BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Tujuan penelitian kuasi

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. desain pretest-posttest control group design. Didalam desain ini, kontrol atau

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

0 0 (Ruseffendi, 1994: 53) Keterangan: 0 : Pretes dan postes X : Kelompok yang memperoleh perlakuan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada kelas eksperimen dan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konvensional pada kelas kontrol ditinjau dari kemandirian belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Desain penelitian ini menggunakan pretest posttest control group design yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan keefektifan antara pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konvensional. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme diberi simbol (E), sedangkan kelas kontrol diberi simbol (K). Pre-test berupa pengisian tes pilihan ganda dan pengisian angket dilakukan sekali sebelum pembelajaran dimulai oleh peneliti. Post-test berupa pengisian tes pilihan ganda dan pengisian angket dilakukan setelah materi pembelajaran selesai diberikan. Desain penelitian disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Postest Kelas Eksperimen (E) X E, A E P Y E, B E Kelas Kontrol (K) X K, A K Q Y K, B K 32

Keterangan : X E X K A E = Pemberian pretest pada kelompok eksperimen = Pemberian pretest pada kelompok kontrol = Pemberian angket kemandirian belajar siswa pada kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan A K = Pemberian angket kemandirian siswa pada kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan P = Pemberian perlakuan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme Q Y E Y K B E = Pemberian perlakuan dengan menggunakan pendekatan konvensional = Pemberian posttest pada kelompok eksperimen = Pemberian posttest pada kelompok kontrol = Pemberian angket kemandirian belajar siswa pada kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan B K = Pemberian angket kemandirian belajar siswa pada kelompok kontrol setelah diberi perlakuan B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Manisrenggo, Tanjungsari, Manisrenggo, Klaten dan berlangsung dari tanggal 3 April hingga 22 Mei 2017. Berikut jadwal penelitian yang telah dilakukan beserta materi pembelajaran yang dipelajari. 33

Tabel 3. Pelaksanaan Penelitian Hari, tanggal Waktu Kelas Materi Senin, 3 April 2017 2JP VII A Pretest Rabu, 5 April 2017 1JP VII A Sifat-sifat bangun persegi Kamis, 6 April 2017 1JP VII A Membahas soal-soal mengenai sifat-sifat bangun persegi Sifat-sifat bangun persegi Senin, 10 April 2017 2JP VII A panjang dan sifat-sifat bangun jajargenjang 2JP VII B Pretest Sifat-sifat bangun trapesium 2JP VII A dan sifat-sifat bangun Rabu, 12 April 2017 belahketpat Sifat-sifat bangun persegi dan 2JP VII B sifat-sifat bangun persegi panjang Sifat-sifat bangun layanglayang 1JP VII A Kamis, 13 April 2017 1JP VII B Sifat-sifat jajargenjang 2JP VII A Luas bangun persegi dan luas bangun persegi panjang Rabu, 26 April 2017 Sifat-sifat bangun trapesium 2JP VII B dan sifat-sifat bangun belahketupat Kamis, 27 April 2017 1JP VII A Membahas soal-soal mengenai luas bangun persegi panjang 1JP VII B Sifat-sifat bangun layanglayang Rabu, 10 Juni 2017 2JP VII A Luas bangun jajargenjang dan luas bangun trapesium 2JP VII B Luas bangun persegi dan luas bangun persegi panjang Senin, 15 Juni 2017 2JP VII A Luas bangun belahketupat dan luas bangun layang-layang 2JP VII B Luas bangun jajargenjang dan luas bangun trapesium 2JP VII A Posttest Rabu, 17 Juni 2017 Luas bangun belahketupat dan 2JP VII B luas bangun layang-layang Membahas soal mengenai luas Kamis, 18 Juni 2017 1JP VII B bangun belahketupat dan layang-layang Senin, 22 Juni 2017 2JP VII B Posttest 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Manisrenggo tahun ajaran 2016/ 2017 yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIA- VIIG. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan teknik tersebut, sampel penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Manisrenggo kelas VII sebanyak 2 kelas yaitu kelas B sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, sedangkan kelas A merupakan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan konvensional. D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen menggunakan pendekatan konstruktivisme sedangkan kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol merupakan variabel yang perlakuannya sama untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, waktu dan materi pelajaran. 35

