BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB V PENUTUP. SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Implementasi Pembelajaran Profetik dalam Pembentukan Karakter

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB IV ANALISIS APLIKASI METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH RAUDLOTUL MUTA ALIMIN SUKOLILAN PATEBON KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB III PENYAJIAN DATA. Angket adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Iman Al-

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL MA ARIF DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN. (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB IV DAMPAK POSITIF DARI PEMBANGUNAN YAYASAN PONDOK PESANTREN AHLUS-SHOFA WAL-WAFA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendefinisian manusia dinyatakan Allah Swt. dalam Al-Qur an dengan

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB III PERKARA WEWENANG MODIN DESA DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERKAWINAN DI DESA KEBALANDONO KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap proses pembelajaran untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jember. Atau sekitar 3 km dari jantung kota Jember dan 2 km dari pasar

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KYAI DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN AGAMA SANTRI DI PONDOK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki seseorang, karena kecerdasan ini membantu seseorang dalam bekerja maupun sekedar berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal biasanya terlihat pada orang-orang yang berprofesi sebagai guru, pemimpin agama, konselor dan lain sebagainya yang berorientasi pada bidang sosial. Kecerdasan interpersonal sangat penting dimiliki semua orang tak terkecuali. Terlebih bagi mereka para santri di pondok pesantren yang nantinya mereka akan mengajarkan, mengamalkan ilmu mereka serta mengabdi kepada masyarakat rasanya kecerdasan interpersonal sangat membantu sekali bagi mereka, sehingga pondok pesantren berupaya mengembangkan kecerdasan interpersonal santri yang menjadi bekal bagi mereka saat lulus dari pesantren selain bekal ilmu-ilmu agama. Berdasarkan data dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pengurus Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen menyebutkan bahwa kondisi kecerdasan interpersonal santri-santri disana tergolong kurang pada awalanya, baik santri putra ataupun putri. telebi. Ini terlihat dari sikap acuh tak acuh mereka terhadap teman, baik teman satu kelas atau satu kamar. Mereka akan memiliki kepekaan dan mau berbagi 58

59 rasa hanya kepada teman akrab saja. Terlebih santri-santri yang masih kecil, hal itu pasti akan ada. Jika sikap acuh mereka tidak dihilangkan maka untuk hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain sangatlah sulit. Jika dalam lingkup pesantren saja sulit, maka bisa jadi hal tersebut akan terbawa sampai nanti saat mereka sudah lulus dari pesantren. Mereka akan menjadi manusia yang tertutup dan aka nada rasa canggung saat bersentuhan dengan masyarakat secara langsung, jika hal ini terjadi harapan pesantren menjadikan santrinya manusia yang berkepribadian islami dan mamputurut serta dalam pembangunan masyarakat akan musnah. Maka dari itulah pondok pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen berupaya membantu mengebangkan kecerdasan interpersonal santrinya dengan program-program kegiatan yang ada. B. Analisis Strategi Pengembangan Kecerdasan Interpersonal (Sosial) Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya mengenai pentingnya kecerdasan interpersonal untuk dimiliki oleh seseorang, khususnya bagi para santri yang nantinya kecerdasan tersebut bisa mempermudah santri baik saat bersama teman sesama santri, berada ditengah-tengah masyarakat ataupun saat mereka berada di lingkungan baru, sehingga ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pondok pesantren untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal santri.

60 Dari hasil wawancara yang diperoleh menyatakan bahwa analisis dari strategi pengembangan kecerdasan interpersonal yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen adalah: a. Musyawarah (antar santri) Musyawarah yang diadakan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani adalah dengan: a) Santri baik putra ataupun putri yang bisa dikatakan sudah pada tingkat akhir berkumpul bersama berserta beberapa dewan asatidz untuk melakukan musyawarah. b) Setiap santri membawa kitab yang akan dikaji. c) Setiap santri membawa kitab sebagai refrensi yang berhubungan dengan yang dikaji. d) Salah seorang santri membaca, mengartikan serta menjelaskan apa yang dibacanya, kemudian dikaji oleh semua peserta baik santri maupun dewan asatidz dengan berpendapat secara tertib dan santun. Musyawarah adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi santrinya. Kegiatan ini membiasakan santri untuk berbicara, mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menanggapi orang lain melalui pendapat-pendapatnya. Dengan hal tersebut salah satu dimensi kecerdasan interpersonal dapat berkembang.

