Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

PELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. bertanam selain itu sebagian masyarakat Indonesia hampir setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

Ditulis oleh Rina Ariyani Minggu, 23 September :53 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 26 September :09

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. setelah nasi dan menjadi makanan populer dikalangan masyarakat. Roti

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN. para penikmatnya dan berbagai hidangan kuliner silih berganti menjadi trend

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan makanan pokok kedua setelah nasi. Budaya makan roti sendiri sudah

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas Menurut Cabang Industri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata oleh karena itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kota Bandung, baik dari luar kota, luar pulau bahkan dari luar negeri. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung di bawah ini: Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah 2010 180.603 3.024.666 3.205.269 2011 194.062 3.882.010 4.070.072 2012 158.848 3.354.857 3.513.705 2013 170.982 3.726.447 3.897.429 2014 176.487 4.242.294 4.418.781 Sumber : Dinas kebudayaan dan pariwisata kota Bandung Karena banyaknya wisatawan yang datang mengunjungi Kota Bandung, maka dari itu Bandung juga memiliki banyak tempat penunjang wisata yang dapat dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung di bawah ini: Tabel 1. 2 Tempat penunjang wisata kota Bandung No Jenis Usaha Jumlah 1 Bioskop 2 Klab malam 3 P u b 9 6 94 i

4 Ice Skating 5 Karaoke 6 Kolam renang 7 Pusat kebugaran 8 Diskotik 9 Billiard 10 Mesin mainan anak 11 Sanggar seni / Tari 12 Panti pijat 13 Golf 14 Gedung pertunjukan 15 Bowling 16 Sauna / Spa 17 Tempat rekreasi Sumber : Dinas kebudayaan dan pariwisata kota Bandung 1 115 5-2 16 18-41 1-1 41 11 Tidak hanya karena tempat wisatanya, Bandung juga memiliki ciri khas yang unik dalam kulinernya, tak jarang banyak wisatawan berkunjung ke Bandung hanya untuk menikmati kulinernya. Seiring berjalannya waktu, beberapa kuliner di Bandung mulai terkenal, seperti brownies kukus yang menjadi salah satu buah tangan khas Bandung. Brownies kukus menjadi kudapan yang populer dikalangan wisatawan maupun penduduk lokal. Karna banyaknya minat wisatawan ataupun penduduk lokal terhadap brownies kukus, menjadikan banyaknya toko kue di Bandung yang menjual brownies kukus seperti, toko kue Amanda, Kartikasari, bu Otang, Wina, dan masih banyak lainnya. Menurut Ismayani (2007:5) brownies merupakan cake coklat yang pada awalnya merupakan adonan gagal dan keras yang pembuatannya dilakukan ii

dengan dipanggang atau di oven. Brownies adalah salah satu produk bakery yang berupa kue coklat dengan rasa manis yang pekat, memiliki tekstur yang padat, bantat dan sedikit basah. Brownies di populerkan pertama kali pada paruh pertama abad ke-20 di Amerika Serikat dan Kanada. Brownies pertama kali muncul pada tahun 1893 di sebuah pameran yang bertajuk Columbian Exposition yang diselenggarakan salah satu kota besar di Amerika, Chicago, Illinois oleh seorang koki dari hotel Palmer House. Pada pembuatan brownies, bahan yang digunakan adalah berupa tepung terigu, mentega, gula, telur, coklat yang sudah di lelehkan, dan kacang almond untuk taburan diatasnya. Dalam pembuatan brownies tidak menggunakan bahan pengembang, maka dari itu brownies memiliki tekstur yang padat dan bantat. Pada penelitian ini penulis mengambil brownies untuk bahan penelitian, brownies yang akan penulis teliti adalah brownies kukus. Yang membedakan dari penelitian lainnya adalah penulis akan menambahkan tepung mocaf pada pembuatan brownies kukus. Tepung MOCAF merupakan kependekan dari kata dalam bahasa Inggris Modified Cassava Flour yang dalam bahasa Indonesianya disebut juga Modifikasi Tepung Ketela Pohon yang di modifikasi dengan cara fermentasi, mikroba bakteri asam laktat mendominasi proses fermentasi tepung ini sendiri. Tepung mocaf memiliki warna yang lebih putih dibandingkan dengan tepung singkong biasa karena kandungan proteinnya sedikit lebih rendah daripada kandungan protein tepung singkong biasa. sehingga produk yang dihasilkan memiliki karakteristik seperti tepung terigu yaitu, putih, lembut, dan tidak memiliki bau singkong atau netral, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti terigu atau campuran terigu dengan formulasi 30% - 100%. Tepung mocaf sendiri terbuat dari singkong yang dipotong-potong atau di parut kasar, kemudian di fermentasi dahulu, dicuci, kemudian dikeringkan, dan di tepungkan. Selain itu kandungan tepung mocaf berbeda dengan tepung terigu, iii

