PERENCANAAN POLA TANAM TANAMAM PANGAN DENGAN ANALISIS PROGRAM LINEAR BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAM. Oleh AND1 MAKARAU A

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN POLA TANAM TANAMAM PANGAN DENGAN ANALISIS PROGRAM LINEAR BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAM. Oleh AND1 MAKARAU A

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui irigasi. Irigasi dimaksudkan untuk mendukungproduktivitas usaha

q* PERENCANAAN TATARUANG PERTANIAN

HUBUNGAN JENlS DAN LUAS PENGUSAHAAN LAHAN PERTANlAN DENGAN KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI ENERGI SERTA PROTEIN KELUARGA PETANI

HUBUNGAN JENlS DAN LUAS PENGUSAHAAN LAHAN PERTANlAN DENGAN KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI ENERGI SERTA PROTEIN KELUARGA PETANI

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

ANALISA h411aya DAM PHNBIAPATAW BJSAHATANI

STUD1 PEREMGANAAN USAWATAN DI KABUPATEN DATl II SUBAMG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

BAB II TINJAUAN UMUM

(Kitab Suci) yang dengan b m n ifu

(Kitab Suci) yang dengan b m n ifu

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS PENGEMBANGAN MULTI USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah penelitian terletak di daerah Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IPENDAHULUAN. Dalam rangka menunjang pembangunan pertanian di Timor Leste diperlukan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN LAHAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN*

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

I.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,

SISTEM EVALUASI LAHAN PADA WILAYAH PEMUKIMAN TRANSMIGRASI STUD1 KASUS DB AIMAS, SORONG

SISTEM EVALUASI LAHAN PADA WILAYAH PEMUKIMAN TRANSMIGRASI STUD1 KASUS DB AIMAS, SORONG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

KONDISI W I L A Y A H

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani.

OPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI. Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM

US $ 1 500/KK/tahun. Untuk tujuan tersebut dilakukan pendekatan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TERHADAP PRODUKSI, PENDAPATAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

ANALISIS OPTIMALISASI PERENCANAAN USAHATANI DI UNIT??/ PEMUKIMAN TRANSMIGRASI HUTAN TANAMAN INDUSTRI SUBAN JERIJI SP3, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PROSPEK PENGEMBANGAN UBIKAYU DALAM KAITANNYA DENGAN USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI TRANSMIGRASI DI DAERAH JAMBI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

Eni Siti Rohaeni. Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDWVA DAM PEMDAPATAM

Transkripsi:

PERENCANAAN POLA TANAM TANAMAM PANGAN DENGAN ANALISIS PROGRAM LINEAR BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAM DI DAERAH TRANSMIGRASI SALOKAYU SP IIIISKP AIWPP KABUPATEN MAMU JU, SULAWESI SELATAN Vli Oleh AND1 MAKARAU A 22.1 162 JURUSAN TANAH FAKULTAS PEWTANIAN [NSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992

RINGKASAN AND1 NAKORAU. Perencanaan Pola Tanam Tanaman Pangan dengan Analisis Program Linear Berdasarkan Kesesuaian Lahan di Daerah Transmigrasi Salokayu SP III/SKP A/WPP VII Kabupaten Mamuju, Sulawesi Selatan (Dibawah bimbingan A. N. SATARI). Pengembangan daerah transmigrasi hingga sekarang ma- sih bertumpu pada bidang pertanian, sehingga kemajuan suatu daerah transmigrasi dapat tercermin melalui kemajuan usahatani di daerah transmigrasi. Kemajuan dalam usaha- tani berkaitan erat dengan faktor lahan, disamping kemam- puan dan kesempatan petani untuk memanfaatkan teknolog maju dan rnengelola sumberdayanya secara efisien. Upaya peningkatan efisiensi usahatani merupakan ha1 yang penting mengingat terbatasnya sumb,erdaya yang dimili- ki oleh keluarga tani (transmigran). Upaya tersebut dapat dilakukan rnelalui perencanaan pola tanam atau pengalokasian sumberdaya secara optimum. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pola tanam dan alokasi sumberdaya optimum dalam pengusahaan tanaman pangan dengan memperhatikan potensi sumberdaya lahan dari keluarga tani, serta mengidentifikasi kendala- kendala pengembangan usahatani tersebut. Penelitian di lapang dilakukan sejak bulan November, 1990 hingga bulan Februari 1991 di lokasi transmigrasi