Untuk meminimalkan perbedaan pandangan dalam pengertian variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Keefektifan pembelajaran matematika merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran berdasarkan kriteria yang ditentukan. Pembelajaran matematika dikatakan efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa bila nilai rata-rata posttest siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu 75. Pembelajaran matematika dikatakan efektif ditinjau dari kemandirian belajar siswa bila skor akhir angket kemandirian belajar siswa mencapai kategori baik, yaitu lebih dari 85. 2. Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa aktif dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Langkah-langkah penerapan pendekatan konstruktivisme pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pendahuluan Pada tahap ini guru membuka pembelajaran, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, menyampaikan apersepsi dan motivasi. b. Inti Pada tahap inti dibagi menjadi beberapa tahap, antara lain: penguatan konstruksi, pengajuan pertanyaan, pengkonstruksian, pengeksplorasian, pemecahan, pembenaran konsep matematika, refleksi dan evaluasi. 36

c. Penutup Pada tahap ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Langkah-langkah penerapan pendekatan konstruktivisme pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pendahuluan Pada tahap ini guru membuka pembelajaran, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, memberikan apersepsi dan motivasi. b. Inti Pada tahap inti dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu persiapan, penyajian, dan korelasi. c. Penutup Pada tahap ini guru memberikan kesimpulan materi yang telah dipelajari, memberikan soal pada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya. 4. Kemandirian belajar siswa merupakan kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar dengan rasa tanggungjawab, inisiatif untuk menambah pengetahuannya dan tidak bergantung pada orang lain. 5. Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses belajar. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal posttest dengan benar. 37

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes Tertulis Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan tes setelah diberikan perlakuan (posttest) yang merupakan cara untuk memperoleh data prestasi belajar siswa. Soal pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda dengan masing-masing sebanyak 19 soal dan 20 soal. Skor maksimum pretest dan posttest adalah 100, sedangkan skor minimumnya adalah 0. b. Tes Skala Sikap Data kemandirian belajar siswa diperoleh dengan memberikan angket sebelum perlakuan untuk mendapatkan skor awal kemandirian belajar siswa dan memberikan angket setelah perlakuan untuk mendapatkan skor akhir kemandirian belajar siswa. Angket kemandirian belajar siswa awal dan akhir masing-masing berupa pilihan checklist sebanyak 29 pernyataan. Skor maksimal angket kemandirian belajar siswa adalah 116 dan skor minimalnya adalah 29. c. Observasi Observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk memperoleh data berlangsungnya pembelajaran terkait aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme maupun konvensional. 38

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Tes Prestasi Belajar Instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mendapatkan data dan mengukur prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini ada dua tes tertulis yang digunakan yaitu untuk pretest dan posttest. Pretest merupakan tes untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dapat mengerjakan soal dengan benar sebelum diberikan perlakuan, sedangkan posttest merupakan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal setelah diberikan perlakuan sebagai prestasi belajar siswa. Masing-masing pretest dan posttest terdiri dari 19 soal dan 20 soal pilihan ganda. b. Angket Angket kemandirian belajar siswa diberikan pada siswa pada awal sebelum pembelajaran dimulai dan setelah pembelajaran selesai untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pemberian angket sebelum pembelajaran dimulai bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa awal sebelum diberi perlakuan. Sedangkan pemberian angket setelah pembelajaran selesai bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa setelah diberi perlakuan. Angket kemandirian belajar ini disusun peneliti sesuai dengan indikator kemandirian belajar siswa. Indikator kemandirian belajar siswa yaitu tanggungjawab, tidak bergantung pada orang lain dan inisiatif. Pada masing-masing indikator memiliki dua aspek, yaitu dalam pembelajaran dan pembelajaran matematika. Instrumen butir angket menggunakan Skala Likert dengan empat alternatif pilihan dari empat kategori yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. 39

