Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Barat. 18
3. Breksi Tuf Breksi tuf secara megaskopis (Foto 2.9a dan Foto 2.9b) berwarna abu-abu kehijauan, fragmen berukuran 2 64 mm, terpilah buruk, fragmen menyudut menyudut tanggung, kemas terbuka, fragmen terdiri dari litik tuf tertanam dalam massa dasar abu vulkanik. mineral bijih tersebar acak pada batuan. Berdasakan klasifikasi Fisher (1966), breksi tuf memiliki fragmen dengan ukuran mendekati 64 mm sebanyak 75% sedangkan 25% yang lainnya berupa fragmen dengan ukuran dibawah 64 mm. Sayatan tipis pada massa dasar batuan breksi tuf berupa abu vulkanik (50%) memperlihatkan tekstur klastik, terpilah buruk, kemas terbuka. Pada sayatan terlihat kristal plagioklas telah terubah menjadi mineral lempung. Debu vulkanik sebagian tergantikan oleh kuarsa sekunder. Mineral bijih tersebar pada sayatan. Litologi ini diendapkan selaras di atas litologi lava andesit piroksen dengan ketebalan mencapai 150 meter. Terdapat pada kedalaman 130 280 meter. Dibeberapa sumur pemboran terdapat hancuran yang disebabkan oleh sesar namun tidak memperlihatkan breksiasi hidrotermal. Foto 2.9. a, b: memperlihatkan kenampakan megaskopis litologi breksi tuf dengan fragmen berukuran 64 mm (75%) yang tertanam dalam massa dasar berupa abu vulkanik. c, d: sayatan massa dasar berupa abu vulkanik memperlihatkan kristal plagioklas yang terubah menjadi mineral lempung (Sampel WID 19, sumur pemboran BCAN 3A). Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 19
4. Lava Andesit Piroksen - Hornblenda Secara megaskopis, lava andesit piroksen hornblenda berwarna abu abu kehijauan, massif, porfiritik hipokristalin, inequigranular. Dibeberapa tempat batuan ini memperlihatkan kemunculan urat urat halus kalsit (Foto 2.10a, b). Sedangkan pada sayatan tipis lava andesit piroksen hornblenda memperlihatkan tekstur hipokristalin, porfiritik, fenokris berupa piroksen, hornblenda, dan plagioklas berukuran 0.5 2.5 mm tertanam dalam massa dasar berupa mikrolit plagioklas dan gelas. Mineral sekunder yang hadir yaitu klorit, karbonat, dan mineral lempung. Urat urat halus kalsit hadir (Foto 2.10c, d). Mineral bijih hadir dengan ukuran 0.1 0.5 mm. Secara keseluruhan litologi ini memiliki ketebalan 12 30 meter dan dijumpai pada kedalaman 100 130 meter. Diendapkan selaras diatas litologi breksi tuf. Foto 2.10 a, b: inti bor dan sampel yang memperlihatkan kenampakan litologi lava andesit piroksen hornblenda. (sampel WID 20, sumur pemboran BCAN 3A). c, d: Sayatan tipis litologi lava andesit piroksen hornblenda yang memperlihatkan kehadiran mineral piroksen, hornblenda dan plagioklas sebagai fenokris dan massa dasar. Plagioklas telah terubah menjadi mineral lempung dan karbonat. Urat halus kalsit juga terlihat pada sayatan. Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 20
5. Tuf Lapili Litologi ini ditemukan pada kedalaman 40 150 meter dengan ketebalan ± 60 meter. Dijumpai selaras di atas litologi lava andesit piroksen - hornblenda. Gambar 2.12 memperlihatkan posisi tuf lapili yang diwakili dengan warna kuning kecoklatan. Secara megaskopis litologi ini berwarna hijau, fragmen berupa tuf berukuran 2 64 mm, pemilahan buruk, butiran menyudut menyudut tanggung, kemas terbuka, fragmen terdiri dari litik tuf (20 30 %), matriks berupa gelas vulkanik (Foto 2.11a, b). Foto 2.11 c, d memperlihatkan sayatan fragmen tuf lapili berupa tuf kristal yang sudah teralterasi kuat, bertekstur klastik, kemas terbuka, butiran terdiri dari kristal plagioklas berukuran 1 2 mm, tertanam dalam gelas vulkanik (70 %). Karbonat hadir menggantikan plagioklas dan mineral lempung hadir menggantikan gelas vulkanik. Mineral bijih tersebar acak. Foto 2.11 a, b: foto inti bor dan sampel tuf lapili yang memperlihatkan fragmen tuf dengan ukuran 2 64 mm. c, d: sayatan fragmen tuf kristal yang memperlihatkan penggantikan kristal plagioklas oleh mineral lempung dan klorit. Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 21
Gambar 2.12. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah utara). Barat. 22
6. Lava Andesit Hornblenda Litologi ini menempati bagian atas dari daerah penelitian dan diendapkan selaras diatas litologi tuf lapili. Dapat dijumpai disetiap sumur pemboran dengan kondisi telah mengalami ubahan sedang hingga intensif menjadi mineral lempung dan klorit. Bagian paling atas dari litologi ini telah mengalami pelapukan menjadi tanah dan dapat dijumpai dibeberapa sumur pemboran. Ketebalan dari lava ini bervariasi dari setiap sumur pemboran mulai dari 15 40 meter. Secara megaskopis lava ini berwarna abu-abu kehijauan, keras, porfiritik hipokristalin, urat urat halus kalsit dan kuarsa hadir pada batuan. Mineral bijih tersebar pada batuan. Analisa petrografi memperlihatkan tekstur porfiritik, inequigranular, fenokris 5 30% yang terdiri dari hornblenda dan plagioklas (berukuran 0.1 2.5 mm) tertanam dalam massa dasar berupa mikrolit plagioklas. Klorit hadir umumnya menggantikan mineral mafik hornblenda (Foto 2.13 c,d) sedangkan mineral lempung hadir menggantikan plagioklas dan massa dasar. Karbonat hadir sebagai urat. Mineral bijih tersebar acak dengan ukuran 0.1 0.3 mm. Foto 2.13 a, b: into bor dan sampel yang memperlihatkan litologi lava andesit hornblenda. c, d: sayatan lava andesit hornblenda yang memperlihatkan penggantian total hornblenda (hbl) oleh klorit (sampel WID-7, sumur pemboran BCAN-2A) Studi Alterasi dan Mineralisasi Emas Berdasarkan Analisis Petrografi Conto Inti Pemboran Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 23
Gambar 2.14. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah tenggara). Barat. 24
Gambar 2.15. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah timur). Barat. 25
Barat. 26