Salokayu SP III/SKP A/ WPP VII Kab. Mamuju, Sulawesi Selatan. Daerah penelitian memiliki tipe iklim B1 dengan curah hujan rata-rata tahunan sekitar 2500 mm. Formasi geologi adalah batuan sedimen molasa Sulawesi yang terdiri dari sarasa dan sarasin, konglomerat, batu pasir, batu lempung dan napal, dengan selingan batu gamping dan lignit. Jenis-jenis tanah yang dapat dijumpai adalah Podsolik Merah Kuning, Podsolik Coklat, Aluvial, serta sebagian kecil Hidromorf Kelabu. Kesesuaian lahan menunjukkan bahwa 57,39% (1465,8 ha) dari daerah ini adalah sesuai untuk penggunaan tanaman pangan, serta dapat dikelompokkan atas: (1) lahan jenis 1 (51 padi sawah; S3d tanaman pa- ngan lahan kering), (2) lahan jenis 2 (S2fd padi sawah; S2fd tanaman pangan lahan kering), (3) lahan jenis 3 (Nlt padi sawah; S3t tanaman pangan lahan kering). Data yang digunakan dalam penelitian ini, disamping data primer hasil wawancara langsung dengan petani transmigran, juga digunakan data sekunder dari instansi terkait dan hasil studi literatur. Analisis data dilakukan dengan program linear melalui komputer. Analisis dilakukan ter- hadap sembilan model yang disusun berdasarkan kombinasi antara jenis lahan pekarangan (LP) dan lahan usaha 1 (LU) dari keluarga transmigran. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola tanam optimum relatif berbeda antara model yang satu dengan. lainnya.

Secara umum, pengusahaan tanaman kedelai merupakan aktivi- tas yang dominan. Aktivitas lain yang cukup banyak terpi- lih adalah pengusahaan tanaman kacang tanah, padi sawah, dan jagung. Sedangkan dari kesembilan model yang diketengahkan, pola tanam dan tingkat pengusahaan yang cukup baik terdapat pada model LP-1LU-3 dan LP;3LU-2, dimana terdapat kesempatan untuk mengistirahatkan (bera) lahan selama satu musim dalam setahun. Rotasi lahan dapat dila- kukan pada model LP-1LU-1, LP-2LU-2, LP-ZLU-3, LP-3LU-1 dan LP-3LU-3. Sedangkan pengusahaan yang terus menerus terdapat pada model LP-1LU-2 (lahan pekarangan) dan LP- 2LU-1 (lahan usaha I), namun adanya variasi penanaman dengan kacang tanah dan padi sawah diharapkan dapat mengurangi pengaruh buruk dari pengusahaan tanaman sejenis (kedelai) secara terus-menerus sepanjang tahun. Berdasarkan kombinasi pengusahaan tanaman-tanaman tersebut, maka pendapatan maksimum yang dimungkinkan untuk masing-masing model adalah Rp 1 603 125/tahun (model LP- 3LU-I), Rp 1 556 473/tahun (model LP-1LU-31, Rp 1 526 177 /tahun (model LP-2LU-I), Rp 1 521 982/tahun (model LP-1LU- I), Rp 1 423 66l/tahun (model LP-1LU-21, Rp 1 318 228/ta- hun (model LP-2LU-31, Rp 1 251 620/tahun (model LP-3LU-21, Rp 1 195 421/tahun (model LP-3LU-3), dan Rp 919 162/tahun (model LP-ZLU-2).

Sejalan dengan kesesuaian lahan dari Salokayu SP 111, maka kondisi lahan merupakan kendala. Secara umum, lahan yang paling ekonomis untuk pengusahaan tanaman pangan adalah lahan jenis 1, diikuti lahan jenis 3, kemudian lahan jenis 2. Ketersediaan tenaga kerja'merupakan kendala umum dalam upaya peningkatan pendapatan melalui pengusahaan tanaman pangan ini. Sedangkan modal atau dana yang tersedia untuk sarana produksi saat ini belum menjadi kendala. Alokasi penggunaan lahan menunjukkan bahwa pola tanam optimum hanya menggunakan sebagian dari lahan yang dijatahkan (1,225 ha) untuk pengusahaan tanaman pangan. Untuk penggunaan lahan per tahun (3 musim tanam), model LP-3LU-2 menunjukkan penggunaan lahan tertinggi, yaitu 2,003 ha (54,5%) per tahun, sedangkan yang terendah adalah pada model LP-1LU-3, yaitu sebesar 1,875 ha (51%) per tahun. Untuk penggunaan lahan per musim, maka penggunaan lahan tertinggi maupun terendah terdapat pada model LP-2LU-2, masing-masing adalah 0,743 ha (60,7%) pada musim I11 dan 0,504 ha (41,1%) pada musim I.

PERENCANAAN POLA TANAM TANAMAN PANGAN DENGAN ANALISIS PROGRAM LINEAR BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN DI DAERAH TRANSNIGRASI SALOKAYU SP III/SKP A/WPP VII KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI SELATAN Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh AND1 NAKARAU A22.1162 JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT 'PERTANIAN BOGOR 1 9 9 2

Judul : Perencanaan Pola Tanam Tanaman Pangan dengan Analisis Program Linear Berdasarkan Kesesuaian Lahan di Daerah Transmigrasi Salokayu SP III/SKP A /WPP VII Kabupaten Mamuju, Sulawesi Selatan Nama Mahasiswa : AND1 MAKARAU Nomor Pokok : A22.1162 Menyetujui : Mengetahui : etua Jurusan Tanah. --.- ~ - - Dr. Ir. Oetit Koswara NIP. 130 429 228 Tanggal ~ulus : 2 MAR 1992