Butir angket dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Pernyataan positif yaitu pernyataan yang mendukung besarnya kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran dan pembelajaran matematika, sedangkan pernyataan negatif yaitu pernyataan yang tidak mendukung besarnya kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran dan pembelajaran matematika. Pada angket kemandirian belajar ini, terdiri atas 29 pernyataan. 15 pernyataan merupakan pernyataan positif dan 14 pernyataan merupakan pernyataan negatif. Skor maksimum yang mungkin didapat adalah 116, sedangkan skor minimum yang mungkin didapat adalah 29. Menurut Sugiyono (2013: 93) penyekoran untuk setiap butir angket dengan empat alternatif jawaban disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Kategori Skor pada Angket Kemandirian Belajar Siswa Jawaban Skor Pernyataan Positif Negatif Selalu 4 1 Sering 3 2 Kadang-kadang 2 3 Tidak pernah 1 4 Untuk menyelesaikan kriteria hasil pengukuran digunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal X i dan simpangan baku ideal Sb i X i = 29+116 2 = 72,5 73 dan Sb i = 116 29 5 = 17,4 17 Menurut Widyoko (2014: 238), konversi angket siswa ke dalam nilai disajikan pada Tabel 5. 40

Tabel 5. Kriteria Angket Kemandirian Belajar Siswa Interval Skor Kategori Kriteria x > X i + 1,8 Sb i x > 103,82 Sangat Baik X i + 0,6 Sb i < x X i + 1,8Sb i 82,94 < x 103,82 Baik X i 0,6 Sb i < x X i + 0,6Sb i 62,06 < x 82,94 Cukup Baik X i 1,8 Sb i < x X i 0,6Sb i 41,18 < x 62,06 Kurang Baik x X i 1,8Sb i x 41,18 Tidak Baik c. Lembar Observasi Observasi merupakan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan mengandung unsur pengamatan terhadap objek dan subjek yang diteliti. Lembar observasi pada penelitian adalah bertujuan untuk mengamati jalannya pembelajaran ditinjau dari kegiatan siswa dan guru dalam kelas. Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengamati jalannya pembelajaran matematika pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pembelajaran matematika pada kelompok kontrol yaitu menggunakan pendekatan konvensional, sedangkan pembelajaran matematika pada kelompok eksperimen menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar observasi keterlaksanaan pada kelompok kontrol terdiri dari 16 kegiatan yang diamati. Kegiatan tersebut terbagi dalam pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap pendahuluan, terdapat 5 kegiatan yang diamati. Kemudian pada tahap inti, terdapat 6 kegiatan yang diamati, dan pada tahap penutup, terdapat 5 kegiatan yang diamati. Lembar observasi keterlaksanaan pada kelompok eksperimen terdiri dari 24 kegiatan yang diamati. Kegiatan tersebut terbagi dalam pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap pendahuluan, terdapat 6 kegiatan yang diamati. Kemudian 41

pada tahap inti, terdapat 16 kegiatan yang diamati, dan pada tahap penutup, terdapat 2 kegiatan yang diamati. F. Analisis Instrumen Penelitian a. Validitas Instrumen Penelitian Validitas instrumen penelitian ini yaitu validitas isi yang diuji oleh validator ahli. Validator dalam penelitian ini yaitu dosen pendidikan matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Setelah divalidasi, kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan validator ahli. Berikut ringkasan saran dan masukan dari validator ahli. Tabel 6. Hasil Validasi Instrumen Penelitian Instrumen Validator 1 Validator 2 Angket Valid dengan revisi tata Valid bahasa. Pretest Valid dengan revisi tata Valid dengan revisi bahasa dan penulisan serta kejelasan soal kejelasan soal. Posttest Valid dengan revisi Valid dengan revisi tata Lembar observasi kelompok eksperimen Lembar observasi kelompok control kejelasan soal. Valid dengan revisi tata penulisan Valid penulisan Valid dengan revisi tata penulisan dan kejelasan pernyataan. Valid Tabel 7. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Instrumen Validator 1 Validator 2 RPP kelompok Valid dengan revisi Valid eksperimen kejelasan soal RPP kelompok Valid Valid control LKS Valid dengan revisi tata Valid dengan revisi tata penulisan penulisan dan kejelasan soal 42