yang membedakannya adalah tepung mocaf tidak memiliki zat gluten yang hanya terdapat pada tepung terigu. Penulis memilih tepung mocaf karena memiliki karakteristik yang netral dan dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Penggunaan tepung mocaf juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung mocaf dalam pembuatan brownies kukus, selain itu tepung mocaf juga memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan tepung terigu maupun tepung beras. Tepung mocaf memiliki harga kisaran Rp.5000 Rp.10.000/kg sehingga biaya pembuatan produk bisa menjadi lebih rendah. Dibandingkan dengan tepung terigu, tepung mocaf memiliki protein yang lebih sedikit.. Tepung mocaf juga tidak memiliki zat gluten yang menentukan tekstur kekenyalan pada makanan. Tepung mocaf memiliki kandungan serat yang tinggi (dibandingkan gandum) sehingga dapat mengurangi penyerapan kolesterol, mengencerkan toksin dan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek. Karena dihasilkan melalui fermentasi, tepung mocaf juga mempunyai efek prebiotik yang membantu pertumbuhan mikroba di dalam saluran pencernaan sehingga sistem pencernaan menjadi lebih sehat. Untuk karbohidrat, kandungan tepung mocaf setara dengan tepung terigu atau gandum namun bebas gluten. Berbeda dengan tepung terigu yang memiliki kandungan gluten, gluten adalah jenis protein yang terdapat pada gandum, oats, barley dan rye. Bagi penderita diabetes dan autis gluten, adalah salah satu zat yang dihindari untuk di konsumsi, oleh karena itu tepung mocaf menjadi salah satu pilihan yang aman bagi penderita tersebut. iv

Tabel 1. 3 Kandungan gizi tepung Mocaf. Terigu, dan beras Komponen MOCAF Terigu Beras Air (%) 6,9 12,0 12,0 Protein (%) 1,2 8,0-13 7,0 Abu (%) 0,4 1,3 0,5 Pati (%) 87,3 60-68 80,0 Serat (%) 3,4 2-2,5 Lemak (%) 0,4 1,5-2 0,5 Oleh karena itu, dengan menambahkan tepung mocaf pada pembuatan brownies kukus dapat mengurangi zat gluten yang tidak dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes dan autis. Selain itu karna kandungan tepung mocaf yang kaya akan serat, dapat menghasilkan brownies kukus yang dapat mengurangi penyerapan kolestrol. Penulis akan melakukan 3 formulasi penambahan tepung mocaf pada pembuatan brownies kukus, yaitu dengan perbandingan formulasi 10:90 (10% tepung mocaf, dan 90% tepung terigu), 30:70 (30% tepung mocaf, dan 70% tepung terigu), dan 50:50 (50% tepung mocaf, dan 50% tepung terigu). Dengan begitu akan ada perbedaan pada ketiga brownies kukus tersebut dengan formulasi yang berbeda-beda, adapun perbedaan tersebut adalah pada segi tekstur, rasa, dan aromanya. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan judul yang akan diangkat maka dalam penulisan rumusan masalah dapat ditentukan sebagai berikut : 1. Bagaimana formulasi resep produk brownies kukus tepung mocaf sebagai penambahan tepung terigu? 2. Bagaimana daya terima konsumen atau panelis terhadap resep produk brownies kukus dengan tepung mocaf sebagai penambahan tepung terigu? v

1.3 Tujuan Tujuan mengangkat judul Analisis Penambahan Tepung Mocaf Pada Pembuatan Brownies Kukus ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui formulasi resep produk brownies kukus tepung mocaf sebagai penambahan tepung terigu 2. Mengetahui daya terima konsumen/panelis terhadap resep produk brownies kukus dengan tepung mocaf sebagai penambahan tepung terigu. 1.4 Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian jika tercapai, hasil penelitian akan memiliki manfaat praktis dan teoritis. 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Jurusan Perhotelan Penelitian ini diharapkan sebagai penambah ilmu pengetahuan khususnya bidang patiseri dalam hal ini produk brownies kukus tepung mocaf sebagai penambahan tepung terigu. 2. Bagi Penulis Penelitian ini untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis terutama terhadap inovasi produk patiseri khususnya brownies kukus tepung mocaf sebagai subtitusi tepung terigu 3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti lain yang sejenis atau berkaitan dengan produk brownies kukus tepung mocaf sebagai subtitusi tepung terigu vi

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Penelitian ini sebagai rekomendasi atau masukan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung untuk berinovasi dalam bidang patiseri khususnya olahan produk brownies kukus 2. Sebagai salah satu rekomendasi untuk menggunakan tepung mocaf sebagai pengganti tepung terigu dalam produk brownies kukus. vii

1