Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ALTERASI HIDROTHERMAL

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

BAB II TATANAN GEOLOGI

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

A B C D E A B C D E. A B C D E A B C D E // - Nikol X Nikol mm P mm

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V PENGOLAHAN DATA

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Ciri Litologi

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

batupasir batulempung Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.

BAB 3 Tatanan Geologi Daerah Penelitian

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

// - Nikol X - Nikol 1mm

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

Foto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).

Gambar Singkapan batulempung I (gambar kiri) dengan sisipan batupasir yang tersingkap pada dinding Sungai Cipaku (gambar kanan).

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

BAB III Perolehan dan Analisis Data

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEOLOGI DAN STUDI MATAAIR DAERAH PASEH-CIKANCUNG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PETROLOGI DAN PETROGRAFI SATUAN BREKSI VULKANIK DAN SATUAN TUF KASAR PADA FORMASI JAMPANG, DAERAH CIMANGGU DAN SEKITARNYA, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Hasil Analisis Petrografi 1.2. Lampiran 1

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL

Adi Hardiyono Laboratorium Petrologi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRACT

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

REKAMAN DATA LAPANGAN

STUDI ALTERASI DAN MINERALISASI EMAS BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI CONTO INTI PEMBORAN DAERAH ARINEM, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

HALAMAN PENGESAHAN...

Lokasi : G.Walang Nama Batuan : Tuf Gelas

III.4.1 Kuarsa sekunder dan kalsedon

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LEMBAR PETA...

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

hancuran yang muncul sebagai breksiasi. Tebal batulempung dalam perselingan sangat bervariasi, dari 20 cm hingga 30 cm.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1.1 Analisis Petrografi

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN I.1.

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Affan Arif Nurfarhan /

Subsatuan Punggungan Homoklin

PEMBAHASAN TEKNIK KOLEKSI, PREPARASI DAN ANALISIS LABORATORIUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV MINERALISASI DAN PARAGENESA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Barat. 18

3. Breksi Tuf Breksi tuf secara megaskopis (Foto 2.9a dan Foto 2.9b) berwarna abu-abu kehijauan, fragmen berukuran 2 64 mm, terpilah buruk, fragmen menyudut menyudut tanggung, kemas terbuka, fragmen terdiri dari litik tuf tertanam dalam massa dasar abu vulkanik. mineral bijih tersebar acak pada batuan. Berdasakan klasifikasi Fisher (1966), breksi tuf memiliki fragmen dengan ukuran mendekati 64 mm sebanyak 75% sedangkan 25% yang lainnya berupa fragmen dengan ukuran dibawah 64 mm. Sayatan tipis pada massa dasar batuan breksi tuf berupa abu vulkanik (50%) memperlihatkan tekstur klastik, terpilah buruk, kemas terbuka. Pada sayatan terlihat kristal plagioklas telah terubah menjadi mineral lempung. Debu vulkanik sebagian tergantikan oleh kuarsa sekunder. Mineral bijih tersebar pada sayatan. Litologi ini diendapkan selaras di atas litologi lava andesit piroksen dengan ketebalan mencapai 150 meter. Terdapat pada kedalaman 130 280 meter. Dibeberapa sumur pemboran terdapat hancuran yang disebabkan oleh sesar namun tidak memperlihatkan breksiasi hidrotermal. Foto 2.9. a, b: memperlihatkan kenampakan megaskopis litologi breksi tuf dengan fragmen berukuran 64 mm (75%) yang tertanam dalam massa dasar berupa abu vulkanik. c, d: sayatan massa dasar berupa abu vulkanik memperlihatkan kristal plagioklas yang terubah menjadi mineral lempung (Sampel WID 19, sumur pemboran BCAN 3A). Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 19