b. Reliabilitas Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus Alpha Cronbach menggunakan bantuan SPSS 21. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen angket kemandirian belajar siswa menggunakan SPSS 21 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r hitung adalah 0,713, sedangkan nilai r tabel dengan N=29 yaitu 0,355. Karena nilai r hitung lebih dari r tabel, maka instrumen angket kemandirian belajar tersebut reliabel untuk mengumpulkan data kemandirian belajar siswa. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen pretest menggunakan SPSS 21 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r hitung yaitu 0,587, sedangkan nilai r tabel dengan N=19 adalah 0,456. Karena nilai r hitung lebih dari nilai r tabel, maka instrumen pretest tersebut reliabel untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa (pretest). Hasil perhitungan reliabilitas instrumen posttest menggunakan SPSS 21 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r hitung yaitu 0,461, sedangkan nilai r tabel dengan N=20 adalah 0,444. Karena nilai r hitung lebih dari nilai r tabel, maka instrumen posttest tersebut reliabel untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa (posttest). G. Teknik Analisis Data 1. Analisis deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian. Data yang dideskripsikan pada penelitian ini yaitu berupa pretest dan posttest yang telah diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari data yang 43

diperoleh, dihitung rata-rata dan simpangan baku. Perhitungan rata-rata dan simpangan baku menggunakan rumus berikut: Rata-rata (Mean) : x = n i =1 x i n Simpangan baku : s = s 2 = n i=1 x i x n 1 2. Analisis Data a. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hippotesis, terlebih dahulu melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika data yang didapatkan merupakan data berdistribusi normal, maka menggunakan uji statistik parametrik, namun jika data berdistribusi tidak normal, maka mengggunakan uji statistik nonparametrik. Data yang diuji meliputi data pretest dan posttest prestasi belajar siswa dan kemandirian belajar siswa. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnof. Hipotesis uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. H 0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 44

Keputusan uji dan kesimpulan diambil pada taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria : 1) jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, 2) jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan bantuan program software SPSS 21. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki varian yang homogen atau tidak. Jika kedua kelas memiliki varian yang sama, maka kedua kelas tersebut homogen. Data yang diuji meliputi data pretest dan posttest. Untuk mengetahui homogenitas varian dua kelas dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas variansi dengan bantuan SPSS 21. Hipotesis uji homogenitas variansi adalah sebagai berikut. H 0 : H 1 : Kedua kelompok memiliki variansi yang sama Kedua kelompok memiliki variansi yang tidak sama b. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji prasyarat analisis, kemudian melakukan uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, melakukan uji rata-rata skor awal kemandirian belajar siswa dan hasil pretest dari kedua kelas untuk mengetahui adakah ada perbedaan rata-rata dari kedua kelas tersebut. Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata skor awal kemandirian belajar siswa sebagai dapat disimbolkan sebagai berikut. 45

H 0 : μ 1 1 = μ 1 2 H 1 : μ 1 1 μ 1 2 Keterangan: μ 1 1 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) μ 1 2 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata nilai pretest siswa dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 2 1 = μ 2 2 H 1 : μ 2 1 μ 2 2 Keterangan : μ 2 1 : rata-rata nilai pretest kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) μ 2 2 : rata-rata nilai pretest kelas yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Keefektifan pendekatan pembelajaran ditentukan berdasarkan indeks keefektifan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar matematika di SMP Negeri 1 Manisrenggo, untuk prestasi belajar yaitu siswa dikatakan tuntas berlajar jika sudah mencapai nilai 75 untuk skala 100, sehingga pendekatan pembelajaran dikatakan efektif jika rata-rata siswa mencapai minimal 75. Data kemandirian belajar siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen nontes berbentuk checklist dengan skala Likert. Kriteria keefektifan pendekatan 46

pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa ditetapkan jika rata-rata siswa mencapai skor lebih dari 85 yang masuk dalam kategori baik. Jika hasil uji beda rata-rata skor awal kemandirian belajar siswa dan pretest prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilanjutkan dengan uji hipotesis keefektifan pendekatan konstruktivisme dan pembelajaran konvensional terhadap skor akhir kemandirian belajar siswa dan posttest prestasi belajar siswa. Berikut rumusan uji hipotesis jika hasil uji beda rata-rata kedua kelas menunjukkan bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan rata-rata diantara keduanya. 1) Uji Hipotesis Pertama Uji hipotesis pertama merupakan uji keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Hipotesis yang diuji dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 1 82,94 H 1 : μ 1 > 82,94 Keterangan : μ 1 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai > 85. Sebaliknya, jika rata-rata nilai siswa 85, maka kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme tidak efektif. Nilai 86 merupakan acuan dari uji 47

