Tgl 18 Juli s/d 22 Juli 2011 Menggunakan aplikasi RKAKL 2011 Input data pada aplikasi RKAKL 2011 Input data SPM (Surat Perintah Membayar) pada aplikasi untuk direkonsiliasi dengan pusat Mengarsipkan SPM 4. Ke 4 Tgl 25 Juli s/d 29 Juli 2011 Merekap dan mengarsipkan kwitansi atau tanda bukti Menginput dan merekap data pengadaan barang jasa 5. Ke 2 Tgl 01 Agustus s/d 05 Agustus 2011 Mengarsipkan SPM Penjelasan mengenai Pengadaan Barang dan Jasa 10