4. Lava Andesit Piroksen - Hornblenda Secara megaskopis, lava andesit piroksen hornblenda berwarna abu abu kehijauan, massif, porfiritik hipokristalin, inequigranular. Dibeberapa tempat batuan ini memperlihatkan kemunculan urat urat halus kalsit (Foto 2.10a, b). Sedangkan pada sayatan tipis lava andesit piroksen hornblenda memperlihatkan tekstur hipokristalin, porfiritik, fenokris berupa piroksen, hornblenda, dan plagioklas berukuran 0.5 2.5 mm tertanam dalam massa dasar berupa mikrolit plagioklas dan gelas. Mineral sekunder yang hadir yaitu klorit, karbonat, dan mineral lempung. Urat urat halus kalsit hadir (Foto 2.10c, d). Mineral bijih hadir dengan ukuran 0.1 0.5 mm. Secara keseluruhan litologi ini memiliki ketebalan 12 30 meter dan dijumpai pada kedalaman 100 130 meter. Diendapkan selaras diatas litologi breksi tuf. Foto 2.10 a, b: inti bor dan sampel yang memperlihatkan kenampakan litologi lava andesit piroksen hornblenda. (sampel WID 20, sumur pemboran BCAN 3A). c, d: Sayatan tipis litologi lava andesit piroksen hornblenda yang memperlihatkan kehadiran mineral piroksen, hornblenda dan plagioklas sebagai fenokris dan massa dasar. Plagioklas telah terubah menjadi mineral lempung dan karbonat. Urat halus kalsit juga terlihat pada sayatan. Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 20

5. Tuf Lapili Litologi ini ditemukan pada kedalaman 40 150 meter dengan ketebalan ± 60 meter. Dijumpai selaras di atas litologi lava andesit piroksen - hornblenda. Gambar 2.12 memperlihatkan posisi tuf lapili yang diwakili dengan warna kuning kecoklatan. Secara megaskopis litologi ini berwarna hijau, fragmen berupa tuf berukuran 2 64 mm, pemilahan buruk, butiran menyudut menyudut tanggung, kemas terbuka, fragmen terdiri dari litik tuf (20 30 %), matriks berupa gelas vulkanik (Foto 2.11a, b). Foto 2.11 c, d memperlihatkan sayatan fragmen tuf lapili berupa tuf kristal yang sudah teralterasi kuat, bertekstur klastik, kemas terbuka, butiran terdiri dari kristal plagioklas berukuran 1 2 mm, tertanam dalam gelas vulkanik (70 %). Karbonat hadir menggantikan plagioklas dan mineral lempung hadir menggantikan gelas vulkanik. Mineral bijih tersebar acak. Foto 2.11 a, b: foto inti bor dan sampel tuf lapili yang memperlihatkan fragmen tuf dengan ukuran 2 64 mm. c, d: sayatan fragmen tuf kristal yang memperlihatkan penggantikan kristal plagioklas oleh mineral lempung dan klorit. Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 21

Gambar 2.12. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah utara). Barat. 22

6. Lava Andesit Hornblenda Litologi ini menempati bagian atas dari daerah penelitian dan diendapkan selaras diatas litologi tuf lapili. Dapat dijumpai disetiap sumur pemboran dengan kondisi telah mengalami ubahan sedang hingga intensif menjadi mineral lempung dan klorit. Bagian paling atas dari litologi ini telah mengalami pelapukan menjadi tanah dan dapat dijumpai dibeberapa sumur pemboran. Ketebalan dari lava ini bervariasi dari setiap sumur pemboran mulai dari 15 40 meter. Secara megaskopis lava ini berwarna abu-abu kehijauan, keras, porfiritik hipokristalin, urat urat halus kalsit dan kuarsa hadir pada batuan. Mineral bijih tersebar pada batuan. Analisa petrografi memperlihatkan tekstur porfiritik, inequigranular, fenokris 5 30% yang terdiri dari hornblenda dan plagioklas (berukuran 0.1 2.5 mm) tertanam dalam massa dasar berupa mikrolit plagioklas. Klorit hadir umumnya menggantikan mineral mafik hornblenda (Foto 2.13 c,d) sedangkan mineral lempung hadir menggantikan plagioklas dan massa dasar. Karbonat hadir sebagai urat. Mineral bijih tersebar acak dengan ukuran 0.1 0.3 mm. Foto 2.13 a, b: into bor dan sampel yang memperlihatkan litologi lava andesit hornblenda. c, d: sayatan lava andesit hornblenda yang memperlihatkan penggantian total hornblenda (hbl) oleh klorit (sampel WID-7, sumur pemboran BCAN-2A) Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 23

Gambar 2.14. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah tenggara). Barat. 24

Gambar 2.15. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah timur). Barat. 25

Barat. 26