61 Kegiatan musyawarah yang dilaksanakan oleh santri Pondok Pesantren Al-Utsmani sangat efektif, tidak hanya satu atau dua santri saja yang beradu pendapat namun semua santri yang ada turut mengeluarkan pendapat. Dalam kegiatan ini akan sedikit muncul persaingan, bukan persaingan membuktikan siapa yang hebat, namun bersaing dalam menguatkan pendapat masing-masing. b. Penerjunan di masyarakat Penerjunan di masyarakat ini dengan memberikan tugas kepada para santri, baik sekedar menghadiri undangan atau untuk mengisi acara tertentu. Khususnya acara di luar pondok yang berkenaan langsung dengan masyarakat luar pondok, yang tentunya masih dalam dalam pengawasan pengurus pondok. Memberikan kesempatan pada santri untuk berada di tengahtengah masyarakat akan menjadikan santri memiliki sikap-sikap yang mendukung dirinya untuk bisa menyesuaikan dengan masyarakat tersebut, seperti bekerjasama dengan orang lain, membantu orang lain. Jika hal ini dilatih terus menerus santri akan memiliki sikap prososial yang bagus, tentunya dengan dibantu dengan cara-cara lain. Dari kegiatan ini santri mulai terlatih dan terbiasa berhubungan dengan orang lain, dan berusaha akan membangun hubungan yang baik.

62 c. Kegiatan Khitobah Pondok Pesantren Al-Utsmani memiliki sebuah program yang membantu mengembangkan kecerdasan santrinya baik dalam segi bahasa ataupun kecerdasan interpersonal. Kegiatan ini dilakukan seperti sebuah acara pengajian dimana seorang santri menjadi penceramah dan yang lain menjadi pelengkap seperti menjadi qori, pengisi sambutan, pembaca simtudduror dan doa. Ceramah yang disampaikan disesuaikan dengan tema yang diberikan oleh dewan asatidz, misal peringatan Maulid Nabi SAW atau peringatan Isra Mi raj. Melalui kegiatan ini, santri diharapkan memiliki mental yang bagus agar nantinya saat berhadapan dengan orang banyak tidak grogi. Selain itu, disini mereka diajarkan merangkai kalimat-kalimat yang tepat untuk menyampaikan sesuatu dan berbahasa yang baik. Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik terlihat pada para penceramah, guru, konselor dan sebagainya, sehingga dirasa kegiatan ini membantu sekali dalam pengembangan kecerdasan interpersonal. d. Kerja bakti Kerja bakti merupakan sebuah kegiatan yang selalu ada disetiap pondok pesantren, namun di Pondok Pesantren Al-Utsmani ini kerja bakti selain untuk menjaga kebersihan, kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk kerjasama dengan yang lain, baik dengan sesama

63 santri maupun dengan masyarakat luar pondok. Kegiatan ini dilakukan setiap jum at pagi. Kegiatan antara santri putra dan putri sebenarnya sama, yang membedakan santri putri hanya membersihkan di area asrama putri saja, sedangkan putra sampai keluar asrama putra mengingat santri putra tidak terlalu ketat peraturannya. Kegiatan yang dilakukan santri putra diluar area asrama ini seperti membersihkan selokan bersama dengan beberapa warga terdekat. Kerjasama dan tolong menolong dalam kegiatan ini adalah hal yang utama, sehingga dengan kegiatan ini santri berlatih untuk bekerjasama dengan orang lain walaupun bukan teman akrabnya, sehingga dengan sendirinya sikap kerjasama dan tolong menolong akan tertanam dalam diri santri. Dalam kegiatan ini, santri terlihat senang dan tidak mempermasalahkan dengan siapa mereka bekerja, siapa yang mereka tolong. Kebiasaan yang seperti ini, yang diharapkan akan dibawa santri saat mereka lulus nanti atau saat mereka berhadapan dengan masyarakat. e. Penanaman akhlak dan pencontohan Penanaman akhlak sangatlah penting dilakukan kepada santri. Penanaman akhlak yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Al- Utsmani adalah dengan memberikan pelajaran-pelajaran akhlak, selain itu dengan memberikan nasehat kepada mereka. Selain penanaman akhlak, pencontohan juga sangat penting. Biasanya pencontohan atau

64 pemberian contoh akan lebih mengena pada santri terlebih santri-santri yang bisa dikatakan masih kecil. Pemberian contoh akan lebih mengena kepada santri selain dengan menanamkan akhlak yang baik kepada mereka. Melihat sesuatu secara langsung akan lebih diingat dan mudah diikuti oleh seseorang. Santri akan mengingat selalu apa yang dikatakan oleh dewan asatidz, kyai atau bahkan santri yang lain apalagi jika mereka bisa melihat langsung sesuatu itu, karena bagi mereka berarti ada kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, sehingga memantabkan seorang santri untuk melakukan hal-hal yang telah diajarkan. f. Praktik mengajar Praktik mengajar merupakan salah satu program Pondok Pesantren Al-Utsmani yang sangat membantu santri, baik dari segi kecerdasan berkomunikasi, berbahasa, dan kecerdasan sosial. Praktik mengajar ini biasanya diberlakukan pada santri-santri yang sudah senior. Praktik ini dimulai dari mengajar TPQ milik pondok pesantren pada sore hari atau Madrasah Diniyah dimalam hari (ba da maghrib). Tingkatan kelas yang diajar oleh para santri adalah untuk TPQ semua tingkatan, hanya saja untuk Madrasah Diniyah tidak semua tingkatan diajar, hanya kelas-kelas awal saja. Pelajaran yang diajarkan sama seperti saat mereka pertama belajar disana serta disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan.