keefektifan karena merupakan kriteria atau minimal skor berada pada kategori baik, yaitu lebih dari 85. 2) Uji Hipotesis Kedua Uji hipotesis kedua merupakan uji keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 2 74 H 1 : μ 2 > 74 Keterangan : μ 2 : rata-rata nilai siswa menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai > 74. Sebaliknya, jika rata-rata nilai siswa 74, maka kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme tidak efektif. 3) Uji Hipotesis Ketiga Uji hipotesis ketiga merupakan uji keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Hipotesis yang diuji dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 3 82,94 H 1 : μ 3 > 82,94 Keterangan : 48

μ 3 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa kelas yang menggunakan pendekatan konvensional efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai > 85. Sebaliknya, jika rata-rata nilai siswa 85, maka kelas yang menggunakan pendekatan konvensional tidak efektif. 4) Uji Hipotesis Keempat Uji hipotesis keempat merupakan uji keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 4 74 H 1 : μ 4 > 74 Keterangan : μ 4 : rata-rata nilai prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional efektif jika rata-rata siswa memperoleh nilai > 74. Sebaliknya, jika rata-rata nilai siswa 74, maka kelas yang menggunakan pendekatan konvensional tidak efektif. Untuk menguji keefektifan masing-masing pendekatan terhadap kemandirian belajar siswa dan prestasi belajar siswa, maka menggunakan uji one sample t test dengan bantuan SPSS versi 21. Setelah mendapatkan hasil keefektifan dari pengujian hipotesis untuk rumusan masalah pertama hingga keempat, maka akan diuji perbedaan rata-rata 49

dengan asumsi uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi. Namun, jika hasil salah satu pembelajaran menunjukkan tidak efektif ditinjau dari kemandirian belajar atau prestasi belajar, maka pembelajaran tersebut tidak lebih efektif dari pembelajaran yang efektif. Jika kedua pembelajaran menunjukkan tidak efektif ditinjau dari kemandirian belajar atau prestasi belajar, maka pembelajaran tersebut tidak dapat dibandingkan keefektifannya. Hipotesis yang digunakan untuk uji beda rata-rata skor akhir kemandirian belajar siswa dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 1 1 = μ 1 2 H 1 : μ 1 1 μ 1 2 Keterangan : μ 1 1 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) μ 1 2 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata nilai prestasi belajar siswa dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 2 1 = μ 2 2 H 1 : μ 2 1 μ 2 2 Keterangan : μ 1 1 : rata-rata nilai posttest prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) 50

μ 1 2 : rata-rata nilai posttest prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Kriteria pengujiannya adalah H 0 ditolak jika signifikansi lebih kecil dari 0,05. Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menentukan uji hipotesis selanjutnya. 5) Uji Hipotesis Kelima Uji hipotesis kelima merupakan uji untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme atau pendekatan konvensional ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Hipotesis yang diuji dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 1 1 μ 1 2 H 1 : μ 1 1 > μ 1 2 Keterangan : μ 1 1 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) μ 1 2 : rata-rata skor kemandirian belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih efektif daripada kelas yang menggunakan pendekatan konvensional jika rata-rata skor kemandirian belajar siswa dengan pendekatan konstruktivisme lebih besar daripada rata-rata skor kemandirian belajar siswa dengan pendekatan konvensional. 51

6) Uji Hipotesis Keenam Uji hipotesis keenam merupakan uji untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme atau pendekatan konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji dapat disimbolkan sebagai berikut. H 0 : μ 2 1 μ 2 2 H 1 : μ 2 1 > μ 2 2 Keterangan : μ 1 1 : rata-rata nilai posttest prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) μ 1 2 : rata-rata nilai posttest prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional (kelas kontrol) Kriteria pengujiannya adalah H 0 ditolak jika niai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Uji hipotesis menggunakan bantuan SPSS versi 21. Hipotesis di atas dapat diartikan bahwa kelas yang menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih efektif daripada kelas yang menggunakan pendekatan konvensional jika rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan pendekatan konstruktivisme lebih besar daripada rata-nilai prestasi belajar siswa dengan pendekatan konvensional. 52