65 Kegiatan praktik mengajar ini sangat bagus untuk santri, banyak sikap dan kecerdasan yang dikembangkan dengan kegiatan ini seperti halnya sikap tolong menolong, kerjasama walaupun dengan yang lebih muda, ketrampilan komunikasi, etika yang baik, sikap empati dan lain sebagainya. Dengan kegiatan ini nantinya santri yang sudah keluar dari pondok bisa bermanfaat, mampu menyesuaikan diri serta mampu membawa dirinya dimanapun ia berada. C. Analisis Peran Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal (Sosial) Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Pondok pesantren selain sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama, akhlak, dan ilmu-ilmu lain, pondok pesantren juga memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh santri, terlebih kecerdasan interpersonal yang dengan kecerdasan tersebut santri dapat membangun relasi dengan orang lain secara baik, bekerja dengan baik, mengamalkan ilmu-ilmu yang dipelajarinya di pesantren dan turut serta membangun masyarakat. Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal santri-santrinya sebagai berikut: a. Sebagai Wadah Pengembangan Kecerdasan Santri

66 Pondok pesantren meruapakan lembaga pendidikan yang memiliki banyak peran. Selain sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, pondok pesantren juga memiliki peran sebagai wadah pengembangan kecerdasan bagi para santri yang berbeda-beda. Dalam pesantren kecerdasan santri dikembangkan, mulai dari kecerdasan berbahasa, kecerdasan musik terlebih kecerdasan interpersonal. Setiap kegiatan yang ada dalam pesantren memiliki maksud tersendiri, selain untuk mendidik juga merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan kecerdasan bagi santrinya. Setiap santri pastilah memiliki kecerdasan terlebih kecerdasan interpersonal yang sangat membantu dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga pondok pesantren mengupayakan mengembangkan kecerdasan interpersonal tersebut. Sebagai wadah pengembangan kecerdasan santri, pondok merupakan wadah pengembangan kecerdasan interpersonal yang paling bagus, mengapa demikian. Dalam pondok pesantren terdapat banyak santri yang berbeda-beda baik dari latar belakang, bahasa suku dan yang lain, sehingga untuk dapat menyatukan pola pikir serta tujuan santri harus pandai-pandai beradaptasi dengan lingkungannya tersebut, yang nanti hal tersebut akan terulang ketika santri lulus dan keluar dari pesantren dan hidup bermasyarakat. Seperti halnya di Pondok Pesantren Al-Utsmani yang santrinya sangat bermacam-macam, sehingga mengejarkan para santrinya mampu beradaptasi dengan

67 lingkungan baru dan orang-orang baru yang didukung dengan kegiatan-kegiatan yang lain. b. Sebagai Tempat Pelatihan Pelatihan yang dimaksud disini adalah melatih santri bagaimana agar mereka mampu mengamalkan ilmunya, berhubungan baik dengan orang lain. Latihan-latihan yang ada di Pondok Pesantren Al-Utsmani juga dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi program pesantren. Pelatihan ini yang nantinya akan membuat santri terbiasa, yang kemudian kebiasaan tersebut dibawa sampai mereka lulus. Kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al-Utsmani sendiri melatih santrinya untuk terbiasa tolong menolong, berbagi rasa, bertutur kata santun dan lain sebagainya. Misalnya melalui kegiatan gotong-royong antara santri dengan warga sekitar pesantren untuk mensuskseskan acara yang diselenggarakan seperti pengajian, melatih santri untuk dapat bekerjasama, serta tolong menolong dengan siapapun, tanpa memandang tua atau muda, akrab atau tidak. Latihan ini yang membuat santri terbiasa untuk bekerjasama dengan siapapun, sehingga kebiasaan tersebut terbawa sampai saat mereka benar-benar berada ditengah-tengah masyarakat yang sesungguhnya. Dengan latihan-latihan kecerdasan interpersonal santri akan berkembang terusmenerus dengan baik.

68 c. Sebagai Fasilitator Pondok pesantren selain seabagi lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama, juga menyediakan begitu banyak kegiatan dan memudahkan santri dalam mengembangkan kecerdasan interpersonalnya sehingga para santri memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Kemudahan yang ditawarkan Pondok Pesantren Al-Utsmani dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal santrinya adalah dengan melalui kegiatan-kegiatan yang ada, seperti kegiatan khitobah, kerja bakti, praktik mengajar sampai menanamkan akhlak serta memberikan contoh kepada santrinya bagaimana harusnya membangun relasi yang baik dengan orang lain. Kegiatan-kegiatan yang disebutkan sangat membantu sekali dan mempermudah santri Pondok Pesantren Al-Utsmani mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, sehingga mereka tidak melulu mendapatkan teori-teori saja untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal namun lebih langsung untuk mempraktikkan.